OPINI
-->

Rabu, 18 November 2020

Jokowi Siap Menjadi Orang Pertama Divaksinasi Covid-19

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tenaga kesehatan dan TNI Polri menjadi kelompok prioritas yang akan mendapatkan vaksinasi terlebih dahulu.

"Yang akan divaksin pertama adalah nanti tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat dan juga tenaga medis, paramedis yang ada itu yang diberikan prioritas plus TNI, Polri," ujar Jokowi saat meninjau proses vaksinasi di Puskemas Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (18/11/2020).

Prioritas selanjutnya kata Jokowi yaitu para aparatur sipil negara (ASN) untuk pelayanan publik, para guru serta masyarakat Indonesia.

"Kemudian nanti baru ASN untuk pelayanan-pelayanan publik yang ada di depan, guru dan kemudian tentu saja kita semuanya," tutur dia.

Jokowi pun mengaku siap jika diminta menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksinasi.

"Kalau ada yang bertanya presiden nanti di depan atau di belakang? Kalau oleh tim diminta saya yang paling depan, saya siap (Divaksinasi)," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Kepala Negara menginginkan vaksin hadir di Indonesia pada bulan November 2020.

Pemerintah kata Jokowi berusaha mendatangkan vaksin secepatnya, sehingga jika tidak di akhir November, vaksin akan hadir pada Desember baik dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku.

"Tapi kita ingin berusaha, tapi kalau tidak bisa berarti masuk ke bulan Desember, baik itu dalam bentuk vaksin jadi, maupun dalam bentuk nantinya bahan baku yang akan diolah di Biofarma," ucap dia.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan semua vaksin yang digunakan harus masuk daftar atau list WHO (Badan Kesehatan Dunia).

"Semua vaksin yang kita pakai itu harus masuk dalam listnya WHO. Ini wajib harus masuk ke listnya WHO," kata dia.

Kemudian kata Jokowi, setelah masuk ke Indonesia, vaksin harus melalui tahapan di Badan POM yang memerlukan waktu sekitar tiga minggu.

Sehingga tak bisa langsung disuntikkan kepada masyarakat sebelum mendapat izin dari BPOM. (*/IN-001)

Kamis, 05 November 2020

Kemendagri Blokir Data Administrasi 67 Daerah, Termasuk Kota Solok dan Kabupaten Solok

JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan sanksi pemblokiran terhadap data administrasi kepegawaian aparatur sipil negara (ASN) di 67 pemerintah daerah (pemda). Di Sumbar, ada lima daerah yang data administrasinya diblokir. Yakni Kota Solok, Kabupaten Solok, Sijunjung, Limapuluh Kota, dan Kota Pariaman.

Sanksi pemblokiran data administasi kepegawaian 67 pemda dilakukan karena kepala daerahnya belum menindaklanjuti rekomendasi Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) terkait dengan netralitas ASN dalam pilkada.

"Pemblokiran dilakukan karena kepala daerahnya, selaku pejabat pembina kepegawaian (PPK) di pemda yang bersangkutan, belum menindaklanjuti rekomendasi KASN terkait dengan pelanggaran netralitas ASN dalam pilkada," kata Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Kastorius Sinaga dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu (1/11/2020).

Dalam rilis tersebut Inspektur Jenderal Kemendagri Tumpak Haposan Simanjuntak mengatakan bahwa Mendagri Tito Karnavian telah memberi surat teguran kepada 67 kepala daerah tersebut pada tanggal 27 Oktober 2020.

Teguran kepada para kepala daerah, kata Tumpak, adalah tindak lanjut Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Kepala Badan Kepegawaian Negara, Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara dan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pedoman Pengawasan Netralitas Pegawai ASN dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017, para kepala daerah diberi waktu paling lambat 3 hari untuk menindaklanjuti rekomendasi KASN setelah menerima surat teguran Mendagri.

"Pejabat pembina kepegawaian (PPK) yang tidak melaksanakan rekomendasi KASN akan dijatuhi sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," kata Tumpak.

Hingga 26 Oktober 2020, ada 131 rekomendasi KASN pada 67 pemerintah daerah yang belum ditindaklanjuti oleh kepala daerah sebagai PPK pemerintah daerah.

Di antaranya 10 pemerintah provinsi belum menindaklanjuti 16 rekomendasi, 48 pemerintah kabupaten belum menindaklanjuti 104 rekomendasi, dan sembilan pemerintah kota belum menindaklanjuti 11 rekomendasi. (*/IN-001)

Sumber: Antara, JPNN


Kepala pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota yang mendapat teguran:

1. Gubernur Jambi

2. Gubernur Jawa Timur

3. Gubernur Kepulauan Riau

4. Gubernur Lampung

5. Gubernur Nusa Tenggara Barat

6. Gubernur Sulawesi Barat

7. Guberur Sulawesi Selatan

8. Gubernur Sulawesi Tengah

9. Gubernur Sulawesi Tenggara

10. Gubernur Sulawesi Utara

11. Bupati Asahan

12. Bupati Asmat

13. Bupati Bandung

14. Bupati Banggai

15. Bupati Banjar

16. Bupati Boven Digul

17. Bupati Bulukumba

18. Bupati Buton Utara

19. Bupati Cianjur

20. Bupati Dompu

21. Bupati Gowa

22. Bupati Halmahera Timur

23. Bupati Indragiri Hulu

24. Bupati Jember

25. Bupati Kepulauan Meranti

26. Bupati Kepulauan Selayar

27. Bupati Konawe

28 Bupati Konawe Utara

29 Bupati Kuantan Singingi

30. Bupati Limapuluh Kota

31. Bupati Lingga

32. Bupati Lombok Utara

33. Bupati Majene

34. Bupati Mamberamo Raya

35. Bupati Maros

36. Bupati Merauke

37. Bupati Mojokerto

38. Bupati Muaro Jambi

39. Bupati Muna

40. Bupati Muna Barat

41. Bupati Nias Selatan

42. Bupati Pandeglang

43. Bupati Pangkajene dan Kepulauan

44. Bupati Pasangkayu

45. Bupati Pelalawan

46. Bupati Pesisir Barat

47. Bupati Sidoarjo

48. Bupati Sijunjung

49. Bupati Simalungun

50. Bupati Solok

51. Bupati Sukabumi

52. Bupati Sumba Timur

53. Bupati Supiori

54. Bupati Tana Toraja

55. Bupati Tasikmalaya

56. Bupati Tojo Una-una

57. Bupati Toli-toli

58. Bupati Wakatobi

59. Walikota Batam

60. Walikota Binjai

61. Walikota Bontang

62. Walikota Makassar

63. Walikota Mataram

64. Walikota Pariaman

65. Walikota Samarinda

66. Walikota Solok

67. Walikota Surabaya.

Senin, 02 November 2020

Survei Terbaru Pilkada Kota Solok 2020, ZIDANE Paling Diunggulkan

 

SOLOK - Hasil survei Liberte Institute menempatkan pasangan Zul Elfian, SH, M.Si - Dr. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM di posisi teratas kandidat Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020. Pasangan dengan akronim ZIDANE tersebut, memiliki elektabilitas 31,8 persen. Pasangan Yutris Can, SE - Irman Yefri Adang, SH, MH berada di posisi kedua dengan raihan 27,8 persen. Disusul pasangan Reinier, ST, MM - Andri Maran yang meraih 20,7 persen, dan pasangan Ismael Koto, SH - Edi Candra, SH dengan raihan 16,7 persen. 

Ada empat alasan kuat yang membuat masyarakat menjatuhkan pilihan terhadap para kandidat Cawako-Cawawako Solok. Yakni, pertama, visi/misi/program kandidat sebanyak 29,7 persen. Kedua, kepemimpinan sebesar 24,5 persen. Ketiga, profil/karakter sebesar 21,4 persen. Dan keempat, kedekatan/kekerabatan sebesar 15,0 persen. Sementara, faktor asal daerah, ingin perubahan dan bermasyarakat mendapatkan persentase sebesar 3,2 persen, 1,4 persen, dan 1,3 persen. Alasan lainnya, seperti berpengalaman, berpendidikan, religius, partai pengusung, kandidat tak bermasalah, cepat tanggap, hingga gambar (alat peraga kampanye) yang tersebar, tidak mendapat perhatian khusus bagi responden. Sebab, persentasenya berada di bawah 1 persen. 

Direktur Eksekutif Liberte Institute, Indrayadi, mengatakan, survei tersebut dilakukan dari 22-26 Oktober 2020 dengan metode Multistage Random Sampling (MRS).

"Kita memakai 1200 responden, margin eror 3 persen, cara pengumpulan data dengan wawancara tatap muka dengan responden dan Kuisioner," pria yang juga menjabat sebagai direktur eksekutif Indonesian Research and Survey (IReS) Jakarta.

Indrayadi juga mengatakan, hasil survei di antara para Calon Walikota dan Wakil Walikota Solok tersebut, akseptabilitas (penerimaan masyarakat) terhadap Ramadhani Kirana Putra berada di posisi tertinggi dengan 63,3 persen. Posisi kedua ditempati Yutris Can dengan 57,0 persen. Posisi ketiga diduduki Reinier dengan 55,7 persen. 

Uniknya, Calon petahana Zul Elfian "hanya" menempati posisi keempat dari 8 kandidat di bursa Pilkada Kota Solok, dengan akseptabilitas 54,5 persen. Posisi kelima ditempati Irman Yefri Adang dengan 48,8 persen. Keenam hingga kedelapan ditempati berturut-turut oleh Ismael Koto, Andri Marant, dan Edi Candra dengan akseptabilitas 44,1 persen, 44,0 persen, dan 41,0 persen. 

"Hasil ini merupakan buah kerja dari usaha seluruh kandidat sejak penetapan nomor urut beberapa waktu lalu. Jika dibandingkan dengan survei kami sebelum penetapan nomor urut, elektabilitas Zul Elfian-Ramadhani Kirana Putra melonjak dengan cepat. Faktor Ramadhani yang menjadi pembeda. Sebelumnya, pasangan Yutris Can-Irman Yefri Adang berada di posisi teratas, sebelum penetapan nomor urut," ungkapnya. 

Meski hasil survei banyak mengunggulkan Zul Elfian-Ramadhani, peluang Yutris Can-Irman Yefri Adang dan dua pasangan lainnya untuk menyalip elektabilitas, terbuka sangat lebar. Hal itu, tergantung dari "kerja-kerja politik" masing-masing kandidat dan tim pemenangan. Apalagi satu bulan ke depan, menjadi masa-masa "kritis" namun sangat menentukan terhadap hasil Pilkada 9 Desember 2020.

Elektabilitas pasangan Yutris Can-Irman Yefri Adang tertinggi di Kecamatan Tanjung Harapan dengan 28,9 persen. Mengungguli Zul Elfian-Ramadhani yang meraih 26,0 persen. Disusul Reinier-Andri Maran dengan 22,3 persen, dan Ismael Koto-Edi Candra dengan 17,7 persen. 

Di Kecamatan Lubuk Sikarah, dengan jumlah pemilih yang lebih banyak dari Kecamatan Tanjung Harapan, Zul Elfian-Ramadhani meraih 36,4 persen. Marginnya cukup lebar dengan raihan Yutris Can-Irman Yefri Adang dengan 26,4 persen. Pasangan Reinier-Andri Maran meraih 19,4 persen, dan Ismael Koto-Edi Candra dengan 16,0 persen.

"Masih ada waktu sekitar 1 bulan lagi. Namun, waktu sebulan ini adalah masa yang paling menentukan. Tergantung pada kerja-kerja politik kandidat dan tim pemenangan," ujarnya. (IN-001)

Rabu, 09 September 2020

DKI Jakarta Kembali ke PSBB

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menarik rem darurat. Artinya Jakarta kembali ke PSBB ketat.

"Menarik rem darurat sesegera mungkin. Disimpulkan akan menarik rem darurat itu artinya terpaksa PSBB seperti pada masa awal bukan lagi PSBB transisi tapi kita harus melakukan PSBB," ujar Anies di dalam konferensi persnya di Balai Kota, Jakarta, Rabu (9/9).

Dia bahkan menilai situasi Jakarta saat ini cukup mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, tren kasus harian Jakarta kini naik ke rata-rata 800-1.000 kasus.

Begitu juga dengan positivity rate mingguan Jakarta yang kini konsisten di atas 10 persen. Padahal, batas aman WHO ada di angka 5 persen.

Tak hanya itu, saat ini Jakarta juga tengah dibayang-bayangi dengan ketersediaan rumah sakit untuk tangani corona. Juga makam khusus pasien corona. (*/IN-001)

Selasa, 14 April 2020

Andre Rosiade: Gubernur Sumbar Lamban Tangani Covid-19

PADANG - Gubernur Sumbar, Prof Irwan Prayitno, dinilai lamban dalam penanganan virus corona (Covid-19) Sumbar, khususnya dalam pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu dikatakan Anggota DPR RI asal Sumbar dari Partai Gerindra, Andre Rosiade, cuitannya pada cuitannya di twitter, Selasa (14/4/2020) pukul 14.29 WIB. Andre juga menyebut Wakil Gubernur Nasrul Abit sudah banyak memberi masukan dan solusi agar wabah corona bisa cepat ditanggulangi. Jika Irwan Prayitno tidak mampu, Andre mengatakan agar memberi kewenangan ke Nasrul Abit, yang dinilainya lebih bernyali.

"Pak Gub Sumbar @irwanprayitno, bpk terlalu lambat mengambil keputusan PSBB. Padahal Pak Wagub @nasrulabit16 sudah banyak memberikan masukan & solusi agar Wabah Corona di Sumbar bisa cepat ditanggulangi. Mohon maaf pak IP, kalo bpk tdk mampu, beri kewenangan ke Wagub yg bernyali," cuit Andre.

Menurut Andre, seharusnya dalam mengajukan permohonan PSBB, Irwan Prayitno harus tegas.

"Dari informasi yang saya dapatkan, Irwan Prayitno tidak tegas dan bertele-tele. Saya mendapat informasi begitu lambatnya yang bersangkutan. Koordinasi dengan Forkopimda lemah, lalu ketegasan dengan bupati walikota juga lemah, jadi menurut saya ini ketidakmampuan seorang Gubernur. Bukittinggi menolak, Padang juga seharusnya telah dirapatkan tetapi belum putus," kata Andre Rosiade.

Andre mengatakan, dua kota yang sebelumnya akan diusulkan, yakni Padang dan Bukittinggi belum ada persiapan yang matang.

Dalam hal pengambilan keputusan soal PSBB, lanjut Andre Rosiade, keberanian dan kemampuan Gubernur perlu dipertanyakan. Menurut Andre Rosiade, pemimpin itu hadir di saat krisis dan sekaranglah saatnya Gubernur harus berani mengambil keputusan. Menurutny, jika seandainya Gubernur Irwan Prayitno tidak mampu mengkoordinir terkait pencegahan wabah Covid-19, maka kewenangan yang dimiliki lebih baik diserahkan kepada wakilnya, Nasrul Abit.

"Saya sarankan kasih kewenangan sebagai Ketua Gugus Tugas itu kepada Wakil Gubernur Nasrul Abit. Nasrul Abit yang punya nyali, mampu dan bisa mengambil keputusan dan memimpin pencegahan wabah Corona. Nasrul Abit punya kemampuan, pengalaman menghadapi gempa 2009 lalu. Dua periode Bupati Pesisir Selatan dan punya kapasitas dalam mengambil keputusan. Kasih kesempatan ke Wagub dan IP mundur dulu ke belakang. Urusan Covid-19 tidak bisa bertele tele, tidak bisa lamban," tukuk Andre Rosiade.

Andre Rosiade meminta Irwan Prayitno transparan dan jujur kepada rakyat karena Covid-19 mempertaruhkan nyawa rakyat. Covid-19, kata dia, bukan era pencitraan, melainkan berpacu dengan waktu, berpacu menjaga nyawa masyarakat Minang dan masyarakat Sumbar.

"Ini bukan soal politik. Ini murni soal nyawa warga masyarakat. Kami anggota DPR RI bertanggung jawab menjaga warga Sumbar," terang Andre Rosiade. (*/PN-001)

Kamis, 30 Januari 2020

Cerita Tentang Shalat Jumat Perdana di Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok


Wakil Walikota Solok, Reinier Dt Mangkuto Alam, meresmikan Masjid At Taqwa di Kompleks SMPN 3 Kota Solok. Masjid ke-57 di Kota Solok tersebut, dibangun oleh seorang alumninya, Yenon Orsa, melalui yayasan miliknya, Darianis Yatim. Prosesi peresmian, juga ditandai dengan Shalat Jumat perdana, Jumat (24/1/2020).

Prosesi peresmian Masjid At Taqwa di Kompleks SMPN 3 Kota Solok, berlangsung khidmat dan semarak. Selain Wakil Walikota Solok, Reinier Dt Mangkuto Alam, peresmian masjid ke-20 yang dibangun Yayasan Darianis Yatim di Kota dan Kabupaten Solok tersebut, dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok Irman Yefri Adang, perwakilan Kemenag Kota Solok Afrizen, Ketua Baznas Kota Solok AKBP (Purn) Zaini, Kepala Dinas Pendidikan Rosavela Yohariza, Kabag Kesra Heppy Dharmawan, kepala sekolah dan majelis guru, alumni SMPN 3 Solok, serta para siswa.

Usai peresmian, para undangan dan hadirin diajak pihak sekolah untuk makan bersama. Tak lama berselang, waktu Shalat Jumat semakin dekat. Para undangan dan hadirin kemudian diajak untuk melaksanakan Shalat Jumat perdana di masjid baru tersebut.

Yang unik, Masjid At Taqwa berada di sudut paling kiri gerbang sekolah. Keberadaannya tepat di tengah-tengah pemukiman penduduk dan bersisian langsung dengan jalan raya. Sehingga, dengan pembangunan gerbang baru untuk masjid tersebut, membuat lokasinya sangat strategis dan bisa disinggahi siapapun.

Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.

Selain membangun masjid secara utuh, Yayasan Darianis Yatim juga membangun fasilitas berwudhuk, dan melengkapi sound system, karpet, kipas angin, hingga sandal wudhuk. Sehingga, jamaah bisa menjadi nyaman.

Tak lama berselang, masjid sudah dipenuhi jamaah yang tidak hanya terdiri dari para undangan peresmian, tapi juga oleh masyarakat sekitar dan siswa-siswa SMPN 3 Kota Solok. Dengan arsitektur dan fasilitas yang nyaman, para jamaah mulai berzikir dan menunaikan shalat tahiyatul masjid.

Bertindak sebagai Khatib di Shalat Jumat perdana adalah Jonedi, guru SMPN 5 Kota Solok. Sedangkan muadzin oleh salah satu guru SMPN 1 Kota Solok. Dalam ceramahnya, Jonedi menekankan pentingnya menjaga hati dan selalu beritikad baik. Menurutnya, tidak hanya perbuatan baik yang harus dibalas dengan kebaikan. Tapi juga keburukan, harus juga dibalas dengan kebaikan. Sebab, Islam senantiasa mengajarkan umatnya untuk selalu berfikiran dan bertindak positif.

"Rasulullah senantiasa mencontohkan perbuatan baik dalam penyebaran Islam. Sebab, Islam adalah rahmatan lil alamin atau rahmat bagi sekalian alam. Tidak hanya untuk umat Islam semata, tapi juga segenap manusia dan alam raya ini," ujarnya.

Peresmian Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Jumat (24/1/2020).


Usai Shalat Jumat, silaturahmi para undangan dan tuan rumah tidak serta merta usai. Anggota DPRD Kota Solok, sekaligus perwakilan Yayasan Darianis Yatim, Rusdi Saleh, mendapat banyak permintaan pembangunan masjid oleh para undangan. Terlebih, saat ini masjid yang sedang dibangun maupun yang dipugar oleh Yayasan Darianis Yatim, mayoritas berada di Kota Solok dan berada di sekolah-sekolah umum. Sebut saja, di sejumlah di Kota Solok, seperti SMPN 1 Kota Solok, SMPN 2 Kota Solok, SMPN 4 Kota Solok, SMPN 5 dan SMPN 6 Kota Solok. Kemudian masjid di Asrama 12 di Kelurahan Tanah Garam, masjid di RSUD M Natsir di Kelurahan Simpang Rumbio Kota Solok, serta rehab masjid di berbagai wilayah di Kota Solok. Sehingga, pihak Kementerian Agama Kota Solok dan Kementerian Agama Kabupaten Solok juga ingin mendapatkan bantuan serupa.

"Insyaaallah. Tahun 2020 ini, kita sudah merencanakan pembangunan sejumlah masjid di Kabupaten Solok. Salah satunya di sebuah madrasah di Kabupaten Solok. Kami hanya berharap, masyarakat senantiasa mendoakan Pak Yenon Orsa selaku pemilik Yayasan Darianis Yatim, untuk selalu sehat dan diberi kelapangan rezeki oleh Allah. Sehingga, bisa semakin banyak masjid dan sarana pendidikan yang dibangunnya di Kota Solok, Kabupaten Solok dan Sumbar," harap Rusdi Saleh.

Wakil Walikota Solok, Reinier Dt Mangkuto Alam, menyampaikan kata sambutan pada Peresmian Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Jumat (24/1/2020).


Sebelumnya, dalam prosesi peresmian Masjid At Taqwa pagi harinya, Wakil Walikota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam menegaskan jargon Kota Beras Serambi Madinah, sangat terbantu dengan hadirnya Yayasan Darianis Yatim. Sehingga, semakin menggairahkan kegiatan agamis di Kota Solok. Reinier juga mengungkapkan saat ini, seluruh sekolah di Kota Solok sudah menyemarakkan Tahfidz Alquran.

"Manfaatkan, rawat dan jaga masjid ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga, saat Yenon Osra berkunjung ke SMPN 3 Kota Solok suatu saat nanti, beliau akan merasa niat baiknya bisa bermanfaat maksimal. Sehingga, nantinya membuat beliau bisa mengusahakan berbagai kegiatan lain di SMPN 3 Solok," ungkapnya.

Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, SE, menyampaikan kata sambutan pada Peresmian Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Jumat (24/1/2020).


Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, memberikan apresiasi dan penghargaan tinggi terhadap Yayasan Darianis Yatim. Menurut Yutris Can, niat baik ini harus disambut semua pihak, salah satunya karena sudah sangat membantu meringankan APBD. Dari 20 masjid yang telah dibangun oleh Yayasan Darianis Yatim di Kota Solok dan Kabupaten Solok, biaya pembangunan mencapai Rp 30 miliar. Sementara, dari APBD Kota Solok, hanya sanggup membangun satu atau dua masjid pertahun.

"Niat tulus ini, merupakan sesuatu yang tidak terjadi di daerah lain. Pak Yenon Osra, sebagai alumni SMPN 3 Kota Solok, sangat ingin pembangunan akhlak generasi muda dimulai dari masjid. Sehingga, komitmen Kota Beras Serambi Madinah, tidak sekadar jargon. SD dan SLTP sangat vital bagi generasi muda. Pendidikan agama di sekolah umum harus lebih baik lagi," ungkapnya.

Wakil Walikota Solok, Reinier Dt Mangkuto Alam, menandatangani prasasti Peresmian Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Jumat (24/1/2020).


Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solok, Alizar Chan, yang diwakili Afrizen, mengungkapkan Masjid At Taqwa di SMPN 3 Kota Solok, merupakan masjid ke-57 di Kota Solok. Afrizen mengungkapkan Kemenag Kota Solok sangat mengapresiasi ketulusan Yayasan Darianis Yatim dalam mewujudkan kondisi agamis di Kota Solok.

"Keberadaan Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok ini, sudah kami laporkan ke Kanwil Kemenag Sumbar. Dari Kemenag Kota Solok sendiri, kita siap memberikan dukungan penuh. Misalnya, dalam penyediaan Ustadz dan Ustadzah pada setiap kegiatan-kegiatan agama di sini," ungkapnya.

Afrizen mengungkapkan saat ini di Kota Solok, ada sekitar 128 penyuluh agama khusus, hasil dari kerja sama Pemko Solok dan Kemenag Kota Solok.

"Pokoknya kita siap membantu segala kebutuhan. Sehingga, kehidupan agamis dapat semakin semarak di Kota Solok, Kota Beras Serambi Madinah," ungkapnya.

Kepala SMPN 3 Kota Solok, Marzaledi Kamra, memberikan penghargaan kepada Rusdi Saleh, perwakilan Yayasan Darianis Yatim, saat Peresmian Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Jumat (24/1/2020).


Kepala SMP Negeri 3 Kota Solok Marzaledi Kamra menyatakan, pembangunan Masjid At Taqwa ini awalnya diprakarsai oleh para alumni SMP Negeri 3 Kota Solok, serta dibantu oleh yayasan Darianis Yatim. Marzaledi mengatakan, Masjid At Taqwa akan dijadikan sebagai pusat kegiatan keagamaan seperti sholat 5 waktu, dan kegiatan tahfiz Al Quran. Tidak hanya murid, namun masyarakat juga bisa memanfaatkan masjid tersebut dengan telah dibentuknya panitia Masjid At Taqwa dengan melibatkan masyarakat di sekitar SMP Negeri 3 Kota Solok.

Perwakilan Yayasan Darianis Yatim, Rusdi Saleh, menyatakan masjid ke-20 yang dibangun di SMPN 3 Kota Solok ini, merupakan wujud dari komitmen Pemilik Yayasan Darianis Yatim, Yenon Osra, untuk mewujudkan kehidupan religius di Kota Solok. Sebagai alumni SMPN 3 Kota Solok, Yenon Osra menurut Rusdi Saleh sangat ingin menghadiri peresmian masjid di almamaternya. Namun, karena banyaknya agenda, Yenon Osra belum bisa hadir.

"Pak Yenon Osra sebagai Alumni 3 SMPN Kota Solok, sangat ingin hadir dalam peresmian ini. Namun, karena kesibukan, beliau meminta maaf kepada seluruh keluarga besar SMPN 3 Kota Solok," ungkapnya.

Rusdi Saleh
Anggota DPRD Kota Solok/Perwakilan Yayasan Darianis Yatim.


Rusdi Saleh, yang juga Anggota DPRD Kota Solok, menegaskan pihaknya dan Yayasan Darianis Yatim, tidak akan mencampur baurkan politik dan pengabdian. Menurutnya, pihaknya akan selalu menghargai seluruh pandangan politik. Pengabdian Yayasan Darianis Yatim menurutnya merupakan sebuah amanah dan pengabdian.

"Tidak ada kepentingan politik dan pengabdian bercampur baur. Komitmen dan integritas Pak Yenon Osra, hanya untuk pengabdian ke agama dan masyarakat," ujarnya.

Rusdi Saleh mengungkapkan, Yayasan Darianis Yatim selain membangun sarana ibadah seperti masjid, juga melakukan sejumlah kegiatan sosial lain di Sumatera Barat. Di antaranya bedah rumah masyarakat miskin, membantu pendidikan dari tingkat SD, SLTP, SLTA, hingga perguruan tinggi. Bahkan, saat ini, ada 4 mahasiswa yang dibantu biaya pendidikannya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

"Pak Yenon Osra hanya berharap, kiprah dan kegiatan Darianis Yatim hendaknya di-support oleh semua elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Di Kota Solok misalnya, bisa menjadi kota yang berakhlakul karimah. Salah satunya, menjadikan masjid-masjid sebagai pusat tahfidz Alquran. Sehingga, bisa menjadi daerah yang diberkahi. Demikian juga untuk daerah-daerah lainnya," harapnya.

Peresmian Masjid At Taqwa SMPN 3 Kota Solok di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Jumat (24/1/2020).


Menurut Rusdi Saleh, masjid di kompleks sekolah merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman agama dan fasilitasi ibadah bagi generasi penerus.

"Keberadaan masjid di kompleks sekolah ini diharapkan para siswa bisa shalat berjamaah, serta aktivitas beragama lainnya. Sehingga, pemahaman agama bagi generasi penerus ini bisa semakin kuat. Darianis Yatim selalu berusaha menjaga komitmen untuk syiar Islam di Sumbar," ungkapnya.

Rusdi Saleh juga menuturkan, Yayasan Darianis Yatim merupakan sebuah yayasan yang dibentuk oleh perantau asal Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Yenon Orsa. Menurut Rusdi Saleh, yayasan yang berdiri pada tahun 2012 tersebut, bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan pendidikan.

"Tujuan utama, adalah untuk meningkatkan pemahaman agama dan keimanan. Serta mencegah dampak negatif, seperti kenakalan remaja dan penyalahgunaan Narkoba. Perlu diingat, konsep Yayasan Darianis Yatim, memberi dan berbagi, bukan untuk dipuji, tapi untuk berempati dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jadi, pembangunan berdasarkan kebutuhan, bukan dasar kedekatan," ujarnya.

Yenon Orsa
Pemilik Yayasan Darianis Yatim


Yenon Orsa merupakan tokoh perantau asal Nagari Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Yenon Osra sukses dalam bidang pendidikan dan Teknologi Informatika (TI). Melalui Yayasan Darianis Yatim, Yenon Orsa selama dikenal sebagai orang yang banyak membantu biaya pendidikan siswa miskin berprestasi, membangun dan memugar masjid dan mushalla, serta membangun sarana di bidang pendidikan.

Kepercayaan Yenon Orsa ke Rusdi Saleh berawal dari adik kandungnya, Yenna Roseva Boer, yang satu kelas dengan Rusdi Saleh di SMAN 1 Kota Solok. Dari berbagai pertemuan dan kegiatan, Yenon Orsa akhirnya tertarik dengan komitmen dan kejujuran Rusdi Saleh. Hingga akhirnya, Rusdi Saleh menjadi decission maker (pengambil keputusan) di Yayasan Darianis Yatim untuk mengelola seluruh proyek pembangunan masjid, pemberian beasiswa, hingga bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Sumbar. (rijal islamy)

Sabtu, 28 Desember 2019

Piawainya Gusmal Menanggapi Isu Kemiskinan di "Rumah Beratap Mulsa"

Gonjang-Ganjing Rumah Ladang Beratap Mulsa di Dekat Pusat Pemerintahan Kabupaten Solok, Arosuka
* Kepiawaian Gusmal Menanggapi Isu "Rumah Beratap Mulsa" yang Viral di Jagat Maya


Satu keluarga tinggal di sebuah rumah tak layak huni (Rutilahu) di sebuah ladang di Arosuka. Pemkab Solok, menjadi "sasaran tembak" terhadap isu kemiskinan. Apalagi, lokasinya tak jauh dari kompleks Kantor Bupati Solok. Kepiawaian Bupati Solok, Gusmal, SE, MM Dt Rajo Lelo, akhirnya terbukti dalam menghadang masalah tersebut. Pemkab Solok turun tangan ke lokasi, memberikan bantuan, dan dengan sentuhan humanis, berhasil membuat satu keluarga itu pindah.

Isu kemiskinan, menjadi salah satu momok menakutkan bagi sebuah pemerintahan. Pemkab Solok, beberapa waktu lalu, dicoba untuk dihantam dengan isu sakti tersebut. Sebuah keluarga yang tinggal di sebuah ladang, dengan kondisi rumah yang tak layak huni, mendadak viral di media sosial. Penyebaraan foto-foto rumah beserta keluarga tersebut, sangat masif dilakukan. Dengan bumbu kemiskinan di dekat pusat pemerintahan Arosuka, foto-foto tersebut langsung viral dan menjadi perbincangan serius netizen, dan berkembang ke kedai-kedai kopi, dan menjadi isu yang tak terbendung.

Bupati Solok Gusmal, SE, MM, Dt Rajo Lelo bersama Desnadefi Gusmal


Pemkab Solok, di bawah kendali Gusmal Dt Rajo Lelo dan Wabup Yulfadri Nurdin, tentu saja menjadi pihak yang paling dipersalahkan. Terlebih, Gusmal berasal dari Guguk, sama dengan asal keluarga yang viral tersebut. Arah "serangan" sangat jelas. Kewibawaan dan harga diri Pemkab Solok, terlebih Gusmal secara pribadi, dipertaruhkan.

Namun, Gusmal yang menjalani periode kedua sebagai Bupati Solok (sebelumnya periode 2005-2010), menanggapi isu dan "serangan" tersebut dengan sangat cerdas. Sebagai pamong senior yang menghabiskan hidupnya sebagai birokrat di Pemkab Solok, Gusmal menjawab tudingan muring yang coba diarahkan kepadanya dengan brilian.

Berbekal pengalamannya yang sempat menjadi Kepala Dinas Sosial, Kepala Bappeda, Sekretaris Daerah, hingga menjadi Bupati Solok, Gusmal dengan taktis mengutus Yandra Prasat, Kepala Dinas Sosial Pemkab Solok turun langsung ke lokasi. Tentu saja turun dengan "oleh-oleh", dan pesan pemahaman dari sang bupati.

Kadis Sosial Pemkab Solok, Yandra, saat mengantarkan bantuan dari Pemkab Solok.


Yandra Prasat "diperintahkan" untuk menyusun tim dan langsung ke lokasi tempat tinggal keluarga penghuni rumah plastik tersebut di Nagari Koto Gaek Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Kamis (26/12/2019). Yandra yang sebelumnya sangat populer saat menjabat Kepala Dinas Pariwisata tersebut, membawa Aparatur Pemerintahan Nagari Koto Gaek Guguk, dan awak media untuk menelusuri jejak keberadaan penghuni pondok plastik bekas beserta keluarga besarnya.

Menempuh jarak berkilo-kilo dengan berjalan kaki, sambil memikul barang-barang bantuan, tim tiba di lokasi dan bertemu langsung dengan Erisman (32 th) beserta Desrika (30) istrinya. Yandra, dengan kata-kata terstruktur, menjelaskan bahwa postingan di jagat maya, terutama media sosial tersebut, telah membuat masyarakat berprasangka dan berpendapat negatif ke Pemkab Solok. Karena timbul asusmsi, Pemkab Solok melakukan pembiaran pada warga yang terlantar.

"Padahal, setelah ditelusuri, hal seperti itu tidaklah sesuai dengan yang digemborkan dan diviralkan di Medsos. Kondisi keluarga tersebut tidaklah separah yang dibayangkan sebelumnya. Gubuk atau pondok ini, adalah rumah di tengah ladang, yang digunakan untuk menunggui ladang mereka," ujarnya.

Kadis Sosial Pemkab Solok saat menyerahkan bantuan di lokasi rumah ladang beratap mulsa di Arosuka.


Orang tua keluarga tersebut yang ikut dalam rombongan tersebut, juga mengaku tidak pernah mengusir anak, menantu dan cucunya tersebut. Orang tua tersebut menyebutkan, mungkin mereka merasa tidak nyaman tinggal di rumah tersebut, dan letih bolak-balik untuk menunggui ladang.

"Padahal rumah tersebut cukup besar untuk mereka tempati. Kalau ingin hidup mandiri, di samping rumah tersebut masih bisa dibangun rumah lagi," ujar orang tuanya.

Fakta lainnya, tim juga mendapati kenyataan bahwa pasangan ini dasarnya bukan dari keluarga miskin. Hanya saja, hidup mereka tidak menetap dan berpindah-pindah untuk berladang di sejumlah tempat.

Fakta berikutnya, foto gubuk plastik sengaja diviralkan oleh kerabat dekatnya, dengan harapan, pasangan ini bisa memperoleh bantuan dari dinas terkait berupa bantuan bedah rumah.

Keluarga Aris setelah pindah ke rumah yang disiapkan warga Kotogaek Guguk.


Atas kenyataan tersebut, Kadis Sosial Yandra Prasat, menyatakan bahwa Bupati Gusmal telah menegaskan kepada dirinya, agar memprioritaskan keluarga tersebut mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) di tahun anggaran 2020 mendatang. Yakni berupa program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

"Saat ini, dari Dinsos, kami membawa bantuan darurat sosial kejadian luar biasa yang telah disiapkan tetap disalurkan. Berupa peralatan rumah dan dapur selengkapnya, sandang serta sembako, juga pakain sekolah," ujarnya.

Tak berselang lama setelah kepulangan Tim Dinsos Kabupaten Solok tersebut dari lokasi, pasangan keluarga Erisman berkemas untuk pindah ke rumah yang lebih layak yang disiapkan oleh warga setempat.

Kondisi rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Sebelumnya, beberapa hari lalu, jagat dunia maya di Kabupaten Solok, mendadak gempar, dengan beredarnya foto-foto sebuah "rumah" di sebuah peladangan. Dalam keterangan foto yang diunggah di media sosial facebook tersebut, terlihat satu keluarga dengan dua anak tinggal di "rumah" tersebut. Bahkan, disebutkan bahwa lokasi "rumah" tersebut tidak jauh dari Kompleks Kantor Bupati Solok.

Dekatnya "rumah" tersebut dengan kantor Bupati Solok, menciptakan "aroma" yang tidak sedap. Sebuah perbandingan, dengan hiperbola yang luar biasa. Sebuah gubuk tak layak, diperbandingkan dengan kantor Bupati sebagai "istana".

Kondisi di dalam rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Ternyata, saat ditelusuri ke lokasi, kepala keluarga, Aris (32), baru tinggal bersama istrinya Rika (30) dan kedua anaknya, Syafira (9) dan Syakila (10 bulan), di gubuk tersebut sejak 3 bulan terakhir. Sebelumnya, warga Nagari Kotogaek Guguak, Kecamatan Gunung Talang tersebut sebelumnya tinggal di Perumnas Kayuaro, milik seseorang tanpa membayar. Namun, karena pemilik rumah akan menghuni rumahnya, keluarga tersebut pindah ke rumah orang tuanya di Kotogaek. Diduga kurang nyaman tinggal bersama orang tuanya, dan jauh dari ladangnya, sekeluarga itu pun membangun "rumah ladang" di Arosuka.

Sebagai "rumah ladang", kondisi gubuk tersebut memang terlihat cukup miris untuk ditempati sebuah keluarga. Apalagi dengan dua anak yang masih kecil dan masih bayi. Beratapkan dan berdindingkan mulsa (plastik ladang), gubuk tersebut hanya dilengkapi dengan fasilitas seadanya. Seperti tikar, kasur lusuh, dan perabotan seadanya.

"Sebelumnya, kami tinggal menumpang di rumah Perumnas Kayuaro. Karena yang punya rumah akan tinggal di rumah itu, kami pindah ke rumah orang tua di Kotogaek. Kemudian, kami tinggal di gubuk ini, sekaligus bisa berladang di sini," ungkap Aris.

Kondisi rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Menjadi informasi yang viral di Medsos, berbagai pihak melontarkan komentar dan pendapat. Ketua DPRD Kabupaten Solok, Jon Firman Pandu, misalnya. Pria yang juga Ketua DPC Partai Gerindra tersebut menyatakan dirinya sangat miris, masih ada masyarakat Solok dengan kondisi seperti itu.

"Kita sebagai warga Kabupaten Solok merasa sangat miris mendapat laporan seperti ini. Dalam peradaban yang sudah modern ini, masih ada kondisi masyarakat yang serba kekurangan seperti itu. Ini akan menjadi tanggung jawab Pemerintahan Daerah secara bersama sama guna membenahi ekonomi masyarakat. Ke depannya kita tidak ingin hal seperti ini ada lagi di wilayah Kabupaten Solok. Selanjutnya, nanti kita akan koordinasikan dengan dinas terkait. Semoga ada jalan keluarnya dan warga tersebut mendapatkan bantuan dan memiliki tempat tinggal yang layak," ujar Jon F Pandu.

Bupati Solok, Gusmal, SE, MM, Dt Rajo Lelo


Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, menanggapi hal ini dengan sangat hati-hati. Pasalnya, bagi pemerintah sebuah daerah, kemiskinan adalah sebuah aib. Apalagi jika "dibumbui" dengan tidak adanya "kepedulian" pemerintah. Gusmal menyatakan, dari informasi yang didapatnya, keluarga tersebut, sudah tinggal di gubuk tersebut selama tiga bulan. Namun, tetap sering bolak-balik ke rumah orang tuanya di Kotogaek.

"Beliau tinggal di sana sudah 3 bulan yang lalu dan sering juga bolak balik ke rumah orang tuanya, karena KK, KTP dan surat serta barang-barang berharga  lainnya masih disimpan di tempat orang tuanya. Jadi kesimpulannya, rumah tersebut merupakan rumah ladang," kata Bupati.

Gusmal juga mengungkapkan, sejumlah usaha telah dilakukan pemerintah setempat. Di antaranya, dengan melakukan pendekatan kepada orang tuanya dan menyarankan mengajak lagi untuk tinggal di rumah orang tuanya yang lumayan besar.

"Warga tersebut sudah pernah dipanggil oleh pemerintah nagari. Akan tetapi, dengan alasan menunggui ladang, yang bersangkutan belum mau pindah ke tempat lain. Kita akan menyalurkan bantuan berupa peralatan dapur, kasur, selimut, sembako dan kebutuhan lain yang mungkin dibutuhkan," ujarnya. (rijal islamy)

Minggu, 01 Desember 2019

Dua Wartawan Kabupaten Solok Terpilih Menjadi Walinagari

Dunia jurnalistik dan birokrasi, sejatinya ibarat dua sisi mata uang. Sejalan dengan era reformasi yang serba terbuka, profesi jurnalistik selama ini identik dengan kritikan terhadap birokrasi. Tapi, bagaimana jika seorang jurnalis terpilih menjadi walinagari?
Dua wartawan Kabupaten Solok, Mardi Henderson dan Syamsul Azwar terpilih menjadi Walinagari. Mardi dan Syamsul, meraih suara tertinggi dalam helatan Pilwana 28 November 2019 lalu. Artinya, keduanya kini berada dalam lingkaran birokrasi.

Mardi Henderson meraih 412 suara pada helatan Pemilihan Walinagari (Pilwana) di Nagari Koto Gaek, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Kamis (28/11/2019) lalu. Cawana nomor urut 4 tersebut, mengungguli Dusriarpen, petahana (incumbent) yang hanya meraih 96 suara. Kemudian Zulkifli Dt Sutan (211), Doni (372) dan Respito (146). Dari 1.699 orang daftar pemilih tetap (DPT), jumlah masyarakat Koto Gaek yang menyalurkan hak suaranya sebanyak 1.237 orang.

Sementara itu, Syamsul Azwar sebagai walinagari petahana di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, kembali mendapat kepercayaan masyarakat di periode kedua. Syamsul meraih 1.510 suara, mengungguli Bakri (215), Romi Fasta (458), Syamsudin (347), dan Dasrianto (1.122).

Kemenangan Mardi Henderson dan Syamsul Azwar dalam Pilwana tersebut menjadi unik, karena keduanya memiliki latar belakang jurnalis, atau wartawan. Keduanya juga membuktikan bahwa profesi jurnalis, menjadi salah satu profesi yang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Di samping karakter pribadi yang dimiliki keduanya.

Mardi Henderson


Mardi Henderson lahir bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia ke-24. Yakni tanggal 17 Agustus 1969. Pria pemilik sorot mata tajam, namun murah senyum ini, menjalani profesi wartawan sejak November 2007. Sebelumnya, Mardi menjalani hidup sebagai perantau di Kota Batam, Kepulauan Riau. Pada 2007 itu, Mardi memulai petualangannya sebagai pewarta di Tabloid Publik. Sebuah tabloid yang didirikan dan dibesarkan oleh mantan Anggota DPRD Sumbar, mendiang Aswanil Asmara Dt Rajo Johan. Kini, Mardi menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Koran Suara Kita, sebuah koran terbitan Medan, Sumatera Utara.

Meski segera akan dilantik menjadi Walinagari Koto Gaek, Mardi menegaskan dirinya tidak bisa melupakan "jasa" profesi wartawan yang telah digelutinya selama 12 tahun belakangan. Menurutnya, jurnalistik telah memberikan segala hal dalam hidupnya, terutama terkait dengan pembentukan karakter dan memahami jalannya birokrasi.

"Jurnalistik adalah guru yang sangat berharga. Pengalaman menjalani profesi wartawan selama ini, berperan besar dalam hidup saya. Salah satunya membentuk karakter yang kritis, jujur, dan bertanggung jawab. Sehingga, tidak mungkin saya akan melupakan jasa profesi jurnalistik ini sampai kapanpun. Sebab, secara jujur saya harus mengakui, bahwa saya besar dari jurnlistik ini," tegasnya.

Meski setelah dilantik menjadi Walinagari, Mardi harus meninggalkan profesi jurnalistiknya, namun jiwa dan karakter sebagai wartawan menurutnya akan senantiasa melekat. Hal ini menurutnya akan senantiasa diaplikasikan dalam bidang tugasnya. Salah satunya penyelenggaraan birokrasi yang transparan dan terbuka. Mardi juga meminta seluruh rekan-rekan pers di Solok Raya (Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan) selalu memberikan dukungan penuh baginya menjalani peran barunya sebagai walinagari.

"Meski kita selama ini adalah rekan seprofesi, saya meminta rekan-rekan pers Solok senantiasa memberi dukungan penuh kepada saya. Terutama senantiasa mengkritik dan mengingatkan saya jika merasa saya ada kekeliruan. Kritik dan tegur jika saya salah. Karena tamparan dari seorang kawan, lebih baik dari pelukan dari seorang musuh. Jangan biarkan saya terjerumus. Saya mohon selalu diberikan arahan, petunjuk dan kritik dari rekan-rekan pers," ungkapnya.

Mardi Henderson merupakan salah satu pendiri Forum Komunitas Wartawan Solok (F-Kuwas). Di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Solok, Mardi berada di Bidang Hukum.

"Tugas saya ke depan sangat berat. Koto Gaek, sebagai nagari yang bersisian langsung dengan ibukota Kabupaten Solok, Arosuka, dituntut menjadi nagari penyangga. Karena itu, pemerintah nagari Koto Gaek harus mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) anak nagari dan pemerintahan nagari yang baik," ujarnya.



Sementara itu, Walinagari Batang Barus, Syamsul Azwar, sejatinya memikul beban yang cukup berat. Pasalnya, Nagari Batang Barus merupakan nagari di pusat pemerintahan Kabupaten Solok. Nagari Batang Barus, merupakan Jakarta-nya Indonesia. Artinya, Walinagari Batang Barus adalah "Gubernurnya" DKI Jakarta.

Sama seperti Mardi, Syamsul Azwar juga merupakan alumni dari Tabloid Publik. Namun, pria kelahiran 28 Februari 1974 tersebut memulai kiprahnya di jurnalistik sejak tahun 2002, kala bergabung dengan Serambi Pos. Tahun 2004, Syamsul bergabung dengan Tabloid Publik dan hijrah ke The Public pada tahun 2013.

Usai dilantik sebagai Walinagari Batang Barus pada 2013, Syamsul Azwar didaulat sebagai Ketua Forum Walinagari (Forwana) Kabupaten Solok. Menurutnya, kepercayaan tersebut, salah satunya adalah hikmah dari dirinya menjadi jurnalis.

"Ketika orang meragukan profesi jurnalis dalam birokrasi. Ternyata jurnalis, bisa memimpin. Sifat jurnalis yang selalu bertanya, kritis, dan selalu ingin tahu, berperan besar membentuk kepemimpinan. Bekal pengalaman sebagai jurnalis, membuat kita bisa memahami berbagai aspek dalam birokrasi dan pembangunan. Mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Sehingga, kita bisa menempatkan diri sebagai pemimpin, bukan penguasa. Pemimpin, akan selalu mengedepankan kepentingan umum, sedangkan penguasa cenderung bersikap otoriter," ungkapnya.

Syamsul Azwar juga menegaskan bahwa profesi wartawan adalah bagaimana bisa mencerdaskan masyarakat melalui karya-karya jurnalistik. Selain menyebarkan informasi ke masyarakat luas, jurnalis menurutnya harus memberikan kontrol sosial kepada pemerintahan.

"Saat berada di pemerintahan, kita harus tetap siap menerima kritik dan kontrol dari masyarakat. Tak terkecuali dari rekan-rekan jurnalis," ungkapnya.

Sebelumnya, Syamsul Azwar selain sebagai jurnalis juga berkiprah di berbagai bidang di Nagari Batang Barus. Di antaranya Ketua Pemuda, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Anggota Badan Perwakilan Nagari (BPN), Kepala Jorong Lubuk Selasih, hingga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Batang Barus.

"Batang Barus sebagai etalase Kabupaten Solok. Sesuai Visi dan Misi, saya ingin menjadikan Batang Barus sebagai Nagari Cerdas atau Nagari Smart. Sehingga, penguatan kapasistas lembaga dan organisasi menjadi kunci. Karena itu, peran dari rekan-rekan pers sangat saya harapkan dalam penguatan ini," ujarnya.

Roni Natase


Menanggapi terpilihnya Mardi Henderson dan Syamsul Azwar dalam Pilwana 28 November lalu, Ketua Forum Komunitas Wartawan Solok (F-Kuwas), Roni Natase mengaku pihaknya sangat bangga. Menurutnya, terpilihnya kedua wartawan anggota F-Kuwas tersebut, merupakan pengakuan dan cerminan bahwa wartawan juga bisa memimpin dan disenangi masyarakat.

"Terpilihnya Mardi dan Syamsul, merupakan sebuah prestasi dan kebanggaan bagi kami insan media di Solok. Kami akan mendukung penuh keduanya dalam menjalankan kiprahnya sebagai walinagari. Tidak hanya saran dan masukan, kami juga siap memberikan kritik membangun kepada mereka," ungkapnya.

Roni Natase juga mengharapkan kedua walinagari terpilih tersebut bisa menjaga nama baik mereka dengan menorehkan prestasi. Sebab menurutnya, keduanya juga membawa nama baik profesi wartawan. Roni juga meminta wartawan Solok juga berkiprah di berbagai organisasi kemasyarakatan, kepemudaan dan legislatif di Solok.

"Kita harapkan, rekan-rekan media juga berkiprah di legislatif, Ormas, OKP, dan berbagai bidang lainnya. Sehingga, keberadaan profesi wartawan semakin kuat dan mampu berkiprah secara langsung dalam pembangunan," harapnya.

Gusmal Dt Rajo Lelo & Ny. Desnadefi Gusmal


Sementara itu, Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, juga menyambut dengan antusias terpilihnya dua wartawan tersebut sebagai walinagari. Menurut Gusmal, hal itu membuktikan bahwa profesi wartawan disukai masyarakat. Gusmal menyatakan, dengan ilmu publikasi pembangunan dan kemasyarakatan yang dimiliki, keduanya mampu berperan dalam membangun masyarakat Kabupaten Solok. Gusmal juga mengharapkan, keduanya bisa lebih maju dan lebih baik dari walinagari-walinagari lain.

"Saya sangat antusias dengan terpilihnya Mardi dan Syamsul. Saya harapkan keduanya mampu menjadi pelopor dan inisiator, serta menjadi contoh bagi yang lain. Seperti Syamsul misalnya, yang dipercaya sebagai Ketua Forwana Kabupaten Solok. Saya harapkan Mardi juga mampu membawa Koto Gaek menjadi contoh bagi nagari-nagari lainnya. Tentu dengan prestasi dan gebrakan-gebrakan," ujarnya.

Gusmal juga menegaskan bahwa profesi jurnalis yang selama ini dikenal sebagai pihak yang mengkritik dan menyorot berbagai kebijakan pemerintahan, bisa menjadi contoh bagi yang lain.

"Jika biasanya mengkritik dan menyorot, tentu mereka akan lebih siapa sebagai pihak yang dikritik dan disorot. Saya berharap, setelah menjadi wlainagari, mereka tidak menghindar dari kritik, tapi menularkan ilmu dan daya kritisnya ke walinagari-walinagari lainnya. Mereka harus menjadi contoh, pelopor, dan inisiator," harapnya. (rijal islamy)

Kamis, 05 September 2019

Juru Kunci Paruh Musim, Ini Skenario Semen Padang Selamat dari Degradasi

PUTARAN pertama Shopee Liga 1 2019 telah berakhir. Bali United mengunci puncak klasemen dengan 40 poin. Klub kebanggaan Ranah Minang, Semen Padang FC, menghuni dasar klasemen dengan 11 poin. Akankah Kabau Sirah terdegradasi, seperti tim juru kunci paruh pertama musim-musim sebelumnya?

Meski belum semua tim menuntaskan 17 pertandingan, putaran pertama Liga 1 2019 telah berakhir. Semen Padang FC mengoleksi 11 poin dari 16 pertandingan dengan rincian dua kemenangan, lima imbang, dan sembilan kali kalah. Total 13 gol berhasil disarangkan berbanding 23 gol kemasukan dengan selisih gol minus 11. Kabau Sirah masih menyisakan satu laga tunda menghadapi Persija Jakarta, yang berlaga di partai final Piala Indonesia.

Paruh pertama Liga 1 Liga Indonesia 2019-2020, menjadi musim kelabu bagi Semen Padang FC. Kemenangan bahkan baru diraih di pekan ke-12, kala menjamu PSIS Semarang. Pelatih Syafrianto Rusli mundur setelah kalah 1-3 dari Tira-Persikabo selepas laga tunda pekan ke-4.

Sejarah membuktikan, tim juru kunci paruh pertama nyaris selalu berakhir dengan degradasi. Apalagi, saat kompetisi berubah nama menjadi Liga 1. Pada 2018, PSMS Medan yang jadi juru kunci paruh musim, dengan koleksi 18 poin, akhirnya terdegradasi setelah mengakhiri kompetisi di urutan paling bawah dengan 34 poin. Juru kunci di edisi 2017, Persiba Balikpapan yang mengoleksi 7 poin, terdegradasi setelah mengoleksi 27 poin di akhir musim.

Saat kompetisi bernama Indonesia Super League (ISL) tahun 2014, yang menggunakan sistem dua wilayah, nasib dua tim penghuni juru kunci paruh pertama, Persijap Jepara dan Persiba Bantul, juga berakhir turun kasta ke Divisi Utama. Nasib serupa juga terjadi pada ISL 2009/2010, tim juru kunci Persitara Jakarta Utara, yang mengoleksi 15 poin di paruh pertama, akhirnya terdegradasi di pengujung musim dengan 28 poin.

Meski begitu, sejarah juga mencatat, ada tiga tim juru kunci paruh musim yang berhasil selamat dari lubang jarum. Ketiga tim tersebut adalah Arema Indonesia di musim 2011/2012, Persija Jakarta di musim 2013, dan Pelita Jaya di musim 2010/2011. Ketiganya selamat dari mimpi terburuk seluruh tim di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.



Skenario Semen Padang FC Lolos dari Degradasi

Mungkinkah Semen Padang FC lolos dari jerat degradasi? Secara matematis tentu sangat bisa. Apalagi Arema, Pelita dan Persija telah membuktikannya. Syartanya, tentu saja dengan mengoleksi poin sebanyak-banyaknya di paruh kedua liga. Tapi, bagaimana caranya?

Berkaca pada musim-musim sebelumnya, klub-klub juru kunci paruh pertama, hanya mampu mengoleksi kisaran 20 poin di paruh kedua. Di 2018, PSMS mengoleksi 16 poin dan terdegradasi di poin 34 di akhir musim. Edisi 2017, Persiba Balikpapan mengoleksi 20 poin di paruh kedua dan finish di 27 poin. Persitara Jakarta Utara di 2009/2010, hanya mampu meraup 13 poin di paruh kedua berbanding 15 poin di paruh pertama.

Tapi, jika berkaca pada pengalaman Arema Indonesia dan Persija Jakarta, peluang Semen Padang tetap terbuka lebar. Pada musim 2011/2012, Arema Indonesia mampu meraih 24 poin di paruh kedua, sehingga selamat dari jerat degradasi. Sementara, Persija Jakarta pada edisi 2013, "menggila" dan meraup 30 poin untuk survive. Catatan tersebut, bisa menjadi patokan bagi Semen Padang di paruh kedua nanti. Yakni dengan mengoleksi minimal 24 poin atau 30 poin. Apalagi, selisih poin Semen Padang (11 poin), dengan tim-tim di atasnya tidak sampai sepuluh poin. Yakni Persija Jakarta (14 poin), Barito Putra dan Persela Lamongan (15 poin), Badak Lampung dan PSIS Semarang (16 poin), Kalteng Putra (17 poin), Bhayangkara United (18 poin), hingga Persib Bandung (19 poin) dan Persipura (20 poin). Bahkan, selisih Kabau Sirah dengan peringkat ke-4, Arema FC, hanya 15 poin. Artinya, hanya berselisih 5 kemenangan.

Dari 18 laga tersisa di paruh kedua, untuk meraih 24 poin, Semen Padang harus minimal meraih 8 kali kemenangan dan 10 kemenangan untuk 30 poin. Peluang meraih 24 poin atau 30 poin, sebenarnya bukan hal yang mustahil bagi Kabau Sirah. Pasalnya, dari 18 laga tersisa, Semen Padang bakal memainkan 8 laga kandang di Stadion H Agus Salim Padang. Jadi, Kabau Sirah harus mampu memaksimalkan seluruh laga kandang dan kembali menjadikan "Stadion H Agus Salim sebagai Neraka Bagi Tim Tamu".

Selain itu, di laga tandang, Semen Padang juga harus mulai bisa menyulitkan tim tuan rumah. Kabar baiknya, usaha tersebut sudah terlihat di laga tandang terakhir melawan Madura United, Rabu (28/8/19) lalu. Madura United yang berada di papan atas (peringkat ke-3) berhasil diimbangi dengan skor 1-1.

Dari segi internal klub, Semen Padang harus segera mencari pelatih berkualitas, baik itu lokal maupun asing, yang bisa langsung memberikan dampak signifikan terhadap penampilan tim. Sebab, situasi saat ini, Semen Padang butuh penyelamatan. Artinya, Semen Padang butuh pelatih yang telah mengenal kultur sepak bola Indonesia. Muhammad Zein Al Hadad dan Jafri Sastra barang kali bisa menjadi solusi. Jika melihat sejarah dan catatan mereka sebelumnya.

Muhammad Zein Al Hadad, sosok yang sangat dikenang oleh Persija Jakarta. Mamak (panggilan Zein Al Hadad) pernah menyelamatkan Persija Jakarta tahun 2017 lalu di setengah kompetisi tersisa, usai ditinggalkan pelatih sebelumnya Paul Camargo. Persija yang saat itu berada di tepi jurang degradasi berhasil dibawa pelatih keturunan Arab tersebut selamat. Saat dipegang Mamak, Persija sudah 14 kali tidak pernah menang, sama seperti kondisi Semen Padang saat ini. Usai menyelamatkan Persija, Mamak diganti. Namun, dirinya mengaku tidak masalah, sebab, Mamak memang seringkali hanya berperan sebagai penyelamat tim.

Jafri Sastra, salah satu pelatih asal Sumbar yang sangat disegani di pentas nasional. Jafri menjadi buah bibir saat menjuarai Piala Jenderal Sudirman 2016 bersama Mitra Kukar. Di final, Jafri menghadang Nilmaizar yang saat itu menangani Semen Padang. Pada kondisi Semen Padang saat ini, Jafri Sastra bisa menjadi pilihan. Apalagi, jika melihat rekam jejaknya musim 2018 lalu yang menyelamatkan PSIS Semarang dari jerat degradasi.

Setelah itu, Semen Padang hanya perlu memadukan permainan dengan pemain asing baru yang telah direkrut, yakni Yoo Hyun-koo, Thiago Moura, dan Henrique Santos. Kemudian, memaksimalkan pemain-pemain andalan dan strategi yang mumpuni.

Nasib kini berada di tangan Semen Padang sendiri. Akankah berakhir terdegradasi seperti tim-tim juru kunci paruh musim lainnya atau menolak menyerah seperti Arema Indonesia, Pelita Jaya dan Persija Jakarta? Jawabanya bisa diketahui di akhir Shopee Liga 1 2019.



Tim Legenda Sumatera

Persatuan Sepak Bola Semen Padang atau Semen Padang Football Club (SPFC) didirikan pada 30 November 1980. Klub yang didanai oleh pabrik semen tertua di Indonesia tersebut mengawali perjalanan mereka di kancah sepak bola Indonesia dengan mengikuti Divisi 1 Galatama tahun 1980.

Setelah 2 musim berkompetisi di Divisi Galatama, tahun 1982 Semen Padang FC berhasil menjuarai divisi tersebut dan promosi ke Divisi Utama. Mereka juga berhasil menjuarai Piala Galatama 1992 dengan mengalahkan Arema Malang di final, berkat gol semata wayang Delfi Adri.

Skuad semen Padang FC saat menjuarai Divisi I 1982 era Galatama diantaranya adalah Dahlan, Zalfi (Kiper), Suharno, Edi Muchni, Muharman, Hamdani Lubis, Ramlan, Karyadi Rusni, Asfinal, Suranto, Syafrianto Rusli, Setujuwono, Aprius, Lasdi Arman dengan pelatih Jenniwardin.

Perjalanan Semen Padang FC di kasta tertinggi Liga Indonesia yang dimulai sejak 1982 berjalan datar dan nyaris tanpa gelar selama hampir 10 tahun. Semen Padang FC baru bisa meraih gelar dalam dunia sepakbola tanah air yakni menjadi juara Piala Galatama pada 21 Juli 1992.

Skuad mereka kala menjuarai Juara Piala Galatama 1992 di antranya adalah Trisno Affandi, Toni Tanjung (Kiper), Endra M, Hendra Susila, Welliansyah, Joni Effendi, Nilmaizar, Riki Darman, Asfinal, Ahmad Syukri, Taufik Yunus, Afdal Yusra, Anton Syofnevil, Musfadli, Abdul Aziz, Herizon Idrus, Masykur Rauf, Delfi Adri dengan pelatih Suhatman Imam.

Tahun 1993/1994, Semen Padang FC tampil pertama kalinya di Piala Winner Asia dan berhasil menembus 8 besar. Kala itu tim asal Jepang berhasil menyingkirkan Nilmaizar dan kawan-kawan.

Catatan apik yang pernah diperoleh Semen Padang FC adalah peringkat 4 ISL 2010-2011, Runner Up Piala Indonesia 2012, Juara IPL 2012, Juara Community Shield 2013, 8 Besar AFC Cup, finalis Piala Jenderal Sudirman 2015 dan peringkat 4 Piala Presiden 2017. (rijal islamy)

Jumat, 09 Agustus 2019

Khutbah Idul Adha: Meneladani Ketaatan Dan Pengorbanan Nabi Untuk Menegakkan Islam Kaffah

Khutbah Idul Adha: Meneladani Ketaatan Dan Perngorbanan Nabi Untuk Menegakkan Islam Kaffah

Khutbah Idul Adha: Meneladani Ketaatan Dan Perngorbanan Nabi Untuk Menegakkan Islam Kaffah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، مِنْ غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.

أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.

الَلَّهُمَّ صَلِّ وُسَلِّمُ عَلَى حَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ، وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.

اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ!

اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْد

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً،

لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ اَللهُ أَكْبَر

اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ

Alhamdulillâhi Rabbi al-âlamîn, segala puji marilah kita panjatkan ke hadhirat Allah subhanahu wata’ala. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada  Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam beserta keluarga, para shahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa menaati risalahnya, serta berjuang tak kenal lelah untuk menerapkan dan menyebarluaskannya ke seluruh pelosok dunia hingga akhir zaman.

Hari ini umat Islam di seluruh penjuru dunia bersama-sama menggemakan pujian atas kebesaran Allah subhanahu wata’ala. Lebih dari 1,57 miliar kaum Muslimin di seluruh dunia mengagungkan asma Allah subhanahu wata’ala melalui takbir, tahlil, dan tahmid. Sementara itu, pada 9 Dzulhijjah kemarin, lebih dari tiga juta saudara kita kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia telah berkumpul untuk wukuf di Padang Arafah, menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima.

اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ

Ketaatan Nabi Ibrahim

Ma’asiral muslimin rahimakumullah,

Di hari ‘Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1436 H ini, kita mengenang kembali peristiwa agung pengorbanan Nabi Ibrahim dalam menaati perintah Allah subhanahu wata’ala untuk menyembelih putranya, Ismail. Padahal bagi Nabi Ibrahim, Ismail adalah buah hati, harapan dan kecintaannya, yang telah sangat lama didambakan. Namun di tengah rasa cinta itu, turunlah perintah Allah kepadanya untuk menyembelih putra kesayangannya itu. Allah berfirman:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى

“Maka tatkala anak itu telah sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu” (QS. ash-Shaffat: 102).

Terhadap perintah itu, Nabi Ibrahim mengedepankan kecintaan yang tinggi yakni kecintaan kepada Allah subhanahu wata’ala dan menyingkirkan kecintaan duniawi, yakni kecintaan kepada anak.

Perintah amat berat itu pun disambut oleh putranya, Ismail alaihissalam, dengan penuh kesabaran. Ismailpun mengukuhkan keteguhan jiwa ayahandanya dengan mengatakan:

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Wahai Ayahanda, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. ash-Shaffat: 102)

اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ

Ma’asiral muslimin rahimakumullah,

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut sudah seharusnya menjadi teladan bagi umat Islam saat ini. Tidak hanya teladan dalam pelaksanaan ibadah haji dan ibadah qurban, namun juga teladan dalam berjuang dan berkorban mewujudkan pengamalan syariah Islam secara kaffah.

Ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam melaksanakan syariah Islam mungkin terasa asing bahkan aneh, di tengah peradaban modern yang membanggakan dan mengidolakan kekayaan dan kemewahan duniawi. Semakin kita merasa aneh maka semakin jauh kita dari sikap mental Islamy yang justru semestinya menjadi pakaian dalam kehidupan ini. Inilah ruh Islam yang seharusnya menjiwai segenap aktifitas hidup orang-orang beriman. Tidak sedikit umat Islam yang amalan agamanya hanya sebatas ritual shalat, doa dan dzikir. Sementara hatinya kosong, tidak ada ruh Islamy yang menggema di dalamnya. Kurangnya keyakinan bahwa ibadah itu membawa keselamatan hidup, kurangnya keyakinan bahwa Allah itu mampu memenuhi hajat hidupnya. Maka yang nampak di tengah umat ini kegersangan hati, hidupnya tidak sakinah. Bahkan muslimin Indonesia yang jumlahnya lebih dari 200 juta inipun tidak mampu membangun kehidupan Islamy yang memberikan kesejahteraan dan kenyamanan hidup yang hakiki sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lemahnya kekuatan ruhiyah ini nampak dari sikap-sikap permisif (serba membolehkan), hedonistis (mengejar kepuasan hidup) dan materialistis (serba materi, semua amal dinilai secara materi).

Peradaban Islam sebagaimana masa Rasulullah dan Khulafaur rasyidin yang dijiwai dengan semangat ukhuwwah dan amal sholeh, kini berubah dengan semangat perpecahan dan perselisihan antar firqoh. Prestasi hidup tidak lagi diukur dengan taqwa dan amal sholih, melainkan diukur dari banyaknya harta dan titel status sosial.

Pergeseran Orientasi Hidup

Ma’asiral muslimin rahimakumullah,

Apa yang sedang terjadi di tengah umat ini adalah sebuah pergeseran orientasi hidup. Arah dan tujuan hidup semakin bergeser, secara pelan tetapi pasti, yaitu dari orientasi hidup ukhrowi ke orientasi hidup duniawi. Kecintaan yang besar terhadap dunia nampak sekali dari bobot perjuangannya yang luar biasa sepanjang hidupnya. Pola hidup zuhud dan qonaah yang diterapkan Rasulullah dan para sahabat beliau dahulu mungkin sudah dianggap hina dan tidak bergengsi. Naudzubillah min dzaalik. Allah berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran 14).

Perangkat dunia seperti emas, perak, sawah ladang memang perhiasan yang boleh dimiliki manusia, tetapi Allah mengingatkan bahwa akhirat itu yang lebih baik. Tentu dimaksudkan agar manusia jangan terpedaya dengan dunia yang fana dan justru melupakan akhirat yang lebih baik lagi kekal abadi.

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya (QS. Al-Kahfi 104).

Kecintaan yang berlebihan terhadap dunia pada akhirnya membuat perubahan besar pada orientasi hidup manusia juga umat Islam. Akhirat tidak lagi nampak dalam hati dan pikirannya. Mereka menjadikan dunia sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Diyakini yang membuat bahagia adalah uang dan harta kekayaan, yang membuat terhormat di tengah masyarakat adalah jabatan dan status sosial lainnya. Tanpa terasa mereka terjerumus dalam kemusyrikan. Allah berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah (QS. Al-Baqarah 165).

Dampak dari perubahan orientasi hidup ini adalah lemahnya ketaatan, semangat pengorbanan dan perjuangan menegakkan syariah Islam.

Lemahnya Ukhuwwah Ummat

Ma’asiral muslimin rahimakumullah,

Selain persoalan kehidupan pribadi – pergeseran orientasi hidup, ummat Islam juga menghadapi persoalan yang lebih besar menyangkut kehidupan ummat secara global, yaitu lemahnya ukhuwwah ummat. Perwujudan ukhuwwah yang semakin lemah ini merupakan hasil upaya konspirasi global untuk memecah belah umat Islam sedunia.

Padahal ikatan ukhuwwah ummat sebagai ummatan waahidah merupakan bagian penting dalam melaksanakan syariah Islam secara kaaffah. Keterpurukan umat di belahan bumi ini karena belum diamalkannya syariah Islam secara kaffah dalam kehidupan. Saudara-saudara kita di Palestina, Suriah, Rohingya di Myanmar dan lainnya, kini hidup dalam penjajahan, disiksa, dibantai dan banyak yang diusir dari negerinya, tanpa ada yang melindungi dan membelanya. Khusus Palestina beserta Masjid Al-Aqsha kini terus diserang dan dirampas Yahudi Israel. Mereka ingin membersihkan bumi Palestina dari muslimin dan menjadikan Al-Aqsha sebagai bagian tempat ibadah mereka.

Muslimin dari Syuriah kini tertindas dan terusir dari negerinya karena perbedaan paham agama. Mereka kini terlunta-lunta mencari tempat hidup ke negara-negara kafir di Eropa, sementara negara-negara muslimin terdekat justru diam bahkan ikut memusuhinya. Inilah korban hancurnya ukhuwwah ummat Islam sedunia. Sementara di Indonesia, rakyat terhimpit kemiskinan, harga-harga kebutuhan pokok terus membumbung tinggi, pendidikan mahal tapi kualitasnya rendah, kekayaan alam dikeruk oleh korporasi asing, budaya kufur semakin marak, dan korupsi kian merajalela.

Sungguh, pangkal keterpurukan ini bersumber pada satu hal yakni penyimpangan dari tuntunan Allah subhanahu wata’ala. Ini karena kaum Muslimin berpaling dari Al-Quran. Keadaan itu telah diterangkan oleh Allah subhanahu wata’ala dalam QS. Thaha 124:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dia pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta…”.

Menurut Imam Ibnu Katsir makna “berpaling dari peringatan-Ku” adalah: menyalahi perintah-Ku dan apa yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku, melupakannya dan mengambil petunjuk dari selainnya (Tafsir al-Quran al-‘Azhim, V/323).

Sedangkan penghidupan yang sempit tidak lain adalah kehidupan yang semakin miskin, menderita, terjajah dan tertindas, sebagaimana yang terjadi di negeri-negeri Muslim sekarang.

اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ

Mengembalikan Ketaatan Mu’minin

Ma’asiral muslimin rahimakumullah,

Di hari Idul Adha ini kembali kita diingatkan akan hebatnya ketaatan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Ketaatan hamba-hamba Allah dalam menunaikan syariah secara kaaffah adalah sebuah komitmen hidup yang tidak bisa ditawar lagi. Dengan ketaatan inilah akan melahirkan semangat pengorbanan yang ikhlas dalam kehidupan mu’minin.

Bagi umat Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Allah bahkan menetapkan Ulil Amri sebagai satu diantara sumber ketaatan mu’minin, sebagaimana firman Allah dalam Surat an-Nisa: 59, sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri diantara kamu (QS. An-Nisa 59).

Penetapan Ulil Amri sebagai sumber ketaatan ini merupakan syariat bagi keberlanjutan kepemimpinan umat hingga akhir jaman sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimanapun muslimin berada. Tidak berhenti pada masa Rasul saja. Pertanyaannya adalah: Sebagai orang beriman, siapa Ulil Amri anda?

Kata “Ulil Amri minkum” pada ayat diatas menunjukkan bahwa Ulil Amri adalah pimpinan diantara kalian orang-orang beriman, bukan pemimpin lintas agama. Maka sepeninggal wafatnya Rasulullah, umat Islam/para sahabat bermusyawarah hingga akhirnya membaiat/mengangkat Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai Ulil Amri dengan sebutan Khalifah Abu Bakar, periode berikutnya Umar bin Khothob dan Utsman bin Affan dengan sebutan Amirul Mu’minin serta Ali bin Abi Tholib dengan sebutan Imam Ali.

Kehidupan muslimin sepeninggal Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin berangsur-angsur mengalami perpecahan. Munculnya berbagai pemahaman dan penafsiran, didukung oleh semangat kebangsaan/ashobiyah, dipisahkan oleh kepentingan politik serta diadudomba oleh konspirasi global Zionis Yahudi – maka lengkaplah skenario perpecahan umat Islam hingga hari ini.

Solusinya sudah Allah berikan dengan QS. an-Nisa 59 diatas. Dengan ayat tersebut jelaslah bahwa bagi umat Islam, mengamalkan syariah Islam selain mentaati Allah (al-Qur’an) dan Rasulullah (al-hadits), melainkan masih ada satu lagi yang umumnya belum diamalkan yaitu keberadaan Ulil Amri sebagai penggembala umat ini. Ulil Amri itulah yang mengkordinasikan pengamalan syariah secara kaaffah. Masyarakat yang memiliki undang-undang tapi tanpa penegak hukum tentu kacau dan anarkhis. Demikian pula umat Islam dengan al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa Ulil Amri sebagai institusi pelaksana syariah, maka masing-masing golongan berjalan sendiri-sendiri bahkan saling bangga dan memusuhi sesama muslimin.  Allah mengingatkan:

وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَمِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka  (QS. Ar-Ruum 31-32).

Memang perubahan besar dunia menuju tegaknya syariah secara kaaffah tidak mudah, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang besar dari segenap kaum muslimin. Dengan pengorbanan itu, insyaAllah perjuangan yang sekilas tampak sulit itu akan menemukan hasilnya, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah subhanahu wata’ala:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih di antara kalian, bahwa Dia benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia benar-benar akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka —sesudah mereka berada dalam ketakutan— menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Siapa saja yang kafir sesudah janji itu, mereka itulah orang-orang yang fasik”. (QS. An-Nuur: 55).

Dalam upaya menyempurnakan amalan Islam, maka sudah saatnya umat Islam merapatkan ukhuwwah, hidup berjama’ah dan lepaskan baju-baju firqoh yang hanya membawa bencana ummat. Dimanapun berada hendaknya kita meningkatkan ketaatan kepada Allah, dengan segala usaha dan pengorbanan yang dapat kita lakukan. Demikian pula meneladani perilaku hidup Rasulullah, serta mengangkat dan mentaati Ulil Amri sebagai wujud pengamalan Islam yang kaffah. Jika Nabi Ibrahim dengan ketaatannya rela mengorbankan anak kesayangannya, maka pengorbanan apa yang kita relakan sebagai wujud ketaatan kita dan pengharapan kita akan ridho dan ampunan Allah?  Semoga hari raya Qurban ini menjadi awal peningkatan kataatan kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ma’asiral muslimin rahimakumullah,

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah, semoga Allah Swt mengabulkan seluruh permohonan kita. Semoga Allah Swt memberi kita kesabaran dan keikhlasan, serta menguatkan kita untuk berperan penting dalam upaya melakukan perubahan besar dunia menuju tegaknya syariah Islam yang kaaffah dalam kepemimpinan Khilafah Ala minhajin Nubuwwah.

أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ أَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ

اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُهْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ وَصَلِيْبِيِّيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَرَأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَاِشْتِرَاكِيِّيْنَ وَشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved