OPINI
-->

Jumat, 05 Juli 2019

Penguasa yang Dicintai Vs Penguasa yang Dibenci


Islam tentu tidak bisa dipisahkan dengan kekuasaan. Dalam ajaran Islam tidak dikenal sekularisasi atau pemisahan urusan agama dengan urusan dunia, termasuk pemisahan agama dengan kekuasaan.

Sebegitu lekatnya relasi Islam dan kekuasaan, keduanya laksana saudara kembar. Imam al-Ghazali menyatakan, “Agama adalah pondasi, sedangkan kekuasaan adalah penjaga. Apa saja yang tidak memiliki pondasi akan hancur dan apa saja yang tidak memiliki penjaga akan lenyap.” (Al-Ghazali, Al-Iqtishad fi al-Itiqad, hlm. 199).

Menurut Imam an-Nasafi, keberadaan penguasa bertujuan untuk memelihara urusan umat dan menegakkan hukum-hukum Islam (An-Nasafi, Aqaid an-Nasafi, hlm. 142). Tanpa kehadiran penguasa, berbagai perintah dan larangan Allah tak dapat ditegakkan, dan kepentingan umat akan terabaikan.

Penguasa yang Dicintai

Islam menjelaskan bahwa ada dua jenis penguasa di muka bumi ini: yang Allah cintai dan yang Allah benci. Pemimpin yang Allah cintai adalah pemimpin yang adil. Kelak pada Hari Kiamat ia akan menjadi insan yang paling dicintai Allah SWT dan memiliki kedudukan yang dekat dengan-Nya. Rasulullah saw bersabda:

«إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ»

“Sungguh manusia yang paling dicintai Allah pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya dengan-Nya adalah pemimpin yang adil.” (HR at-Tirmidzi).

Selain dicintai Allah SWT, pemimpin yang baik pastinya dicintai dan didoakan oleh segenap rakyatnya. Ini sebagaimana sabda Nabi saw:

«خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ»

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian; yang mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka.” (HR Muslim).

Sosok pemimpin yang adil, yang dicintai Allah dan umat, adalah yang menjalankan apa saja yang Allah perintahkan:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

Sungguh Allah menyuruh kalian memberikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, juga (menyuruh kalian) jika menetapkan hukum di antara manusia agar kalian berlaku adil (TQS an-Nisa [4]: 58).

Imam ath-Thabari, dalam tafsirnya, menukil perkataan Ali bin Abi Thalib ra, “Kewajiban imam/penguasa adalah berhukum dengan hukum yang telah Allah turunkan dan menunaikan amanah. Jika ia telah melaksanakan hal itu maka wajib orang-orang untuk mendengarkan dan menaati dia, juga memenuhi seruannya jika mereka diseru…”

Inilah dua sifat yang melekat pada pemimpin yang adil: Pertama, menjalankan hukum-hukum Allah SWT seperti menjaga pelaksanaan ibadah mahdhah umat (shalat lima waktu, shalat Jumat, shaum Ramadhan, zakat, dll), mengawasi dan memelihara muamalah agar sesuai syariah Islam (seperti perdagangan, utang-piutang, syirkah dan menutup pintu riba), melaksanakan peradilan dan pidana Islam (seperti had bagi pezina, peminum khamr, pencuri, dll).

Kedua, menunaikan amanah yang dipikulkan kepada dirinya, yakni memelihara urusan umat; menjamin kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, papan agar dapat diperoleh warga dengan mudah dan murah; menyelenggarakan pendidikan, kesehatan dan keamanan secara cuma-cuma; serta melindungi rakyat dari berbagai gangguan dan ancaman.

Para pemimpin adil yang dicintai Allah memiliki banyak keutamaan. Mereka termasuk salah satu dari tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan Allah di akhirat kelak. Sabda Nabi saw:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ

“Ada tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan Allah di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya: pemimpin yang adil…” (HR Bukhari dan Muslim).

Pemimpin yang adil, yang menegakkan hukum-hukum Allah SWT. serta memelihara amanah umat, juga membawa keberkahan bagi umat yang dia pimpin. Nabi saw bersabda:

« يَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ أَفْضَلُ مِنْ عُبَادَةِ سِتِّينَ سَنَةً، وَحَدٌّ يُقَامُ فِي الأَرْضِ بِحَقِّهِ أَزْكَى فِيهَا مِنْ مَطَرٍ أَرْبَعِينَ عَامًا»

“Satu hari di bawah pemimpin yang adil lebih utama ketimbang ibadah 60 tahun dan satu had yang ditegakkan di bumi sesuai haknya lebih baik dari hujan 40 tahun.” (HR ath-Thabarani).

Demikian pentingnya kehadiran pemimpin yang adil dan amanah, yang memelihara umat dengan syariah Islam, para ulama seperti Imam Fudhail bin Iyadh biasa berdoa agar umat dikaruniai pemimpin yang adil, “Seandainya aku memiliki suatu doa mustajab (yang pasti dikabulkan) niscaya akan aku peruntukkan untuk penguasa, karena baiknya seorang penguasa akan membawa kebaikan pula bagi negeri dan rakyat.” (Bidayah Wan Nihayah, 10/199).

Pemimpin yang Dibenci

Sebaliknya, Nabi saw juga mewanti-wanti umat akan kehadiran para pemimpin jahat yang paling dibenci Allah SWT. Sabda beliau:

«وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ»

“Manusia yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari-Nya adalah pemimpin yang jahat.” (HR at-Tirmidzi).

Para pemimpin macam ini menuai kebencian dan caci-maki dari rakyat mereka. Sebaliknya, mereka pun membenci dan mencaci-maki rakyat mereka.

«وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ»

“Seburuk-buruk para pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian; yang kalian laknat dan mereka pun melaknat kalian.” (HR Muslim).

Para pemimpin yang jahat ini menyimpang dari hukum-hukum Allah, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, serta kerap mengkhianati amanah. Para pemimpin seperti ini disebut oleh Nabi saw sebagai imarah as-sufaha (para pemimpin dungu). Nabi saw menjelaskan ciri-ciri mereka dalam sabdanya:

«أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِى لاَ يَقْتَدُونَ بِهَدْيِى وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّى وَلَسْتُ مِنْهُمْ»

“Mereka adalah para pemimpin yang ada sepeninggalku, yang tidak menggunakan petunjukku dan tidak mengikuti sunnahku. Siapa saja yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu kezaliman mereka, mereka itu bukan golonganku dan aku bukan golongan mereka.” (HR Ahmad).

Menurut Baginda Nabi saw imarah as-sufaha' memiliki setidaknya dua ciri:

Pertama, tidak menggunakan petunjuk Islam dan Sunnah Nabi saw. Artinya, tidak menjadikan Islam sebagai aturan dalam kehidupan. Bisa jadi mereka menghalalkan riba, minuman keras, LGBT, tidak memberlakukan pidana Islam, dsb.

Kedua, kerap membohongi umat dan menzalimi mereka. Kehadiran para pemimpin seperti ini telah diperingatkan oleh Nabi saw sebagai bentuk ancaman bagi umat selain Dajjal. Abu Dzar ra menuturkan bahwa Nabi saw pernah bersabda, “Sungguh selain Dajjal ada yang sangat membuatku khawatir atas umatku.” Beliau mengatakan ini tiga kali. Lalu Abu Dzar ra. bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang lebih engkau khawatirkan atas umatmu selain Dajjal?” Beliau menjawab, “Para pemimpin yang menyesatkan.” (HR Ahmad).

Terhadap para pemimpin yang zalim dan dibenci Allah SWT, kaum Muslim telah diperintahkan untuk tidak bersekutu dengan mereka, apalagi membenarkan kedustaan mereka dan menolong perbuatan zalim mereka. Allah SWT berfirman:

وَلاَ تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُونَ

Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka. Sekali-kali kalian tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kalian tidak akan ditolong (TQS Hud [11]: 113).

Agar Hadir Pemimpin Dicintai Allah SWT

Mengapa muncul para pemimpin zalim yang dibenci Allah SWT dan umat? Pertama, ketika agama telah dipisahkan dari kekuasaan, tentu tak ada lagi yang dapat menghentikan syahwat kekuasaan dan keserakahan. Ketika itu ketaatan pada Allah SWT telah lenyap. Tak ada lagi rasa takut menyingkirkan hukum-hukum Allah dan menggantinya dengan aturan buatan manusia yang penuh dengan hawa nafsu. Tak ada lagi rasa gentar terhadap azab Allah manakala berbuat kezaliman dan menipu umat.

Akan beda bila para pemimpin menjadikan akidah Islam sebagai pondasi kehidupan dan kekuasaan. Akan muncul rasa gentar untuk menyelewengkan hukum-hukum Allah dan takut bila mengkhianati amanah umat, karena ingat akan kerasnya siksa Allah bagi mereka:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَهُوَ غَاشٍّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Tidaklah mati seorang hamba yang Allah minta untuk mengurus rakyat, sementara dia dalam keadaan menipu (mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya.”(HR al-Bukhari dan Muslim).

Kedua, para pemimpin zalim bermunculan manakala umat meninggalkan kewajiban amar makruf nahi mungkar. Nabi saw bersabda:

لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُؤَمِّرَنَّ عَلَيْكُمْ شِرَارَكُمْ، ثُمَّ يَدْعُو خِيَارُكُمْ، فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ

“Hendaklah kalian melakukan amar makruf nahi mungkar. Kalau tidak, Allah akan menjadikan orang-orang yang paling jahat di antara kalian berkuasa atas kalian, kemudian orang-orang baik di antara kalian berdoa, tetapi doa mereka tidak dikabulkan.” (HR Ahmad). []

Hikmah:

Allah SWT berfirman:

وَلاَ تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ اْلأَبْصَارُ

Janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh kaum yang zalim. Sungguh Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.
(TQS Ibrahim [14]: 42). []


Buletin Dakwah Kaffah No. 096
[2 Dzulqadah 1440 H | 5 Juli 2019]

Kamis, 04 Juli 2019

Cara Ajaib Untuk Mengencangkan Perut


Banyak dari kita mencari cara yang efektif untuk mengencangkan perut karena itu adalah area penyimpanan tubuh yang paling gemuk karena kurangnya gerakan dan kekurangan gizi yang menyebabkan munculnya ruam dan kesemutan perut.

Jadi ini memberikan beberapa latihan terbaik yang membantu pria dalam menghilangkan tummy tuck, dan mengurangi rumen dan memperkuat otot-otot perut.

Latihan yang kuat ini, berbaring di tanah dan mengangkat kaki dan kembali dari tanah, adalah sudut yang tajam. Ini adalah salah satu latihan yang paling penting untuk pengencangan perut.

Latihan Ini dapat diikuti dengan mengangkat beban ringan juga untuk efisiensi yang lebih, yang berkontribusi untuk memperkuat otot-otot perut dan lembek.

Diet cepat terbaik untuk menurunkan berat badan.

Kettlebell Windmills

Ini adalah latihan yang paling efektif karena menargetkan bagian samping dan depan yang sulit untuk dihilangkan.

Latihan Ini menempatkan bagian atas dan atas perut di bawah tekanan besar karena berat yang Anda bawa di tangan Anda. Berat digeser di antara tangan kanan dan kiri.

Kaki gantung naik

Latihan ini tidak mudah bagi Anda karena membutuhkan otot-otot yang kuat untuk melandasinya dalam proses penempelan pada batang besi dan kemudian menjulurkan kaki ke depan dan ke bawah, benar-benar menghancurkan lemak perut dan memahat bagian bawah dan tengah otot perut.

Gorilla Chin / Crunch

Latihan Hugh Mind adalah penyatuan kaki ke atas ke arah tubuh selama proses kenaikan, kemudian relaksasi langsung tubuh secara individu dan lengkap.

Barbell All Rollouts

Merupakan latihan yang memberikan kelenturan otot-otot perut dan bagian-bagian proses tarik dari seluruh tubuh ke atas dengan adopsi lutut dan palang memegang dan mendorong tubuh maju ke titik maksimum dan kemudian kembali.




Sabtu, 18 Mei 2019

Fakta-fakta Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet


INFONEWS.CO.ID ■ Monkeypox adalah penyakit zoonosis virus langka yang terjadi terutama di bagian terpencil Afrika tengah dan barat, dekat hutan hujan tropis.

Virus monkeypox mirip dengan cacar manusia, penyakit yang telah diberantas pada tahun 1980. Meskipun monkeypox jauh lebih ringan daripada cacar, bisa berakibat fatal.

Virus monkeypox sebagian besar ditularkan kepada orang-orang dari berbagai binatang liar seperti tikus dan primata, tetapi memiliki penyebaran sekunder terbatas melalui penularan dari manusia ke manusia.

Biasanya, fatalitas kasus pada wabah monkeypox adalah antara 1% dan 10%, dengan sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda.

Tidak ada pengobatan khusus atau vaksin yang tersedia walaupun vaksinasi cacar sebelumnya sangat efektif dalam mencegah monkeypox.

Monkeypox adalah anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.

Monkeypox adalah zoonosis virus langka (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan) dengan gejala yang mirip dengan yang terlihat di masa lalu pada pasien cacar, meskipun secara klinis kurang parah.

Dengan pemberantasan cacar pada tahun 1980 dan penghentian vaksinasi cacar berikutnya, telah muncul sebagai ortopoxvirus yang paling penting. Monkeypox terjadi secara sporadis di bagian tengah dan barat hutan hujan tropis Afrika.

Wabah

Monkeypox manusia pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (kemudian dikenal sebagai Zaire) pada seorang bocah laki-laki berumur 9 tahun di sebuah daerah di mana cacar telah dihilangkan pada tahun 1968.
Sejak itu, sebagian besar kasus telah dilaporkan di daerah pedesaan, hutan hujan di Cekungan Kongo dan Afrika barat, khususnya di Republik Demokratik Kongo, di mana ia dianggap endemik. Pada 1996-97, wabah besar terjadi di Republik Demokratik Kongo.

Pada musim semi tahun 2003, kasus-kasus monkeypox dikonfirmasi di Amerika Serikat, menandai kejadian penyakit pertama yang dilaporkan di luar benua Afrika. Sebagian besar pasien dilaporkan telah melakukan kontak dekat dengan anjing padang rumput peliharaan yang terinfeksi oleh tikus Afrika yang telah diimpor ke negara itu.

Kasus-kasus monkeypox sporadis telah dilaporkan dari negara-negara Afrika barat dan tengah, dan dengan meningkatnya kesadaran, semakin banyak negara yang mengidentifikasi dan melaporkan kasus-kasus.

Sejak 1970, kasus monkeypox pada manusia telah dilaporkan dari 10 negara Afrika - Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Liberia, Sierra Leone, Gabon dan Sudan Selatan.

Pada tahun 2017 Nigeria mengalami wabah terbesar yang terdokumentasi, sekitar 40 tahun sejak negara tersebut mengkonfirmasi kasus monkeypox terakhir.

Minggu, 05 Mei 2019

KPU Tak Menduga Reaksi Keras Rakyat

KPU Tak Menduga Reaksi Keras Rakyat

Kalau mau disebut ada aspek yang tak terduga oleh KPU dalam rencana mereka untuk mencurangi kemenangan Prabowo, maka aspek itu adalah reaksi keras rakyat.

Sungguh di luar kalkulasi mereka. Inilah yang membuat eksekusi pencurangan menjadi berantakan. KPU tidak mengira "resolve" (tekad) masyarakat begitu keras dan tak kenal lelah dalam melawan kecurangan.

Tidak hanya tekad yang keras. Reaksi rakyat terhadap kejahatan KPU diperkuat pula oleh para relawan IT dari segela penjuru untuk membongkar dan memergoki penggelembungan suara Jokowi ketika dilakukan "input" data C1. KPU dibuat kucar-kacir. Puluhan ribu "salah ketik" (yang sebenarnya adalah "salah niat"), ditemukan satu per satu oleh para pakar IT yang berhasil masuk ke Situng KPU.

KPU hanya bisa bolak-balik mengatakan "tak sengaja". Alasan mereka selalu "human error". Padahal, yang terjadi adalah "moral error". Moral yang bejat.

Pencurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif  (TSM) oleh KPU dalam proses penghitungan nyata (real count) pilpres 2019 ini, gagal total. Semua "trick" (muslihat) yang diterapkan oleh lembaga pelaksana pemilu ini, tertangkap basah oleh para relawan IT. Jadi, bukan hanya kejahatan pemilu saja yang bisa dilakukan secara sistematis, tetapi kejahatan besar itu juga bisa pula dibongkar secara sistematis oleh para pakar IT yang menggunakan ilmunya untuk tujuan baik.

Sangat mengherankan, KPU tetap saja keras kepala melanjutkan kejahatan pemilu itu. Mereka tidak peduli dengan sorakan mengejek dari masyarakat. Misalnya, KPU tetap melanjutkan taktik mendahulukan input C1 yang menguntungkan persentase perolehan suara Jokowi. Mereka, sebaliknya, menunda atau melambatkan input C1 yang berisi kemenangan Prabowo. Sehingga, persentase "real count" yang dipajang di Situng KPU tetap sama dengan "quick count" tipuan yang ditayangkan oleh stasiun-stasiun TV pro-kejahatan.

Salah satu musuh berat KPU dalam upaya merampas kemenangan Prabowo adalah aktivitas "real count" (RC) yang sangat rapi oleh situs Jurdil2019.com. Website ciptaan para relawan alumni berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia itu, akhirnya diblokir oleh Kemenkominfo dengan alasan ada konten negatif. Tindakan zalim Menkominfo itu tak akan pernah dilupakan dan tidak akan dimaafkan oleh rakyat.

Padahal, Jurdil2019 hanya ingin menyajikan kejujuran. Website ini menampilkan persentase perolehan suara yang berbanding terbalik dengan persentase hasil kejahatan KPU. Mereka resah melihat RC Jurdil2019.com yang dilakukan secara cermat, tanpa ada pihak yang dicurangi.

Pencurangan pilpres 2014 bisa lancar, tanpa hambatan, karena KPU waktu itu diuntungkan oleh popularitas Jokowi. Sekarang, pilpres 2019 jauh berbeda. Tiba-tiba saja KPU terkepung oleh massa rakyat yang cerdas dan tak punya urat takut lagi.

KPU sama sekali tak menyangka reaksi keras dan rapi yang ditunjukkan oleh rakyat.

Oleh: Asyari Usman 
Wartawan Senior

Sabtu, 04 Mei 2019

Betawi Tempo Doeloe, Kalo Mo Ngadepin Puase


Dulu orang kampung kita kalo mo ngadepin bulan Ramadhan alias bulan puasa, sebulannya udah mulai sibuk ada yang pada jiarah sambil ngored kuburan, rowahan, penutupan pengajian, baca yassin malam nisfu, wah pokoknya pada giat dan penuh semangat.

Apalagi dah menjelang yang namanya munggahan ntuh orang pada bererod digalengan pada mo ke pasar, yang namanya saur pertama bocah di rumah kudu pada makan enak, biasanya searinya makan lauknya ikan tembang garang kalo pas saur ari pertama minimal sayur bandeng mah kudu ada.

Siangnya mo malem Ramadhan ntuh nyeng namanya selebar gang dipasangin colen dan pelita biar kaga gelap, apalagi sumur senggot yang dulu mah letaknya jauh dibelakang rumah kudu dikasih pelita, biar kaga jumbleng pan buat ajag-ijig dimalem ari, ambil wudhu, nyuci beras, ambil aer dan keperluan laennya, biar kiatan dan kaga pada nyemplung ke sumur.

Aroma bakaran merang begitu berasa di idung, ntuh merang dibakar biar item dan abunya dimasukin ketengkat atau bokor kecil atasnya ditutupin kaen tipis buat nyaring abu merang, tengkat dikasih aer ntuh abu merang nyeng berwarna item siap buat dikeramasin di kepala.

Orang dulu kalo mo puasa kudu keramas biar bersih, badan nyeng bedaki dibersiin pake bite atau batu, kuku kaki ama tangan dikerik pake beling semprong biar putih dan gigi digosokin pake bite atau bata merah biar kinclong dan kalo nyeng pengen wangi itu awak mandinya pake kembang yang boleh metik dikebon, dulu mah kembang pan masing pada belatak, kembang ape aja ada.

Begitu dah kegembiraan orang dulu nyambut bulan puasa, bener-bener bersih luar dan dalem, suasana  kampung begitu berasa hawa surganye, ntuh suara bedug seabis maghrib kaga ade berentinye bocah pada cetom berebut nakol bedug, suara ntuh bedug bikin kita semangat buat buru- buru ngelepit sajadah, sarungan dan bergegas segera ke langgar, ntuh Isya masing jauh ntuh orang udeh penuh di langgar.

Pokoknya aroma Ramadhan begitu berasa  puasa tinggal tinggal ngitung ari doang.
Umpame sale sale kate maapin aje.

Sabtu, 20 April 2019

Surat Terbuka Mustofa Nahrawardaya Untuk Ketua KPU RI

Surat Terbuka Mustofa Nahrawardaya Untuk Ketua KPU RI


Surat Terbuka Mustofa Nahrawardaya Untuk Ketua KPU RI

Jakarta, 20 April 2019

Yth. Sdrku Arif Budiman
di tempat.

Dalam rangka ikut mengontrol dan membantu transparansi input data dari Dokumen C1 ke aplikasi milik KPU, masyarakat kini tak lagi bebas berpartisipasi karena khawatir ada jebakan dari pihak tertentu, pasca diumumkannya ancaman penangkapan bagi penyebar hoax C1 oleh Polisi.

Sebenarnya niat masyarakat baik: ikut mengawal agar tidak ada kecurangan selama Pemilu. Tetapi niat baik saja, ternyata tidak cukup. Karena ada pihak lain yang mungkin tidak tenang jika masyarakat ikut mengontrol kerja KPU. Saluran kontrol masyarakat, paling mudah adalah media sosial. Namun karena ancaman dari aparat, diduga dapat mengurangi semangat atau bahkan menyurutkan niat baik tersebut, karena ancaman itu, sangat terasa beroma politiknya.

Oleh karena itu, beberapa hal berikut ini mungkin bisa jadi pertimbangan agar keinginan masyarakat ikut mengontrol proses input data, bisa diakomodir dengan baik, demi kepentingan bersama.

Pertama, terbukti banyak kecurangan selama pencoblosan, bahkan pasca pencoblosan. Kejadian tersebut kemudian diabadikan oleh warga. Selanjutnya, warga mengirim bukti kecurangan ke media sosial;

Kedua, selain marak kecurangan, ada kecurigaan bahwa petugas KPU terlalu banyak tugas sehingga sangat berpotensi salah input. Terkait hal ini pun sudah diakui KPU. Kondisi ini sangat rawan diganggu pihak lain untuk mengacaukan angka-angka;

Ketiga, ada kecurigaan sebagian operator input data di KPU, tidaklah netral sehingga berpotensi memanipulasi data yang masuk. Banyaknya salah input, diindikasikan dari persoalan ini sebagai sebabnya.

Keempat, ada kecurigaan, di dalam Partai Politik juga ada oknum yang bermain mengatur angka untuk kepentingan internal Parpol. Akibatnya, ada pihak lain yang tidak ikhlas jika ini terjadi karena sepatutnya Pemilu dijauhkan dari upaya rekayasa.

Kelima, Polisi mengeluarkan ancaman akan menangkap siapapun yang menyebar hoax C1 karena info hoax dapat menyesatkan masyarakat. Hal ini, jelas menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya penyalahgunaan wewenang, dan bahkan menakut-nakuti warga yang akan berpartisipasi membantu KPU;

Keenam, masyarakat luas kini sebagian telah memegang bukti foto C1 dari hasil foto di TPS, yang mana dokumen tersebut akan menjadi dokumen kunci penting demi JURDIL nya Pemilu.

Atas 6 (enam) pertimbangan itu, sudilah kiranya KPU melakukan langkah Penyelamatan Pemilu dari efek saling curiga diantara elemen Bangsa. Langkah penyelamatan ini, jika bisa dilakukan KPU, maka akan jadi terobosan yang hebat. Saya yakin, niat masyarakat memposting C1 yang dimilikinya adalah dalam rangka membantu KPU menggelar proses Demokrasi yang Jurdil. Bukan untuk menyesatkan masyarakat. Karenanya, alangkah pentingnya KPU ambil langkah ini.

Sebagai usulan, sudilah kiranya dalam halaman web resmi, KPU bersedia memposting SEMUA DOKUMEN C1 BERHOLOGRAM, dan Dokumen C1 tersebut disandingkan dengan HASIL INPUT DATA/TPS. Postingan Dokumen C1 oleh KPU, mudah-mudahan akan membantu masyarakat turut serta berpartisipasi membangun demokrasi yang penuh syak wasangka ini. Sehingga, ketika ada kesalahan input data, KPU cukup merevisi angka sesuai C1 yang ada terpampamg di web, dan di sisi lain, tidak ada kekhawatiran masyarakat membantu KPU, karena dokumen yang dipakai untuk mengontrol, jelas berasal dari KPU sebagai lembaga resmi penyelenggara Pemilu yang sah. Sedangkan dokumen yang di tangan masyarakat, hanya akan digunakan untuk pembanding semata. Selama dijinkan UU Pemilu, dan tidak menabrak aturan lain, saya kira langkah ini sebagai jawaban KPU bagi masyarakat luas, demi terciptanya proses Pemilu yang Jujur dan Adil. Jangan sampai, niat masyarakat melaporkan indikasi kecurangan, justru berujung pada pemenjaraan. Saya masih punya keyakinan, bahwa semua elemen Bangsa, masih punya harapan agar Pemilu 2019, dapat berakhir dgn suasana gembira, tanpa ada yang tersakiti, dan bahkan bisa saling memahami dan sadar pada masing-masing posisinya.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa KPU harus posting dokumen C1 dalam websitenya? Salah satu alasan krusial adalah untuk menghindari kriminalisasi pihak tertentu menggunakan fasilitas dan perangkat oknum aparat, bahkan kekuasan, terhadap niat baik masyarakat memprotes kecurangan Pemilu. Karena masyarakat hanya bisa men-capture atau memotret data yang ada di layar komputer. Sementara, KPU bisa mengedit data setiap saat. Sehingga ada potensi terjadinya kriminalisasi masyarakat hanya karena laporan masyarakat dianggap laporan hoax akibat perbedaan data di laporan, dengan data yang sudah diedit atau direvisi KPU. Semoga menjadi perhatian KPU.

Demikian surat saya kirim melalui WhatsApp (WA), dan sengaja saya buat terbuka agar masyarakat mengetahui duduk masalahnya. Atas perhatiannya disampaikan terimakasih. Terimakasih.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَخْفٰى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَآءِ ۗ 

“Bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit.”
(QS. Ali ‘Imran/3: Ayat 5)

Salam
MUSTOFA NAHRAWARDAYA
Anggota Majelis Pustaka & Informasi PP Muhammadiyah

(Macanpadi)

© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved