INFONEWS.CO.ID ■ Sekitar 50 mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Pelajar Islam Indonesia (PII), menggelar demo bertajuk i’tikaf jalanan, Selasa (28/5). Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Jember.
Korlap aksi, Abdul Rohhim Hadi Suwarno mengatakan, aksi dama ini bertajuk selamatkan demokrasi Indonesia itu dimulai dari double way Universitas Jember. Kemudian berlanjut ke Jalan Kalimantan dan berakhir di Gedung DPRD Jember.
Saat melakukan long march, peserta demo menutup mulut menggunakan lakban. Ini sebagai bentuk protes pembungkaman demokrasi. “Demo ini menyoroti kondisi kebangsaan pasca Pemilu serentak 2019. Iklim demokrasi kita sedang tidak sehat. Untuk itu, pagi ini, IMM, KAMMI serta PII yang tergabung di Persatuan Aktifis Jember (PAJ) sepakat untuk turun kejalan menyelamatkan demokrasi,” katanya.
Dalam demo tersebut, elemen mahasiswa mengeluarkan pernyataan sikap meminta kepada Mahkamah Konsitusi (MK) bersikap netral saat sengketa Pilpres 2019. MK harus terbebas dari tekanan pendukung paslon 01 maupun paslon 02.
Selain itu, mahasiswa juga menyayangkan tindakan represif aparat yang berakibat jatuhnya korban jiwa saat aksi 21-22 Mei lalu. “PAJ mendesak Kapolri untuk mengusut tuntas kerusuhan tersebut. Kami juga mendesak kepada pemerintah untuk membentuk tim pencari fakta (TPF) atas kematian petugas KPPS, serta memastikan jaminan pendidikan kepada anak-anak korban,” imbuhnya.
Tidak itu saja, elemen mahasiswa tersebut juga mengecam kebijakan Menpolhukam dan Menkominfo yang menutup akses media sosial. Hal ini jelas mencederai azas demokrasi, serta bentuk pembungkaman terhadap kebebasan dan hak atas kebenaran informasi. (Sumber: Radar Jember)
FOLLOW THE INFONEWS.CO.ID AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONEWS.CO.ID on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram