Bulan Rajab 2019, 1 Rajab 1440 H jatuh pada Jumat (8/3/2019) esok. Banyak amalan yang bisa dilakukan selain puasa Rajab.
Rajab termasuk bulan Harom, dimana dianjurkan banyak beristigfar sehingga para ulama menyusun untaian istigfar yang disebut Istigfar Rajab.
Membaca istighfar memang salah satu amalan bulan Rajab, di antara banyak amalan lainnya.
Allah SWT berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Artinya :
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At-Taubah : 36)
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel, KH Husin Naparin menjelaskan sehubungan dengan ini, diriwayatkan bahwa Imam Ahmad bin Hanbal RA dikenal sebagai Imam Hanbali murid Imam Syafi’i, entah kenapa, suatu ketika dia ingin sekali berkunjung ke Kota Basrah di Irak, padahal tidak ada janji dengan seseorang dan juga tidak ada keperluan.
Beliau berangkat sendiri menuju Kota Basrah. Setibanya di sana waktu Isya, beliau pun ikut shalat berjamaah Isya di masjid, sehingga hatinya merasa tenang. Usai shalat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid.
Tiba-tiba penjaga masjid datang menemuinya sambil bertanya: “Kenapa kamu di sini, syekh?” (kata “syekh” boleh digunakan sebagai panggilan untuk orang tua, atau orang kaya, ataupun orang berilmu).
Dalam kisah ini panggilan sebagai orang tua, karena penjaga masjid itu tidak tahu kalau lelaki tua itu adalah Imam Ahmad. Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Di Irak, semua orang kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadis, sejuta hadis dihafalnya, sangat saleh dan zuhud. Zaman itu tidak ada kamera gambar sehingga orang tidak tahu wajahnya, kendati namanya sudah terkenal.
Imam Ahmad menjawab, “Saya ingin istirahat, saya musafir.” Kata penjaga itu, “Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid.” Imam Ahmad diusir oleh orang itu, disuruh keluar dari masjid. Setelah keluar masjid, pintu masjid dikuncinya.
Lalu Imam Ahmad ingin tidur di pelataran masjid. Ketika sudah berbaring di pelataran masjid, penjaganya datang lagi, memarahinya. “Kamu mau apa lagi syekh?” kata penjaga itu. Imam Ahmad menjawab, “Saya mau tidur, saya musafir.” Lalu penjaga masjid berkata, “Juga tidak boleh.” Imam Ahmad diusir sampai ke jalanan.
Di samping masjid, ternyata ada penjual roti dengan kios kecilnya, tempat membuat dan menjual roti. Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian lmam Ahmad diusir oleh penjaga masjid tadi. Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh, “Mari syekh, Anda boleh menginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil.” Kata Imam Ahmad, “Baik.”
Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yang sedang membuat roti tanpa memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir. Penjual roti ini mempunyai perilaku yang baik dan memuliakan tamu.
Kalau Imam Ahmad mengajak bicara, pasti dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil terus-menerus melafazkan istigfar, yaitu ”Astagfirullah.”
Saat meletakkan garam, dia mengucapkan astagfirullah, memecah telur, astagfirullah, mencampur gandum astagfirullah, dan seterusnya dia senantiasa mengucapkan istigfar; sebuah kebiasaan mulia.
Imam Ahmad terus memperhatikannya, lalu bertanya, “Sudah berapa lama kamu lakukan seperti ini?” Orang itu menjawab; “Sudah lama sekali syekh, sejak saya menjual roti, sudah tiga puluh tahunan.” Imam Ahmad bertanya; “Apa hasil dari perbuatanmu ini?”
Orang itu menjawab, “Lantaran wasilah istigfar, tidak ada hajat atau keinginan yang saya minta, kecuali pasti dikabulkan Allah SWT. Semua yang saya minta ya Allah pasti saya akan dapat.” Rasulullah SAW pernah bersabda, “man lazamal-istigfara, ja’alallahu min kulli dhayyiqin makhraja, wayarzuqhu min haitsu la yahtasib, au kama qala rasulullah SAW” artinya, “Siapa yang memelihara istigfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya.” Lalu orang itu melanjutkan, “Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih ada yang belum Allah kabulkan.”
Imam Ahmad penasaran lantas bertanya, “Apa itu?” Kata orang itu, “Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad.” Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, “Allahu Akbar. Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Basrah dan bahkan - sampai diusir oleh penjaga masjid sampai ke jalanan, ternyata karena istigfarmu.”
Penjual roti itu terperanjat, seraya memuji Allah SWT, ternyata seseorang yang ada di depannya adalah Imam Ahmad. Dia pun langsung memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad. (sumber: Kitab Manakib Imam Ahmad). Wallahu a’lam.
Amalan dan Doa di Bulan Rajab 2019
Astaghfirullahal adziim (3X). Alladhi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaaih, min jamii’il ma’aashii, wadh dhunuubi, wa atuubu ilaah, min jamii’i maa karihallaahu qaulan wa fi’lan, wa sam’an, wa basharan, wa hashiran, allaahumma inii astaghfiruka limaa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asraftu, wa maa asrartu, wa maa a’lantu, wa maa anta a’lamu bihii minnii, antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru, wa anta ‘alaa kulli sya’in qadiir.
Allahumma inii astaghfiruka min kulli dhambin tubtu ilaika min hu, tsumma ‘udtu fiih. wa astaghfiruka bi maa ‘aradtu bihii wajhakal karima fa khalathtuhu bimaa ‘alaihi sa’alaka bi hii ridlan. wa astaghfiruka bi maa wa‘adtuka bihii nafsii tsumma akhlaftuka. wa astaghfiruka bi maa da’anii ilaihil hawaa min qablir rukhashi min mastabaha ‘alayya, wa huwa ‘indaka mahdluurun.
Wa astaghfiruka minan ni’amil latii an’amta bi haa ‘alayya fa sharaftuhaa wa taqawwaitu bi haa ‘alal ma’aashii. wa astaghfiruka minadh dhunuubil latii laa yaghfiruhaa ghairuka wa yaththali’u ‘alaihaa ahadun siwaak, wa laa yasa’uhaa illa rahmatuka wa hilmuka wa laa yunjii min haa illa ‘afwuka. wa astaghfiruka min kulli yamiinin halaftu bi haa fahanaftu fii haa wa ana ‘indaka ma’khudum bihaa.
Wa astaghfiruka ya laa ilaahaa illaa anta subhaanaka innii kuntu minadh dhaalimiin. wa astaghfiruka ya laa ilaaha illaa anta, ‘aalimul ghaibi wasysyahaadati min kulli sya’atin ‘amiltuhaa fii bayadlin nahaari wasawaadil laili fii mala’in wa khalain wa sirrin wa ‘alaniyyatin, wa anta ilayya nadziirun idartakabtuhaa taraa maaaataituhu minal ‘ishyaani bihii ‘amdan aw khata’an aw nisyaanan yaa haliimu yaa kariim, wa astaghfiruka yaa laa ilaaha illaa anta subhanaaka innii kuntu minadl dlaalimiin rabbighfirlii warhamnii watub ‘alayya wa anta khairur raahimiin.
Wa astaghfiruka min kulli faridhatin wajabat alayya fiiaanalil laili wa athraafan nahaari fa taraktuhaa ‘amdan aw khata’an aw nis’yaanan aw tahaawunan wa ana mas’ulun bihaa wa min kulli sanatin min sunani sayyidil mursaliina wakhaatimin nabiyyiina muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam fataraktuha ghaflatan aw syahwan aw jahlan aw tahawunan qallat aw katsurat wa ana ‘aaidum bi haa.
Wa astaghfiruka yaa laa ilaaha illaa anta wahdaka la syarikalak, subhaanaka rabbal ‘alamiin. lakal mulku wa lakal hamdu walakasy syukru wa anta hasbunaa wa ni’mal wakiil, ni’mal maulaa wani’man nashiir wa laa haula wa laa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adhiim. wa shallaallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa aalhi washahbiihi wa sallama tasliiman katsiraw wal hamdu lillaahi rabbil ‘aalamin.
Artinya:
Aku memohon ampun kepada Allah Yang Mahaagung 3x. Yang Tidak ada Tuhan selain Dia Yang Mahahidup lagi berdiri sendiri. Aku bertobat kepada-Nya dari segala maksiat dan dosa. Aku bertobat kepada-Nya dari segala yang Allah benci, baik berupa perkataan, perbuatan, pendengaran, penglihatan, maupun perasaan.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun terhadap apa-apa (dosa-dosa) yang telah lalu maupun yang kemudian, baik (dosa yang aku perbuat) keterlaluan, (dosa) yang aku sembunyikan, (dosa yang aku perbuat) secara terang-terangan, maupun apa-apa (dosa-dosa) yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau-lah Yang Maha
Pemula, Engkau-lah Yang Mahaakhir, dan hanya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Ya Allah sesungguhnya aku memohon ampun kepada-Mu dari setiap dosa, aku bertobat kepada-Mu dari dosa yang aku lakukan lagi.
Aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang aku maksudkan untuk berbakti kepada-Mu, Yang Mahamulia, namun tercemari oleh apa-apa yang tidak Engkau ridhai. Aku memohon ampun kepada-Mu atas apa-apa yang telah aku janjikan kepada-Mu kemudian aku khilaf kepada-Mu. Aku memohon ampun kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau serukan kepadaku, namun aku menyepelekannya.
Aku mohon ampun kepada-Mu dari segala nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku namun aku menyalahgunakannya di jalan maksiat. Aku memohon ampun kepada-Mu dari segala dosa yang tidak ada yang dapat mengampuninya selain-Mu, dan janganlah memperlihatkannya kepada seorang pun selain-Mu, dan tidak ada yang dapat melapangkannya kecuali rahmat-Mu dan kesantunan-Mu, serta tidak ada yang dapat selamat darinya kecuali ampunan-Mu.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw., juga keluarganya, para sahabatnya, dengan keselamatan yang banyak. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Sumber: tribun
FOLLOW THE INFONEWS.CO.ID AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONEWS.CO.ID on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram