INFO KRIMINAL
-->

Minggu, 12 April 2020

Duel dengan Anggota TNI, Dua Polisi Meninggal Dunia

JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan dua anggota Polri meninggal dalam pertikaian dengan anggota TNI di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya (Mamra).

"Memang betul ada pertikaian yang berawal dari kesalahpahaman hingga menyebabkan dua anggota Polres Mamberamo Raya meninggal," kata Waterpauw, di Jayapura, Minggu (12/4/2020) pagi, seperti dilansir Antara.

Menurut dia, insiden yang terjadi Minggu dini hari itu berawal dari kesalahpahaman yang sebetulnya sudah diselesaikan pada Sabtu (11/4/2020) malam sekitar pukul 23.00 WIT.

"Dari laporan yang diterima terungkap bahwa anggota yang meninggal itu bersama empat rekannya pada Minggu dini hari tadi menyeberang ke Kasonaweja dan berupaya menyerang," katanya.

Ia mengatakan saat ini seluruh anggota dan keluarga sudah diperintahkan untuk tidak keluar mako.

"Senin (13/4) saya bersama Pangdam VII Cenderawasih akan ke Mamberamo Raya, namun hari ini Danrem 172, Direktur Intelkam, dan beberapa pejabat ke Mamberamo Raya," kata Paulus Waterpauw. (*/IN-001)

Sabtu, 11 April 2020

Kisah Ira Tri Dewi, Pasien Positif Covid-19 yang Pertama Sembuh di Sumbar

Kisah Ira Tri Dewi, Pasien Positif Corona Pertama di Sumbar yang Dinyatakan Sembuh
"Belum Ada Vaksin, Kami Butuh Dukungan dan Doa"


Ira Tri Dewi (40), pasien positif Covid-19 pertama di Sumbar tersebut, juga menjadi pasien pertama yang dinyatakan sembuh! Bagaimana Ira menghadapi ruang isolasi dan kisahnya bisa sembuh dari virus yang telah merenggut ratusan ribu nyawa di dunia ini?

Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, mengumumkan pasien pertama di Sumatera Barat yang positif terjangkit virus corona (Covid-19), Kamis pagi (26/3/2020). Pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi, sejak 20 Maret. Hanya berselang beberapa jam kemudian, Pemprov Sumbar mengumumkan 4 pasien lagi juga positif terjangkit. Sehingga, di hari pertama tersebut, "pertahanan" Ranah Minang menghadapi Covid-19, jebol.

Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias (tengah) saat mengumumkan pasien positif Covid-19 pertama di Sumbar, Kamis (26/3/2020).

Kabar pasien pertama positif Covid-19 di Sumbar langsung membuat buncah. Tidak hanya di Ranah Minang, namun juga para perantau asal Sumbar di seluruh Indonesia dan luar negeri. Di sisi lain, sang pasien, Ira Tri Dewi, begitu syok menerima kabar bahwa dirinya dinyatakan positif Covid-19. Di hari keenam dirawat di Ruang Isolasi RSAM Bukittinggi itu, Ira mengaku pasrah. Sebab, hanya ada dua kemungkinan yang akan didapat. Yakni, meninggal atau sembuh. Dukungan dari orang tua, suami, keluarga, rekan kerja, dan masyarakat, membuat Ira optimistis dengan pilihan sembuh!

Dalam wawancara melalui aplikasi WhatsApp (WA) dengan infonews.co.id, Sabtu (11/4/2020), Ira mengaku pertama kali tidak merasakan gejala apapun saat pulang dari dinas luar (DL) di Jakarta, tanggal 12-14 Maret 2020. Saat itu, dirinya bersama 13 perangkat di Sekretariat DPRD Tanah Datar melakukan kunjungan ke Sekretariat DPD RI. Namun, empat hari kemudian, dirinya merasakan demam, batuk, sakit kepala dan nyeri sendi. Ira kemudian mendatangi salah satu klinik untuk berobat. Oleh pihak klinik tersebut, Ira dirujuk ke RSUD Tanah Datar. Saat itu, dirinya tidak menduga apa-apa. Tapi, setelah pihak RSUD Tanah Datar merujuk dirinya ke RSAM Bukittinggi, Ira baru syok, bahwa dirinya akan diisolasi karena diduga terjangkit virus corona (Covid-19), dengan status pasien dalam pengawasan (PDP). Saat itu, Sumbar hanya memiliki dua rumah sakit rujukan untuk Covid-19, yakni RSAM Bukittinggi dan RS M Djamil Padang. Tanah Datar, lebih dekat ke Bukittinggi daripada ke Kota Padang.


Dalam perjalanannya menggunakan ambulans RSUD Tanah Datar, Ira bertanya-tanya dalam hati, seperti apa nantinya berada di ruang isolasi. Dalam sejumlah artikel dan novel yang pernah dibacanya, diisolasi berarti akan dikurung.

Namun, fikiran "menakutkan" tersebut, tiba-tiba sirna saat Ira sampai di RSAM Bukittinggi. Ira disambut dua orang perawat dan langsung dibawa ke ruangan isolasi. Kedua perawat yang akhirnya akrab dengan dirinya tersebut, adalah Hj. Misfaria Noor .M.Kep.Ns.SP. Kep.MB, yang dipanggilnya Bundo (Bunda) dan Hj. Nefri Elfika S.Kep, yang dipanggilnya dengan sebutan Uni (kakak) Ciam.

"Sambutan mereka merubah stigma saya tentang ruang isolasi. Seketika dirawat di Ruang Isolasi RSAM manjadi nyaman buat saya. Apalagi saat saya melihat dokter Dedi Rahman, S.P yang menyemangati dari ruang monitor isolasi," ungkapnya.

Sementara itu, orang tua, anak dan keluarga besarnya sangat syok dengan isolasi yang dijalani Ira di RSAM. Namun, sang suami cukup tenang menerima informasi isolasi ini. Hanya beberapa menit berada di ruang isolasi, Ira menerima begitu banyak pesan di WA yang rata-rata mendukungnya untuk menghadapi Covid-19 ini.

"Alhamdullilah. Allah memberi saya kekuatan dan kemantapan hati melawan Covid-19 ini. Doa dan dukungan banyak orang, melipatgandakan semangat saya untuk sembuh," ujarnya.


Selama berada di ruang isolasi, Ira mendapatkan perawatan dengan konsumsi antibiotik, vitamin dan obat pereda demam dan nyeri. Namun, hal yang paling menjadi obat baginya adalah dukungan penuh dari keluarga, tetangga, rekan-rekan seprofesi. Serta perawatan dan dukungan psikologis dari perawat dan dokter. Alhasil, Ira banyak menghabiskan waktunya di ruang isolasi dengan video call dengan keluarga, tetangga, teman-teman, terutama suami dan anak-anaknya yang terus memberi semangat.

"Saya merasa nyaman, meski berada di ruang isolasi. Setiap saat, saya habiskan waktu untuk tetap terhubung dengan orang-orang dekat. Melihat wajah suami, anak-anak, keluarga dan teman-teman, membuat saya sangat optimistis," ujarnya.

Di saat sudah merasa nyaman dan merasa sehat, pada Kamis (26/3/2020), Ira langsung syok, saat hasil tes swab tenggorokannya dikeluarkan oleh Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand). Ira dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Artinya, Ira harus melanjutkan isolasi dan tetap mendapatkan perawatan dengan konsumsi antibiotik, vitamin dan obat pereda demam dan nyeri. Sebab, hingga saat ini, vaksin untuk Covid-19 belum ada.


Singkat cerita, pada Jumat (3/4/2020), Ira mendapat kabar baik. Hasil tes swab tenggorokannya yang dikeluarkan oleh Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), menyatakan dirinya negatif Covid-19. Namun, kabar baik ini belum boleh diumumkan, karena untuk memastikan pasien sembuh, harus dua hasil tes yang menyatakan negatif. Akhirnya, tiga hari kemudian, tepatnya pada Senin (6/4/2020), Ira kembali dinyatakan negatif Covid-19.

"Lega rasanya. Kembali bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-teman," ungkapnya.

Saat "kembali" ke masyarakat, Ira mengaku dirinya banyak mendapat hikmah dari kejadian ini. Menurutnya, dukungan dari seluruh elemen, akan membuat kesembuhan pasien semakin cepat. Di samping itu, menurutnya, berfikiran positif dan tetap berdoa menjadi kunci.

Sejumlah dampak/efek dirinya setelah dinyatakan positif COVID-19 adalah orang terdekat. Mereka-mereka yang dianggap dekat terpaksa dijauhi di lingkungan. Tak sedikit pula, usaha mereka terpaksa tutup. Menurutnya, hal ini tak lain akibat dari pemberitaan yang sipang siur tentang dirinya.

"Jadi efeknya mereka (orang dekat) kadang dijauhi, usahanya kadang ada yang sudah tutup saat saya dirawat. Begitu banyak efek saat saya dirawat bagi keluarga dan orang terdekat," kenangnya.


Meskipun begitu, Ira mengaku dirinya tak merasa dikucilkan setelah kembali ke rumah. Menurutnya, lingkungan sekitar para tetangga menyambut sangat baik. Meskipun, ia tetap masih berupaya mengisolasi selama 14 hari berikutnya.
Di rumah, Ira masih berupaya untuk tidak kontak langsung dengan anak-anaknya. Ira memilih menjaga jarak satu sampai dua meter, kemudian mengunakan pakai masker.

"Kalau untuk tetangga saya, alhamdulillah saat saya sakit dan sembuh mereka mendukung dengan luar biasa. Terkadang masih ada kesan horor (dari masyarakat) pasien sembuh ini, tapi Alhamdulillah itu sudah cair semua," jelasnya.


Ira juga memberikan semangat kepada para pasien-pasien yang masih berjuang di ruang isolasi. Ia meminta untuk tetap mematuhi semua instruksi dari tim medis yang menangani. 

"Tetap semangat, berdoa kepada Allah,  karena apapun ikhtiar kita selaku manusia tetap Allah yang tentukan. Berdoa dan yakinkan kita bisa sembuh. Kurangi stres, menyederhanakan masalah itu paling penting, jadi tidak terkuras energi memikirkan hal-hal yang rasanya tidak perlu. Fokus untuk sembuh dan berjuang," ujarnya. (IN-001)

Utang Besar Chelsea pada Di Matteo



Kebingungan seketika melanda Ruud Gullit. Dia tidak yakin orang yang tengah dia ajak berbicara di telepon itu adalah orang yang tepat.
"Dia bicara seperti mulutnya sedang penuh makanan. Aku berpikir, 'Ini siapa, sih? Ini betulan dia atau bukan?' Seharusnya, orang yang lahir dan besar di Swiss 'kan bisa bahasa Jerman, tapi logatnya aneh sekali," kenang Gullit pada 2012 silam dalam wawancara dengan The Independent.
Memori Gullit saat itu sedang berkelana ke musim panas 1996, saat Piala Eropa tengah digelar di Inggris. Sebulan sebelum turnamen digelar, FA menawari Glenn Hoddle untuk menerima estafet kepelatihan dari tangan Venables. Tawaran itu diterima oleh Hoddle.
Pada musim kompetisi 1995/96, Hoddle adalah pelatih Gullit di Chelsea. Setelah Hoddle hengkang, manajemen The Blues tidak mencari pelatih baru. Mereka meminta Gullit untuk menjadi pelatih merangkap pemain. Waktu itu, peran demikian cukup jamak ditemukan. Bahkan, Hoddle sendiri sebelumnya mengemban jabatan demikian.
Gullit punya kredensial lumayan sebagai pelatih, setidaknya untuk lingkup internal klub. Dia berhasil meyakinkan Hoddle untuk memindahkannya dari lini belakang ke lini tengah. Hasilnya, Gullit menjadi runner-up pemain terbaik Premier League di belakang Eric Cantona.
Terhitung sejak 2 Mei 1996, Gullit menjabat sebagai manajer-pemain di Chelsea. Dengan peran itu, dia tentu memiliki kebebasan untuk menyusun tim sesuai dengan keinginannya. Gullit ingin Chelsea memainkan sepak bola kontinental yang seksi dan untuk itu dia harus mencari personel yang tepat.
Setelah lebih dari tiga pekan bekerja sebagai manajer-pemain Chelsea, Gullit berhasil merekrut pemain impian pertamanya dalam diri Gianluca Vialli. Ketika itu, pada usia 31 tahun, Vialli baru saja mengantarkan Juventus menjadi juara Liga Champions. Istimewanya, Chelsea sukses mendapatkan Vialli dengan status bebas transfer.
Gullit tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Setelah mendapatkan amunisi lini depan, dia bergerilya untuk mencari penggawa lini tengah. Gullit ingin mencari pemain yang bisa menerjemahkan isi kepalanya di atas lapangan.
Tak seperti Vialli yang sudah cukup berumur, target Gullit untuk mengisi lini tengah Chelsea ini adalah pemain yang masih berusia 25 tahun. Namanya Roberto Di Matteo dan saat itu dia merupakan salah satu gelandang terbaik Italia. Meski tak berhasil meraih trofi bersama Lazio, Di Matteo dianggap layak untuk memperkuat Timnas Italia.
Di Matteo bergabung dengan Lazio pada 1993 dari klub Swiss, Aarau. Ya, Di Matteo memang tidak memulai kariernya di Italia karena dia lahir dari pasangan imigran Italia di Swiss. Lima tahun lamanya Di Matteo berkarier di Swiss sebelum akhirnya menjejakkan kaki di tanah leluhur.
Transfer Di Matteo ke Lazio itu memang tidak seglamor transfer Paul Gascoigne, misalnya. Akan tetapi, di bawah polesan Dino Zoff dan Zdenek Zeman, Di Matteo menjelma jadi salah satu gelandang box-to-box terbaik Negeri Piza.
Sebagai pemain tengah, kemampuannya komplet. Merebut bola, menjaga kedalaman, mengkreasi peluang, bahkan mencetak gol bisa dilakukannya. Bersama Lazio, Di Matteo dimainkan sebagai deep-lying playmaker tetapi tak jarang pula dia merangsek naik untuk membobol gawang lawan.
Secara teknis, Di Matteo punya kemampuan mumpuni. Selain itu, dia juga sosok yang cerdas, serius, dan mau bekerja keras. Tak salah jika Gullit kepincut untuk merekrutnya ke Chelsea. Di Matteo dipandang bisa jadi penyeimbang bagi Dennis Wise yang lebih konfrontatif dalam bermain.
Setelah mengamankan jasa Vialli, Gullit ingin segera mendapatkan tanda tangan Di Matteo. Yang jadi soal, Di Matteo saat itu tengah berada di kamp Timnas Italia untuk mengikuti Euro 1996. Meski turnamen diselenggarakan di Inggris, Gullit tak serta merta bisa menjalin kontak begitu saja dengan pemain incarannya.
Beruntung, pada waktu itu pelatih Timnas Italia, Arrigo Sacchi, membawa serta mantan anak asuhnya di Milan sebagai asisten. Carlo Ancelotti namanya. Ancelotti sendiri pada musim 1995/96 telah memulai karier kepelatihan bersama Reggiana dan setelah Euro 1996 berakhir dia meneruskan karier itu bersama Parma.
Ancelotti dan Gullit pernah sama-sama bermain untuk Sacchi di Milan. Kebetulan, mereka pun sama-sama beroperasi di lini tengah. Kedekatan itu membuat Gullit berpikir bahwa Ancelotti bisa membantu menghubungkannya dengan Di Matteo. Pikiran Gullit itu tidak salah dan terjadilah percakapan telepon tadi.
Bagi Chelsea, Gullit, dan Di Matteo, semua serbakebetulan. Kebetulan ada Ancelotti di Timnas Italia dan kebetulan pula Azzurri tersisih lebih cepat dari turnamen karena Gianfranco Zola gagal mengeksekusi penalti dengan baik ke gawang Jerman. Kebetulan juga Lazio butuh uang setelah merekrut Pavel Nedved dari Sparta Praha.
Nedved direkrut dari Sparta Praha dengan dana 4,65 juta poundsterling dan Lazio kemudian melepas Di Matteo ke Chelsea dengan banderol 4,95 juta poundsterling. Buat Chelsea waktu itu, duit sekian amatlah banyak. Sebelum rekornya dipecahkan Zola beberapa bulan kemudian, Di Matteo menjadi rekrutan termahal Chelsea dalam sejarah.
Jadilah kemudian Gullit memiliki tiga pemain asing berkelas saat musim 1996/97 dimulai. Selain Vialli dan Di Matteo, ada juga Frank Leboeuf yang dibeli dari klub Prancis, Racing Strasbourg, dengan biaya 3,1 juta poundsterling. Zola sendiri baru tiba di Premier League pada November 1996.
Chelsea mengawali musim 1996/97 itu dengan bertamu ke The Dell, markas Southampton. Sayangnya, pertandingan tersebut tidak berakhir sesuai harapan. Chelsea hanya mampu bermain imbang 0-0 pada laga tersebut.
Meski demikian, pada dua partai berikutnya, semua berubah. Menghadapi Middlesbrough dan Coventry City di Stamford Bridge, mereka berhasil memetik kemenangan beruntun. Tiga pemain asing baru mereka berhasil mencetak gol pada dua laga tersebut.
Dari tiga nama tadi, Di Matteo jadi yang pertama membukukan nama di papan skor. Empat menit jelang peluit panjang, Di Matteo menerima umpan dari Mark Hughes yang bergerak melebar ke sayap. Setelah mengontrol bola, Di Matteo melepas tembakan keras dari luar kotak penalti yang gagal dihalau kiper Boro, Alan Miller.
Perayaan gol Di Matteo sungguh elegan. Alih-alih berlari kesetanan laiknya pemain baru yang mencetak gol perdana dengan cara yang indah, Di Matteo membaringkan tubuhnya di tanah. Tangan kirinya dia gunakan untuk menopang tubuh, tangan kanannya dia lambaikan ke arah suporter. Senyum pun tersungging di bibirnya.
Aksi itu kemudian diikuti para pemain Chelsea lain. Wise, Leboeuf, Dan Petrescu, semuanya turut serta dalam selebrasi bersejarah tersebut. Musim 1996/97 adalah titik di mana Chelsea bertransformasi menjadi klub kosmopolitan dan Di Matteo adalah pencetak gol perdana di era ini.
Bagi Di Matteo, gol itu menjustifikasi ketertarikan besar Gullit kepadanya. Sepanjang musim pun dia selalu menjadi andalan di lini tengah Chelsea. Oleh Gullit, dia dimainkan 34 kali pada musim 1996/97 dan Di Matteo membayar kepercayaan itu dengan mencetak 7 gol untuk membawa Chelsea finis di posisi keenam.
Tampil lumayan di Premier League, Chelsea menunjukkan performa yang lebih bagus lagi di Piala FA. Musim itu untuk pertama kalinya mereka bisa mencapai partai puncak setelah menjadi juara pada edisi 1970. Pada laga final itu Di Matteo lagi-lagi mencatatkan sejarah.
Di final Piala FA 1997, lawan yang dihadapi Chelsea adalah Middlesbrough. Final ini menarik karena Middlesbrough pun tengah berusaha menjadi tim kosmopolitan seperti halnya Chelsea. Di skuatnya, mereka memiliki nama-nama macam Fabrizio Ravanelli, Gianluca Festa, hingga Juninho Paulista.
Sebelum ke final Piala FA, Middlesbrough sebelumnya sudah berhasil mencapai final Piala Liga tetapi dikalahkan Leicester City dalam final dua leg. Final Piala FA pun jadi kans bagi Boro untuk membuktikan bahwa investasi mereka tak sia-sia.
Namun, apa mau dikata. Chelsea rupanya lebih tangguh. Bahkan, ketika laga belum genap berusia satu menit, The Blues sudah berhasil mencetak gol dan Di Matteo adalah sosok yang mencetaknya. Pada detik ke-42, Di Matteo melepas tembakan jarak jauh sensasional ke gawang Middlesbrough.
Gol Di Matteo itu menjadi gol tercepat dalam sejarah final Piala FA yang digelar di Wembley sebelum akhirnya Louis Saha memecahkan rekor tersebut pada 2009. Menariknya, Saha mencetak gol 25 detik itu ke gawang Chelsea walau akhirnya Everton harus menderita kekalahan 1-2.
Setelah Di Matteo mencetak gol, Eddie Newton melengkapi kemenangan 2-0 Chelsea pada menit ke-83. Chelsea pun menjadi juara sekaligus memutus dahaga akan gelar yang sudah berlangsung sejak 1970 tadi. Trofi Piala FA itu membuat Chelsea makin percaya diri menjelang musim 1997/98.
Nyatanya, pada musim 1997/98 prestasi Chelsea membaik. Keberhasilan menjuarai Piala FA turut mengantarkan mereka ke Piala Winners, di mana mereka akhirnya menjadi juara. Zola mencetak gol tunggal kemenangan 'Si Biru' atas Stuttgart pada partai puncak.
Sebelum menjuarai Piala Winners, gelar Piala Liga pun berhasil Chelsea amankan. Pada laga final, lagi-lagi Chelsea berhadapan dengan Middlesbrough dan lagi-lagi pula Di Matteo mencetak gol. Gol Di Matteo kali ini dicetak pada babak perpanjangan waktu, tepatnya pada menit ke-107.
Dua belas menit sebelumnya bek asal Jamaika, Frank Sinclair, sudah membuka keunggulan Chelsea lewat tandukannya memanfaatkan umpan silang Wise. Gol Di Matteo, sementara itu, lahir lewat sentuhan pelan memanfaatkan sepak pojok dari Zola.
Sayangnya, Gullit tidak menikmati dua gelar juara tersebut karena pada Februari 1998 dia dipecat. Bukan hasil buruk yang membuat pria Belanda itu dipecat melainkan perselisihan dengan patron klub, Ken Bates. Jabatan manajer-pemain Chelsea kemudian diserahkan pada Vialli.
Selain membawa Chelsea menjuarai dua kompetisi, Vialli pun sukses mengantarkan tim asuhannya finis di posisi empat Premier League. Tahun 1999 itu dilengkapi Chelsea dengan trofi Piala Super Eropa lewat keberhasilan menundukkan Real Madrid.
Pada musim 1998/99 itu Di Matteo masih menjadi tumpuan lini tengah Chelsea. Akan tetapi, pada 1999/2000, kedatangan Didier Deschamps dari Juventus membuat porsi bermain Di Matteo sedikit berkurang. Tercatat, pada musim itu dia hanya turun di 18 pertandingan.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada torehan bersejarah dari Di Matteo. Pada Boxing Day 1999, dalam kunjungan ke The Dell, untuk pertama kalinya dalam sejarah Chelsea menurunkan tim berisikan sebelas pemain asing. Di Matteo menjadi bagian dari tim itu.
Ed de Goey (Belanda), Leboeuf (Prancis), Albert Ferrer (Spanyol), Emerson Thome (Brasil), Petrescu (Rumania), Celestine Babayaro (Nigeria), Deschamps (Prancis), Gustavo Poyet (Uruguay), Di Matteo (Italia), Gabriele Ambrosetti (Italia), dan Tore Andre Flo (Norwegia) diturunkan oleh Vialli pada laga yang dimenangi Chelsea 2-1 tersebut.
Legiun asing inilah yang kemudian mengantarkan Chelsea pada gelar Piala FA kedua dalam tiga musim terakhir. Pada partai puncak edisi 2000, Chelsea berhadapan dengan Aston Villa yang diperkuat Benito Carbone dari Italia.
Di Matteo memang ditakdirkan bermain di laga-laga besar Chelsea dan itu terbukti dari keberhasilannya mencetak gol ke gawang Villa. Kemelut di kotak penalti Aston Villa yang lahir dari tendangan bebas Zola dimanfaatkan Di Matteo dengan tembakan yang mengarah ke langit-langit gawang.
Gol di menit ke-73 itu tak mampu dibalas Villa dan Chelsea pun kembali pulang dari Wembley dengan menggondol trofi. Gelar ini membuat Chelsea berhak tampil di Charity Shield 2000 yang sukses mereka menangi usai menundukkan Manchester United 2-0.
Trofi Charity Shield itu jadi trofi terakhir yang dipersembahkan Di Matteo untuk Chelsea sebagai pemain. Pada musim 2000/01 tersebut, dalam sebuah laga Piala UEFA menghadapi St. Gallen, Di Matteo mengalami patah kaki yang 18 bulan kemudian membuatnya memutuskan gantung sepatu di usia 31 tahun.
Setelah pensiun sebagai pemain, Di Matteo sempat menjalankan bisnis restoran bersama sejumlah rekan, salah satunya Marcel Desailly yang bermain bersamanya di Chelsea. Namun, seperti yang pernah diutarakannya pada Desailly, hasrat Di Matteo adalah menjadi pelatih sepak bola.
Pada 2008 Di Matteo mengawali karier kepelatihan bersama Milton Keynes Dons sebelum akhirnya berlabuh ke West Bromwich Albion. Setelah dua musim melatih West Brom, Di Matteo akhirnya pulang ke Chelsea untuk menjadi asisten bagi Andre Villas-Boas. Namun, peran itu tak lama dijalaninya karena Villas-Boas dipecat di tengah jalan.
Di Matteo lantas diangkat jadi pelatih interim dan di bawah asuhannya Chelsea menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama. Lewat adu penalti, Didier Drogba cs. sukses mengandaskan Bayern Muenchen. Di Matteo pun tak lama kemudian diangkat jadi pelatih tetap.
Sayangnya, sebagai pelatih tetap, Di Matteo gagal bersinar dan akhirnya dipecat. Dia lantas bertualang ke Jerman untuk melatih Schalke pada musim 2014/15 sebelum kembali ke Inggris untuk menangani Aston Villa. Tak lama di Aston Villa, Di Matteo dipecat lagi dan sejak 2016 belum kunjung kembali ke sepak bola.
Karier Di Matteo di Chelsea, baik sebagai pemain maupun pelatih, sama-sama tidak panjang. Akan tetapi, dia selalu berhasil mempersembahkan gelar bergensi untuk mereka. Oleh karenanya, sampai kapan pun Chelsea akan selalu berutang besar pada Di Matteo.
Sumber: kumparan.com

10 Daerah yang Ingin Memisahkan Diri dari Indonesia

Ternyata ada cukup banyak daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Mendengar dan mengetahuinya membuat hati jadi miris.
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang membentang sangat luas.
Masyarakat yang heterogen, suku yang beragam, kebiasaan yang berbeda di setiap pulau membuat kita jadi unik di mata negara lain.
Di balik itu ternyata ada hal menyedihkan yang belum banyak diketahui.
Sejak berpuluh tahun lalu, beberapa daerah yang berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ingin memisahkan dirinya.
Banyak alasan yang melatarbelakangi keinginan masyarakat di wilayah tersebut, mulai dari ketimpangan ekonomi hingga perbedaan ideologi.
Inilah 11 daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia ataupun telah melakukannya.

Daerah yang Ingin Memisahkan Diri dari Indonesia

1. Maluku

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Pada 1950, sekelompok masyarakat Maluku yang tergabung dalam gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) mendeklarasikan kemerdekaannya dari Indonesia.
Begitu banyak cara yang mereka lakukan agar Maluku bisa merdeka. Salah satunya ialah tindakan separatis yang memanfaatkan lengsernya Suharto.
Tidak main-main, hingga saat ini RMS pun masih eksis bahkan memiliki situs sendiri yang dapat diakses.
Di dalam situs tersebut, terdapat informasi mengenai sejarah RMS. Mereka pun telah membuat bendera beserta lagu kebangsaan.

2. Riau

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Masih di tahun 1950-an, muncul kelompok yang ingin memerdekan Riau dari NKRI.
Gerakan tersebut dinamakan Riau Merdeka yang menuntut pemisahan diri karena dianggap sebagai “anak tiri”, padahal..
…Daerah ini memberikan banyak sumber daya penghasil keuntungan untuk negara.
Hingga awal tahun 2000-an gaung dari Riau Merdeka pun masih terdengar.
Dikutip dari news.detik.com, pada 2006 kelompok pro Riau Merdeka menggelar acara peringatan ulang tahun.
Pada kesempatan itu, salah satu tokoh wilayah Riau Tabrani Rab kembali menuntut agar wilayah tersebut bisa merdeka.

3. Papua, Daerah yang Ingin Memisahkan Diri dari Indonesia

Saat masa penjajahan, wilayah Papua dikuasai oleh Belanda dan juga Australia.
Kemudian ketika Indonesia merdeka, Papua pun dinyatakan termasuk menjadi wilayah Indonesia.
Hal ini ditentang oleh banyak masyarakat Papua hingga kemudian mendirikan Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk memisahkan diri pada 1965.
Suara masyarakat Papua untuk bisa lepas dari Indonesia masih terdengar hingga tahun 2017.
Baru-baru ini pun OPM merayakan ulang tahunnya yaitu pada 1 Desember 2017 yang diisi dengan doa bersama.
Di samping itu, dikabarkan banyak tentara OPM yang sudah bersedia kembali masuk menjadi bagian NKRI.
Beberapa waktu ke belakang ini gencar diberitakan mengenai diskriminasi yang dilakukan terhadap warga Papua di Surabaya.
Hal ini lalu kemudian memicu sejumlah tindakan anarkis di Papua untuk menentang perlakuan diskriminatif tersebut.
Banyak yang berpendapat, kejadian ini kembali menghembuskan isu-isu mengenai keinginan Papua untuk berpisah dari NKRI.

4. Aceh

Di tahun 1970-an tokoh bernama Hasan Dik Tiro memimpin gerakan pemisahan Aceh dari Indonesia yang bernama Aceh Merdeka.
Kelompok ini pun kemudian lebih dikenal sebagai Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Banyak sekali kejadian menyedihkan yang terjadi akibat usaha GAM untuk memerdekakan Aceh.
Disebut-sebut, keinginan Aceh untuk merdeka bukan hanya karena kemauan mendirikan negara berlandaskan syariat Islam.
Alasan lain adalah karena terjadinya ketimpangan ekonomi daerah ini dengan wilayah lain, walaupun Aceh telah memberikan banyak kontribusi bagi Indonesia.

5. Makassar

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Menyuarakan kekecewaannya terhadap pemerintah, pada 1999 sejumlah mahasiswa di Kota Makassar Sulawesi Selatan menyuarakan pembentukan Sulawesi Merdeka.
Biarpun begitu, informasi mengenai gerakan ini tidak dapat ditemukan dan bisa dianggap sebagai isu belaka.

6. Kalimantan

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia.
Wilayah ini pun bersatu dengan negara lain di Asean yaitu Malaysia serta Brunei Darussalam.
Pada awal tahun 2000, ada sejumlah kelompok yang membuat gerakan Borneo Merdeka dan menyuarakan keinginan berpisah dengan Indonesia.
Isu ini sendiri disinyalir muncul setelah peristiwa kerusuhan masyarakat Madura dan Dayak di Sampit pada 2001 lalu.

7. Minahasa

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Isu Minahasa Merdeka mencuat setelah Basuki Tjahaja Purnama ditahan akibat kasus penistaan agama.
Sebenarnya, gerakan yang menginginkan wilayah Minahasa, Sulawesi Utara untuk merdeka ini sudah sejak lama terdengar.
Keinginan untuk memisahkan diri dari negara ini disebut-sebut akibat konflik rumah peribadatan.
Selain itu ada pula rasa ketidaknyamanan dalam menjalankan ajaran agama kristiani yang menjadi mayortias di daerah tersebut.

8. Bali

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Beberapa tahun lalu, ada keinginan dari beberapa masyarakat yang ingin memisahkan Bali dari Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, muncul Gerakan Bali Merdeka (GBM).
Kelompok ini kemudian membuat petisi untuk memerdekakan Bali, namun orang yang menandatanganinya tidak mencapai target.

9. Yogyakarta

Yogyakarta sudah menganut sistem pemerintahan kerajaan sejak masa lampau.
Saat Indonesia meraih kemerdekaannya, kota ini pun diberikan otonomi khusus dan diperbolehkan menganut sistem kerajaan.
Akan tetapi pada 2012 lalu tiba-tiba muncul beberapa pihak yang menyerukan pernyataan bahwa DIY siap bila harus berpisah dengan NKRI.
Itulah mengapa Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia

10. Sumatera Barat

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Selain kecamatan dan kelurahan, Sumatera Barat memiliki pembagian wilayah administratif yang disebut sebagai nagari.
Nagari sendiri disebutkan merupakan istilah pengganti untuk menyebut desa di daerah mereka.
Nagari sendiri dikepalai oleh wali nagari yang dibantu beberapa wali jorong.
Pada 2013 lalu DPR-RI mengesahkan RUU Desa
Hal ini ternyata menimbulkan kekecawaan pada pemangku adat Minangkabau yang menilai bahwa RUU tersebut tidak menghormati eksistensi nagari.
Sistem kepemerintahan desa pun dianggap berbeda dengan yang diterapkan di nagari.
Ia meminta nagari di Minangkabau dijadikan sebagai sesuatu yang istimewa seperti Aceh dan DIY.
Bila hal tersebut tak dapat dikabulkan, para pemangku adat meminta agar pemerintah pusat tidak mengobok-obok eksistensi nagari.

11. Timor Timur

Setelah 450 tahun dijajah oleh Bangsa Portugis, Timor Timur kemudian masuk ke dalam wilayah NKRI sebagai provinsi ke 27.
Berpuluh tahun bersama, akhirnya provinsi tersebut lepas dan resmi menjadi sebuah negara pada 2002.
Timor Timur kini lebih dikenal sebagai Republik Demokratik Timor Leste atau Timor Leste.

Selasa, 07 April 2020

Amerika Serikat Peringkat Kasus Covid-19, Indonesia di Posisi ke-36

JAKARTA - Juru bicara pemerintah Achmad Yurianto merilis jumlah kasus positif Corona per 7 April 2020. Kasus positif COVID-19 ini berdasarkan pemeriksaan PCR, bukan pemeriksaan cepat atau rapid test.

Berdasarkan perhitungan dari Senin, 6 April 2020 pukul 12.00 WIB sampai Selasa, 7 April 2020 di jam yang sama, ada penambahan sebanyak 247 orang, sehingga totalnya menjadi 2.738 jiwa.

Untuk jumlah orang yang dinyatakan bebas dari jeratan Virus Corona alias sembuh, bertambah 12 orang, menjadi 204 jiwa.

Sedangkan kasus kematian akibat COVID-19, ada penambahan sebanyak 12 orang, sehingga totalnya menjadi 221 jiwa.

Covid-19 di Dunia

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus corona paling banyak di dunia, hingga Selasa (7/4/2020) pagi WIB.

Tim statistik The New York Times merangkum, Negeri Paman Sam itu memiliki 357.036 kasus, dari 1,2 juta lebih kasus corona di dunia.

Di peringkat kedua, ada Spanyol dengan 135.032 kasus. Kemudian ada Italia dengan 132.547 kasus.

Sementara Tiongkok (mainland China) yang konon menjadi negara pertama, tempat kasus ini berkembang, kini masih memiliki 83.654 kasus. Negeri Panda itu berada di urutan kelima dunia, di bawah Jerman dengan 95.391 kasus.

Indonesia di urutan berapa? Hingga Senin (6/4/2020) kemarin, tim New York Times melansir Merah Putih ada di peringkat 36 dunia, dengan 2.491 kasus, 209 kematian. Angka itu sama dengan perhitungan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Di Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ke-3, di bawah Malaysia (3.793 kasus) dan Filipina (3.660).

Hingga pagi ini, WHO mencatat ada 211 negara (wilayah) yang terpapar virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia itu merangkum, ada 1.214.973 kasus dengan 67.841 orang meninggal. (*/IN-001)

Sumber: tempo.co, tribunnews.com

Sabtu, 04 April 2020

Update Covid-19, Sabtu 4 April, 2.092 Positif, 190 Meninggal, 191 Sembuh

JAKARTA - Pemerintah kembali memperbarui data kasus positif virus corona di Indonesia. Jumlah pasien positif corona, per Sabtu (4/4), tercatat bertambah sebanyak 106 orang. Juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, mengungkapkan saat ini secara akumulatif pasien positif corona ada 2.092 orang.

"Masih terjadi penambahan kasus konfirmasi positif 106 orang, sehingga total menjadi 2.092," kata Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (3/4) sore.

Sementara itu, jumlah pasien positif virus corona yang meninggal dunia bertambah 16 orang. Dengan begitu, total ada 190 pasien corona yang meninggal.

Yurianto menyebut pasien positif corona yang sembuh juga bertambah 10 orang. Sehingga saat ini tercatat ada 191 pasien yang sembuh dari COVID-19.

Meluasnya penyebaran virus corona ini tak hanya mengancam kesehatan, tapi perekonomian juga ikut terdampak. Misalnya saja di DKI Jakarta per Jumat (3/4) pukul 10.30 WIB total sudah ada 25.408 pekerja yang di-PHK dan dirumahkan melapor ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakergi) DKI Jakarta.

Para pekerja tersebut berasal dari 4.235 perusahaan. Disnakergi DKI Jakarta memang membuka kanal pelaporan untuk pekerja yang terdampak wabah virus corona hingga Sabtu (4/4).

Kepala Disnaker DKI Jakarta Andri Yansyah belum mau mengungkapkan teknis pemberian kartu prakerja dan pemberian subsidi kepada mereka yang sudah mendaftar. Dia hanya mengungkapkan akan ada bantuan dari pemerintah.

"Insyaallah akan ada bantuan, baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah," kata Andri Yansyah saat dihubungi, Jumat (3/4). (*/IN-001)

Sumber: kumparan.com

Rabu, 01 April 2020

19 Pati TNI AD dan 8 Pati TNI AL Dimutasi, Wakasad Dijabat Mayjen TNI Moch Fachruddin

JAKARTA - Sebanyak 27 Perwira Tinggi (Pati) TNI terdiri dari 19 Pati jajaran TNI AD, dan 8  Pati jajaran TNI AL dimutasi. Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/355/III/2020 tanggal 31 Maret 2020 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman dimutasi menjadi Pati Mabes TNI, dalam rangka persiapan pensiun. Penggantinya, adalah Mayjen TNI Moch. Fachruddin, yang sebelumnya adalah Asisten Operasional (Asops) Kasad.

Mutasi jabatan di lingkungan TNI, merupakan upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier, serta mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis. TNI melaksanakan mutasi dan promosi jabatan di tingkat Perwira Tinggi TNI.

Sebanyak 19 Pati TNI AD yang dimutasi  yaitu Letjen TNI Tatang Sulaiman dari Wakasad menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun), Mayjen TNI Moch. Fachruddin, S.Sos. dari Asops Kasad menjadi Wakasad, Mayjen TNI Surawahadi dari Koorsahli Kasad menjadi Asops Kasad, Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi dari Pangdam V/Brw menjadi Koorsahli Kasad (Validasi Orgas), Mayjen TNI Widodo Iryansyah, S.Sos., M.M. dari Aspam Kasad menjadi Pangdam V/Brw.

Kemudian, Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko dari Pangdam IM menjadi Asintel Kasad (Validasi Orgas), Mayjen TNI Hassanudin, S.I.P., M.M. dari Asrena Kasad menjadi Pangdam IM, Brigjen TNI Hendrasto Joko Saksono, S.E., M.M. dari Ses Ditjen Kuathan Kemhan menjadi Asrena Kasad, Brigjen TNI Abdul Rahman Made, S.I.P., M.Si. dari Dirmat Ditjen Kuathan Kemhan menjadi Ses Ditjen Kuathan Kemhan.

Selanjutnya, Brigjen TNI Heru Sudarminto, S.I.P., M.Sc. dari Waasrena Kasad menjadi Dirmat Ditjen Kuathan Kemhan, Kolonel Kav Erwin Djaniko, S.Sos. dari Pamen Denma Mabesad menjadi Wasrena Kasad Bid. Ren (Validasi Orgas), Kolonel Czi Adisura Firdaus Tarigan dari Paban I/Jakrenstra Srenad menjadi Waasrena Kasad Bid. Dal (Orgas Baru), Kolonel Inf Mukhlis dari Paban II/Jemen Srenad menjadi Waasrena Kasad Bid. Jemen dan RB (Orgas Baru).

Brigjen TNI Broto Guncahyo, S.Sos., M.Tr. (Han) dari Irops Itjen TNI menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun), Kolonel Inf Fauzi Rusli, S.H. dari Irut Ter Itops Itjen TNI menjadi Irops Itjen TNI, Mayjen TNI Benny Octaviar, M.D.A. dari Pa Sahli Tk. III Bid. Banusia Panglima TNI menjadi Pa Sahli Tk. III Bid. Wassus dan LH Panglima TNI.

Brigjen TNI Sugeng Sutrisno, S.H., M.H. dari Anggota Pokkimiltama Mahkamah Agung menjadi Hakim Agung Mahkamah Agung, Brigjen TNI Weni Okianto, S.H., M.H. dari Kadilmilti II Jakarta Mahkamah Agung menjadi Anggota Pokkimiltama Mahkamah Agung, dan Brigjen TNI Dr. Slamet Sarwo Edy, S.H., M.H. dari Panmudpidmil Mahkamah Agung menjadi Kadilmilti II Jakarta Mahkamah Agung.

Sementara 8 Pati TNI AL, yaitu Laksda TNI Ir. Fery Sidjaja, M.M. dari Pa Sahli Tk. III Bid. Wassus dan LH Panglima TNI menjadi Pati Mabes TNI AL (dalam rangka pensiun), Laksma TNI Tatit E. Witjaksono, S.E., M.Tr. (Han) dari Wadan Seskoal menjadi Pa Sahli Tk. III Bid. Banusia Panglima TNI, Kolonel Laut (P) Imam Musani, S.E., M.Si. dari Dirdik Seskoal menjadi Wadan Seskoal, Laksma TNI M. Zainudin, S.H., M.M. dari Iropslat Itjenal Mabesal menjadi Pati Mabes TNI AL (dalam rangka pensiun).

Kolonel Laut (P) Aswoto Saranang dari Pamen Sahli Kumhan Pati Sahli Kasal Bid. Soskumdang menjadi Iropslat Itjenal Mabesal, Laksma TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta, M.Mar.Stud. dari Wadan Kodiklatal menjadi Pati Mabes TNI AL (Meninggal Dunia), Brigjen TNI (Mar) Amir Faisol, S.Sos., M.M. dari Danpasmar 3 Kormar menjadi Wadan Kodiklatal, dan Kolonel Mar Edi Juardi dari Wakapusjapermildas TNI menjadi Danpasmar 3 Kormar. (*/IN-001)

Tunjangan ASN Dipotong untuk Covid-19? Ini Jawaban Walikota Solok

SOLOK - Di tengah upaya penanganan virus corona (Covid-19) di Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar), beredar selentingan isu terkait imbauan Walikota Solok untuk memotong tunjangan daerah (Tunda) aparatur sipil negara (ASN) di Pemko Solok. Tujuannya, untuk membantu masyarakat yang menjadi dampak dari Covid-19 di Kota Solok. Padahal, ASN di Kota Solok juga terdampak adanya Covid-19 ini. Terkait hal ini, Walikota Solok Zul Elfian Dt Tianso menyatakan hal itu tidak benar. Menurutnya, pihaknya hanya meminta sumbangan sukarela ke ASN untuk membantu meringankan beban masyarakat. Saat ini menurutnya, sudah terkumpul sumbangan dari ASN Pemko Solok sebesar Rp 100 juta.

"Sumbangan dari ASN Pemko Solok, saya tegaskan itu adalah sumbangan seikhlasnya. Tanpa paksaan. Kalau tidak ada, tidak apa-apa. Tapi, apa salahnya kita berbagi. Bahkan, saya menyumbangkan 50 persen gaji saya untuk penanganan Covid-19 di Kota Solok," ungkapnya.

Zul Elfian juga menegaskan, Pemko Solok juga melakukan langkah-langkah untuk meringankan beban masyarakat yang semakin berat akibat dampak dari Covid-19 ini. Di antaranya dengan membebaskan retribusi dan sewa kios di Pasaraya Solok yang milik Pemko Solok. Kemudian, pengurangan setoran retribusi parkir dari pengelola perparkiran di Kota Solok.

"Di samping pembebasan sewa kios dan pengurangan setoran parkir ke kas daerah, kita juga saat ini akan mencoba mengusahakan penangguhan angsuran ke perbankan dan lembaga pembiayaan lain. Dalam waktu dekat, kita akan berkomunikasi dengan bank-bank dan leasing di Kota Solok untuk mencari solusi. Sebab, dengan adanya Covid-19 ini, perekonomian dan pemasukan warga jelas sangat menurun," ungkapnya.

Zul Elfian juga menjelaskan, kondisi terkini di Kota Solok, jumlah kasus Covid-19 yang positif tidak ada. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 366 orang dan pasien dalam pemantauan (PDP) sebanyak 49 orang.

Sejumlah hal dan langkah yang telah dilakukan yaitu membuat edaran tentang bahaya virus corona agar masyarakat selalu waspada dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian membentuk gugus tugas yang telah melakukan penyemprotan disinfektan di tempat fasilitas publik yang ramai di kunjungi oleh masyarakat seperti tempat ibadah, perkantoran, taman, terminal, pasar, jalan umum dan tempat wisata.

"Kita tidak tahu keberadaan virus ini mengendap yang jelas virus ini bisa muncul ditempat-tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat. Untuk pencegahan dengan menggunakan disinfektan memang tersedia terbatas. Kadang-kadang hanya diperoleh melalui OPD dengan caranya sendiri. Selain itu kita sudah mengambil langkah yaitu meliburkan anak sekolah sampai tanggal 2 April 2020 dan dalam rencana kami akan memperpanjang masa libur anak sekolah sampai tanggal 21 April 2020," ujarnya.

Zul Elfian juga menyatakan saat ini petugas yang bekerja di lapangan memang mengalami beberapa kendala dan keterbatasan. Di antaranya, terbatasnya alat pelindung diri (APD). Selain itu, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, sedang menunggu anggaran seperti gugus tugas di OPD masing-masing.

Zul Elfian juga merinci, kebutuhan anggaran di sejumlah OPD terkait untuk penanganan Covid-19. Yakni Dinas Perhubungan membutuhkan anggaran sebesar Rp 65.500.000, Satpol PP sebesar Rp 373.200.000, Bagian Perekonomian sebesar Rp 67.500.000, Dinas Perindag Koperasi dan UKM sebesar Rp 12.750.000, Dinas Kesehatan sebesar Rp 3.052.161.807, Camat sebesar Rp 1.500.000.000, BPBD Kota Solok sebesar Rp 1.600.000.000 dan Dinas Sosial sebesar Rp 575.000.000. Sehingga, total anggaran keseluruhannya Rp 7.246.111.807.

"Ke depannya kita akan membentuk Posko di setiap kelurahan yang nantinya akan di kelola oleh RT dan RW serta LPMK dengan melibatkan masyarakat. Di Posko ini, sekali 24 jam akan memantau orang yang datang di wilayahnya masing- masing serta melakukan pendataan," ujarnya. (IN-001)

Senin, 30 Maret 2020

UPDATE Covid-19, Senin (30/3/2020), 1.414 Positif, 75 Sembuh, 122 Meninggal

JAKARTA - Jumlah kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia kembali bertambah. Hingga Senin (30/3/2020), tercatat 1.414 kasus positif, 75 sembuh, dan 122 meninggal.

"Penularan di luar masih terjadi," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto, Senin (30/3/2020).

Kasus positif mengalami penambahan 129 kasus menjadi 1.414. Pasien yang dinyatakan sembuh mengalami penambahan 11 kasus menjadi 75. Sedangkan meninggal bertambah 8 menjadi 122. (*/IN-001)

Sabtu, 28 Maret 2020

UPDATE Sabtu (28/3/2020), Covid-19 di Indonesia 1.155 Kasus, Sembuh 59, Meninggal 102 Orang

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan ada penambahan pasien positif Corona menjadi 109 kasus

"Sehingga total 1.155 kasus, pasien sembuh 59 orang, kematian menjadi 102 orang," kata Yurianto, Sabtu, 28 Maret 2020.

Yurianto mengatakan untuk itu menjadi penting bagi masyarakat agar tetap mematuhi anjuran di rumah saja untuk isolasi diri. Selain itu, ia juga meminta masyarakat mengurangi aktivitas dan interaksi di luar rumah.

Ia pun mengingatkan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun setiap hendak makan atau minum. "Jadi tidak perlu menggunakan hand sanitizer, cukup menggunakan sabun dengan air mengaliar," kata Yurianto. (*/IN-001)



[ copy pasang di sinebar/ lokasi yg memungkinkan... data covid-19 dari kemenkes, update otomatis]

Jumat, 27 Maret 2020

UPDATE Covid-19 Indonesia, 1.046 Positif, 46 Sembuh dan 87 Meninggal

JAKARTA - Jumlah kasus positif virus corona COVID-19 kembali bertambah. Hingga Jumat (27/3/2020) tercatat 1.046 kasus positif, 46 sembuh, dan 87 meninggal.

"Ini menunjukkan masih ada penularan di tengah masyarakat kita," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, Jumat (27/3/2020).

Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh mengalami peningkatan 11 kasus menjadi 46 kasus. Kasus meninggal bertambah 9 menjadi 87.

Pemerintah mengumumkan ada penambahan pasien meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Hingga hari ini, jumlah pasien yang meninggal total menjadi 87 orang.

"Ada 9 kematian baru pada 24 jam kemarin. Sebanyak 9 orang. Sehingga menjadi 87 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Jumat (27/3/2020). (*/IN-001)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved