INFO TNI POLRI
-->

Minggu, 29 Desember 2019

Tegaskan Maju, Fakhrizal-Genius Sudah Kumpulkan 321.000 Dukungan KTP

PADANG - Menepis isu-isu yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Sumbar, bahwa Irjen Fakhrizal tidak jadi maju di Pilkada Sumbar 2020, terjawab saat sarapan pagi antara bakal calon Gubernur Sumbar Fakhrizal dengan beberapa tokoh masyarakat Sumbar dan media, Sabtu (28/12) di Bofet Rajawali Juanda, Padang. Fakhrizal langsung didampingi bakal calon wakil gubernur Genius Umar saat pertemuan.

Saat ini, Fakhrizal mengklaim sudah mengumpulkan 321.000 dukungan KTP yang sudah terentri datanya oleh Tim. Sementara yang ditetapkan KPU Sumbar untuk calon perseorangan (independen) minimal sebanyak 316.051 dukungan KTP.

"Jadi untuk persyaratan minimal pendaftaran sudah terlewati. Dan sekarang masih berproses puluhan ribu dukungan KTP yang dilakukan pengentriannya oleh tim," sebut Fakhrizal, yang diamini oleh tim yang mengerjakan proses tersebut yang ikut hadir.

Menurut rencananya, sebut Fakhrizal, di bulan Februari 2020, akan dilakukan deklarasi dan sekaligus mendaftar ke KPU Sumbar.

"Tenggat waktu dari KPU itu Maret, tapi Insyaallah, Februari 2020, kami dengan Pak Genius sudah mendaftar ke KPU Sumbar," ujarnya.

Masak, lanjut putra Kamang Kabupaten Agam kelahiran Bukittinggi itu, dukungan ikhlas yang telah diberikan masyarakat Sumbar dengan melampirkan fotokopi KTP, disia-siakan.

"Dukungan itu adalah amanah, dan kami akan menjaganya, dimana tetap maju melalui jalur independen di Pilkada Sumbar 2020,” tegasnya.

Bagi Fakhrizal dan Genius Umar persoalan pribadi sepertinya sudah selesai. Yang ada saat ini, sebut mantan Kapolda Sumbar yang sekarang dinas di Mabes Polri itu, maju di Pilkada Sumbar 2020, sebagai pengabdian untuk membangun Sumbar ke arah yang lebih baik, dan lebih maju lagi.

Sekaligus dengan majunya melalui jalur independen, Fakhrizal-Genius, bersama-sama dengan masyarakat Sumbar, ingin menorehkan sejarah baru secara nasional, dimana bukan di Aceh saja calon gubernur dari jalur independen bisa memenangkan Pilkada, Sumbar pun Insyaallah bisa.

"Sumbar itu dari dulu merupakan gudang sejarah. Jadi saatnya sekarang sejarah itu dibuat," sambung Genius Umar, yang juga Walikota Pariaman itu, sambil menegaskan kembali bahwa tidak jadi maju di Pilkada Sumbar 2020 itu hanya isu saja. (rel/IN-001)

Sabtu, 28 Desember 2019

Ini Wajah Dua Pelaku Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan

JAKARTA - Penyidik Polda Metro Jaya memindahkan dua tersangka penyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke sel Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Pantauan Sabtu (28/12/2019) siang, dua tersangka berinisial RM dan RB itu keluar sekitar pukul 14.30 WIB dari Kantor Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Keduanya tak mengucapkan sepatah kata pun saat akan menuju mobil yang akan membawa keduanya ke Mabes Polri.

Namun, tersangka yang berjalan di barisan depan menjawab dengan keras ketika ada wartawan yang menanyakan alasannya menyerang Novel.



"Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia pengkhianat," teriak salah satu tersangka.

Sebelumnya, polisi menangkap terduga penyerangan Novel Baswedan. Penangkapan terduga pelaku itu dilakukan pada Kamis, 26 Desember 2019 malam.

Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka. "Sudah ditetapkan tersangka. Tadi siang diperiksa sebagai tersangka," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat (27/12/2019), dikutip detik.com.

Novel Baswedan diserang menggunakan air keras oleh orang tak dikenal usai salat Subuh di masjid dekat rumahnya pada Selasa 11 April 2017.

Anggota Polri Aktif

Bareskrim Polri telah menangkap dua pelaku penyerangan menggunakan air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Dua pelaku diketahui merupakan anggota Polri aktif.

"Tadi malam kami tim teknis bekerja sama dengan Kakor Brimob telah mengamankan pelaku yang diduga menyerang saudara NB (Novel Baswedan)," ujar Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (27/12/2019).

Listyo memastikan, kedua penyerang Novel Baswedan merupakan anggota Polri aktif.

"Inisial RM dan RB. Polri aktif," tutur Listyo. (*/IN-001)

Piawainya Gusmal Menanggapi Isu Kemiskinan di "Rumah Beratap Mulsa"

Gonjang-Ganjing Rumah Ladang Beratap Mulsa di Dekat Pusat Pemerintahan Kabupaten Solok, Arosuka
* Kepiawaian Gusmal Menanggapi Isu "Rumah Beratap Mulsa" yang Viral di Jagat Maya


Satu keluarga tinggal di sebuah rumah tak layak huni (Rutilahu) di sebuah ladang di Arosuka. Pemkab Solok, menjadi "sasaran tembak" terhadap isu kemiskinan. Apalagi, lokasinya tak jauh dari kompleks Kantor Bupati Solok. Kepiawaian Bupati Solok, Gusmal, SE, MM Dt Rajo Lelo, akhirnya terbukti dalam menghadang masalah tersebut. Pemkab Solok turun tangan ke lokasi, memberikan bantuan, dan dengan sentuhan humanis, berhasil membuat satu keluarga itu pindah.

Isu kemiskinan, menjadi salah satu momok menakutkan bagi sebuah pemerintahan. Pemkab Solok, beberapa waktu lalu, dicoba untuk dihantam dengan isu sakti tersebut. Sebuah keluarga yang tinggal di sebuah ladang, dengan kondisi rumah yang tak layak huni, mendadak viral di media sosial. Penyebaraan foto-foto rumah beserta keluarga tersebut, sangat masif dilakukan. Dengan bumbu kemiskinan di dekat pusat pemerintahan Arosuka, foto-foto tersebut langsung viral dan menjadi perbincangan serius netizen, dan berkembang ke kedai-kedai kopi, dan menjadi isu yang tak terbendung.

Bupati Solok Gusmal, SE, MM, Dt Rajo Lelo bersama Desnadefi Gusmal


Pemkab Solok, di bawah kendali Gusmal Dt Rajo Lelo dan Wabup Yulfadri Nurdin, tentu saja menjadi pihak yang paling dipersalahkan. Terlebih, Gusmal berasal dari Guguk, sama dengan asal keluarga yang viral tersebut. Arah "serangan" sangat jelas. Kewibawaan dan harga diri Pemkab Solok, terlebih Gusmal secara pribadi, dipertaruhkan.

Namun, Gusmal yang menjalani periode kedua sebagai Bupati Solok (sebelumnya periode 2005-2010), menanggapi isu dan "serangan" tersebut dengan sangat cerdas. Sebagai pamong senior yang menghabiskan hidupnya sebagai birokrat di Pemkab Solok, Gusmal menjawab tudingan muring yang coba diarahkan kepadanya dengan brilian.

Berbekal pengalamannya yang sempat menjadi Kepala Dinas Sosial, Kepala Bappeda, Sekretaris Daerah, hingga menjadi Bupati Solok, Gusmal dengan taktis mengutus Yandra Prasat, Kepala Dinas Sosial Pemkab Solok turun langsung ke lokasi. Tentu saja turun dengan "oleh-oleh", dan pesan pemahaman dari sang bupati.

Kadis Sosial Pemkab Solok, Yandra, saat mengantarkan bantuan dari Pemkab Solok.


Yandra Prasat "diperintahkan" untuk menyusun tim dan langsung ke lokasi tempat tinggal keluarga penghuni rumah plastik tersebut di Nagari Koto Gaek Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Kamis (26/12/2019). Yandra yang sebelumnya sangat populer saat menjabat Kepala Dinas Pariwisata tersebut, membawa Aparatur Pemerintahan Nagari Koto Gaek Guguk, dan awak media untuk menelusuri jejak keberadaan penghuni pondok plastik bekas beserta keluarga besarnya.

Menempuh jarak berkilo-kilo dengan berjalan kaki, sambil memikul barang-barang bantuan, tim tiba di lokasi dan bertemu langsung dengan Erisman (32 th) beserta Desrika (30) istrinya. Yandra, dengan kata-kata terstruktur, menjelaskan bahwa postingan di jagat maya, terutama media sosial tersebut, telah membuat masyarakat berprasangka dan berpendapat negatif ke Pemkab Solok. Karena timbul asusmsi, Pemkab Solok melakukan pembiaran pada warga yang terlantar.

"Padahal, setelah ditelusuri, hal seperti itu tidaklah sesuai dengan yang digemborkan dan diviralkan di Medsos. Kondisi keluarga tersebut tidaklah separah yang dibayangkan sebelumnya. Gubuk atau pondok ini, adalah rumah di tengah ladang, yang digunakan untuk menunggui ladang mereka," ujarnya.

Kadis Sosial Pemkab Solok saat menyerahkan bantuan di lokasi rumah ladang beratap mulsa di Arosuka.


Orang tua keluarga tersebut yang ikut dalam rombongan tersebut, juga mengaku tidak pernah mengusir anak, menantu dan cucunya tersebut. Orang tua tersebut menyebutkan, mungkin mereka merasa tidak nyaman tinggal di rumah tersebut, dan letih bolak-balik untuk menunggui ladang.

"Padahal rumah tersebut cukup besar untuk mereka tempati. Kalau ingin hidup mandiri, di samping rumah tersebut masih bisa dibangun rumah lagi," ujar orang tuanya.

Fakta lainnya, tim juga mendapati kenyataan bahwa pasangan ini dasarnya bukan dari keluarga miskin. Hanya saja, hidup mereka tidak menetap dan berpindah-pindah untuk berladang di sejumlah tempat.

Fakta berikutnya, foto gubuk plastik sengaja diviralkan oleh kerabat dekatnya, dengan harapan, pasangan ini bisa memperoleh bantuan dari dinas terkait berupa bantuan bedah rumah.

Keluarga Aris setelah pindah ke rumah yang disiapkan warga Kotogaek Guguk.


Atas kenyataan tersebut, Kadis Sosial Yandra Prasat, menyatakan bahwa Bupati Gusmal telah menegaskan kepada dirinya, agar memprioritaskan keluarga tersebut mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) di tahun anggaran 2020 mendatang. Yakni berupa program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

"Saat ini, dari Dinsos, kami membawa bantuan darurat sosial kejadian luar biasa yang telah disiapkan tetap disalurkan. Berupa peralatan rumah dan dapur selengkapnya, sandang serta sembako, juga pakain sekolah," ujarnya.

Tak berselang lama setelah kepulangan Tim Dinsos Kabupaten Solok tersebut dari lokasi, pasangan keluarga Erisman berkemas untuk pindah ke rumah yang lebih layak yang disiapkan oleh warga setempat.

Kondisi rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Sebelumnya, beberapa hari lalu, jagat dunia maya di Kabupaten Solok, mendadak gempar, dengan beredarnya foto-foto sebuah "rumah" di sebuah peladangan. Dalam keterangan foto yang diunggah di media sosial facebook tersebut, terlihat satu keluarga dengan dua anak tinggal di "rumah" tersebut. Bahkan, disebutkan bahwa lokasi "rumah" tersebut tidak jauh dari Kompleks Kantor Bupati Solok.

Dekatnya "rumah" tersebut dengan kantor Bupati Solok, menciptakan "aroma" yang tidak sedap. Sebuah perbandingan, dengan hiperbola yang luar biasa. Sebuah gubuk tak layak, diperbandingkan dengan kantor Bupati sebagai "istana".

Kondisi di dalam rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Ternyata, saat ditelusuri ke lokasi, kepala keluarga, Aris (32), baru tinggal bersama istrinya Rika (30) dan kedua anaknya, Syafira (9) dan Syakila (10 bulan), di gubuk tersebut sejak 3 bulan terakhir. Sebelumnya, warga Nagari Kotogaek Guguak, Kecamatan Gunung Talang tersebut sebelumnya tinggal di Perumnas Kayuaro, milik seseorang tanpa membayar. Namun, karena pemilik rumah akan menghuni rumahnya, keluarga tersebut pindah ke rumah orang tuanya di Kotogaek. Diduga kurang nyaman tinggal bersama orang tuanya, dan jauh dari ladangnya, sekeluarga itu pun membangun "rumah ladang" di Arosuka.

Sebagai "rumah ladang", kondisi gubuk tersebut memang terlihat cukup miris untuk ditempati sebuah keluarga. Apalagi dengan dua anak yang masih kecil dan masih bayi. Beratapkan dan berdindingkan mulsa (plastik ladang), gubuk tersebut hanya dilengkapi dengan fasilitas seadanya. Seperti tikar, kasur lusuh, dan perabotan seadanya.

"Sebelumnya, kami tinggal menumpang di rumah Perumnas Kayuaro. Karena yang punya rumah akan tinggal di rumah itu, kami pindah ke rumah orang tua di Kotogaek. Kemudian, kami tinggal di gubuk ini, sekaligus bisa berladang di sini," ungkap Aris.

Kondisi rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Menjadi informasi yang viral di Medsos, berbagai pihak melontarkan komentar dan pendapat. Ketua DPRD Kabupaten Solok, Jon Firman Pandu, misalnya. Pria yang juga Ketua DPC Partai Gerindra tersebut menyatakan dirinya sangat miris, masih ada masyarakat Solok dengan kondisi seperti itu.

"Kita sebagai warga Kabupaten Solok merasa sangat miris mendapat laporan seperti ini. Dalam peradaban yang sudah modern ini, masih ada kondisi masyarakat yang serba kekurangan seperti itu. Ini akan menjadi tanggung jawab Pemerintahan Daerah secara bersama sama guna membenahi ekonomi masyarakat. Ke depannya kita tidak ingin hal seperti ini ada lagi di wilayah Kabupaten Solok. Selanjutnya, nanti kita akan koordinasikan dengan dinas terkait. Semoga ada jalan keluarnya dan warga tersebut mendapatkan bantuan dan memiliki tempat tinggal yang layak," ujar Jon F Pandu.

Bupati Solok, Gusmal, SE, MM, Dt Rajo Lelo


Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, menanggapi hal ini dengan sangat hati-hati. Pasalnya, bagi pemerintah sebuah daerah, kemiskinan adalah sebuah aib. Apalagi jika "dibumbui" dengan tidak adanya "kepedulian" pemerintah. Gusmal menyatakan, dari informasi yang didapatnya, keluarga tersebut, sudah tinggal di gubuk tersebut selama tiga bulan. Namun, tetap sering bolak-balik ke rumah orang tuanya di Kotogaek.

"Beliau tinggal di sana sudah 3 bulan yang lalu dan sering juga bolak balik ke rumah orang tuanya, karena KK, KTP dan surat serta barang-barang berharga  lainnya masih disimpan di tempat orang tuanya. Jadi kesimpulannya, rumah tersebut merupakan rumah ladang," kata Bupati.

Gusmal juga mengungkapkan, sejumlah usaha telah dilakukan pemerintah setempat. Di antaranya, dengan melakukan pendekatan kepada orang tuanya dan menyarankan mengajak lagi untuk tinggal di rumah orang tuanya yang lumayan besar.

"Warga tersebut sudah pernah dipanggil oleh pemerintah nagari. Akan tetapi, dengan alasan menunggui ladang, yang bersangkutan belum mau pindah ke tempat lain. Kita akan menyalurkan bantuan berupa peralatan dapur, kasur, selimut, sembako dan kebutuhan lain yang mungkin dibutuhkan," ujarnya. (rijal islamy)

Sawah Piyai Dihantam Banjir Musiman, DPRD Kota Solok Turun Tangan

Banjir Musiman di Sawah Piyai, Kota Solok, Ternyata Disebabkan oleh Kerikil

SOLOK - Banjir musiman yang menerjang Kawasan Sawah Piyai, ternyata disebabkan oleh penumpukan material kerikil yang ketebalannya sangat luar biasa. Masyarakat sekitar, sudah berkali-kali mengeluhkan kondisi tersebut. Khususnya, warga khususnya lingkungan perumahan Nusa Indah, Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok. Namun belum ada solusi. Ketebalan kerikil yang mencapai 2 meter dengan panjang kira-kira 1 kilometer dan lebar 3 meter, menyebabkan bandar yang awalnya memiliki kedalaman mencapai 2,5 meter sekarang hanya bersisa sekitar 50 cm saja. Dengan kondisi tersebut, bandar tidak mampu lagi menampung debit air yang datang dari hulunya dan berakibat terendamnya ratusan rumah penduduk. Apalagi beberapa waktu terakhir, curah hujan di Kota Solok meningkat dan cukup tinggi.

Mendengar kondisi tersebut, akhirnya Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, bersama Sekretaris Komisi II DPRD Kota Solok Rusdi Saleh, yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di Sawah Piyai Kelurahan Tanah Garam, melakukan peninjauan lapangan guna menindaklanjuti laporan masyarakat setempat, Kamis (26/12/2019).

Kunjungan lapangan yang sejatinya tidak terencana tersebut, disambut antusias oleh masyarakat. Kedatangan Boris (sapaan Yutris Can) dan Rusdi Saleh, juga turut dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Afrizal, Kabid Sungai dan Pengairan Eliyardi, Ketua RT.01 Sawah Piyai Jon Akmal, Perangkat Kelurahan Tanah Garam serta Babinsa Kodim 0309/Solok, Joni Putra.

Dalam kunjungan itu, Yutris Can menyebutkan bahwa persoalan banjir yang hampir rutin terjadi setiap musim hujan ini harusnya menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Daerah, guna mencarikan solusinya.

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan harus segera dicarikan solusinya. Kita lihat saat sekarang, kondisi bandar dengan panjang lebih kurang 2 km ini sudah penuh oleh material kerikil dan bebatuan yang ketebalannya diperkirakan mencapai hampir 2 meter dari dasar bandar. Dan sudah seharusnya Pihak Pemerintah Daerah memperhatikan dan memprioritaskan untuk penanganan dan pengerukan material dari dasar bandar, agar air bah yang datang dari hulunya bisa lancar dan tidak meluap ke rumah penduduk di sekitar kawasan Sawah Piyai," ujarnya.

Ditambahkan politisi partai Golkar itu, bahwa lembaga DPRD akan memperjuangkan dan memprioritaskan pengerukan Bandar Sawah Piyai tersebut pada tahun anggaran 2020 mendatang. Menurutnya, jika pengerukkan tidak juga dilaksanakan secepatnya, dikhawatirkan bandar akan ditutupi oleh material secara total, sehingga air bandar di saat hujan akan merendam rumah warga secara berkepanjangan.

Ketua RT.01 Sawah Piyai, Jon Akmal, menyampaikan terima kasih kepada Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can dan Sekretaris Komisi II Rusdi Saleh yang telah menanggapi keluhan masyarakat dengan langsung turun ke lapangan melihat kondisi penyebab banjir di kawasan RT.01/RW.05 Sawah Piyai. Dijelaskannya, saat ini kondisi bandar sudah dipenuhi oleh kerikil yang dibawa oleh aliran air dari hulu bandar yang memang penuh dengan bebatuan kecil.

Jon mengaku peristiwa tersebut sudah lama terjadi dan bahkan kami sudah menyampaikannya setiap kali pertemuan dengan Pihak Pemerintah Daerah, namun ia menilai kurangnya tanggapan dari Pemerintah untuk mencarikan solusinya, hingga berakibat terhadap seringnya meluap air bandar dan merendam lebih kurang 300 KK rumah penduduk di Perumahan Nusa Indah II dan Perumahan Nusa Indah V Sawah Piyai.

"Kami masyarakat tidak mampu secara manual untuk melakukan pengerukan material yang ketebalannya mencapai 2 meter dari dasar bandar pengerukan bisa dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator. Kami berharap kepada wakil rakyat untuk membantu mencarikan solusinya ke Pemerintah Daerah agar ke depannya tidak terjadi lagi banjir di kawasan ini, " pintanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Afrizal menjelaskan nyang menjadi penyebab meluapnya air di sepanjang Bandar Sawah Piyai diakibatkan oleh tingginya sendimen kerikil yang menumpuk hampir 2/3 badan bandar. Sehingga jika musim hujan datang bandar memang tidak mampu menampung air dengan jumlah besar.

"Kami akan berusaha untuk menggali sendimen material kerikil dari dalam bandar sampai ke muara Batang Gawan. Kami minta masyarakat untuk bersabar, menjelang pelaksanaannya di awal tahun 2020 nanti. Untuk teknisnya kami akan melakukan pengerukkan dari muara Batang Gawan sehingga tidak ada lagi penumpukkan di muara yang nantinya akan berakibat air kurang lancar ke hilirnya," jelasnya. (IN-001)

Rabu, 25 Desember 2019

Polres Solok Kota Amankan Perayaan Natal di Kota Solok

SOLOK - Personel Polres Solok Kota mengamankan pelaksanaan Hari Raya Natal 2019, yang dipusatkan di Belakang Sub Denpom Solok, Rabu (25/12/2019). Pengamanan bersama personel gabungan dari TNI, Sub Denpom, dan instansi lainnya, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota, AKBP Ferry Suwandi, S.IK.

Dalam kunjungan usai perayaan Natal 2019 di Kota Solok, Ferry Suwandi menyempatkan diri mengunjungi umat Kristiani di Kota Solok. Dalam arahannya, Ferry Suwandi berharap seluruh elemen masyarakat tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan. Serta menghargai masyarakat yang berbeda agama.

"Mari bersama-sama kita selalu jaga situasi kondusif," ungkapnya.



Sehari sebelumnya, Ferry Suwandi beserta Ketua Cabang Bhayangkari Solok Kota Kunjungi Pos Pengamanan Natal Dan Tahun Baru Polres Solok Kota, Selasa (24/12/2019). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk pengecekan dan kontrol kegiatan pengamanan, sekaligus memberikan arahan mengenai pengamanan terhadap masyarakat yang merayakan Natal 2019 dan menyambut malam tahun baru 2020 nanti.

Dalam menyambut malam tahun baru 2020 nanti, Polres Solok Kota, telah memberikan imbauan kepada masyarakat di wilayah hukum Polres Solok Kota. Di antaranya, tidak merayakan dengan cara berlebihan, sehingga dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemerayakan pergantian tahun dengan kegiatan positif, seperti berdoa bersama atau kegiatan sosial. Lalu, tidak menyalakan petasan atau sejenisnya, serta tidak melakukan konvoi atau ugal-ugalan di jalan. Polres Solok Kota juga mengingatkan masyarakat agar tidak menjual, menyajikan atau mengonsumsi minuman beralkohol, apalagi mengonsumsi Narkotika.

"Kita harapkan masyarakat segera melaporkan kegiatan yang berpotensi dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat ke pos polisi terdekat. Yang terpenting, marilah kita menjadi masyarakat bijak, dengan merayakan tahun baru dengan hal positif dan bermanfaat," ujar Ferry.



Sebelumnya, pada Senin (23/12/2019) Kepolisian Resor (Polres) Solok Kota menggelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019, di Halaman Mapolres Solok Kota. Apel Pergeseran Pasukan, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, dan diikuti seluruh personel Operasi Lilin 2019. Dalam rangka antisipasi segala kerawanan Natal 2019 dan Tahun baru 2020, Polres Solok Kota mem-ploting anggotanya untuk melakukan pengamanan, dibantu TNI, dan dinas terkait.

Dalam Arahannya Kapolres Solok Kota menekankan bahwa, fokus pengamanan Operasi Lilin Singgalang 2019 ada dua, yaitu pengamanan Natal 2019 dan tahun baru 2020 dengan 2 lokasi Pos Pengamanan yaitu 1 Pos Terpadu di Taman RTH Kota Solok dan 1 Pos Pengamanan di Singkarak Kabupaten Solok.

"Operasi Lilin 2019 ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman serta masyarakat dapat merasakan dampak nyata dari pelayanan yang diberikan seluruh personel pengamanan di wilayah hukum Polres Solok Kota," ujarnya.



Pelaksanaan Operasi Lilin Singgalang 2019 ini berlangsung selama 10 hari dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif yang didukung kegiatan intelijen, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.

Ferry juga menyampaikan kepada anggota yang melaksanakan pengamanan agar meningkatkan kewaspadaan dan kesipasiagaan dalam bertugas dan lakukan pengamanan berlapis oleh personil Opsnal di tiap pos pengamanan mengingat situasi dan kondisi pada saat ini.

"Tingkatkan kewaspadaan, serta jalin komunikasi intensif dengan semua pihak di lapangan," ujarnya.

Usai melaksanakan apel pergeseran pasukan, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi didampingi PJU menyerahkan 7 (tujuh) unit kendaraan roda 2 (R2) Sabhara dan 12 (dua belas) Set Road Blocker (marka penghalang jalan) yang diterima langsung oleh Kapolsek sejajaran Polres Solok Kota. (rijal islamy)

Selasa, 24 Desember 2019

Siswa SMKN 2 Kota Solok Tewas Tenggelam di Danau Singkarak

SINGKARAK - Warga Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Yuditia (17), tenggelam di Danau Singkarak, Senin sore (23/12/2019). Yuditia tewas tenggelam saat berenang di kawasan objek wisata Katapiang, Jirong Pasie, Nagari Tikalak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Pelajar SMKN 2 Kota Solok tersebut, pergi berwisata bersama orang tua dan keluarganya ke danau terbesar di Sumbar tersebut.

Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, melalui Kapolsek X Koto Dibawah Iptu Ahmad Ramadhan menyebutkan, dari keterangan pemilik/pengelola objek wisata Katapiang Tikalak, rombongan keluarga korban sebelum kejadian, tiba dilokasi pemandian sekitar pukul 15.15 WIB. Saat tiba di lokasi, korban langsung berenang, meski masih berpakaian lengkap.

"Korban sebelum kejadian sempat dilarang oleh kedua orang tuanya berenang ke tengah danau. Tapi tidak dipedulikan korban," ujarnya.

Korban berenang bersama sepupunya, Fajrul Ihsan (17) berenang dari tepian pemandian Katapiang menuju ke tengah danau Singkarak. Namun, setiba di tengah, beberapa orang tamu pengunjung berteriak-teriak, karena melihat ada orang tenggelam. Melihat kondisi itu, salah seorang keluarga dari pemilik objek wisata bernama Anton langsung berenang ke titik korban tenggelam. Lima menit kemudian, korban ditemukan dan dibawa ke tepi.

Saat di tepi danau, korban dalam keadaan tidak sadarkan diri. Awalnya, korban sempat diberikan pertolongan darurat dengan bantuan pernafasan buatan. Namun, karena tubuh korban tidak merespons, korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Singkarak. Tindakan medis yang diberikan petugas Puskesmas Singkarak, tetap tidak mampu menyelamatkan nyawa korban.

Dari keterangan dokter Puskesmas, dr Umpi Asparingga, dari hasil visum didapatkan sejumlah data, yakni nadi sudah tidak teraba, matanya pupil dilatasi maksimal, efek cahaya tidak ada dan plat ekg jantung tidak berdetak dan nafasnya sudah tidak ada.

"Dari kesimpulan medis, nyawa korban tidak bisa tertolong dan meninggal dunia," ujarnya.

"Pada pukul 17.13 WIB, korban  diserahkan oleh pihak Puskesmas Singkarak kepada keluarga korban. Kemudian, pihak keluarga langsung membawa korban ke rumah duka di Kelurahan Nan Balimo, Kota Solok," ujarnya.

Kapolsek X Koto Dibawah, Iptu Ahmad Ramadhan mengharapkan seluruh pengunjung agar waspada dan mematuhi imbauan dari oengelola objek wisata di Singkarak.

"Saat ini, pengunjung Danau Singkarak cukup ramai karena sedang masa liburan akhir tahun. Karena itu, kami mengimbau kepada pengunjung untuk waspada dan mematuhi imbauan di objek wisata Danau Singkarak ini," harapnya. (IN-001)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved