OPINI
-->

Senin, 29 Juli 2019

Inilah Alasannya Riba Diharamkan

 Inilah Alasannya Riba Diharamkan

Riba merupakan perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Allah dan Rasul-Nya, serta umat muslim telah sepakat akan keharaman riba. Tentunya keharaman ini memiliki beberapa sebab yang mengandung mafsadah atau kerusakaan yang berakibat pada kebinasaan.

Mengenai keharaman riba, Allah SWT telah berfirman dalam Alquran surat Ali Imran ayat 130:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. Ali Imran: 130).

Begitupun dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah disebutkan mengenai keharaman riba,

"Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (sejenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan korma, dan garam dijual dengan garam, takarannya sama rata dan dibayar dengan kontan. Siapapun yang menambah atau meminta tambahan maka ia telah melakukan riba." (HR. Muslim).

Imam ar-Razi memaparkan sebab-sebab mengapa Islam melarang transaksi riba. Di antaranya ada 4 alasan yang menjadikan transaksi riba dilarang dalam Islam.

Pertama, merampas kekayaan orang lain. Dengan melakukan riba, tentunya kita telah melakukan penambahan dalam proses pembayarannya. Misal satu rupiah ditukar dengan dua rupiah, satu kilo ditukar dengan dua kilo, atau dalam takaran Arab satu wasaq ditukar dengan dua wasaq. Jenis transaksi seperti ini sangatlah dilarang oleh Islam, sebab akan merugikan salah satu pihak.

Begitupun dalam peminjaman utang yang disertai riba. Si peminjam dikenai batas waktu untuk membayar, namun ada penambahan di setiap pembayaran tanpa melalui kesepakatan. Hal tersebut akan mencekik si peminjam di kemudian hari.

Imam ar-Razi menentang praktik seperti ini sebab keuntungan yang diperoleh kreditor tidak masuk akal, sebab seharusnya kreditor menginvestasikan uangnya untuk dikembangkan dalam usaha-usaha yang dapat mendatangkan keuntungan, namun kenyataannya ia tidak menginvestasian modalnya tersebut, namun meminjamkannya dengan menuntut pembayaran lebih.

Kedua, merusak moralitas. Kita telah banyak menyaksikan kehancuran dan kebobrokan yang disebabkan oleh uang. Dari mulai perebutan kekuasaan sampai kasus suap-menyuap. Hati nurani sebagai cerminan jiwa yang paling murni dari keutuhan seseorang dapat runtuh dengan uang yang sudah merasukinya.

Orang yang sudah gila harta, dan melakukan riba akan sangat tega merampas apa saja yang dimiliki oleh si peminjam, kaya maupun miskin. Padahal ada satu pertimbangan khusus yang mesti dipehatikan bagi si peminjam, yaitu jika dia kesulitan maka boleh utangnya ditangguhkan, sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 280:

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 280)

Ketiga, melahirkan kebencian dan permusuhan. Bila egoisme akan harta telah merasuk di jiwa seseoang, maka tidak mustahil akan terjadi permusuhan dan kebencian, terutama antara si kaya dan si miskin.

Keempat, yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Keadaan seperti ini dapat kita pahami terutama saat kebijakan uang semakin ketat atau dapat disebut tight money policy. Dalam keadaan seperti ini, si kaya akan memeroleh suku bunga yang sangat tinggi, sementara dikarenakan mahal, maka si miskin pun bertambah miskin karena kesulitan untuk meminjam dan membuka usaha.

Empat hal ini yang menjadikan riba dilarang dalam Islam, terlepas dari perbedaan dan perdebatan terkait hal-hal apa yang termasuk dan dikategorikan sebagai riba.

Wallahu A’lam.

Kamis, 25 Juli 2019

Saat Menerima BLT, Tukang Beca Menginfakkan Semuanya

Saat Menerima BLT, Tukang Beca Menginfakkan Semuanya

INFONEWS.CO.ID ■ Dari kisah infaq tukang becak ini, DKM atau Takmir Masjid perlu mengambil ibrah. Bahwa semestinya masjid itu melayani umat dan menjadi solusi.

Dan ketika pelayanan masjid dirasakan oleh umat, mereka merasa memiliki, dan dengan ikhlas berinfaq kepada sesuatu yang mereka cintai.

Ustadz Muhammad Jazir, Ketua DKM Masjid Jogokariyan yang menjadi saksi ketulusan tukang becak itu mengungkapkan, pada tahun 1999, infaq di Masjid Jogokariyan hanya mencapai Rp 8.640.000 setahun.

Setelah pelayanannya diperbaiki, infaq meningkat menjadi Rp 43 juta setahun pada tahun 2000-an. Meningkat terus pada kurun 2006-2008 menjadi Rp 225 juta per tahun. Lalu Rp 354 juta pada 2010. Dan kini, untuk infaq buka puasa saja mencapai milyaran rupiah.

Kedua, kita semua juga bisa mengambil ibrah dari tukang becak. Yang sangat ingin berinfak. Ia menunggu-nunggu kapan punya uang untuk berinfak. Dan saat menerima BLT, ia menginfakkan semuanya.

BACA JUGA:  Wanita Itu Istimewa 

Bisa jadi, tukang becak itu telah melampaui kebajikan kita, karena ia menginfakkan uang yang sebenarnya sangat ia butuhkan. Uang yang sebenarnya sangat ia sukai ketika mendapatkannya.

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran: 92)

Kisah infaq seperti ini hendaknya menguatkan kembali semangat kita untuk berinfaq. Yang dengannya kita bisa mencapai kebajikan yang sempurna. Yang dengannya kita mendapatkan cinta dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang dengannya musibah tercegah dan bahagia hadir dalam jiwa. Dan dengannya semoga kita mendapatkan ridha-Nya dan dijadikan ahli surga.

Inilah Pelajaran yang sangat berharga untuk dipetik Dan diterapkan di masjid lain bahwa masjid harus melayani jamaahnya dengan baik dan ramah, dan menjadi solusi masalah yang dihadapi jamaah.

[Muchlisin BK/BersamaDakwah]

Senin, 22 Juli 2019

Semua Sampah ke TPA Hanya 70% Organic Yang bisa terurai

Semua Sampah ke TPA Hanya 70% Organic Yang bisa terurai

Sekitar 15-20% adalah plastik yang tidak bisa terurai. Problemnya 15-20% sampah plastik Konvensional yang tidak terurai selama 500-1000 tahun, jadi problem besar termasuk salah satu alasan besar terjadinya longsor TPA Leuwi gajah di Bandung yang mengakibatkan 167 orang meninggal dunia

Tragedi yang di jadikan peringatan Hari Sampah National setiap 21 Feb untuk mengingat malapetaka longsornya TPA Luwigajah.

Undang-Undang Sampah tahun 2008, kita juga mengharuskan semua sampah yang ke TPA harus terurai di alam termasuk 15-20% sampah plastik.

Video diatas confirm kalau sampah rumah tangga di timbun yang terjadi lama-lama yang tersisa memang tinggal plastik yang tidak terurai ini menjadi maslah untuk di selesaikan secara holistik

Maka penting semua sampah plastik ke TPA harus bisa terurai.

Pertanyaan sederhananya apa bisa kita menghilangkan pembungkus dari plastik waktu beli sayur-sayuran, buah-buahan, Jajanan basah dan lain sebagainya ?

Mengurangi & do not overused … YES.

Tapi menghilangkan akan susah dan tidak bijak karena akan timbul probem lebih besar lagi :

Hygienic issue karena plastik-plasti itu kan untuk proteksi makanan.

Shelf life makanan akan sangat pendek kalau tidak ada plastik packaging yang memadai.

Sekarang saya perkirakan 40% makanan yang kita panen di hulu tidak sampai ke meja kita langsung, Bayangkan kalau tanpa ada packaging plastik untuk extend the shelf life dari makanan-makanan tersebut ?

Jadi penting dan sudah benar pengunaan plastik-plastik yang ramah lingkungan kalau masih harus dipakai Plastik, agar bisa terurai di  TPA sesuai dengan Regulasi Pengolahan sampah UU 18/2008, sampah yang sampai ke TPA harus terurai

Jakarta, 21 Juli 2019

Salam Lestari

“Tertib di darat bersih di laut” []

Selasa, 09 Juli 2019

Jika Ada Kamera Tersembunyi di Kamar Hotel, Lakukan 4 Hal Ini

  Jika Ada Kamera Tersembunyi di Kamar Hotel, Lakukan 4 Hal Ini

INFONEWS.CO.ID ■ Beberapa kali tempat penginapan tertangkap memasang kamera tersembunyi di kamar tidur atau kamar mandi. Entah apa motif mereka, yang jelas kejadian berulang seperti ini tentu saja membuat orang yang menginap baik hotel, Airbnb, ataupun penginapan lainnya merasa was-was.

Kamera tersembunyi bisa ditempatkan sebuah objek yang tidak mungkin diperhatikan dan sangat kecil. Daripada terus khawatir, berikut ini beberapa cara mengenali jika ada yang diam-diam memasang kamera tersembunyi untuk mengawasi Anda di penginapan, menurut pakar keamanan, seperti dilansir Huffington Post.

1. Cari obyek yang tidak pada tempatnya

Perhatikan benda-benda di tempat yang tidak biasa, kata Carrie Kerskie selaku CEO Griffon Force yang melayani konsumen tentang pencurian identitas dan masalah privasi pribadi, seperti kamera tersembunyi.

BACA JUGA: Cara Menghilangkan Penghalang Jodoh 

"Jika Anda melihat pendeteksi asap di sebuah tempat yang terlihat tidak biasa, jika ada dua dari mereka saling berdampingan, itu harus dicurigai," kata Kerskie.

2. Nyalakan cahaya untuk mendapat bayangan lensa

Salah satu cara mudah adalah matikan lampu di kamar dan gunakan cahaya lain, seperti korek untuk memindai.

"(Kamera) memiliki lensa seperti kaca. Jika melihat radio jam yang ada di sebelah ranjang dan mendapati pantulan titik tak biasa di permukaannya, itu bisa jadi tanda," kata Kerskie.

Sementara konsultan IT, Andrew Barker menambahkan, jika mematikan lampu dan menyalakan cahaya pada alat yang dicurigai, Anda akan menemukan pantulan lensa.

"Ini membantu tapi bisa menciptakan kesalahan positif, di mana sesuatu yang bercahaya pada sebuah alat memberi bayangan dan itu biasanya bukan kamera tersembunyi," katanya.

3. Pindai jaringan wi-fi

Ini bagaimana Barker mengungkap kamera tersembunyi dalam penyewaan Airbnb. Dia mengatakan, bagaimana pemilik penginapan bisa menggunakan aplikasi pemindai jaringan yang akan mencantumkan alat yang terhubung dengan jaringan, bersama dengan alamat IP dan pabrikannya. Dalam kasusnya, Barker sendiri menemukan alat bernama IPCamera.

"Jika kamera tidak berada di jaringan yang sama, saya tidak akan menemukannya," ujarnya.

Barker menggunakan aplikasi Android yang disebut Network Scanner. Ada juga aplikasi seperti Fing yang tersedia di iOS dan Android, yang dapat memindai jaringan wifi dan daftar semua perangkat lain yang menggunakan jaringan sama.

"Jika Anda melihat sesuatu yang lain di sana, itu bisa jadi indikasi ada kamera," ucap Kerskie.

Namun menurut Jack Plaxe selaku pendiri dan Direktur Security Consulting Alliance di Kentucky, tidak setiap kamera memiliki alamat IP atau terhubung wifi. Beberapa kamera tersembunyi berukuran mini hanya merekam ke kartu SIM yang disematkan dalam perangkat.

4. Lepas dan tutupi

Jika mencurigai sedang dimata-matai tapi tidak bisa memastikannya, satu teknologi termudah dan termurah adalah dengan menutupi objek mencurigakan.

"Jika mencurigai sesuatu di dalam kamar, seperti jam alarm, ambil pakaian dan tutupi benda tersebut. Jika ada lensa di sana, tidak akan bisa mengambil gambar dengan ditutup seperti itu," kata Plaxe.

Bisa juga lepaskan objek yang tidak perlu selalu terpasang. Itu karena beberapa kamera tersembunyi perlu dicolokkan ke sumber daya untuk bisa beroperasi. (Sumber: viva)



Minggu, 07 Juli 2019

Sutopo Purwo Nugroho, Pahlawan Kemanusiaan Telah Berpulang

 Sutopo Purwo Nugroho

INFONEWS.CO.ID ■ Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho berpulang ke Rahmatullah setelah sempat berjuang melawan penyakit kanker paru-paru stadium 4B yang dideritanya sejak akhir 2017. Kabar duka tersebut disampaikan oleh istri Sutopo, Retno Utami Yulianingsih dari Rumah Sakit St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok, Minggu (7/7).

Putra dari pasangan Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari ini berpulang sekitar pukul 02.20 waktu Guangzhou atau sekitar pukul 01.20 WIB. Selain meninggalkan seorang istri, Sutopo juga meninggalkan dua orang putra, yakni; Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho dan Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.

Sesuai rencana, jenazah akan dipulangkan ke Tanah Air dan dijadwalkan tiba pada hari Minggu 7 Juli pukul 20.30 WIB di Bandara Soekarno Hatta untuk disemayamkan di rumah duka di Raffles Hill I-6 No 15 Cibubur. Kemudian jenazah akan diterbangkan ke Solo melalui Bandara Soetta pada hari Senin 8 Juli pukul 05.20 WIB untuk selanjutnya dimakamkan di tempat kelahirannya di Boyolali.

BACA JUGA: 11 Villages in Sukoharjo Potential for Clean Water Crisis 

Kepala BNPB, Doni Monardo memerintahkan kepada seluruh staf untuk menyiapkan segala sesuatunya terkait pemakaman. Doni juga meminta secara khusus agar penerimaan jenazah sang Pahlawan Kemanusiaan itu dapat diproses dengan pemakaman menggunakan tradisi kedinasan BNPB dan juga melibatkan unsur BPBD Boyolali dan Jawa Tengah.

"Pak Topo adalah Pahlawan Kemanusiaan yang telah ikut membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008. Pak Topo juga telah mengharumkan nama Indonesia dalam sejumlah karyanya antara lain Penghargaan tertinggi yang diterima Pemerintah RI di Baku Azerbaijan dari PBB di Bidang Inovasi Kebencanaan melaui "Petabencana", ungkap Doni.

Sutopo meninggalkan Tanah Air menuju Guangzhou, Tiongkok untuk menjalani pengobatan sejak 15 Juni 2019 lalu. Menurut dokter, waktu pengobatannya yang dijalani Sutopo akan memakan waktu selama 30 hari. Akan tetap Sutopo telah dipanggil terlebih dahulu sebelum menyelesaikan pengobatannya tersebut. Informasi terakhir, kanker yang dideritanya telah menyebar ke otak, tulang dan beberapa organ vital tubuh lainnya.

Dalam menjalankan tugas sebagai Pahlawan Kemanusiaan dan informan andalan BNPB, Sutopo selalu tampil dengan penuh totalitas dalam memberikan informasi kebencanaan. Sebagai contoh ketika Indonesia dilanda bencana bertubi-tubi pada tahun 2018 seperti gempabumi beruntun di NTB, gempabumi disusul tsunami dan likuifaksi yang dahsyat di Sulawesi Tengah, dan tsunami senyap di Selat Sunda.

Bencana tersebut menimbulkan banyak jatuh korban jiwa dan dampak kerugian mencapai puluhan trilyun rupiah. Pada saat yang bersamaan sesungguhnya, pada tahun 2018 Sutopo juga sedang berjuang untuk tetap hidup di tengah sakit kanker paru-paru yang menggerogoti tubuhnya.

Selain berjuang melawan penyakit kanker stadium 4B, ia juga tidak menyerah melawan berbagai berita yang simpang siur dan informasi bohong alias hoaks terkait bencana melalui media sosial yang ia kelola secara pribadi dan tentunya melalui siaran pers bersama para awak media semasa hidup.

Selama proses pengobatan kemoterapi di Indonesia, Sutopo selalu langsung kembali ke kantor untuk memberikan konferensi pers. Di rumah sakit ia membuat siaran pers dan menyebarkan ke ribuan wartawan yang dikelolanya dalam grup WhatsApp bernama Wapena dan Medkom BNPB 1-7.

Sutopo juga sering menyelenggarakan konferensi pers di kediamannya ketika bencana terjadi pada akhir pekan. Di manapun dan kapanpun, Sutopo selalu hadir untuk mengabarkan informasi bencana di Tanah Air. Selain pernah melakukan wawancara dengan media di rumah, ia juga melayani awak media di halaman rumah sakit, di mall, atau bahkan pernah di TPU Pondok Rangon saat dirinya melayat, dan sebagainya

Media dan masyarakat selalu menunggu penjelasan Sutopo setiap saat terjadi bencana. Banyak media dan masyarakat yang membutuhkan informasi secepat mungkin. Apa yang dilakukan Sutopo selama ini dengan memberikan pernyataan resmi dan menjelaskan kejadian dan penanganan bencana menjadi wujud bahwa negara hadir di tengah masyarakat dalam kondisi apapun.

Pria kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 itu selalu mencintai pekerjaaannya sebagai juru bicara BNPB. Ia juga selalu bekerja dengan passion sehingga karirnya selalu meningkat dalam waktu yang singkat. Sutopo selalu berpesan dalam setiap kesempatan bahwa, "Kita jangan besar karena jabatan tapi dimana pun kita ditempatkan besarkan jabatan itu".

Dedikasi Sutopo sebagai Aparatur Sipil Negara yang berprestasi telah dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang ia raih sejak tahun 2012, baik untuk individu maupun untuk unit kerja yang dipimpinnya yaitu Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Meski hampir semua penghargaan itu atas nama pribadinnya, namun bagi Sutopo semua penghargaan itu ia didedikasikan untuk BNPB.

Beberapa penghargaan yang dicapai tahun 2018 dan 2019 adalah:

Tahun 2018:

1. The First Responder Asia, dari The Straith Times, Singapura
2. The Most Inspirational Aparat Sipil Negara (ASN), dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB)
3. Communicator of the Year 2018, dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
4. Pegawai Sipil Negara (PNS) Inspiratif  Terfavorit 2018, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kemen PAN RB
5. Outstanding Spokeperson of the Year 2018, dari dari Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC)
6. Pejabat Tinggi Pratama Teladan, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB)
7. Tokoh Komunikasi Kemanusiaan, dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
8. Human Initiative Award 2018, dari PKPU
9. Tokoh Teladan Anti Hoax, dari Mafindo
10. Humas Pemerintah Terbaik, dari Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas Indonesia)
11. Inspirator Terbaik Penyintas Kanker Paru, dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
12. IAGI Award 2018, dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
13. PNS Inspiratif 2018, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB).

Tahun 2019:

1. Obsesion Award 2019 Kategori Best Bureaucrats, dari Obsession Media Group (OMG)
2. Tokoh Perubahan Republika 2018, dari Republika
3. Public Relation Berkinerja Cemerlang, dari Majalah PR Indonesia
4. Liputan6 Awards 2019 Kategori Pengabdian Masyarakat, dari SCTV

Kini, Sang informan andalan BNPB telah berpulang. Pahlawan Kemanusiaan itu akan selalu dikenang. Selamat jalan, Pak Topo. Beristirahatlah dengan tenang di SisiNya. Doa kami menyertaimu.

Rita Rosita. S
Kepala Bidang Humas BNPB


Stagnasi Pembangunan Sumatera Barat, Adalah Sebuah Kegagalan


Membaca Sumatera Barat ibarat membaca lembaran-lembaran dalam buku. Kita membaca lembaran demi lembaran sampai tuntas, tapi mendapatkan kesimpulan yang sama dari setiap paragraf yang ada pada lembaran. Begitulah kiranya saya melihat perkembangan Sumatera Barat beberapa tahun terakhir. Perjalanan Sumatera Barat beberapa tahun terakhir bisa dikatakan stagnan. Bahkan cenderung gagal dalam melihat dan mengembangkan potensi yang ada. Pemerintah Sumatera Barat tidak mampu mengemas “produk lokal” menjadi sebuah peluang yang bisa dikembangkan.

Kita mesti menyadari, wilayah Sumatera Barat di dominasi oleh kawasan pertanian dan wisata. Pertanian adalah basis utama dari masyarakat Sumatera Barat. Sebagai contoh, Kabupaten Solok adalah kawasan pertanian dengan simbol “Bareh Solok”. Sebuah simbol filosofis yang mengambarkan kondisi dari masyarakat Solok. Simbol tidak dibuat dengan pandangan dangkal. Melainkan sebuah kajian yang mendalam akan gambaran kehidupan masyarakat solok itu sendiri. Pertanyaannya, “majukah pertanian di Solok? “. Itu sampel kecil dari sebuah potensi pertanian.

Kedua perihal pariwisata, menilik wacana wisata halal yang sudah menuju kepada perda. Draft yang sudah dimulai dari tahun 2017, sampai hari belum juga rampung. Ada beberapa poin yang menarik dari isi draft tersebut yang di bahas. Antara lain pertama prinsip-prinsip pembangunan wisata halal seperti pembangunan masjid dan mushola. Kedua pengawasan industri yang merujuk kepada pengawasan makanan halal. Dan ketiga prinsip yang tidak melupakan local wisdom.

Pertanyaannya, mampukah regulasi dari wisata halal menyentuh kepada pokok persoalannya. Sebuah konsep yang tidak hanya berhenti pada wacana dan simbol-simbol. Apakah wisata halal yang disamakan dengan wisata religi itu sebuah konsep yang diterapkan hanya untuk masyarakat yang dalam artian penyedia prasarana dan produk saja? Dan bagaimana sikap bagi orang yang datang dalam berwisata halal atau religi.

Sampai hari ini, belum siapnya perda akan menambah perjalanan panjang dari percobaan pembangunan wisata Sumater Barat. Setelah perda selesai, barang tentu mempunyai waktu untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar paham dengan prinsip-prinsip yang ada dari wisata halal itu sendiri.

Lantas, bagaimana dengan tempat-tempat pariwisata yang belum memiliki penunjang. Bukankah ini masih pekerjaan lama yang belum tuntas dan dihadapkan dengan tantangan baru. Semoga saja “satu dua dayung tiga kali pulau terlampau”

Kesimpulan kecil yang bisa saya baca dari kondisi hari ini ialah, tenyata pemimpin sumatera hari ini tidak memiliki visi yang progresif. Hanya sebuah kemampuan menjalankan tanggung jawab birokrasi tapi belum visi perubahan.

Sumatera Barat adalah wilayah yang potensial. Pertanian dan pariwisata terbentang sepanjang wilayah kota dan kabupaten. Inilah potensi utama dari wajah Sumatera Barat.

Membaca Sumatera Barat mesti dari pikiran yang progresif. Potensi Sumatera Barat harus mampu menjadi solusi kemajuan pembangunan.

Oleh: Ferdy Andika,

Penulis adalah Sekretaris Jenderal Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Rantau Asal Sumatera Barat (AMPERA SUMBAR).


© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved