INFONEWS.CO.ID ■ Para Perwira Prajurit Karier Tenaga Kesehatan akan menjadi ujung tombak TNI, tidak hanya dalam mewujudkan layanan kesehatan yang prima tetapi juga kemampuan TNI dalam bidang medis, karena Indonesia dengan kondisi geografis dan iklim tropisnya merupakan laboratorium medis alamiah yang menunggu pengembangan dari para perwira sekalian.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. pada upacara pelantikan 150 Perwira Prajurit Karier TNI Khusus Tenaga Kesehatan TA. 2018, terdiri dari 100 Perwira TNI AD (Pria 76, Wanita 24), 21 Perwira TNI AL (Pria 12, Wanita 9) dan 29 Perwira TNI AU (Pria 25, Wanita 4), bertempat di Lapangan Sapta Marga Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/11/2018).
“Berbagai penyakit berbahaya maupun penyakit menular yang dapat dengan mudah menjadi wabah harus mendapat perhatian serius kita semua, khususnya para Perwira Tenaga Kesehatan TNI. Fakta tersebut menuntut kita sebagai bangsa bersinergi mengantisipasi dan menghadapinya,” kata Panglima TNI.
Selanjutnya Panglima TNI mengatakan bahwa penugasan para perwira nantinya bersama prajurit lain di tengah-tengah masyarakat akan menuntut kemampuan yang paripurna dan komitmen yang sangat tinggi. Oleh karena itu, ikuti dengan baik pendidikan dan pelatihan selanjutnya sesuai kecabangan masing-masing. “Pendidikan dan latihan tersebut akan melengkapi kemampuan yang ada dengan kemampuan kecabangan yang sangat dibutuhkan pada saat pelaksanaan tugas nantinya,” ucapnya.
Ditambahkan oleh Panglima TNI bahwa selain memberikan arah bagi penerapan disiplin ilmu yang telah para perwira miliki, nantinya juga harus mampu untuk memimpin, merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sesuai bidang penugasan di lapangan. “Tentunya hal itu akan sangat berbeda dengan organisasi lain, karena tuntutan tugas yang dipercayakan bangsa dan negara ini kepada TNI,” katanya.
“Kode Etik Perwira Budhi Bhakti Wira Utama, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta Delapan Wajib TNI, harus menjadi karakter dan jatidiri dalam kehidupan keprajuritan dan selalu melekat dalam setiap pelaksanaan tugas, dimanapun kalian bertugas nantinya,” tegasnya.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tugas yaitu kerja sama dan sinergi dengan berbagai komponen bangsa lainnya bukanlah sekedar slogan. “Contoh nyata yang masih dapat kita jumpai adalah penanganan bencana alam dan bantuan kemanusiaan. TNI, Polri, berbagai Kementrian dan Lembaga, Pemda, LSM, tokoh masyarakat dan setiap anggota masyarakat yang ada bahu membahu dalam setiap tahapnya,” ungkapnya.
Di sisi lain amanatnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menginginkan organisasi TNI menjadi organisasi yang adaptif, dan itu hanya bisa diwujudkan oleh perwira-perwira handal yang juga adaptif. “Gunakan setiap kesempatan yang ada untuk belajar dan mengembangkan wawasan. Setelah itu, para perwira juga bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan setiap anggota yang ada di bawah tanggung jawab para perwira sekalian,” ujarnya.
■ Rasyid / R
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. pada upacara pelantikan 150 Perwira Prajurit Karier TNI Khusus Tenaga Kesehatan TA. 2018, terdiri dari 100 Perwira TNI AD (Pria 76, Wanita 24), 21 Perwira TNI AL (Pria 12, Wanita 9) dan 29 Perwira TNI AU (Pria 25, Wanita 4), bertempat di Lapangan Sapta Marga Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/11/2018).
“Berbagai penyakit berbahaya maupun penyakit menular yang dapat dengan mudah menjadi wabah harus mendapat perhatian serius kita semua, khususnya para Perwira Tenaga Kesehatan TNI. Fakta tersebut menuntut kita sebagai bangsa bersinergi mengantisipasi dan menghadapinya,” kata Panglima TNI.
Selanjutnya Panglima TNI mengatakan bahwa penugasan para perwira nantinya bersama prajurit lain di tengah-tengah masyarakat akan menuntut kemampuan yang paripurna dan komitmen yang sangat tinggi. Oleh karena itu, ikuti dengan baik pendidikan dan pelatihan selanjutnya sesuai kecabangan masing-masing. “Pendidikan dan latihan tersebut akan melengkapi kemampuan yang ada dengan kemampuan kecabangan yang sangat dibutuhkan pada saat pelaksanaan tugas nantinya,” ucapnya.
Ditambahkan oleh Panglima TNI bahwa selain memberikan arah bagi penerapan disiplin ilmu yang telah para perwira miliki, nantinya juga harus mampu untuk memimpin, merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sesuai bidang penugasan di lapangan. “Tentunya hal itu akan sangat berbeda dengan organisasi lain, karena tuntutan tugas yang dipercayakan bangsa dan negara ini kepada TNI,” katanya.
“Kode Etik Perwira Budhi Bhakti Wira Utama, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta Delapan Wajib TNI, harus menjadi karakter dan jatidiri dalam kehidupan keprajuritan dan selalu melekat dalam setiap pelaksanaan tugas, dimanapun kalian bertugas nantinya,” tegasnya.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tugas yaitu kerja sama dan sinergi dengan berbagai komponen bangsa lainnya bukanlah sekedar slogan. “Contoh nyata yang masih dapat kita jumpai adalah penanganan bencana alam dan bantuan kemanusiaan. TNI, Polri, berbagai Kementrian dan Lembaga, Pemda, LSM, tokoh masyarakat dan setiap anggota masyarakat yang ada bahu membahu dalam setiap tahapnya,” ungkapnya.
Di sisi lain amanatnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menginginkan organisasi TNI menjadi organisasi yang adaptif, dan itu hanya bisa diwujudkan oleh perwira-perwira handal yang juga adaptif. “Gunakan setiap kesempatan yang ada untuk belajar dan mengembangkan wawasan. Setelah itu, para perwira juga bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan setiap anggota yang ada di bawah tanggung jawab para perwira sekalian,” ujarnya.
■ Rasyid / R
FOLLOW THE INFONEWS.CO.ID AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONEWS.CO.ID on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram