INFO TNI POLRI
-->

Senin, 30 Maret 2020

Panglima TNI Pimpin Sertijab Komandan Pusat Polisi Militer

JAKARTA - Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, memimpin serah terima jabatan Komandan Pusat Polisi Militer TNI dari Mayjen TNI Dedy Iswanto, kepada Brigjen TNI Eddy Rate Muis, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/3/2020).

Serah terima jabatan Komandan Pusat Polisi Militer TNI (Danpuspom TNI) berdasarkan Keputusan Panglima TNI nomor Kep/324/III/2020 tanggal 20 Maret 2020.

Selanjutnya, Mayjen TNI Dedy Iswanto, menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun). Sedangkan Brigjen TNI Eddy Rate Muis, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Hukum Pada Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerjasama Bakamla.

Dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) tersebut, Danpuspom TNI Brigjen TNI Eddy Rate Muis melakukan penandatanganan pakta integritas dan berita acara serah terima jabatan, dilanjutkan dengan pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI. Akibat penyebaran virus corona (Covid-19), seluruh personel yang terlibat prosesi Sertijab menggunakan masker, termasuk Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. (*/IN-001)

Sabtu, 28 Maret 2020

UPDATE Sabtu (28/3/2020), Covid-19 di Indonesia 1.155 Kasus, Sembuh 59, Meninggal 102 Orang

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan ada penambahan pasien positif Corona menjadi 109 kasus

"Sehingga total 1.155 kasus, pasien sembuh 59 orang, kematian menjadi 102 orang," kata Yurianto, Sabtu, 28 Maret 2020.

Yurianto mengatakan untuk itu menjadi penting bagi masyarakat agar tetap mematuhi anjuran di rumah saja untuk isolasi diri. Selain itu, ia juga meminta masyarakat mengurangi aktivitas dan interaksi di luar rumah.

Ia pun mengingatkan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun setiap hendak makan atau minum. "Jadi tidak perlu menggunakan hand sanitizer, cukup menggunakan sabun dengan air mengaliar," kata Yurianto. (*/IN-001)



[ copy pasang di sinebar/ lokasi yg memungkinkan... data covid-19 dari kemenkes, update otomatis]

Kamis, 26 Maret 2020

5 Warga Sumbar Positif Covid-19

PADANG - Angka pasien Covid 19 positif di Sumbar terus bertambah. Data pantau Covid-19 Provinsi Sumbar menunjukkan angka 5 pasien positif. Sedangkan hasil negatif 15 orang dan yang masih dalam pemeriksaan 22 orang.

Masih data dari pantauan Covid-19 Pemprov Sumbar, total Orang Dalam Pantauan (ODP) di daerah ini sebanyak 818 orang dan Pasien Dalam Pantauan (PDP) 22 orang.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang dirilis, Kamis (26/3/2020), telah ada penambahan sebanyak 893 orang positif covid-19 di Indonesia. Dari data yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah, Achmad Yurianto ada  penambahan 103 kasus baru dari hari sebelumnya. Jumlah yang meninggal dunia di Indonesia ada sebanyak 78 orang, bertambah 20 orang dari kemarin. Sementara yang sembuh ada sebanyak 35 orang.

Sebelumnya seorang Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang ditangani oleh RSAM Bukittinggi dinyatakan positif terpapar virus Corona (Covid 19).

Selain itu satu orang PDP yang telah dirawat di ruangan isolasi RSAM Bukittinggi meninggal dunia. (*/IN-001)

Pemukulan Tiga Polisi oleh Atasan di Padang Pariaman Viral di Medsos

PADANG PARIAMAN - Video seorang perwira pertama (pama) Polres Padang Pariaman, Sumatera Barat, yang diduga melakukan tindakan pemukulan terhadap tiga anggota Polri beredar di media sosial (medsos).

Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik yang disebar di laman Medsos Facebook. Salah satunya oleh akun Koordinator Nasional (Kornas) Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (TRC PA), Naumi Supriadi. Dalam video itu, seorang perwira polisi melakukan pemukulan terhadap tiga anggota Polri di lapangan apel Mapolres Padang Pariaman.

"KORNAS TRCPA MEMINTA KEPADA KAPOLRI UNTUK COPOT DENGAN TAK HORMAT .IPDA SDC....KEKERASAN TAK LAGI PANTAS DI PERTONTON KAN dan APA YANG AKAN DI PELAJARI DENGAN SEBUAH KEKERASAN ??.. KEPADA KAPOLRI .KORNAS TRCPA BERSURAT," tulis Naumi.

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, insiden itu terjadi lantaran tiga anggota Polri itu terlambat datang apel.

"Benar, mereka itu terlambat datang apel makanya diambil tindakan itu," kata Satake Bayu dikutip Tagar.id, Rabu, 25 Maret 2020 malam.

Satake mengatakan kasus tersebut sudah ditangani pihak Polres Padang Pariaman.

"Saya sudah hubungi Kapolresnya, kasus tersebut telah diambil alih oleh unit Profesi dan Pengamanan (Propam)," katanya.

Naumi: Bukan Lagi Eranya Kekerasan Fisik Dipertontonkan

Koordinator Nasional (Kornas) Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (TRC PA), Naumi Supriadi mengaku sangat kecewa, dan meminta Kapolri Jendral Idham Azis agar pelaku di copot dengan tidak hormat dari jabatannya.

"Bukan eranya. Kekerasan fisik tak lagi pantas dipertontonkan di kalangan kepolisian. Apalagi di kalangan perwira, karena tidak ada pelajaran positif yang bisa diambil dengan sebuah kekerasan," tegas Naumi.

Terkait kasus itu, Kalemdikpol Polri Komjen Arief Sulistyanto ikut memberi tanggapan. Menurut Arief, biasanya perwira polisi yang bersikap tidak profesional itu bermasalah saat menjalani pendidikan

"Kami bekerja di hulu, dengan adanya fenomena seperti ini harus menjadi pelajaran bagi taruna Akpol (calon perwira polisi) yang saat ini sedang dalam program pendidikan. Sejak saya menjabat Kalemdiklat sudah saya buat komitmen integritas terhadap seluruh taruna," beber Arief dalam keterangannya, Kamis (26/3/2020).

IPW: Mencoreng Citra Institusi

Ketua Presidum Indinesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, meyayangkan terjadinya peristiwa ini. Menurutnya, tindakan ini telah mencoreng citra institusi Polri di masyarakat. Neta S Pane juga menegaskan, apapun alasannya, tindakan penyiksaan tidak boleh dilakukan oleh anggota polri kepada bawahannya, apalagi secara terbuka di lapangan yang bisa disaksikan semua orang.

"IPW mengecam keras tindakan sadis yang dilakukan perwira pertama (pama) Polri Akpol lulusan 2019 tersebut. Ironisnya, tindakan sadis itu terbiarkan cukup lama, padahal semua anggota Polres Pariaman bisa menyaksikannya. IPW berterimakasih kepada pihak yang sudah merekam dan memviralkan peristiwa yang sangat memalukan institusi kepolisian ini," ujarnya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip sindonews.com, Kamis (26/3/2020).

Neta S Pane juga mengingatkan, Polri adalah lembaga dan aparatur penegak hukum, jika seorang bawahan melakukan kesalahan, sefatal apapun kesalahan itu, atasan harus menghukumnya dalam koridor hukum, bukan melakukan penyiksaan. Apalagi penyiksaan itu dilakukan di lapangan terbuka yg semua orang bisa menyaksikannya.

"Sangat disayangkan penyiksaan ini dilakukan atas nama pembinaan. Ini sebuah kesalahan fatal dan persepsi yang ngawur tentang pembinaan. Tindakan sadis itu mengabaikan fungsi Polri sebagai pelayan, pelindung, pengayom dan pelaku penegakan hukum yang Promoter. Bagaimana yang bersangkutan bisa menjadi polisi yang promoter dalam melayani masyarakat wong kepada sesama anggota polri sendiri saja bisa bersikap sadis, bengis dan tega melakukan penyiksaan," tutur Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/3/2020).

Untuk itu sesuai dengan UU, Neta menyatakan pelaku harus diproses secara hukum dengan pasal berlapis. Antara lain pasal yang mengatur tentang penyiksaan. Selain itu, sikap pelaku yang sadis dan bengis menjadi bukti nyata pelaku tidak pantas lagi menjadi anggota Polri.

"Institusi Polri harus segera memecatnya. Begitu juga Kapolres yang menjadi atasan pelaku harus segera dicopot karena membiarkan pelaku berbuat sadis, bengis dan semena- mena di halaman polres," sebutnya.

Neta Pane juga menegaskan, pembiaran tindakan sadis ini menunjukkan bahwa Kapolres tidak punya wibawa dan tidak mampu membina bawaannya. Sehingga bawahan bisa bertindak semaunya. Sedangkan ketiga bintara jika melakukan kesalahan tetap harus diproses oleh Propam Polda Sumbar.

"Bagaimana pun kasus seperti ini dimana anggota polri bertindak sadis dan bengis melakukan penyiksaan, terutama di lapangan terbuka tidak boleh terulang lagi. Tindakan sadis itu hanya akan menunjukkan bahwa polri yang promoter hanya sebuah isapan jempol belaka," tandasnya. (*/IN-001)

Sumber: tagar.id, sindonews.com.

Satu Warga Bukittinggi Positif Covid-19, Satu Pasien PDP Meninggal Tadi Malam

BUKITTINGGI - Kota Bukittinggi mengumumkan kasus pertama warga positif virus corona (Covid-19) di Sumatera Barat. Satu perempuan yang dirawat di Rumah Sakit Ahmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi positif terjangkit Covid-19. Sementara, satu pasien dalam pemantauan (PDP) asal Solok Selatan, meninggal dunia, Rabu malam (25/3/2020). Namun, hasil tes labor swap menunjukkan negatif Covid-19 dan justru positif HIV. Hal itu dikatakan Walikota Bukittinggi, Sumatera Barat, Ramlan Nurmatias Kamis pagi (26/4/2020).

Warga yang positif corona adalah perempuan. Suami yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia untuk acara tabligh akbar. Menurut Ramlan, hasil pemeriksaan labor swap dari Unand menunjukkan istri positif terjangkit corona.

"Kami sudah mengontak keluarga pasien tersebut dan bersedia dijemput untuk kami lakukan isolasi. Satu keluarga ada empat orang," katanya.

Pemerintah saat ini tengah menelusuri riwayat kontak pasien dengan warga lain.

"Warga yang positif ini juga punya toko. Kami sedang tangani bagaimana riwayat perjalanan dan interaksinya," katanya.

Sementara satu pasien dalam pemantauan meninggal di RSAM Bukittinggi berasal dari Kabupaten Solok Selatan pada Rabu (25/3/2020) malam.

Untuk pasien yan meninggal, Ramlan mengatakan belum diketahui hasil labor apakah positif atau negatif corona. (*/IN-001)

Kabar Baik, Sudah 103.396 Orang Dinyatakan Sembuh Usai Positif Covid-19

JAKARTA - Di tengah duka dan kepedihan karena wabah virus corona yang saat ini sudah menyebar ke seluruh dunia, terselip sebuah kabar baik. Berdasarkan laporan yang disajikan Universitas John Hopkins, lebih dari 103.000 orang, tepatnya 103.396, dinyatakan sembuh.

Selain itu, terdapat sejumlah kabar lain. Seperti misalnya Korea Selatan yang grafik pasien sembuh karena virus corona meningkat pesat.

Atau fakta bahwa Italia, negara dengan angka kematian Covid-19 tertinggi di dunia, selama dua hari beruntun melaporkan penurunan data korban meninggal.

1. China laporkan lebih dari 70.000 pemulihan

Lebih dari 70.000 orang di China berhasil sembuh, di mana hampir 59.000 orang terjadi di Hubei, provinsi yang paling terdampak wabah.

Beijing mengklaim mereka bisa menghentikan penyebaran. Indikatornya adalah satu kasus domestik yang diumumkan pada Minggu (22/3/2020).

Klaim tersebut terjadi setelah Negeri "Panda" melontarkan serangkaian kebijakan ketat. Salah satunya adalah lockdown Wuhan, kota tempat di mana wabah terdeteksi.

Meski begitu, China melaporkan adanya kasus impor. Pada Minggu, mereka melaporkan 46 kasus, dengan 13 di antaranya terjadi di ibu kota Beijing.

Karena itu guna mencegah gelombang kedua, pemerintah setempat mengalihkan penerbangan ke 12 bandara, dan menerapkan pemeriksaan kesehatan bagi pendatang.

2. Sepertiga penderita di Korea Selatan sembuh

Negeri "Ginseng", yang menjadi klaster terbesar Asia (9.037 kasus), mengumumkan sepertiga pasien, atau 3.507, dinyatakan sembuh.

Kemudian pada Selasa (24/4/2020), Seoul hanya melaporkan 76 kasus harian, 14 hari beruntun mereka mengumumkan di bawah 100 infeksi.

Merujuk data dari Statista, Korea Selatan melakukan tes terhadap lebih dari 316.000 orang pada Minggu, di mana langkah itu jadi titik penting mitigasi.

Yoon Tae-ho, direktur jenderal kesehatan Korsel menyatakan, pihaknya tidak menurunkan kewaspadaan meski angkanya terus menurun.

"Masih terdapat naik turun meski tren-nya berkurang. Prioritas kami adalah mencegah infeksi sporadis dan kasus berulang," tegas Yoon.

Sejak Minggu, Seoul memberlakukan kebijakan social distancing selama 15 hari. Melarang kegiatan agama, olahraga, dan hiburan.

Mayoriyas kasus virus corona yang ditemukan di Negeri "Ginseng" berasal dari kelompok keagamaan bernama Gereja Shincheonji.

3. Korban sembuh Italia melebihi angka kematian

Hingga saat ini, Italia sudah melaporkan 6.077, dan menjadi negara dengan korban meninggal tertinggi karena Covid-19 di dunia.

Meski begitu seperti diberitakan Newsweek, Roma patut berbangga. Sebab saat ini, mereka sudah menyatakan 7.432 korban sudah pulih.

Selain itu dalam dua hari berturut-turut, Roma mengumumkan penurunan dalam laporan kematian harian sejak Minggu pekan lalu.

Begitu wabah tersebut menjangkiti pada Februari, Negeri "Pizza" menerapkan lockdown, dan dimulai dari kawasan utara yang notabene wilayah paling parah.

Di Vo, sebuah kota kecil di bagian Venezia, tes yang digelar berulang-ulang terhadap warganya membuat mereka tak lagi mencatatkan kasus infeksi. (*/IN-001)

Sumber: kompas.com
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved