OPINI
-->

Minggu, 11 November 2018

Memberikan Yang Terbaik Untuk Masjid Kita


Oleh : Ustadz Nashrullah Jumadi

Banyak ditengah-tengah masyarakat kita saat ini yang mampu hidup sukses, walaupun kita juga tidak menafikan masih banyak pula yang belum sampai pada tangga kesuksesan. Terlepas dari itu semua, bahwa kesuksesan itu menjadi tujuan dari setiap orang dalam menjalani hidupnya, maka bermunculan lah orang-orang sukses, baik itu sukses dalam bisnis, sukses dalam karier dan sukses membangun keluarga yang harmonis dan lain sebagainya.

Jika kita mencermati keberhasilan orang yang sukses tentu ada satu kunci yang pasti dimilikinya dan kunci ini adalah hal yang pasti melekat pada mereka yang saat ini telah menyandang predikat sebagai orang sukses. Kunci itu yakni “MEMBERIKAN YANG TERBAIK” terhadap apa yang telah dilakukan selama ini. Jika kita jumpai orang sukses dalam bisnisnya, orang tersebut pasti telah memberikan yang terbaik untuk bisnisnya, kalau orang itu sukses dalam kariernya pasti orang itu telah “memberikan yang terbaik” untuk pekerjaannya selama ini,  sehingga kariernya terus meningkat dan lain sebagainya.

Ya …..“MEMBERIKAN YANG TERBAIK”, itulah kunci suksesnya, sebab tidak mungkin jika orang sukses dalam bisnisnya dia se enaknya saja berbuat, tidak mungkin manajemen asal jalan, tidak mungkin pula malas-malasan, bahkan pengorbanan pun siap diberikan dalam rangka untuk bisa memberikan yang terbaik pada usaha yang selama ini digelutinya. Maka jika anda ingin sukses hari ini berilah yang terbaik terhadap apa yang sedang anda lakukan saat ini niscaya anda akan sukses, sekalipun yang kita lakukan saat ini barangkali sesuatu yang sederhana dan kecil serta dianggap remeh orang lain

Tetapi sayangnya motivasi dan dorongan kita untuk “MEMBERIKAN YANG TERBAIK” seringkali tidak menyentuh masjid kita saat ini. Akhirnya rutinitas masjid kita hanya berjalan secara stagnan dan tidak mendapatkan keberhasilan kecuali hanya bangunan fisiknya semata. Masjid sulit menemukan kemakmurannya dan ramai hanya pada saat bulan Ramadhan tiba. Semua tak lain karena kita sebagai pengurus atau jama’ah tidak “memberikan yang terbaik” untuk masjid kita saat ini.

Masjid kita hanya kebagian sisa-sisa dari apa yang telah kita berikan untuk keluarga, bisnis, pekerjaan dll. Masjid hanya mendapatkan sisa waktu kita, sisa tenaga kita, sisa harta kita dan pikiran kita. Ya, …kita saat ini hanya mampu memberikan untuk masjid kita dengan hanya sebatas sisa semata. Dan akhirnya kita pun mendapatkan sisa-sisa semata dalam hidup ini dan tak mendapatkan yang terbaik yakni mampu mendapatkan amal sholeh yang banyak sebagai bekal hidup di akhirat nanti.

Pembaca sekalian, Ironis memang jika masjid yang setiap kita datangi minimal 5 kali sehari saat menunaikan sholat berjamaah tak mampu berkembang dan tak mampu mendapatkan keberhasilan, kecuali hanya masalah internal masjid semata yang tak pernah selesai dan tak pernah menemukan kemajuannya. Dan seringkali program atau kegiatan yang kita gulirkan di masjid kandas di tengah jalan alias tak bisa berjalan. Kalaupun berjalan biasanya berjalannya pun asal jalan tidak memiliki Visi dan Misi yang jelas dalam membangun masjid dan masyarakatnya.

Ambilah contoh sederhana yakni mau membuat TPA/TPQ yang baik tidak bisa, mau membina Remaja masjid tidak mampu,menyusun administrasi surat menyurat pun hanya sebatas foto copy an semata, bahkan rapat rutin pengurus masjid pun sebagai kontrol dan evaluasi bulanan tak pernah bisa berjalan. Apalagi membuat buletin satu lembar secara rutin berbulan saja tak mampu dilakukan di tengah para pengurus masjid yang notabene bergelar akademik perguruan tinggi dan dana kas masjid melimpah.

Ada apa kira-kira ? Padahal apa yang saya contohkan diatas seperti surat menyurat, buletin rutin, kegiatan TPA/TPQ, pembinaan Remaja masjid adalah sesuatu yang sangat mudah dilakukan, tapi pada kenyataannya banyak masjid kita saat ini yang tak mampu menjalankan/wujudkan dengan baik. Coba anda dilihat bagaimana perjalanan TPA/TPQ di masjid, dari sekian banyak takmir masjid siapa yang peduli dan membina dengan serius dan Istiqomah ? Ketua Takmir masjidnya ? Wah, biasanya sih ketua Takmir masjid hanya sebatas menerima laporan bulanan tentang perjalanan TPA/TPQ di masjidnya, jarang yang terjun lansung ikut mengurusi TPA/TPQ. Belum lagi tentang kebersihan masjid yang taki mampu dipelihara dengan baik. Tapi di sisi yamng lain kalau kita bekerja di kantor atau bisnis kita, kita begitu serius menjalaninya, bahkan melebihi target yang telah ditetapkan.

Ya, inilah kenyataanya bahwa untuk masjid terkadang kita masih setengah-tengah dalam memberikan perhatian dan perbaikan. Untuk masjid,  kita masih belum memberikan yang terbaik …..Wallahu a’lam bishowab

Tetapi sayangnya “Memberikan yang terbaik” seringkali tidak menyentuh masjid kita saat ini. Akhirnya masjid kita hanya berjalan stagnan dan tidak mendapatkan keberhasilan kecuali hanya bangunan fisiknya semata. Itu semua tak lain karena banyak takmir/pengurus masjid kita saat ini yang tidak “memberikan yang terbaik” untuk masjid kita saat ini.

Masjid kita hanya kebagian sisa-sisa dari apa yang telah kita berikan untuk keluarga, bisnis, pekerjaan kita dll. Masjid hanya mendapatkan sisa waktu kita, sisa tenaga kita, sisa harta kita dan pikiran kita.

 *) Penulis buku “5 Langkah Mudah Membentuk dan Mengoptimalkan Baitul Maal Masjid”/Penganggas Konsep Gerakan membangun desa/kampung berbasis Baitul Maal Masjid/Ketua Lembaga Trainer & Penelitian Keummatan AL HADID/Founder Gerakan Peduli Masjid (GPM) Indonesia

Kamis, 08 November 2018

Merubah Sikap dari Mental Pecundang Menjadi Pemenang


Anda Pecundang atau Pemenang?

Oleh T. Iskandar Faisal
(Calon Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh 2018-2022)

Pecundang adalah seseorang yang tidak memiliki kepercayaan atau prinsip hidup, tidak mencintai dan tidak menghormati orang lain.

Ada 8 sifat pecundang, yaitu:

1. Tidak Menghargai Diri Sendiri
Ada orang yang tidak menghargai dirinya sendiri, dia memiliki hak tetapi tidak memperjuangkan haknya. Dia menjadikan dirinya untuk diperintah orang lain, padahal dia memiliki kelebihan yang orang lain tidak memilikinya. Contoh: dalam sebuah pemilihan, dia memiliki hak dipilih dan memilih. Karena bermental pecundang, maka dia memilih orang lain. Kalau dia bermental pemenang maka dia akan memilih dirinya walaupun tidak ada orang lain yang akan memilihnya.

2. Suka Menfitnah
Fitnah adalah sifat yang dimiliki pecundang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang). Perbuatan ini termasuk perbuatan yang tidak terpuji. Ini sifat yang sering dilakukan oleh pecundang pada orang yang tidak disukainya. Segala cara dilakukan untuk membunuh karakter orang lain.

3. Pesimisme Menahun
Pesimis menahun adalah sifat pecundang berikutnya. Tidak percaya diri, demotivasi, dan malas merupakan karakter umum sifat pesimis dalam diri manusia.

4.Tidak Peduli Terhadap Lingkungan
Tidak peduli dengan keadaan sekitar dan juga lingkungan termasuk ciri orang pecundang. Contohnya, ketika dia mewakili komunitasnya, dia tidak peduli aspirasi komunitas yang diwakilinya, dia hanya memperturutkan hawa nafsu sendiri tanpa peduli sedikitpun pada opini publik warga yang diwakilinya.

5.Tidak Punya Ambisi
Kita sebagai manusia harus memiliki ambisi. Kita perlu memiliki ambisi kuat untuk mengubah hidup agar lebih baik. Menurut para pakar psikologi, ambisi adalah sumber kekuatan. Ambisi mempengaruhi sikap jiwa positif pada diri seseorang yang dapat meningkatkan semangatnya menuju target yang menjadi harapannya.

6. Tidak Punya Integritas
Integritas adalah apa yang Anda pikirkan, katakan, dan lakukan semuanya selaras. Sebagai contoh, ada dosen yang menasihati mahasiswanya untuk tidak merokok karena merokok itu merusak kesehatan. Tapi, ternyata dosen itu sendiri adalah seorang perokok.

7. Gampang Menyerah
Berhenti sebelum berhasil. Ini adalah ungkapan bagi mereka yang gampang menyerah. Gampang menyerah ini dapat saja dimiliki oleh orang berpendidikan tinggi, makanya kita sering melihat orang sukses itu malah yang berpendidikan rendah.

8. Iri hati
Iri hati dengan keberhasilan orang lain juga menjadi salah satu sifat seorang pecundang.

Cek diri Anda, adakah di antara 8 sifat tadi itu Anda miliki. Jika ada maka Anda adalah seorang pecundang.

Saran saya,  segera ubah sikap Anda dari mental pecundang menjadi mental pemenang.

Yakinlah memiliki jiwa pemenang adalah sifat seorang petarung, hanya petarung yang akan menikmati kesuksesan.

Jika kesuksesan itu belum berpihak padanya, maka orang yang bermental baja tidak akan patah semangat, dia akan terus berusaha, berlatih sangat keras dan tentunya seorang pemenang akan berdoa kepada Allah atas usaha yang sudah dilakukannya.

Oleh karenanya, jangan pernah menjadi pecundang, tapi jadilah pemenang walaupun kalah. Kekalahan bagi seorang yang berjiwa petarung merupakan hal biasa, dia akan tetap berjalan dengan kepala tegak di depan semua orang.

Bagaimana Anda tahu akan menang jika tidak pernah bertarung.

Selalu berusaha menjad diri sendiri, kata Bapak DR. Fahmi Ichwansyah, dosen saya di saat menjadi mahasiswa Akper Depkes Banda Aceh tahun 1989.

*) Tulisan ini saya selesaikan menjelang Shubuh (8/11/2018) disaat mobil berhenti di Kota Matang Glumpang Dua. Menulis sambil menikmati indahnya suasana diluar kaca mobil dalam perjalanan pulang ke Langsa setelah mengikuti pemilihan direktur Poltekkes Aceh di Banda Aceh pada Tanggal 6 November 2018


© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved