ENGLISH EDITION
-->

Kamis, 04 Juni 2020

Menelusuri Poros Kopi Sumatera, Medan

KENAPA MEDAN DIJULUKI POROS KOPI SUMATERA?

Melawat beragam kedai, bertemu petani, melacak kopi-kopi legendaris Sumatera.

Oleh Tonggo Simangunsong
Foto oleh Albert Ivan Damanik
Medan tak punya kebun kopi,” kata Suyanto Husein, “tapi kota ini sudah menjadi poros kopi Sumatera sejak 1800-an.”
Saya menemui Suyanto di Cerita Kopi, sebuah kedai di Medan yang dikelola oleh AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia) cabang Sumatera Utara dan berperan layaknya “rumah kedua” bagi para anggota asosiasi senior ini. Suyanto jugalah seorang veteran di jagat perdagangan kopi. Terjun ke bisnis emas hitam sejak 1980-an, dia pernah memimpin perusahaan eksportir kopi Gunung Lintong dan menjabat Ketua AEKI.
Ditemani kopi panas, Suyanto mulai menuturkan sejarah kopi Mandailing, komoditas tersohor asal Sumut. Alkisah, pada abad ke-19, Belanda mulai menanam kopi di dataran tinggi Danau Toba, bagian dari Keresidenan Tapanuli yang beribukota Sibolga. Dari Toba, kebun kopi ini kemudian menyebar ke wilayah Dairi, Sipirok, Lintong Ni Huta, hingga Mandailing Natal. Mengandalkan sistem tanam paksa, Belanda menyulap Sumut menjadi salah satu lumbung kopi Nusantara.

Kiri-Kanan: Agunarta Manik, barista Saabas, memperlihatkan biji-biji Arabika kopi Simalungun di Pamatang Sidamanik; Salimin Djohan Wang, pemilik Kedai Repvblik Kopi.

Kopi Mandailing muncul dari latar itu, namun dengan sejarah yang berkelok janggal. Pada mulanya, namanya berarti “kopi asal Mandailing,” tapi komoditas ini lalu berkembang jadi semacam “merek generik” yang mewakili seluruh kopi asal Tapanuli, terlepas di mana kebun sebenarnya berlokasi.
“Saya masih ingat pada awal-awal 1980-an ketika Henry dari Nomura Jepang ingin mengirim kopi ke Jepang, dia menamainya kopi Mandailing meski kopinya berasal dari Lintong dan Sipirok,” kenang Suyanto. Ironisnya, perkebunan kopi di Mandailing kini sudah jauh meninggalkan masa jayanya.
Usai menyimak kisah kopi Mandailing, saya meluncur ke Kabupaten Simalungun untuk mengenal kopi lain khas Sumut yang berhasil menjala pasar internasional. Usai menaiki bus selama hampir empat jam, saya mendarat di Desa Sinaman II, Kecamatan Pematang Sidamanik. Di sini, saya menemui Ludi Antoni Damanik, petani kopi yang juga Ketua Koperasi Produsen Sumatera Arabica Simalungun.

Kiri-Kanan: Seorang pekerja pengolahan biji di Rumah Produksi Saabas, Pamatang Sidamanik; Aneka kopi hasil racikan Agunarta Manik, barista Saabas.

Toni menyandarkan hidupnya pada kopi Simalungun. Bersama istrinya, dia mengelola perkebunan kopi dan bisnis pemrosesan biji kopi. Saya bertamu ke rumahnya dan mencicipi hasil keringatnya. Di pojok ruang tamu terdapat mesin espresso dan berbagai alat seduh seperti gilingan biji, cerek leher angsa, dan V60 dripper. Beberapa menit berselang, secangkir double espresso terhidang di hadapan saya.
Kata Toni, perkebunan kopi di Simalungun berlangsung sejak zaman kakeknya, sekitar 1907. Pamor kopi ini sempat tenggelam setelah Nederlandsche Handel-Maatschappi membuka perkebunan teh di Sidamanik pada 1917 dan menggeser citra daerah ini sebagai produsen teh. “Sebenarnya, sebelumnya sudah ada kopi. Cuma tak seluas di daerah lain,” katanya.
Warga sekitar awalnya fokus menggarap varietas robusta, tapi seiring meningkatnya harga arabika pada awal 1990-an, mereka pun beralih. Pada 2013, grafik dagang kian membaik setelah para petani membentuk koperasi. Mereka mengedukasi pasar, memperbaiki pola budi daya, serta memperkuat posisi tawar dengan pembeli. “Dari semula hanya bisa [menghasilkan] sekitar satu kilogram per pohon, belakangan sudah bisa tiga hingga lima kilogram per pohon. Hasil panennya juga sudah bagus. Petani hanya memanen biji merah,” jelas Toni.

Proses pengemasan biji Arabika Simalungun, salah satu komoditas ekspor terlaris asal Sumatera.

Momen penting lain bagi bisnis kopi Simalungun datang pada 2015 saat pemerintah memberikan sertifikat Indikasi Geografis Kopi Arabika Simalungun kepada Pemkab Simalungun. Dengan sertifikat ini, kopi Simalungun menjadi terminologi dagang yang diproteksi autentisitasnya, bukan lagi merek generik yang boleh dicatut oleh daerah lain.
Toni mengajak saya berkeliling ke kebun kopi, lalu mengunjungi sebuah dapur produksi di belakang rumah yang menyimpan peralatan seperti mesin huller dan sangrai. “Ini honey process, tak banyak,” ujarnya seraya menunjukkan biji kopi dalam keranjang.
Selain pasar domestik, Toni dan para petani koleganya telah berhasil menjala pembeli dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Timur Tengah. “Bahkan kopi Simalungun sudah dibeli Starbucks,” tambahnya bangga. “Sekarang tinggal bagaimana petani bisa konsisten menjaga kualitas.”
Kisah kopi Mandailing dan Simalungun hanyalah dua keping kecil dari mosaik besar kopi Sumut. Menengok zaman kolonialisme Belanda di Sumatera Timur, kopi Sidikalang adalah keping lain yang punya ceritanya sendiri. Saya menggali kisahnya di Kedai Apek di daerah Kesawan, titik nol kota Medan.
Kedai Apek merupakan salah satu garda penjaga tradisi first wave coffee movement di Medan. Kedai kopitiam ini dirintis pada 1922 oleh orang tua Apek, Thia A Kee dan Khi Lang Kiao. Setelah hampir seabad beroperasi, tempat ini setia menyajikan bubuk robusta Sidikalang yang dipadu dengan roti bakar srikaya dan telur ayam kampung setengah matang.

Kiri-Kanan: Petani memetik buah Arabika ranum di Desa Sinaman II, Simalungun; Fasad Kedai Apek, salah satu garda penjaga tradisi first wave coffee movement di Medan.

Kedai Apek menempati bangunan renta yang masih terlihat kokoh, meski sudah direnovasi di beberapa sudutnya, seperti terlihat pada zona seduh yang dialasi marmer. Di luar itu, tamu bisa menikmati duduk santai di antara perabot tua dan menyaksikan jam dinding kuno yang masih berputar.
Khas kopitiam, Kedai Apek menyajikan kopi yang dicampur gula atau susu kental manis (atau tepatnya “cairan kental manis tanpa susu”). Seperti terlihat di Kedai Apek, penggemar kopi jenis ini didominasi kalangan sepuh. Bila pun ada anak muda, umumnya turis yang ingin bernostalgia dengan masa lalu Medan sebagai kota yang dijuluki Parijs van Sumatra.

Kiri-Kanan: Putri Lestari, barista Cerita Kopi, kedai yang dikelola oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia; Pekerja menimbang karung-karung berisi kopi siap ekspor di sebuah gudang di Medan.

Dari Kedai Apek, saya bergeser ke Repvblik Kopi, sebuah kedai yang mengadopsi karakter kopitiamdalam hal arsitektur, tapi menyediakan specialty coffee. Kedai ini menempati bangunan renta yang sudah dirombak, sekitar 25 meter dari situs bersejarah Gedung Juang 45. Interiornya masih memelihara ornamen berlanggam art nouveau, warisan khas Belanda semasa berkuasa di Sumatera Timur. “Memang mempertahankan gaya Belanda, tapi Belandanya sudah pergi,” ujar sang pemilik, Salimin Djohan Wang, dengan nada bercanda. “Hanya bagian dapurnya saja yang sedikit berbeda.”
Buku menu Repvblik Kopi hanya mencantumkan kopi dan segelintir camilan, contohnya roti srikaya dan pisang goreng. Baristanya menyeduh bubuk dengan peralatan dan teknik modern, termasuk syphonFrench press, dan Vietnam drip. Sedikit banyak Djohan mengagumi pendekatan bisnis Starbucks yang menjaga fokus bisnisnya sebagai kedai, bukan restoran. “Kedai kopi memang tempatnya orang minum kopi,” katanya. “Saya kagum dengan Starbucks yang berpegang pada prinsip itu.”

Suasana malam di Gerobak Kopi City Plus, lapak kopi populer di Jalan Setia Budi, Medan.

Sebagai poros kopi Sumatera, Medan juga menyerap kopi dari daerah lain, termasuk kopi Gayo asal Aceh. Salah satu alasannya ialah keberadaan Pelabuhan Belawan yang berperan sebagai gerbang ekspor kopi Sumatera. Menurut Ketua AEKI Sumut Saidul Alam, realisasi ekspor kopi melalui Pelabuhan Belawan hingga Maret 2019 mencapai 4.798.196 ton, mayoritas berjenis arabika. “Kopi Gayo merupakan yang salah satu yang terbesar volume ekspornya di antara kopi dari Sumut,” tambah Saidul.
Untuk mencicipi kopi Gayo, saya bertamu ke Sada Coffee milik Muhammad Mursada. Ketika saya datang, Mursada sedang asyik menyangrai kopi. Walau wajahnya letih, dia selalu semangat bila diajak bicara soal kopi.
Sada Coffee menempati sebuah rumah di Jalan Sei Bahorok, pindah dari lokasi sebelumnya di Jalan Teladan. “Di sini jelas lebih ramai,” kata Mursada. Maklum, Jalan Sei Bahorok berada di seputaran kawasan inti kota yang lazim dinamai “Medan Baru.” Tak jauh dari sini telah hadir kedai waralaba Anomali Coffee.

Kiri-Kanan: Muhammad Mursada, pemilik Sada Coffee, kedai yang mengandalkan kopi Gayo; Kopi dan camilan di meja Kedai Apek, tempat kongko legendaris yang dirintis pada 1922.

Sada Coffee menyeduh kopi Gayo yang dipanen dari kebun kopi milik keluarga di Tawar Miko, Kabupaten Aceh Tengah. Di sana, keluarganya menanam kopi dengan metode pertanian organik secara turun-temurun. Kualitasnya telah menyabet pengakuan nasional. Pada 2014, saat mengikuti lelang kopi garapan Specialty Coffee Association of Indonesia, Sada Coffee mendapat predikat kopi dengan harga lelang tertinggi untuk pengolahan semi-washed.
Untuk menilai rasa dan kualitas biji, Sada Coffee menyerahkannya kepada Mahdi Usati, Q-Grader dari Gayo Cuppers Team. “Saya bisa saja cupping kopi sendiri, tapi saya lebih suka orang yang menilainya, apalagi yang mengujinya adalah seorang cupper,” ucap Mursada.
Saya memesan sarabic atau sanger arabica. Di kedai-kedai kopi Aceh di Medan, istilah sanger sangatlah awam. Kopi ini biasanya terdiri dari bubuk robusta yang dicampur dengan susu kental manis dan disajikan dalam gelas kecil. Bedanya dengan Sada Coffee, biji yang dipakai jenis arabika.
Malam kian larut, tamu makin banyak, cangkir-cangkir sarabic meluncur ke banyak meja. Interior kedai kini dipenuhi obrolan yang tak berkesudahan. Rasa Aceh kian kental terasa. Sepenggal rasa Aceh di poros kopi Sumatera.
Panduan Tur KopiUntuk tur kebun kopi, pilih penerbangan ke Bandara Sisingamangaraja XII, lalu teruskan perjalanan via jalur darat ke Simalungun, Sidikalang, atau Humbang Hasundutan. Untuk wisata kedai di Medan, Anda mesti terbang ke Bandara Kualanamu.
Di kawasan Titik Nol, Kedai Apek (Jl. Hindu 37) menganut model kopitiam sejak 1922. Masih di kawasan bersejarah, Repvblik Kopi (Jl. Pemuda 19) menempati bangunan tua dan menyuguhkan kopi yang diracik dengan teknik modern. Bila ingin bertemu para anggota Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, singgahlah di Cerita Kopi (Jl. Kirana Raya 38). Sementara jika ingin mencicipi kopi Gayo, kunjungi Sada Coffee (Jl. Sei Bahorok 19; sadakoffie.com) yang mengandalkan biji-biji dari kebun keluarga di Aceh Tengah. (*/IN-001)
Sumber: destinasian.co.id

Kamis, 30 April 2020

Bantuan Covid-19 Sudah Bisa Dicairkan, Baru Tiga Daerah yang Sudah Melengkapi Data

PADANG - Gubernur Sumbar Irwan Prayitno telah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 24 tahun 2020 tentang Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bagi Masyarakat Yang Terdampak Akibat Pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) di Sumbar.

Artinya, seperti disampaikan Kepala Biro Humas Setda Prov Sumbar, selaku Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, mulai Kamis (30/4) telah dapat dicairkan dana JPS kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 di kabupaten/kota se-Sumbar.

Besaran dana JPS dari Pemprov Sumbar ini, sebut Jasman, adalah sebesar Rp600.000/Kepala Keluarga (KK) per bulan. Dana JPS akan diberikan selama 3 bulan, yaitu April, Mei dan Juni 2020 dengan total adalah sebesar Rp1.800.000/KK.

Ketentuan siapa masyarakat yang berhak menerima bantuan JPS dari Pemprov Sumbar dimaksud, diatur pada BAB II pasal 2 pada Peraturan Gubernur Nomor 24 tahun 2020 tersebut.

Daerah yang telah menyerahkan data masyarakatnya yang berhak menerima dana JPS dan dinyatakan lengkap pada hari ini Kamis 30 April 2020 ke provinsi Sumbar, adalah Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto dan Kabupaten Agam. Masyarakat ketiga daerah ini telah dapat diberikan kucuran dana JPS dari Pemprov Sumbar.

"Kita sangat berharap, kiranya kabupaten dan kota lainnya juga sesegera mungkin menyusul menyerahkan datanya sesuai aturan dan dapat segera mencairkan dananya utk masyarakat terdampak di daerahnya masing- masing," tukuk Jasman.

Sebagai informasi, dana JPS dari Pemprov Sumbar ini langsung diberikan kepada masyarakat untuk jatah 2 (dua) bulan, yaitu bulan April dan Mei 2020. Artinya masyarakat terdampak langsung dapat Rp600.000 x 2 bulan, sebesar Rp1.200.000/KK

Dana JPS dari Pemprov Sumbar ini, lanjut Jasman, nantinya juga akan langsung diserahkan oleh pegawai kantor pos ke rumah masing-masing masyarakat terdampak Covid-19 dan rumahnya akan ditempeli stiker penerima JPS.

"Hal ini bertujuan agar ada transparansi dan agar jangan sampai terjadi pemberian ganda kepada masyarakat," tutup Jasman. (*/IN-001)

Selasa, 28 April 2020

Perjalanan Hidup Bintang Film Porno dan Kehidupannya Usai Pensiun

- Bagaimana para bintang film dewasa menjalani kehidupan setelah move on dari industri pornografi? - Berbagai pengakuan para mantan bintang porno saat mendapat stigma buruk.

Pada musim wabah Corona ini, banyak pihak yang memberikan kesempatan bagi orang-orang di dunia untuk mengisi waktu luang di rumah, salah satunya adalah PornHub! Salah satu situs penyedia video porno terbesar di dunia ini bahkan memberikan akses gratis layanan premium kepada para pengguna!
Bicara soal film-film dewasa, hal yang paling menarik bagi banyak penonton adalah para pemainnya. Di mata penonton, para pemain film porno adalah orang-orang maniak seks yang begitu menikmati pekerjaan merekaNyatanya, ada hal kompleks yang dialami oleh para pemain film dewasa. Di saat banyak orang menikmati "masa pensiun", para pemain film dewasa ini harus mengalami pergolakan batin hingga penolakan dari beberapa orang.
Nah, penasaran enggak, sih, apa saja hal-hal yang mereka lakukan setelah pensiun? Apakah kehidupan mereka saat bermain film dewasa begitu menyenangkan dan menghasilkan? Ada beberapa hal yang enggak benar-benar dipahami orang lain soal kehidupan para bintang porno, dan enggak semuanya seindah di layar gawai. Yuk, simak ulasan KINCIR!

Mengapa mereka tertarik untuk masuk ke dunia pornografi?

Film-film porno hadir dan meyakinkan para penontonnya bahwa para bintang di dalamnya merupakan maniak seks. Seolah, semua orang boleh melakukan apa saja kepada mereka demi memuaskan hasrat seksual. Enggak jarang, penonton menjadikan mereka sebagai media fantasi seks yang kadang berlebihan.
bintang film porno saat pensiun
Dalam film dokumenter berjudul After Porn Ends, beberapa bintang porno memperlihatkan sisi humanis mereka yang bikin para penonton merasa bersalah karena sudah membayangkan hal macam-macam.
Kebanyakan bintang porno memang memasuki dunia biru ini karena membutuhkan easy money alias uang banyak secara instan. Mereka masih berusia muda, labil, dan ingin senang-senang. Film dokumenter Hot Girl Wanted mencatat bahwa ada ribuan gadis pada rentang usia 18-20 tahun di Amerika Serikat yang begitu tertarik untuk menjadi aktris porno.
Dalam film tersebut, Hussie Models, salah satu agensi model dan aktris pornografi, bahkan membuat iklan mengenai betapa mudahnya dapat uang dari menjadi aktris porno. Salah satu agennya, seorang pria, yang bertugas untuk mengumpulkan gadis-gadis tersebut dan "membina mereka".


Seorang bintang porno yang kerap membintangi video-video pendek bertema webcam, Stella May, mengatakan bahwa saat SMA, dia enggak pernah berkeinginan untuk menjadi bintang porno. Cita-citanya adalah kuliah di Universitas Texas dan menjadi cheerleader di sana.
Suatu hari, dia menemukan sebuah situs pencarian model seksi di Austin dan mendaftarnya. Siapa yang menyangka bahwa situs itu merupakan lowongan buat menjadi model panas. "Saya terbiasa mencari uang dengan menjadi pelayan di restoran pizza, jadi, ya, peluang ini.. [peluang mencari uang dalam jumlah besar yang begitu mudah-red]."

Sementara itu, Randy West, seorang aktor porno, mengatakan bahwa dia enggak pernah berniat buat menjadi bintang film dewasa. Awalnya, dia ingin menjadi pemain baseball. Namun, hal tersebut enggak berjalan dengan baik. Bersama teman-temannya, dia pun membentuk sebuah band. Masalahnya, uang yang dihasilkan dari band enggak banyak.
West menemukan sebuah lowongan pekerjaan sebagai model nude dan mulai mendapatkan uang yang lumayan dari sana. Dia pun kerap menjadi model telanjang untuk para murid-murid lukis. West berkata, “Hal tersebut memalukan. Bukan karena telanjang, tetapi saya malu saat harus berbicara sama banyak orang.”
bintang film porno saat pensiun
Lain lagi alasan dari Jessica Steinhauser atau yang lebih dikenal dengan nama Asia Carrera. Bintang porno legendaris keturunan Jerman-Jepang ini adalah orang pertama berdarah Asia yang menjadi bintang film dewasa di Amerika Serikat. Dia memasuki dunia tersebut bukan karena uang.
Asia Carrera bahkan bisa mencari uang dengan cara lain. Dia sudah menjadi guru paruh waktu sejak SMA dan merupakan anak yang cerdas. Namun, perempuan dengan IQ 156 ini merasa lelah dengan anggapan geek dan nerd dari orang-orang di sekitar.
"Saya merasa lelah dengan orang-orang yang hanya datang ke saya untuk mencari jawaban dari tes, dan sebagainya", begitu yang dikatakan oleh Asia Carrera di dalam film dokumenter After Porn Ends. "Saya ingin menjadi seseorang yang berada di dalam majalah dan orang-orang begitu terpesona karenanya."
bintang film porno saat pensiun
Selain uang dan eksistensi diri, sebetulnya masalah keluarga juga menjadi salah satu alasan mengapa beberapa bintang film dewasa kelas A memutuskan untuk masuk ke jalur itu, seperti Crissy Moran. Dia besar di keluarga broken home. Dia ikut sang ayah yang kemudian menjadi alkoholik karena depresi. Kemudian, dia pindah ke rumah ibunya dan harus menyesuaikan diri kembali.
Moran bergabung ke dalam dunia pornografi saat (lagi-lagi), menemukan tawaran modelling di Internet. Saat diwawancarai dalam After Porn Ends, ada raut sedih saat dia menceritakan perjalanannya di dunia pornografi. Dan ketika menontonnya, kita menyadari bahwa apa yang selama ini kita lihat di video-video biru adalah kepalsuan.
bintang film porno saat pensiun

Priya Rai, seorang bintang porno Amerika Serikat berdarah India, diadopsi oleh keluarga Amerika yang religius. Dia adalah anak keempat yang diadopsi di sana. Kondisi keluarganya sangat kondusif, tetapi, menyadari posisi sebagai anak angkat bukanlah hal yang mudah.
Priya hamil di luar nikah pada umur 15 tahun dan hal itu mengubah hidupnya. Di usia belia, dia harus bertanggung jawab sebagai pelajar sekaligus orangtua. Inilah yang membuatnya enggak berkuliah.
Dalam After Porn Ends seri ketiga, Priya Rai memulai karier sebagai penari telanjang. Dia butuh uang yang banyak. Teman-temannya berkata bahwa dia cocok menjadi bintang porno, sehingga dia merasa tak ada salahnya berkarier di sana.
bintang film porno saat pensiun
Setahun pertama di industri ini dia lewati dengan berbagai ancaman yang kebanyakan datang dari orang India. Mereka ingin membunuh Priya Rai karena dianggap menghancurkan martabat orang India. Priya Rai berkata, "saya pikir, saya enggak perlu mencemaskan ancaman yang datang dari orang-orang yang enggak dikenal. Toh, mereka enggak membayar tagihan saya."
Apapun alasan mereka, yang jelas, sekali memasuki dunia pornografi, there is no way back. Mereka seolah memasuki sebuah wahana yang enggak punya jalan keluar.

Bagaimana Para Bintang Film Dewasa Ternama Menghabiskan Masa Pensiun Mereka?

Nyatanya, enggak semua bintang film dewasa pensiun di usia tua layaknya pegawai. Ada juga yang "pensiun" di usia muda, seperti Mia Khalifa dan Maria Ozawa.
Maria Ozawa atau yang lebih dikenal dengan nama Miyabi, kini pindah ke Filipina, menjalin hubungan serius dengan seorang koki ternama dan enggak lagi membintangi film dewasa. Dia menata hidup, hanya menerima pekerjaan modelling dengan nuansa seksi, tetapi menolak tawaran untuk berpose nude.
bintang film porno saat pensiun
Filipina nampaknya tempat pensiun yang tepat buat Maria Ozawa. Lingkungan cukup menerimanya dengan baik, dia punya teman-teman, hangout setiap minggu, dan senantiasa mengunggah proyek-proyek modelling terbarunya di akun Instagram-nya. Maria Ozawa bahkan mendapatkan peran utama di Nilalang (2015)sebuah film kriminal tentang pemberantasan sindikat mafia Jepang.
Namun, keadaan beberapa bintang porno Amerika Serikat mungkin enggak seindah Maria Ozawa. Lingkungan di Amerika Serikat lebih terbuka, tetapi nyinyiran orang tentang profesi ini juga banyak dan pedes banget. Mia Khalifa, misalnya. Dia memasuki dunia pornografi atas tawaran seorang pria di mal. Butuh waktu dua minggu untuk berpikir mengenai kesempatan tersebut sebelum pada akhirnya disetujuinya.
"Umur saya 21 tahun dan saya sangat bodoh sekali. Saya enggak main media sosial dan saya pikir, kalau saya main video 'panas', enggak ada orang yang ngeh,"ungkapnya dalam wawancara bersama Megan Abbott yang bisa kalian saksikan di bawah ini.

Perkiraan Mia Khalifa salah besar. Wajah Timur Tengah membuat dia jadi viral banget. Orang-orang mengira bahwa dia berkecimpung di sana selama lebih dari setahun. Padahal, Mia hanya bekerja sebagai bintang film dewasa selama tiga bulan. Mia Khalifa berujar sedih, "suasananya menyenangkan. Para aktorsangat baik dan kru-kru memanjakan kami. Namun, saya cuma dibayar seribu dolar (sekitar Rp15 juta) per hari."
Sebentar lagi, Mia Khalifa akan menikah dengan seorang koki. Dia pun kerap menjadi pembawa acara. Namun, begitu dia keluar dari industri film dewasa, kehidupan yang berat harus dilewati. Dia kesulitan mencari pekerjaan karena titel 'mantan bintang porno' yang disandangnya.
bintang film porno saat pensiun
Pernah dia menjadi seorang bookkeeper, tetapi enggak bertahan lama karena orang-orang pada akhirnya tahu siapa dia. Di masa akhir kariernya, dia juga diancam akan dibunuh oleh ISIS.
Luke Ford, pengamat industri pornografi, mengatakan dalam After Porn End bahwa setelah kalian memutuskan buat menjadi bintang film dewasa, kalian enggak akan bisa hidup normal. Luke Ford berkata, "manusia butuh manusia lain buat bersosialisasi, tetapi yang terjadi sama para aktor dan aktris film dewasa adalah, mereka terisolasi dan disisihkan."

Hal tersebut enggak bisa dilepaskan dari anggapan masyarakat bahwa para bintang film dewasa adalah objek 'yang bisa diapain aja' dan membawa banyak penyakit. Padahal, secara berkala, para bintang film dewasa mendapatkan tes kesehatan, termasuk tes kesehatan alat kelamin.
Nina Hartley, mengiyakan bahwa kesempatan para bintang film dewasa dalam beberapa bidang terbatas. Nina Hartley memasuki dunia erotis pada tahun 1986-an sebagai penari striptease. Saat itu, dia juga merupakan mahasiswa tingkat dua di nursing school San Francisco State University.
bintang film porno saat pensiun
Nina Hartley, layaknya Asia Carrera, adalah seorang bintang film dewasa yang mementingkan pendidikan. Dia bahkan mengambil S2. Pernah ada seseorang yang berkata kepadanya tentang apakah dia tertarik menjadi politikus.
Hartley berkata, "orang seperti saya, dengan foto-foto bersama alat kelamin pria yang terlalu banyak [di Internet] tentu enggak mungkin jadi politikus." Menurutnya, masa lalu adalah satu hal yang bakal dijadikan black campaign apabila dia menjadi bintang film porno.
Nah, bagaimana dengan Asia Carrera sang legenda? Perempuan kelahiran 1973 ini pensiun pada 2005. Pernikahan keduanya, setelah dengan Bud Lee, adalah dengan Don Lemmon, yang meninggal pada 2006. Kini, Asia Carrera tinggal di Utah bersama dua anaknya dan berjuang sebagai seorang single mother.
bintang film porno saat pensiun
Usai kematian Don Lemmon, para fans dan rekan-rekannya sempat membuka donasi untuk menopang hidupnya. Dia pun menyerahkan anak ketiganya ke orangtua asuh karena tak sanggup mengurus tiga orang anak.
Tentu saja Asia Carrera alias Jessica menginginkan kehidupan normal. Namun, dia tak menyangka bahwa sang suami meninggal dunia secara mendadak. Dia pun sempat ditahan karena menyetir sambil mabuk.
Namun, Asia Carerra kini sudah mulai memperbaiki hidupnya. Selain menjadi ibu yang baik, banyak berkreasi dan sebagainya, Asia Carrera juga mengambil S2 di Texas. Beberapa hal disesali, karena dia enggak menyangka bahwa hidupnya di usia paruh baya agak berat, dengan rumah di "tengah padang pasir" Amerika Serikat, agak jauh dari pusat kota, mengurus anak seorang diri. Namun, kini dia mencoba bahagia dengan mengurus anak, sesekali berkreasi DIY (do it yourself) bersama mereka.

Asia Carrera kemudian menambahkan bahwa dia bergabung dengan Mensa, sebuah organisasi yang beranggotakan orang-orang dengan IQ tinggi. Namun, Mensa enggan mencantumkan situs pribadi Asia Carrera, lantaran dianggap sebagai tautan menuju pornografi.
Sementara itu, Priya Rai menjalani kehidupan yang lebih baik. Anak pertamanya lulus kuliah dengan IPK tinggi dan anak keduanya cukup cemerlang di sekolah. Namun, dia terpaksa menjaga jarak dengan sang anak. Bahkan, saat wisuda anaknya, dia hanya datang sebentar karena enggan 'mempermalukan' anaknya.
"Waktu melihat anak saya sukses, saya membayangkan masa lalu dan menyesali beberapa hal. Misalnya, kenapa saya enggak kuliah, padahal nilai-nilai saya waktu itu bagus. Mungkin, kalau saya kuliah, bisa seperti anak saya sekarang."
bintang film porno saat pensiun
Masa lalu para bintang film dewasa seolah selalu "mengejar" mereka. Bahkan setelah mereka pensiun, cap sebagai bintang ‘film biru’ senantiasa melekat. Pilihan hidup mereka jadi terbatas tentunya. Padahal, banyak di antara mereka yang pensiun bukan hanya karena usia tua, tetapi karena memang sudah lelah berada di dunia itu.
Ada sebuah pernyataan menarik dari Kate Loree, seorang psikoterapis di Los Angeles. Dia merupakan spesialis di bidang seksualitas. Loree sudah banyak menangani para pelaku industri porno. Dilansir Vice, mereka seringkali mengalami ancaman pembunuhan, pemerkosaan, diasingkan oleh kawan dan keluarga, dan begitu sulit bagi mereka buat move-on serta beralih profesi.
Dalam buku When Art Therapy Meets Sex Therapy (2017) karya Einat S. Metzl, itulah alasan kenapa sebaiknya bintang film dewasa disarankan buat enggak kebanyakan bermain media sosial. Memainkannya hanya menambah permasalahan mental saja dan membuat mereka terjebak di dalam depresi serta penyesalan.

Selain itu, agensi dan rumah produksi, menurut Loree, sebaiknya memang enggak cuma berfokus pada profit dan tes kesehatan kelamin saja, tetapi juga pada kesehatan mental. Soalnya, itulah hal yang kerap menjadi permasalahan para aktor dan aktris porno. Terlebih, ketika mereka sudah enggak berurusan sama hal itu.
Pada akhirnya, para bintang film dewasa itu tetap manusia. Mereka punya kehidupan pribadi. Mereka bukan maniak seks, bukanlah barang. Beberapa di antara mereka bahkan sangat berpendidikan dan menjadi orangtua yang baik.
Kalau kalian mau menyelami kehidupan mereka dengan lebih dalam, coba, deh nonton berbagai film dokumenter tentang para bintang film dewasa. Niscaya, kalian bakal memahami bahwa keputusan untuk menjadi bintang porno dan untuk pensiun dari sana adalah keputusan-keputusan yang cukup pelik. (*/IN-001

Sabtu, 21 September 2019

Viral Video Panas ASN Pemprov Jabar, Pelakunya Ternyata Guru SMK


BANDUNG - Teka-teki tersebarnya foto dan video syur "Mbak cantik" pakai seragam pegawai Pemprov Jabar yang bikin penasaran kini terbongkar. Berdasarkan kronologinya, pelaku sengaja menyebarkan foto dan video syur itu di media sosial.

Penyebarnya berinisial RIA, guru mesin otomotif dengan status honorer di Purwakarta. Rupanya, penyebar ini sekaligus juga perekam adegan panas Mbak cantik berseragam PNS Pemprov Jabar.

Mulanya, ia menyebarkan video syur itu ke sebuah grup Facebook. Ada dua video yang dibagikan RIA pada Agustus 2019.

"Agustus 2019, tersangka mendistribusikan dua konten video adegan suami istri ke Facebook," kata Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Jabar, AKBP Harry Brata.

Akibatnya, video tersebut pun banyak disebarkan kembali oleh warganet. Video syur itu terhitung sampai dua ribu kali disebarkan ulang. Kemudian, ada pula yang menyebarkannya di Twitter. Sebuah akun Twitter mengunggah itu pada 14 September 2019.



Tersebarnya video syur Mbak cantik berseragam PNS Pemprov Jabar ini pun viral. Puncaknya, Kamis (19/9/2019), viralnya foto dan video syur itu menjadi pemberitaan media massa.

Hal yang mencuri perhatian dan menjadi sorotan adalah logo Pemprov Jabar dari pakaian yang dikenakan wanita dalam video.

Di media sosial Twitter, viral foto dan video yang memperlihatkan seorang perempuan berkerudung dan mengenakan seragam PNS atau ASN, beradegan tak senonoh.

Terkait hal ini, pihak Pemprov Jabar sampai buka suara untuk menindaklanjutinya. Pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) bahkan turut melacak wajah wanita cantik di database ASN Pemprov Jabar.

Namun, hasilnya nihil. Tak ada wajah yang sama antara potret pada video syur dengan kumpulan potret di database ASN Pemprov Jabar.

Kini terungkap sudah bahwa si Mbak cantik itu memang bukan PNS Pemprov Jabar. Ia adalah RJ. Rupanya RJ dan RIA sempat menjalin hubungan asmara. Latar belakang hubungan asmara inilah yang membuat Ria nekat menyebar video syur RJ.

Kepada polisi, RIA mengaku tak sudi diputusin oleh RJ. Alasan itulah yang membuat pelaku malah bertindak gegabah. Ia tak terima ditinggalkan oleh si Mbak cantik, wanita pujaannya.

"Tersangka tidak rela ditinggalkan dan mengakhiri hubungan dengan saudari RJ sehingga memotivasi tersangka untuk mengunggah video ke grup," katanya.

Nasib RIA dan RJ Sekarang

Mbak cantik berseragam PNS pada foto dan video syur adalah guru Bahasa Inggris di sebuah SMK swasta di Purwakarta. Usianya 30 tahun. Ia bukan guru PNS, Mbak cantik itu seorang guru honorer.

Hubungan suami istri itu dilakukan di dalam mobil. Adegan panas dilakukan di parkiran sebuah pusat perbelanjaan. Rupanya, adengan suami istri itu direkam oleh pria yang berada dalam mobil bersama RJ. Ia adalah RIA yang juga guru di SMK yang sama.



Hal ini siampaikan Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Jabar, AKBP Harry Brata, Jumat (20/9/2019).

"Menggunakan handphone, merekam adegan hubungan suami istri yang dilakukan di kendaran roda empat," ujarnya dikutip tribunjabar.id.

Kini, nasib si pria ditetapkan sebagai tersangka. Ia terancam hukuman penjara paling lama enam tahun atau denda paling banyak Rp 2 miliar.

Diketahui, tersangka dijerat Pasal Pasal 45 ayat 1 juncto Pasal 27 ayat 1 Uu Informasi dan Transaksi Elektronik.

Selain Ria, nasib Mbak cantik pemeran video syur itu pun sudah ditangkap polisi. Keduanya sudah diamankan polisi di Purwakarta. (*/IN-001)

Kamis, 04 Juli 2019

Rizal-Hamsul Chosen Acclamation Leads North Luwu JOIN


INFONEWS.CO.ID ■ The management of "JOIN" South Sulawesi kept the promise to form a new management in the North, namely "JOIN" North Luwu (Lutra).

In the elections held at Daeng Azis Warkop on Jalan Trans Sulawesi, on Wednesday 3 July 2019 by acclamation chose Rizal Muthahari (Journalist InputSulsel.com) to lead the North Luwu "JOIN".

The Chairperson of North Luwu "JOIN", Rizal was accompanied by Deputy Chairperson of Darwil (Batarapos.com), Secretary Hamsul (Matarakyatmu.com) Deputy Secretary Andi Safaat (Teraskata.com) and Treasurer held by Jusman (IndonesiaSatu.co.id).

The meeting was held following the statement of the resignation of several North Luwu "JOIN" administrators before, including the Chairperson, Ibnu M.

The Chairman of South Sulawesi "JOIN", Rifai Manangkasi, said that the formation of North Luwu "JOIN" management for the 2019-2022 period was an accumulation of organizational dynamics.

"The resignation of some managers does not mean the end of everything in North Luwu JOIN," he said.

He added, it is hoped that the new management with this old face can increase the activity beyond the previous management.

In order for the work programs to be realized need the support of various parties so that coordination and communication to various institutions is needed.

"Effective communication between members and institutions will determine the target of the program to be implemented," Rifai added.

Rifai explained, in running the organization, never feel important until communication and coordination are ignored.

"It could be that we are not considered important if we are arrogant and arrogant and negative attitude to other parties," he added.

At the end of his pride, Rifai hopes that many new managers will solve their personal interests in organizing and be smart in placing themselves.

Present at the North Luwu "JOIN" Consultation included former Secretary of the North Luwu Region, Mahfud, Saras (Public Relations of North Luwu District Government) and Chairperson of North Luwu HMI.

Redaksi South Sulawesi : Putri
Editor: Inggrid Wijanarko

Jumat, 12 April 2019

Tawhid was pronounced by Ustadz Abdul Somad for Prabowo

Tawhid was pronounced by Ustadz Abdul Somad for Prabowo

INFONEWS.CO.ID ■ Ustadz Abdul Somad gave a gift to presidential candidate Prabowo Subianto in a dialogue broadcast by a television station on Thursday afternoon (04/11/2019).

The prize is in the form of perfume and a tasbih. According to Abdul Somad, the prayer beads are his favorite prayer beads that he bought from Medina.

"You can't empty your heart, you have to do a lot of dhikr," said the UAS.

He advised that Prabowo did not need to carry the prayer beads in front of the public. "You don't need to hold this in front of a lot of people, you will be risked by people imagining it," UAS ordered

"You just have to pray for the evening prayers while you do the dhikr, remembrance of the sentence La Ilaha Illallah," he added.

"Prayer beads in the mouth and followed by appreciation in the heart," said UAS, while his right hand holding Prabowo's chest while from his mouth continued to say remembrance La Ilaha Illallah.

"With La Ilaha Illallah we live, with La Ilaha Illallah we die, with La Ilaha Illallah also we will meet the Prophet Muhammad," explained UAS.

Prabowo wiped his eyes several times like crying. After the tasbih was bagged by Prabowo, the UAS said that all matters were left to God Almighty. "What happens after this we submit to Allah SWT," he said.

After that, UAS led a closing prayer for the good of the nation and the presence of a just leader.


© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved