RELIGIUS
-->

Jumat, 02 Agustus 2019

Jokowi: Doa Kebangsaan, Kita Mensyukuri Nikmat Allah

Jokowi: Doa Kebangsaan, Kita Mensyukuri Nikmat Allah

INFONEWS.CO.ID ■ Pagi ini, Jum'at (02/08) Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan reigius. Melalui akun resminya, Presiden menyebutkan bahwa gelaran doa kebangsaan yang diadakan malam tadi guna mensyukuri nikmat Allah.

"Doa kebangsaan yang digelar semalam di halaman istana, dihadiri para ulama, tokoh lintas agama, dan Majelis Zikir Hubhul Wathon.

Di bulan kemerdekaan ini, kita mensyukuri nikmat Allah SWT berupa nikmat persatuan, persaudaraan, juga kemajuan negara ini, oleh bangsa ini," kicau Jokowi, dikutip dari laman twitter-nya.

Senin, 29 Juli 2019

Pesan Dari Habib Umar Tentang Hati

 Pesan Dari Habib Umar Tentang Hati

"Ada manusia yang mana amalannya seperti gunung di dunia, akan tetapi di akhirat umpama debu yang berterbangan, karena hatinya."

"Kedengkian sesama muslim itu adalah penyakit, jadilah kamu seorang da'i, yakni yang mengajak), dan bukannya seorang qadi, yakni yang menghukum. Semua para wali ALLAH itu, diangkat derajatnya, oleh ALLAH, karena hatinya yang bersih, tidak sombong, tidak dengki, dan selalu merendah hati."

"Sebagai tanda jika ALLAH Ta'ala ingin menutupi semua kejahatanmu, Maka ALLAH akan jadikan dirimu senang menutupi aib orang lain. Dan ketika ALLAH ingin membuka aibmu, ALLAH jadikan pula dirimu suka mencari-cari aib atau kekurangan orang lain."

"Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang yang merendah hati, dan, tidak suka mencari cari aib atau kekurangan orang lain."

(Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz BSA)

Mencari Rizki Yang Barokah

  Mencari Rizki Yang Barokah

Alhamdulillah. Tiada yang patut kita puji selain Alloh Swt. Tiada yang bisa kita jadikan tempat berlindung dan meminta kecuali Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Mencukupi rezeki seluruh makhluk-Nya, mengkaruniakan kepada kita kebeningan hati. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Alloh Swt. berfirman, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semunya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud [11]: 6).

Saudaraku, kita diciptakan oleh Alloh dilengkapi dengan rezeki. Rezeki ditentukan setelah usia empat bulan di rahim ibu kita. Rezeki ada yang baik atau yang buruk, tergantung cara kita menjemputnya. Rezeki yang buruk disebabkan cara menjemputnya yang buruk.

Setiap makhluk sudah ada rezekinya. Misalnya, Alloh menciptakan pohon terbatas gerakannya. Karena pohon tidak lincah, maka makanannya didekatkan lewat akar. Rezekinya didekatkan, ini sengaja diatur oleh Alloh Swt.

Begitupun binatang, misalnya singa, pada waktu masih bayi dia tak bisa mengejar rusa, maka Alloh menyediakan air susu di tubuh induknya. Ketika air susunya berhenti, Alloh menggantinya dengan makanan yang diburu induknya. Setelah besar dia berburu sendiri. Makin kuat fisiknya, makin tinggi kualitas ikhtiarnya.

Begitupun manusia, dalam perut ibu rezekinya masuk lewat tali ari-ari karena belum bisa berbuat apa-apa. Setelah lahir, walau tali ari-ari digunting, tetap saja bertemu dengan rezeki lewat air susu ibu. Saat air susu berhenti, Alloh menyediakan berbagai makanan yang kalau lapar tinggal menangis, maka rezeki akan datang. Makin dewasa harus makin gigih ikhtiarnya menjemput rezeki karena Alloh telah menyiapkan kekuatan fisik, akal dan panca indera.

Karenanya, janganlah malas mencari nafkah, binatang pun selalu berikhtiar untuk mendapatkan rezekinya. Rasululloh Saw. pernah terkesan kepada burung yang pergi dengan perut kosong, tapi setelah terbang kembali dengan perut kenyang. Jadi, kuncinya adalah terbang (bergerak) dan itu tak bisa didapatkan dengan sayap yang malas. Binatang yang tak mempunyai akal saja berikhtiar hingga bisa bertemu dengan rezekinya. Mustahil manusia yang mempunyai akal tak bertemu dengan rezekinya.

Alloh Swt. sudah menyiapkan perangkat ikhtiar lahiriah dan ruhiah. Kita membutuhkan tokoh-tokoh ekonomi yang tak hanya kuat berpikir, tapi juga bisa menggerakkan potensi. Membangkitkan kondisi ekonomi tak hanya dengan teori duniawi belaka, tetapi juga harus dengan teori tentang bagaimana Alloh membimbing kita menemukan rezeki.

Jikalau kita merasa ada masalah dengan rezeki kita, maka kita harus mengevaluasi sikap kita terhadap rezeki yang Alloh berikan. Karena ada orang yang diberi rezeki, namun rezekinya berubah menjadi musibah karena salah menyikapinya. Jangan-jangan Allah telah memberi banyak, tetapi kita kufur nikmat.

Lihatlah pula ikhtiar kita. Jangan-jangan ikhtiar kita belum benar, malas atau tidak memakai ilmu. Segala sesuatu harus dengan ilmu, termasuk untuk mendapatkan rezeki, kalau tak pernah mencari ilmu, tak akan bertemu dengan rezekinya. Tak mau mencari ilmu sama dengan tak mau mendapatkan rezeki.

Gigih ikhtiar menjemput rezeki harus seiring dengan amalan yang disukai Alloh. Amalan yang bisa membuka pintu rezeki misalnya sholat tepat waktu, memperbanyak istigfar, silaturahim, dan sedekah. Cara menjemput rezeki ini in syaa Alloh adalah cara yang Alloh sukai, dan akan mempertemukan kita dengan rezeki yang berkah.

Ya Allah, bukakan hati kami agar selalu yakin Engkaulah satu-satunya penjamin rezeki. Bimbinglah kami agar dapat menyempurnakan ikhtiar menjemput rezeki-Mu dengan cara yang Engkau ridhai. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Baarakallah Drs.H.Tamar Tarewe.

Inilah Alasannya Riba Diharamkan

 Inilah Alasannya Riba Diharamkan

Riba merupakan perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Allah dan Rasul-Nya, serta umat muslim telah sepakat akan keharaman riba. Tentunya keharaman ini memiliki beberapa sebab yang mengandung mafsadah atau kerusakaan yang berakibat pada kebinasaan.

Mengenai keharaman riba, Allah SWT telah berfirman dalam Alquran surat Ali Imran ayat 130:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. Ali Imran: 130).

Begitupun dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah disebutkan mengenai keharaman riba,

"Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (sejenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan korma, dan garam dijual dengan garam, takarannya sama rata dan dibayar dengan kontan. Siapapun yang menambah atau meminta tambahan maka ia telah melakukan riba." (HR. Muslim).

Imam ar-Razi memaparkan sebab-sebab mengapa Islam melarang transaksi riba. Di antaranya ada 4 alasan yang menjadikan transaksi riba dilarang dalam Islam.

Pertama, merampas kekayaan orang lain. Dengan melakukan riba, tentunya kita telah melakukan penambahan dalam proses pembayarannya. Misal satu rupiah ditukar dengan dua rupiah, satu kilo ditukar dengan dua kilo, atau dalam takaran Arab satu wasaq ditukar dengan dua wasaq. Jenis transaksi seperti ini sangatlah dilarang oleh Islam, sebab akan merugikan salah satu pihak.

Begitupun dalam peminjaman utang yang disertai riba. Si peminjam dikenai batas waktu untuk membayar, namun ada penambahan di setiap pembayaran tanpa melalui kesepakatan. Hal tersebut akan mencekik si peminjam di kemudian hari.

Imam ar-Razi menentang praktik seperti ini sebab keuntungan yang diperoleh kreditor tidak masuk akal, sebab seharusnya kreditor menginvestasikan uangnya untuk dikembangkan dalam usaha-usaha yang dapat mendatangkan keuntungan, namun kenyataannya ia tidak menginvestasian modalnya tersebut, namun meminjamkannya dengan menuntut pembayaran lebih.

Kedua, merusak moralitas. Kita telah banyak menyaksikan kehancuran dan kebobrokan yang disebabkan oleh uang. Dari mulai perebutan kekuasaan sampai kasus suap-menyuap. Hati nurani sebagai cerminan jiwa yang paling murni dari keutuhan seseorang dapat runtuh dengan uang yang sudah merasukinya.

Orang yang sudah gila harta, dan melakukan riba akan sangat tega merampas apa saja yang dimiliki oleh si peminjam, kaya maupun miskin. Padahal ada satu pertimbangan khusus yang mesti dipehatikan bagi si peminjam, yaitu jika dia kesulitan maka boleh utangnya ditangguhkan, sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 280:

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 280)

Ketiga, melahirkan kebencian dan permusuhan. Bila egoisme akan harta telah merasuk di jiwa seseoang, maka tidak mustahil akan terjadi permusuhan dan kebencian, terutama antara si kaya dan si miskin.

Keempat, yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Keadaan seperti ini dapat kita pahami terutama saat kebijakan uang semakin ketat atau dapat disebut tight money policy. Dalam keadaan seperti ini, si kaya akan memeroleh suku bunga yang sangat tinggi, sementara dikarenakan mahal, maka si miskin pun bertambah miskin karena kesulitan untuk meminjam dan membuka usaha.

Empat hal ini yang menjadikan riba dilarang dalam Islam, terlepas dari perbedaan dan perdebatan terkait hal-hal apa yang termasuk dan dikategorikan sebagai riba.

Wallahu A’lam.

Kamis, 25 Juli 2019

Saat Menerima BLT, Tukang Beca Menginfakkan Semuanya

Saat Menerima BLT, Tukang Beca Menginfakkan Semuanya

INFONEWS.CO.ID ■ Dari kisah infaq tukang becak ini, DKM atau Takmir Masjid perlu mengambil ibrah. Bahwa semestinya masjid itu melayani umat dan menjadi solusi.

Dan ketika pelayanan masjid dirasakan oleh umat, mereka merasa memiliki, dan dengan ikhlas berinfaq kepada sesuatu yang mereka cintai.

Ustadz Muhammad Jazir, Ketua DKM Masjid Jogokariyan yang menjadi saksi ketulusan tukang becak itu mengungkapkan, pada tahun 1999, infaq di Masjid Jogokariyan hanya mencapai Rp 8.640.000 setahun.

Setelah pelayanannya diperbaiki, infaq meningkat menjadi Rp 43 juta setahun pada tahun 2000-an. Meningkat terus pada kurun 2006-2008 menjadi Rp 225 juta per tahun. Lalu Rp 354 juta pada 2010. Dan kini, untuk infaq buka puasa saja mencapai milyaran rupiah.

Kedua, kita semua juga bisa mengambil ibrah dari tukang becak. Yang sangat ingin berinfak. Ia menunggu-nunggu kapan punya uang untuk berinfak. Dan saat menerima BLT, ia menginfakkan semuanya.

BACA JUGA:  Wanita Itu Istimewa 

Bisa jadi, tukang becak itu telah melampaui kebajikan kita, karena ia menginfakkan uang yang sebenarnya sangat ia butuhkan. Uang yang sebenarnya sangat ia sukai ketika mendapatkannya.

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran: 92)

Kisah infaq seperti ini hendaknya menguatkan kembali semangat kita untuk berinfaq. Yang dengannya kita bisa mencapai kebajikan yang sempurna. Yang dengannya kita mendapatkan cinta dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang dengannya musibah tercegah dan bahagia hadir dalam jiwa. Dan dengannya semoga kita mendapatkan ridha-Nya dan dijadikan ahli surga.

Inilah Pelajaran yang sangat berharga untuk dipetik Dan diterapkan di masjid lain bahwa masjid harus melayani jamaahnya dengan baik dan ramah, dan menjadi solusi masalah yang dihadapi jamaah.

[Muchlisin BK/BersamaDakwah]

Jumat, 19 Juli 2019

Kepala Staf Umum TNI Ikuti Ceramah Rohani Islam


INFONEWS.CO.ID ■ Kepala Staf Umum TNI, Letjen TNI Joni Supriyanto  bersama Danjen Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia, S.Sos., pejabat Mabes TNI, segenap Prajurit dan PNS Mabes TNI serta Ibu-ibu Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI Pragati Wira Anggini (IKKT PWA) mengikuti ceramah rohani Islam di Masjid Sudirman Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (17/7/2019).

K.H. Taufiqorrahman, S.Q yang sehari-hari menjabat Pimpinan Ponpes Tahfidzul Qur’an Daarut Taufiq Ar Rahman Cilandak dalam ceramahnya menyampaikan antara lain tentang pentingnya dalam menunaikan Ibadah Haji di Mekkah dan bagaimana implikasi seorang mukmin menjadi Haji Mabrur.

Ditempat terpisah, juga dilaksanakan ceramah agama Katholik di  Gereja Bunda Maria Fatima Mabes TNI oleh Romo Antonius Didit Soepartono, Pr Paroki Maria Vianney, agama Kristen Protestan di Gereja Bukit Kasih, Mabesal, Cilangkap oleh Pendeta Lusindo YL Tobing, M.Th GBI Nehemia Jakpus, dan agama Hindu di Pura Tri Jaya Dharma, Mabes TNI oleh Ipda Pol I Wayan Kantun Mandara, S.Ag., M.Fil.H. Satbrimob Polda Metro Jaya.


© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved