INFONEWS.CO.ID ■ Universitas Gadjah Mada Yogyakarta membuka Program Studi Ilmu Aktuaria jenjang strata satu atau sarjana dan siap menerima 40 mahasiswa baru mulai tahun akademik 2019/2020.
"Program Studi Ilmu Aktuaria itu telah memenuhi persyaratan minimal akreditasi program studi sebagaimana tertuang dalam SK BAN-PT Nomor 163/SK/ABN-PT/Min-Akred/X/2018," kata Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumberdaya Manusia Fakultas MIPA UGM Gunardi di Yogyakarta, Kamis.
Pembukaan Program Studi Ilmu Akturia itu, menurut dia, sejalan dengan semangat UGM dalam mengembangkan ilmu aktuaria. Bidang aktuaria sudah ada di UGM sejak lama, yang pada waktu itu merupakan minat studi di Program Studi S1 Statistika dan S2 Matematika.
Dosen Program Studi Ilmu Aktuaria UGM ,Danang Teguh Qoyyimi, menjelaskan ilmu aktuaria adalah bidang ilmu yang menggunakan teori probabilitas, matematika, statistika, dan ekonomi untuk mengukur dan menghitung dampak finansial atas kejadian tidak tentu di masa datang.
"Lulusan Program Studi Ilmu Aktuaria UGM diharapkan memiliki kemampuan teknikal yang sangat baik, memperhatikan 'actuarial control cycle', dan etika profesi dalam pekerjaaannya," kata Danang seperti dilansirkan Antara.
Selain itu juga diharapkan memiliki kemampuan setara dengan Ajun Aktuaris atau Associate of the Society of Actuaries of Indonesia (ASAI) sesuai dengan standar Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI).
Menurut dia, dengan penguasaan teori ilmu aktuaria yang mendalam sekaligus kemampuan profesional sebagai aktuaris, lulusan program studi itu diharapkan dapat bekerja dalam bidang profesi aktuaris dan berperan dalam pengembangan ilmu aktuaria.
"Kurikulum program studi itu dirancang sesuai dengan karakteristik dan kualifikasi profil lulusan bidang aktuaria serta memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan kurikulum didukung oleh sumberdaya manusia di bidang kajian ilmu aktuaria, fasilitas perkuliahan dan laboratorium komputasi yang memadai.
"Selain itu kerja sama dengan perusahaan dan institusi pengguna lulusan bidang aktuaria seperti perusahaan asuransi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan PAI," kata Danang.
Pengurus PAI Budi Tampubolon mengatakan berdasarkan data dari PAI, angka tenaga aktuaris di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 500 orang, sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap perlindungan jiwa dan kesehatan diprediksi terus meningkat.
"Pembukaan Program Studi Ilmu Akturia UGM diharapkan dapat mendukung program pengembangan 1.000 aktuaris yang dicanangkan OJK untuk menjawab kebutuhan tenaga aktuaris yang diprediksi semakin meningkat di masa depan," kata Budi.(Antara)
"Program Studi Ilmu Aktuaria itu telah memenuhi persyaratan minimal akreditasi program studi sebagaimana tertuang dalam SK BAN-PT Nomor 163/SK/ABN-PT/Min-Akred/X/2018," kata Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumberdaya Manusia Fakultas MIPA UGM Gunardi di Yogyakarta, Kamis.
Pembukaan Program Studi Ilmu Akturia itu, menurut dia, sejalan dengan semangat UGM dalam mengembangkan ilmu aktuaria. Bidang aktuaria sudah ada di UGM sejak lama, yang pada waktu itu merupakan minat studi di Program Studi S1 Statistika dan S2 Matematika.
Dosen Program Studi Ilmu Aktuaria UGM ,Danang Teguh Qoyyimi, menjelaskan ilmu aktuaria adalah bidang ilmu yang menggunakan teori probabilitas, matematika, statistika, dan ekonomi untuk mengukur dan menghitung dampak finansial atas kejadian tidak tentu di masa datang.
"Lulusan Program Studi Ilmu Aktuaria UGM diharapkan memiliki kemampuan teknikal yang sangat baik, memperhatikan 'actuarial control cycle', dan etika profesi dalam pekerjaaannya," kata Danang seperti dilansirkan Antara.
Selain itu juga diharapkan memiliki kemampuan setara dengan Ajun Aktuaris atau Associate of the Society of Actuaries of Indonesia (ASAI) sesuai dengan standar Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI).
Menurut dia, dengan penguasaan teori ilmu aktuaria yang mendalam sekaligus kemampuan profesional sebagai aktuaris, lulusan program studi itu diharapkan dapat bekerja dalam bidang profesi aktuaris dan berperan dalam pengembangan ilmu aktuaria.
"Kurikulum program studi itu dirancang sesuai dengan karakteristik dan kualifikasi profil lulusan bidang aktuaria serta memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan kurikulum didukung oleh sumberdaya manusia di bidang kajian ilmu aktuaria, fasilitas perkuliahan dan laboratorium komputasi yang memadai.
"Selain itu kerja sama dengan perusahaan dan institusi pengguna lulusan bidang aktuaria seperti perusahaan asuransi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan PAI," kata Danang.
Pengurus PAI Budi Tampubolon mengatakan berdasarkan data dari PAI, angka tenaga aktuaris di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 500 orang, sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap perlindungan jiwa dan kesehatan diprediksi terus meningkat.
"Pembukaan Program Studi Ilmu Akturia UGM diharapkan dapat mendukung program pengembangan 1.000 aktuaris yang dicanangkan OJK untuk menjawab kebutuhan tenaga aktuaris yang diprediksi semakin meningkat di masa depan," kata Budi.(Antara)
FOLLOW THE INFONEWS.CO.ID AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONEWS.CO.ID on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram