RELIGIUS
-->

Selasa, 03 Maret 2020

Berhubungan Sesama Jenis di Mihrab Mushalla di Cupak Solok, Pelaku Diduga LGBT Ditangkap Warga

Bupati Solok Gusmal Dt Rajo Lelo (kiri) bersama Walinagari Cupak Fatmi Bahar Dt Tuo di salah satu kegiatan di Nagari Cupak beberapa waktu lalu.
SOLOK - Warga Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok digegerkan dengan penemuan dua remaja laki-laki yang diduga melakukan hubungan sesama jenis di Mihrab Mushalla, Senin dinihari (2/3/2020). Kedua remaja tersebut, E (23) warga VI Suku Kota Solok dan R (13) warga Air Dingin, Lembah Gumanti Kabupaten Solok, dipergoki warga dalam kondisi bugil.

Walinagari Cupak, Fatmi Bahar Dt Tuo, menuturkan penangkapan keduanya berawal dari kecurigaan warga saat kedua laki-laki tersebut, sekira pukul 21.00 WIB, minta izin menginap di mushalla, karena kemalaman dan tidak punya ongkos ke Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Oleh warga, kedua remaja ini kemudian diberikan tempat untuk beristirahat di dalam Mushalla Surau Dagang, yang sehari-hari dipakai sebagai tempat ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya oleh warga sekitar.

"Keduanya datang sekira pukul 21.00 WIB, hari Minggu (1/3/2020). Keduanya minta izin kepada warga untuk menumpang menginap karena kemalaman dan tidak punya ongkos untuk pulang ke Air Dingin," terang Fatmi Bahar.

Namun sekira pukul 23.00 WIB, warga mulai curiga karena lampu di bagian dalam mushalla dipadamkan. Sekira pukul 03.00 WIB, warga yang penasaran, mendatangi mushalla tersebut secara diam-diam untuk memastikan kondisi yang terjadi. Kecurigaan warga ternyata benar, kedua tersangka dipergoki tengah asik melakukan hubungan sesama jenis di mijrab mushalla dengan kondisi sama-sama bugil.

Kejadian tersebut praktis membuat buncah warga yang ada di sekitar mushalla tersebut. Para pemuda yang sebelumnya duduk di warung di pinggir Jalan Raya Cupak, kemudian berhamburan datang ke lokasi kejadian. Kedua pelaku pun ditangkap warga. Massa yang geram karena ulah pelaku yang telah menodai kesucian tempat ibadah umat Islam tersebut, akhirnya bisa ditwnangkan Walinagari Cupak Fatmi Bahar Dt Tuo yang ikut turun ke lokasi.

"Kedua tersangka kemudian kami serahkan kepada Polsek Gunung Talang untuk diproses secara hukum," Fatmi Bahar.

Kapolres Solok AKBP Azhar Nugroho, melalui Kapolsek Gunung Talang Iptu Azwari Siregar, SH menyatakan kedua pelaku ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Solok.

"Setelah di Polsek Talang, kasus ini kemudian ditangani oleh unit PPA Polres Solok. Sebab, salah seorangnya masoh di bawah umur," ungkapnya.

Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, menyatakan pihaknya sangat sedih kejadian yang sangat memiriskan ini di Kabupaten Solok. Gusmal mengajak seluruh komponen untuk duduk bersama mencari solusi dari permasalahan ini.

"Setahun yang lalu, kami di Kabupaten Solok pernah melakukan Muzakarah Ulama, untuk menemukan penyebab adanya perilaku LGBT ini. Karena, kalau kita bisa menemukan penyebabnya, pasti ada obatnya," ujarnya.

Gusmal juga meminta segenap elemen masyarakat harus bergerak dan berfikir ke arah itu. Apalagi kalau merujuk ucapan Wagub Sumbar, Nasrul Abit, di sejumlah media beberapa waktu lalu, yang mengatakan Sumbar tertinggi perilaku lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) di Indonesia.

"Insyaallah saya kembali akan membicarakannya dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kementerian Agama (Kemenag) serta dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk membahas hal ini. Mudah-mudahan kita bisa menemukan obatnya," ungkapnya. (IN-001)

Ponpes Darut Thalib, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias di Kota Solok

Pondok Pesantren Darut Thalib, Laing, Kota Solok, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias Selatan
Boby Gustiadi: Ponpes Adalah Bengkel Manusia
Pilihan hidup mendirikan pondok pesantren, menghadirkan konsekuensi besar bagi keluarga Thalib. Sebuah keluarga mualaf asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Alih-alih "menikmati hidup", keluarga ini malah "menceburkan" diri mengurus generasi miskin, bermasalah, bahkan para calon "bandit" dari keluarga broken home. Di usia yang sangat muda, kegetiran dan kepiluan, menjadi "santapan" sehari-hari bagi warga Ponpes yang berdiri tahun 2017 ini.
Pondok pesantren Darut Thalib, berada di Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Sumbar. Untuk mencapai Ponpes ini, tidak begitu sulit. Meski berada di sisi utara Kota Solok yang didominasi kawasan hutan dan peladangan, dibukanya jalan lingkar utara yang menghubungkan kawasan Banda Pandung, Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok, dengan Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung, dan Nagari Guguak Sarai, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, membuat Ponpes ini mudah dicapai. Berdirinya sejumlah perkantoran seperti Kantor DPRD Kota Solok, Rumah Dinas Walikota Solok, Kantor Samsat Laing, Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II.B Laing, Kota Solok, membuat Ponpes ini berada di kawasan yang cukup ramai. Ponpes ini hanya berjarak sekira belasan meter hingga 1 kilometer dari kantor-kantor tersebut.

Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumbar. 

Dari jalan lingkar utara ke arah Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, Samsat Laing, Kantor Lingkungan Hidup Kota Solok, dan saat melewati Lapas Kelas II.B Laing Solok, Ponpes Darut Thalib sudah terlihat. Tepatnya di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Bangunannya terlihat mungil namun berdiri dengan gagah. Di samping kanan bangunan tiga lantai itu, terdapat rumah berwarna hijau milik keluarga Thalib. Keluarga pendiri dan pengurus Ponpes. Di sebelah kirinya, para tukang sedang membangun pondasi bangunan tambahan pesantren yang dananya berasal dari dana hibah APBD Kota Solok 2020.

Saat dilihat lebih detail, gagahnya bangunan yang sejatinya mirip ruko minimalis itu, berasal dari tampilan bagian depan yang penuh dengan ornamen arsitektur masjid dan simbol-simbol keagamaan. Namun ternyata, ornamen arsitektur itu, adalah podium utama pementasan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok pada Juni 2019 lalu. Ornamen-ornamen tersebut, memang diminta pihak Ponpes ke Panitia MTQ, lalu ditata pihak Ponpes dijadikan mushalla, dan dihiasi dengan nama dan logo Ponpes dari digital printing (cetakan digital).

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat. 

Ditelusuri lebih ke dalam, lantai dasar Ponpes masih berupa coran semen kasar. Namun di ruang kantor dan ruang majelis guru, dilapisi dengan karpet berwarna merah. Karpet inipun berasal dari "sisa-sisa" helatan MTQ Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok 2019. Dua lantai di atasnya, kondisinya juga separuh siap, dimanfaatkan sebagai asrama santri dan ruang kelas. Di bagian belakang bangunan, terdapat deretan pakaian santri yang sedang dijemur. Terbatasnya ruang, membuat sebagian pakaian santri, juga dijemur menggunakan hanger (penggantung) di sebuah pohon. Sangat miris, saat diketahui bahwa bangunan ini menjadi rumah bagi seratusan santri dan majelis guru (pengasuh pondok).

Pimpinan Ponpes Darut Thalib, Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo, menjamu Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, yang datang berkunjung pada Senin sore (2/3/2020). Jamuan yang sangat sederhana terhadap anggota dewan yang berpenampilan sederhana pula. Disuguhi air mineral gelas, buah rambutan asal Sijunjung dan duku dari Solok Selatan, percakapan berlangsung santai, namun sangat akrab. Disaksikan belasan majelis guru (pengasuh Ponpes).

Rusdi Saleh (belakang, lima dari kiri) bersama Pimpinan Ponpes Darut Thalib Ustadz Boby Gustiadi Thalib (belakang, enam dari kiri) bersama majelis guru Ponpes Darut Thalib, Senin (2/3/2020).

Boby Gustiadi dengan raut muka yang tenang, mengucapkan terima kasih kepada Pemko Solok dan DPRD Kota Solok yang telah menganggarkan dana hibah ke pesantren Darut Thalib sebesar Rp 500 juta di APBD Kota Solok 2020. Pria kelahiran 11 Agustus 1994 ini, menuturkan dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun bangunan baru di bagian kiri bangunan lama.

"Tentu saja, dana sebesar itu sangat berarti bagi kami dan para santri. Jangankan Rp 500 juta, Rp 1.000 saja sangat berarti bagi kami," ujarnya.

Rusdi Saleh
Anggota DPRD Kota Solok/Perwakilan Yayasan Darianis Yatim

Rusdi Saleh yang juga merupakan perwakilan Yayasan Darianis Yatim di Sumbar, menyatakan dirinya sangat tersentuh dengan kondisi Ponpes Darut Thalib. Menurut Rusdi Saleh, di saat Yayasan Darianis Yatim sudah membangun 20 masjid di Kota Solok dengan dana puluhan miliar rupiah, ternyata masih ada lembaga pendidikan keagamaan dengan kondisi yang sangat memiriskan seperti ini. Pria yang sebelum terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Solok 2019-2024, adalah seorang aktivis sosial kemasyarakatan ini, berjanji akan mengupayakan berbagai hal untuk membantu keberlangsungan Ponpes Darut Thalib ini. Baik sebagai anggota dewan, maupun kapasitasnya sebagai perpanjangan tangan Yenon Orsa, pemilik Yayasan Darianis Yatim.

"Saya adalah aktivis sosial melalui Yayasan Darianis Yatim milik Pak Yenon Orsa. Yayasan sosial yang membangun masjid, membantu biaya pendidikan dan membantu masyarakat yang butuh pertolongan. Ini merupakan komitmen moral kami di yayasan, dan tidak ada sangkut pautnya politik ataupun maksud-maksud lain," tegasnya.

Pembangunan Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sejak didirikan pada 1 Juli 2017, Ponpes Darut Thalib sempat viral di Kota Solok pada Agustus 2019 lalu. Saat itu, karena keterbatasan ruang belajar, para santri belajar di tenda roder, yang dipinjamkan oleh Polres Solok Kota. Karena viral, akhirnya pihak Darut Thalib dan Polres Solok Kota yang saat itu dipimpin oleh AKBP Dony Setiawan Dt Pandeka Rajo Mudo (kini Kapolres Payakumbuh), menghentikan aktivitas belajar di tenda dan kembali belajar berdesak-desakan di ruangan yang ada, meski over kapasitas.

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar bahwa para santri Ponpes Darut Thalib makan dengan lauk seadanya. Bahkan di beberapa hari, para santri makan hanya dengan kerupuk, sayur dan cabai. Pimpinan Pospes, Boby Gustiadi, dan sejumlah majelis guru mencari berbagai upaya untuk mencari dana operasional. Dalam satu bulan Ponpes Darut Thalib membutuhkan setidaknya Rp 8 juta untuk beras, Rp 5 juta untuk lauk pauk, Rp 500 ribu untuk air minum galon, ditambah biaya lainnya seperti listrik, air, buah-buahan, dan sebagainya. Hal inilah yang kemudian mempertemukan pihak Darut Thalib dengan Rusdi Saleh.

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Kabar ini, akhirnya dibenarkan Boby Gustiadi. Menurut pria lulusan Pesantren Darussalam, Aur Duri, Sumani, Kabupaten Solok tersebut, sebenarnya ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh. Yakni mencari pemasukan dana tambahan, atau mengurangi jumlah santri. Namun, Boby mengaku sangat tidak tega memulangkan sejumlah santri. Saat ini, pemasukan utama Ponpes Darut Thalib adalah usaha keluarganya memasok kebutuhan makan minum untuk tahanan, narapidana dan pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Sementara, pemasukan dari santri sebesar Rp 350 ribu perbulan tidak bisa terlalu diharap. Pasalnya, lebih dari 90 persen santri tidak sanggup membayar.

"Para santri, dengan uang Rp 350 ribu itu hanya untuk membayar biaya makannya perbulan. Mereka berasal dari latar belakang orang yang tak berada. Bahkan dari anak yatim, miskin, dan dari keluarga broken home (perceraian). Kami tidak tega memulangkan mereka. Sebab, prinsip kami, Pondok Pesantren adalah bengkelnya manusia. Mereka tidak akan kami pulangkan jika masih dalam keadaan rusak. Kami dan para santri memiliki keyakinan, akan selalu ada jalan keluar terhadap setiap permasalahan. Tapi jalan keluarnya bukan mundur atau berbalik arah. Alhamdulillah, sekarang ada pihak Yayasan Darianis Yatim yang mau membantu. Kami merasakan memiliki orang tua lagi," ungkapnya.

Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo
Pimpinan Pondok Pesantren Darut Thalib

Keluarga Thalib Bu'ulolo, merupakan keluarga asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Nama Thalib, merupakan nama kakek Boby Gustiadi saat memutuskan menjadi mualaf setelah menikah dengan Nur Halimah, warga asal Sawah Sudut, Selayo, Kabupaten Solok. Sementara, Bu'ulolo, merujuk pada marga/suku keluarganya.

Pada 2017 lalu, sang Ayah, Suardi Bu'ulolo dan ibunya Witri Anita dan Boby Gustiadi berencana menunaikan ibadah umrah bersama. Saat itu, sang ayah baru pensiun sebagai pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Namun, rencana umrah ini urung dilakukan dan menetapkan hati mendirikan pesantren. Konsepnya, pesantren yang terjangkau masyarakat kelas bawah. Padahal, dengan kondisi perekonomian keluarga yang cukup baik dengan bisnis keluarga yang berjalan lancar, Boby dan keluarganya memilih jalan pengabdian ke masyarakat. Hal itu menurutnya adalah panggilan hati dan wujud rasa syukur. Hal ini turut didukung sang istri, Dewi Septina dan dua anaknya, Mahya dan Khadijah.

Kamar mandi Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Di tahun pertama, tahun 2017, Ponpes Darut Thalib hanya menerima 7 orang santri dan semua aktivitas pembelajaran dilakukan di rumah yang kini berada di samping kanan gedung. Di tahun kedua, 2018, seiring pembangunan gedung baru, jumlah santri baru meningkat menjadi 33 orang. Di tahun 2019 lalu, jumlah santri baru kembali melonjak menjadi 108 orang. Kondisi ini, beriring dengan penambahan jumlah guru. Saat ini jumlah guru yang mengabdi di Ponpes sebanyak 21 orang. Mereka umumnya bekerja paruh waktu atau juga mengajar di tempat lain. Istilah "pengabdian" benar-benar terbukti bagi para guru disini. Sebab, mereka hanya mendapatkan gaji antara Rp 300 ribu, hingga paling tinggi Rp 1,2 juta. Padahal, kualifikasi mereka adalah sarjana (S1) dan magister (S2), serta alumnus Ponpes dari Pulau Jawa.

"Saat ini, sebelum masuk tahun ajaran baru, sudah ada sekitar 50 santri baru yang mendaftar. Padahal, kami tidak pernah membuat brosur atau pengumuman. Para calon santri yang mendaftar, umumnya beralasan melihat perubahan dari para santri kami saat pulang kampung. Juga dari guru-guru disini, yang bekerja ikhlas, meski hanya menerima pemasukan yang ala kadarnya," ujar Boby.

Bagian samping kanan Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sementara itu, Rusdi Saleh mengharapkan Boby dan keluarganya, serta majelis guru di Ponpes Darut Thalib, senantiasa menetapkan hati dan meluruskan niat membangun pendidikan agama. Rusdi Saleh juga mengharapkan Ponpes Darut Thalib berkembang pesat, sesuai niat awal pendirian. Kemudian, menjadi pesantren modern yang mandiri dengan berbagai unit usaha.

"Komitmen Yayasan Darianis Yatim bertemu dengan komitmen Ponpes Darut Thalib. Kita siap mencarikan solusi terkait kendala dan permasalahan yang terjadi. Kita harapkan Ponpes Darut Thalib menggunakan manajemen yang jelas. Sampaikan seluruh permasalahan yang ada dan mohon terima kami sebagai keluarga di Ponpes ini," harapnya.

Maket bangunan baru Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh mengungkapkan, Yayasan Darianis Yatim selain membangun sarana ibadah seperti masjid, juga melakukan sejumlah kegiatan sosial lain di Sumatera Barat. Di antaranya bedah rumah masyarakat miskin, membantu pendidikan dari tingkat SD, SLTP, SLTA, hingga perguruan tinggi. Bahkan, saat ini, ada 4 mahasiswa yang dibantu biaya pendidikannya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

"Pak Yenon Osra hanya berharap, kiprah dan kegiatan Darianis Yatim hendaknya di-support oleh semua elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Di Kota Solok misalnya, bisa menjadi kota yang berakhlakul karimah. Salah satunya, menjadikan masjid-masjid sebagai pusat tahfidz Alquran. Sehingga, bisa menjadi daerah yang diberkahi. Demikian juga untuk daerah-daerah lainnya. Sehingga, pemahaman agama bagi generasi penerus ini bisa semakin kuat. Darianis Yatim selalu berusaha menjaga komitmen untuk syiar Islam di Sumbar," harapnya.

Mushalla Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh juga menuturkan, Yayasan Darianis Yatim merupakan sebuah yayasan yang dibentuk oleh perantau asal Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Yenon Orsa. Menurut Rusdi Saleh, yayasan yang berdiri pada tahun 2012 tersebut, bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan pendidikan.

"Tujuan utama, adalah untuk meningkatkan pemahaman agama dan keimanan. Serta mencegah dampak negatif, seperti kenakalan remaja dan penyalahgunaan Narkoba. Perlu diingat, konsep Yayasan Darianis Yatim, memberi dan berbagi, bukan untuk dipuji, tapi untuk berempati dan merasakan apa yang dirasakan orang lain," ujarnya.

Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Yenon Orsa merupakan tokoh perantau asal Nagari Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Yenon Osra sukses dalam bidang pendidikan dan Teknologi Informatika (TI). Melalui Yayasan Darianis Yatim, Yenon Orsa selama dikenal sebagai orang yang banyak membantu biaya pendidikan siswa miskin berprestasi, membangun dan memugar masjid dan mushalla, serta membangun sarana di bidang pendidikan.

Kepercayaan Yenon Orsa ke Rusdi Saleh berawal dari adik kandungnya, Yenna Roseva Boer, yang satu kelas dengan Rusdi Saleh di SMAN 1 Kota Solok. Dari berbagai pertemuan dan kegiatan, Yenon Orsa akhirnya tertarik dengan komitmen dan kejujuran Rusdi Saleh. Hingga akhirnya, Rusdi Saleh menjadi decission maker (pengambil keputusan) di Yayasan Darianis Yatim untuk mengelola seluruh proyek pembangunan masjid, pemberian beasiswa, hingga bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Sumbar. (rijal islamy)

Minggu, 01 Maret 2020

PSP U-15 Juara Piala Soeratin 2020

SOLO - Persatuan Sepakbola Padang (PSP) di bawah usia 15 tahun (U-15), menjuarai turnamen Piala Soeratin U-15 tahun 2020, di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (29/2/2020). PSP U-15 mengalahkan Gabsis Sambas, Kalimantan Barat, dengan skor ketat 2-1 (1-1). Pandeka Bungsu (julukan PSP U-15), sejatinya di posisi under dog (non unggulan), sebab Gabsis Sambas melaju ke final dengan komposisi pemain terbaik. Namun, kekuatan mental dan strategi cemerlang, membuat Pandeka Bungsu mampu membalikkan semua prediksi.

Kekuatan dan komposisi Gabsis Sambas, memberi tekanan kuat bagi PSP U-15. Terbukti di menit-menit awal laga, tim asal Kalimantan Barat tersebut menjebol gawang Pandeka Bungsu di menit ke-11, melalui sontekan Krisna Sulistia Budianto. Krisna menuntaskan umpan lambung terukur dari Aqsa Aqyuba Yuarna Rabbani.

Ketinggalan satu gol, PSP U-15 tersengat. Sejumlah serangan dari berbagai sisi, dilakukan anak-anak Pandeka Bungsu. Namun, para pemain Gabsis Sambas, juga tidak mengendurkan serangan. Alhasil, hingga babak pertama berakhir, keunggulan 1-0 Gabsis tetap bertahan.

Di babak kedua, PSP U-15 langsung mengambil kendali serangan. Taktik pelatih Tri Gustian, Muhammad Jeki dan Putra Sabilul Arsyat, mampu merepotkan barisan pertahanan Gabsis Sambas. Upaya tersebut akhirnya berbuah hasil di menit ke-41. Zulkifli Yahya mencetak gol, setelah menerima umpan silang Farhan Habibi. Skor 1-1, membuat laga berjalan dengan tempo cepat. Kedua tim saling bergantian melakukan serangan.

Di menit ke-53, PSP U-15 dengan penuh gaya, membalikkan skor via sundulan Haviv Mumtaza. Proses gol tersebut berawal dari tendangan bebas Reval Adhitya. Bola liar di kotak penalti Gabsis Sambas, dituntaskan dengan sundulan Haviv Mumtaza.

Dalam keadaan tertinggal, para pemain Gabsis Sambas terus berupaya mencetak gol penyama. Namun, hingga peluit akhir dibunyikan wasit Axel Febrian Sinaga, skor tetap 2-1 untuk kemenangan PSP U-15.

Peringkat ketiga diraih oleh Persitangsel (Banten) setelah berhasil menaklukkan Jakarta Timur FC (DKI Jakarta) dengan skor tipis 2-1. Pembuktian komposisi terbaik Gabsis Sambas, terbukti dari gelar pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak (top scorer). Pemain terbaik diraih Yanari Ipung Kurniawan, dan top scorer diraih Krisna Sulistia Budianto.



Para petinggi PSP yang juga turut hadir menyaksikan pertandingan seperti, Agus Suardi (Abien) Kadispora Padang, serta Andree Algamar, Fajrin dan Effendi. Impian yang terkubur sangat lama, yang akhirnya mampu direngkuh oleh anak-anak muda Kota Padang ini, menyajikan pemandangan haru di sisi PSP U-15 dan suporter.

Pelatih kepala tim Pandeka Bungsu, Tri Gustian, mengatakan sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak. Terutama kepada para petinggi PSP, masyarakat di perantauan dan masyarakat Sumbar.

"Alhamdulillah. Akhirnya kami dapat membuktikan bahwa PSP Padang itu masih ada dan mampu berprestasi. Terima kasih atas doa dan dukungan moral seluruh masyarakat Sumbar. Baik di Sumbar maupun di perantauan," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Akademi PSP Padang Agus Suardi (Abien) yang hadir langsung bersama keluarga dan menyaksikan jalannya pertandingan, menyatakan sangat bangga dan salut atas perjuangan luar biasa para pemain PSP U-15.

"Inilah perjuangan yang sangat luar biasa dari anak-anak Pandeka Bungsu. Meski ketingalan namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk menjadi juara. Selamat untuk ananda sekalian, dan seluruh pecinta sepakbola Sumbar.  Kami akan selalu men-support ananda seklaian demi prestasi," ungkapnya. (IN-001)

70 PPK se-Kabupaten Solok Dilantik

SOLOK - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok melantik Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kabupaten Solok, di Ruang Solok Nan Indah (Solinda), Kompleks Kantor Bupati Solok, Arosuka, Sabtu (29/2/2020). Sebanyak 70 orang PPK dari 14 kecamatan di Kabupaten Solok, dilantik setelah melalui sejumlah rangkaian kegiatan seleksi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Solok. Seluruh PPK terpilih menanda tangani pakta integritas.

Ketua KPU Kabupaten Solok, Ir. Gadis, didampingi komisioner Jons Manedi dan Defil menyampaikan ada sebanyak 270 yang melaksanakan kegiatan melantik PPK di tingkat kecamatan.

"PPK yang sudah dilantik agar bekerja secara professional, independen dan menjaga integritas dan memenuhi tugas serta tanggung jawab bekerja secara maksimal dan koordinasi, komunikasi dengan muspika diwilayah kecamatan masing-masing," ujar Gadis.

Gadis mengungkapkan, seluruh Anggota PPK terpilih harus memahami segala macam bentuk peraturan dan perundang-undangan tentang Pemilu sehingga dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak melanggar peraturan.

"Dalam melaksanakan tugasnya, PPK harus bekerjasama antar anggota PPK untuk mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar serta Bupati dan Wakil Bupati Solok Tahun 2020. PPK merupakan ujung tombak suksesnya penyelenggaraan Pemilu. Sehingga mereka harus dapat bekerja semaksimal mungkin sesuai potensi dan kewajibannya," ujar Gadis.

Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, yang diwakili oleh Kabag Pemerintahan, Syahrial, menyampaikan ucapan selamat kepada PPK se-Kabupaten Solok yang barusan dilantik. Menurutnya, dalam melaksanakan tugas, PPK harus menjunjung tinggi profesionalisme. Terutama dalam memahami peraturan perundang-undangan dalam menyelengarakan setiap tahapan Pilkada 2020.

"Profesionalitas PPK dalam menyelengarakan tugas hingga terpilihnya gubernur dan wakil gubernur Sumbar serta Bupati dan Wakil Bupati Solok. Kita harapkan, PPK dapat bersinergi dengan pihak kecamatan serta unsur yang terkait. Sebab sub koordinatnya berada di kecamatan," tutur Syahrial. (PN-001)

Sabtu, 29 Februari 2020

Dinilai Inovatif, Kota Solok Dapatkan Insentif Rp 4,5 Miliar DID-KPID

SOLOK - Sebagai kota kecil dengan slogan Kota Beras Serambi Madinah, Kota Solok memilih konsep inovasi untuk membangun daerah. Keterbatasan luas wilayah dan sumber daya alam, membuat aparatur dituntut melakukan beragam terobosan. Sesuai dengan Visi dan Misi Walikota Solok 2016-2021, yakni terwujudnya masyarakat Kota Solok yang beriman, bertakwa, dan sejahtera menuju kota perdagangan, jasa, serta pendidikan yang maju dan modern, Kota kecil ini kini merupakan Labor Inovasi daerah di Sumatera Barat yang ditunjuk lansung oleh pihak LAN-RI pada tahun 2017. Sehingga, kota yang dimekarkan dari Kabupaten Solok pada 16 Desember 1970 ini menjadi salah satu salah satu destinasi pembelajaran inovasi bagi daerah lain di Sumbar dan Indonesia.

Kota Solok, kini bisa dibilang sudah menjadi acuan bagi daerah lainnya di Sumatera Barat dalam melahirkan berbagai inovasi peningkatan pelayanan publik. Selain mengharumkan nama Kota Solok ke pentas Nasional, melalui penghargaan dari pemerintah Pusat (Kementrian Dalam Negeri) yakni IGA (Inovative Goverment Award) pada tahun 2018 lalu perigkat 7 se-Indonesia, dan penghargaan Teknologi Tepat Guna Tingkat Propinsi mendapatkan peringkat III tahun 2018, dan peringkat II tahun 2019.


Predikat Laboratorium Inovasi daerah juga diharapkan mampu membawa virus perubahan dalam cara dan pola berpikir ASN. Hasil dari Penghargaan IGA dari Kementrian Dalam Negeri berbuah reward dalam bentuk Dana Intensif Daerah Kategori Inovasi Pemerintah Daerah (DID KIPD) sebesar Rp. 4.584.763.000,- pada tahun 2020. Untuk itu pada tahun ini diharapkan Pemerintah Kota Solok bisa kembali meraih Prestasi-prestasi di bidang Inovasi di kancah Nasional, supaya kembali mendapatkan reward dari Pemerintah Pusat, seperti IGA, SINOVIK, INAGARA dan TTG.

Di bawah Koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Solok, Kota Beras Serambi Madinah telah me-launching 158 Inovasi yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Solok.


Kepala Balitbang Kota Solok, Marwis, SE, MM, menyampaikan, secara umum keberhasilan Kota Solok dalam berinovasi merupakan tindak lanjut dan kerjakeras kita bersama seluruh stakeholder.

"Kita berharap untuk ke depannya Kota Solok bisa menjadi rujukan bagi Pemda lain untuk berinovasi dan pada tahun 2020 ini akan dilaksanakan kembali penilaian IGA. Mudah-mudahan kita kembali mencetak inovasi yang bisa memberikan manfaat kepada Pemerintah Kota Solok," ujarnya. (IN-001)

Ramadhani Kirana Putra, Doktor Perdana di DPRD Kota Solok

SOLOK - Anggota DPRD Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra berhasil meraih gelar doktor di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis 27/2/2020). Ramadhani dinyatakan lulus dalam ujian terbuka promosi doktor Ilmu Ekonomi di di Kampus A, Gedung D Lantai VIII Universitas Borobudur dengan Disertasinya berjudul: "Determinan Ekonomi Kreatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto serta implikasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat".


Ujian terbuka tersebut dihadiri oleh anggota Fraksi Partai Golongan Karya DPR RI, Darul Siska, Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, Anggota DPRD Kota Solok, Nasril In Dt Malintang Sutan, Sekretaris Partai Golongan Karya Kota Solok, Fauzi Rusli dan puluhan keluarga besar PB HMI Cabang Solok yang ada di Jakarta serta indangan lainnya.

Gelar Doktor ilmu ekonomi yang disandang oleh politisi muda Kota Solok ini, diraih berkat kesungguhan dan semangat di sela kesibukannya sebagai Anggota DPRD Kota Solok. Ramadhani Kirana Putra dalam ujian terbuka tersebut yang disampaikan di hadapan Tim Panitia Ujian Doktor menjelaskan, bahwa latar belakang memilih judul Determinan ekonomi kreatif terhadap produk domestik regional bruto serta implementasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat yaitu banyaknya potensi ekonomi kreatif yang belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat serta sarana dan prasarana serta pemasaran yang merupakan kendala utama yang di hadapi oleh pelaku ekonomi kreatif di Sumatera Barat saat ini.


"Ekonomi kretaif diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto sehingga berdampak pada meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan menurunnya kemiskinan. Maka melalui penelitian ini kita dapat mengkaji serta menganalisis dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi Ekonomi Kreatif di Provinsi Sumatera Barat terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Implikasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan. Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian yaitu Error Correction Model (ECM). Metode ini dapat membedakan hubungan variabel independent dalam jangka panjang dan jangka pendek.Berdasarkan hasil penelitian tersebut di dapat bahwa industri kecil dan mikro, industri sedang dan besar, kredit usaha rakyat,inflasi dan kunjungan wisatawan secara silmutan berpengaruh secara signifikan terhadap ekonomi kreatif di Sumatera Barat dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang," jelas Ramadhani.


Ujian terbuka atau Promosi Doktor Ilmu Ekonomi tersebut dihadiri oleh 5 (lima) orang Tim penguji yang di Ketuai oleh Prof Dr Basir Barthos (Rektor Universitas Borobudur), Sekretaris Dr Mohammad Faisal Amir (Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Borobudur), Anggota Prof Dr Yuyun Wirasasmita, MSc (Penguji dalam institusi), Prof Dr Rudi Bratamanggala, MM (Penguji dalam institusi), Prof Dr Musa Hubeis, MSc (Penguji luar institusi) dan dihadiri juga oleh Komisi Pembimbing yaitu Prof Dr Sudarsono, MSc sebagai Promotor dan Prof Dr Cicih Ratnasih, MM sebagai co-Promotor.

Setelah menjalani ujian selama lebih kurang satu jam dan setelah tim penguji melakukan penilaian, maka Tim penguji menyatakan Ramadhani Kirana Putra dinyatakan lulus dengan yudisium nilai sangat memuaskan. Sesuai dengan aturan perundang-undangan Ramadhani Kirana Putra sudah sah menyandang gelar Doktor di bidang ekonomi dan gelar Doktor tersebut merupakan yang ke-182 di Program Pasca Sarjana Universitas Borobudur.


Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, SE yang ikut hadir dalam ujian terbuka tersebut berharap, dengan raihan gelar Doktor Ilmu Ekonomi tersebut dapat membawa dampak dan manfaat kepada daerah dan masyarakat guna kemajuan terutama pada sektor ekonomi kreatif di Kota Solok khususnya.

"Kita sangat bangga. DPRD Kota Solok, dan masyarakat Kota Solok kini memiliki anggota DPRD seorang doktor. Kita harapkan gelar doktor bagi Ramadhani ini, mampu menjadi inspirasi bagi anggota DPRD lainnya, dan masyarakat pada umumnya," ungkapnya. (IN-001)

Selasa, 25 Februari 2020

Hendra-Mahyuzil Penuhi Syarat Calon Independen di Kabupaten Solok

SOLOK - Kerja keras Komisioner KPU Kabupaten Solok terkait pengecekan blanko dukungan yang berlangsung selama dua hari. Akhirnya, Senin (24/2/2020) menetapkan pasangan Hendra Saputra SH, M.Si - Mahyuzil Rahmat, S.Ag yang disingkat RAMAH (HendRA–MAHyuzil), memenuhi syarat dukungan sebagai calon peserta yang maju dari jalur perseorangan pada Pilkada Kabupaten Solok 2020.

Penetapan itu ditandai dengan penyerahan "Berita Acara" hasil pengecekan pemenuhan jumlah dukungan dan sebaran dukungan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Solok.

Ketua Dewan Relawan RAMAH, Sukhrawardi kepada awak media menyebutkan, penyerahan berita acara hasil pengecekan pemenuhan jumlah dukungan dan sebaran dukungan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Solok 2020.

"Alhamdulillah, dinyatakan lolos dan memenuhi syarat. Insya Allah, kita lanjutkan perjuangan ini di tahap berikutnya, Mohon doa," utur Sukhrawardi yang dikenal dengan kepribadian terbuka dan sangat ramah.

Anggota KPU Kabupaten Solok, Defil,  menyebutkan pihaknya telah menetapkan pasangan RAMAH telah memenuhi syarat jumlah dukungan sebanyak  24 ribu lebih e-KTP, dari syarat minimal 23.962 e-KTP. 

"Pengecekan dan penghitungan, kami lakukan selama dua hari," ujarnya.

Untuk proses selanjutnya, kata Defil, KPU akan melakukan verifikasi administrasi selama 1 (satu) bulan. Sedangkan untuk verifikasi faktual, akan berlangsung selama 21 hari.

"Syarat minimal dukungan hanya 23. 962 e-KTP. Sedangkan dari hasil hitungan kami, jumlah dukungan pasangan RAMAH berada di atas angka 24 ribu lebih e-KTP," kata Defil.

Seperti halnya pada Jumat kemarin (21/2/2020). Defil menuturkan bahwa pasangan Hendra-Mahyuzil telah menyerahkan syarat dukungan ke KPU sebagai pasangan calon yang maju dari jalur perseorangan.

Terpisah, pengamat politik Kabupaten Solok, Hemdrius AS, menyebutkan keputusan Hendra-Mahyuzil maju dari jalur independen, tentunya pasangan itu sepenuhnya menjadi milik rakyat.

"Dengan adanya kandidat nan maju dari jalur perseorangan, maka pemilih punya alternatif pilihan yang lebih tepat," terangnya.

Menurut Hendrius, calon independen akan dapat melebarkan laju gerakan masyarakat secara lebih luas. Artinya, ia bisa lebih merdeka mengambil keputusan dalam memenuhi kepentingan rakyat. Menurut Hendrius, bukti dukungan akan menjadi salah satu referensi yang efektif untuk menganalisa potensi suara.

"Karena hal ini merupakan salah satu referensi, tentunya akan efektif pula untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan strategi meng-update kantong kantong suara. Data bukti dukungan rakyat itu. Insya Allah, akan menjadi medium untuk bertahan atau berada di puncak kemenangan, ujar Hendrius AS. (IN-001)

Deklarasi Boris-Adang; Menepis Keraguan, Penguatan Bagi Relawan

Sisi Lain Deklarasi Balon Walikota-Wakil Walikota Solok 2020, Yutris Can-Irman Yefri Adang
Menepis Keraguan, Penguatan Bagi Relawan


Deklarasi pasangan bakal calon (Balon) Walikota dan Wakil Walikota Solok 2020, Yutris Can-Irman Yefri Adang (Boris-Adang) di gedung Kubung Tigobaleh, Kota Solok, Sabtu sore (22/2/2020), begitu membahana. Banyak pesan-pesan tersirat dalam deklarasi pasangan yang berlatar belakang politikus tersebut. Apa yang membuat beda dan apa yang ditawarkan Boris-Adang?

Gedung Kubung Tigobaleh, yang berada di perbatasan Kota Solok dan Kabupaten Solok, sejatinya adalah gedung serba guna. Namun, gedung yang didirikan di masa pemerintahan Syamsu Rahim dan Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, menjadi ikon Kota Solok. Berbagai iven telah digelar di gedung megah ini oleh Pemko Solok, Forkopimda, Partai Politik, sekolah, bahkan masyarakat. Menjamu sejumlah menteri, kegiatan fokopimda, Debat Cawako-Cawawako, Pemilihan Uda-Uni, bahkan deklarasi pasangan Capres-Cawapres pernah digelar di gedung ini. Resepsi pernikahan di gedung ini, tentu sarat makna.


Memiliki kapasitas lebih dari 1.000 tempat duduk, gedung ini menjadi "pertaruhan" bagi pihak yang ingin memakainya. Tentu saja, jika peserta atau hadirin berjumlah kurang dari 1.000 orang, bisa dipastikan kegiatan langsung kehilangan gezah. Jumlah 300 orang hingga 500 orang saja, gedung akan terlihat sangat lengang. Dampaknya jelas, kegiatan apapun akan kehilangan makna.

"Pertaruhan" yang sama dilakukan Yutris Can dan Irman Yefri Adang, Sabtu siang (22/2/2020). Tidak hanya bagi Boris-Adang, tapi juga untuk relawan, kader Parpol, simpatisan, dan pendukung dua tokoh politik yang "matang" di legislatif tersebut. Sebab, jika hadirin hanya berjumlah ratusan orang, "alarm bahaya" bakal langsung menyala. Menjadi trending topic di media sosial, percakapan seru di kedai-kedai kopi, hingga menjadi "gunjingan" dan cemoohan di masyarakat luas. Sekaligus, menjadi "sinyal" kepada Boris-Adang untuk mundur dari kontestasi Pilkada Kota Solok 2020.


Namun, Boris-Adang dan panitia pelaksana ternyata mampu melebihi ekspektasi. Jumlah hadirin melebihi seribu orang. Dari kapasitas tempat duduk dan tribun/balkon lantai dua sekitar 1.000 tempat duduk, semuanya terisi penuh. Bahkan, banyak yang tidak kebagian tempat. Demi menghargai tamu, para relawan dan simpatisan memilih berdiri di kedua sisi ruangan. Sebagian lagi, memilih berdiri dan duduk di luar ruangan.

Dua mantan Walikota Solok, Syamsu Rahim (periode 2005-2010) dan Yumler Lahar (2000-2005) turut hadir dan memberikan sambutan. Walikota Solok periode 2010-2015, Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, "mengutus" Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Solok, Fernandez, menyampaikan dukungan moril. Turut hadir Anggota DPR RI asal Sumbar Darul Siska, mantan Anggota DPD RI Nofi Candra, serta sejumlah perwakilan dari Partai Politik di Kota Solok.


Yutris Can dan Irman Yefri Adang dalam orasinya mengaku siap berpasangan untuk maju sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Solok. Meski sampai saat ini pihaknya  masih menunggu rekomendasi partai politik sebagai pengusung kandidat pada Pilkada nanti. Namun, dengan tingginya antusiasme masyarakat dan simpatisan yang hadir hari ini bisa menjadi pertimbangan kuat bagi partai untuk memberikan rekomendasi.

Yutris Can juga mengklaim, pihaknya telah menerima dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Bahkan menurutnya, sudah lebih dari 10 relawan yang telah mendeklarasikan diri dan aktif bergerak di masyarakat. Dalam orasinya, Yutris Can juga menegaskan pihaknya sudah menjalani proses di bakal pertai pengusung dan partai pendukung.

"Berbagai elemen masyarakat telah membentuk kelompok relawan masing-masing. Tak hanya itu, dukungan itu juga mengalir dari mayoritas anggota dan mantan anggota DPRD Kota Solok, serta sejumlah kader partai politik. Karena itu, saya rasa, partai politik bisa melihat bagaimana tingginya harapan masyarakat, jangan kecewakan. Besar harapan kami bisa mendapatkan rekomendasi dari partai," katanya.


Balon Cawawako, Irman Yefri Adang mengajak simpatisan dan pendukung untuk tetap solid dan menjunjung sportifitas dalam pesta demokrasi. Yang maju di kota Solok merupakan putra terbaik yang juga sama-sama berniat membangun daerah. Jangan menjelekkan-jelekkan pasangan bakal calon lain

"Mari kita berpolitik secara santun. Biarlah masyarakat sendiri yang menilai," ujarnya.

Sejumlah relawan yang ikut serta dalam deklarasi tersebut di antaranya Kaba Rancak, Basiba, Banang Merah, Kerabat Rusdi Saleh, Volunteer Batang Kuini, Boas, Basoka, BA-Perang, BA Sikicau, Borisa Solok, Borisa Pasaraya, STD Farm, Ecomunity 969, Basamo Kito Bisa, Boris-Adang Bhinneka.


Shock Theraphy?

Usai deklarasi, Yutris Can menegaskan deklarasi digelar untuk menepis segala keraguan di masyarakat. Sekaligus menjadi kekuatan bagi para relawan, kader partai dan simpatisan. Menurutnya, pencalonan merupakan sebuah proses yang sangat panjang. Sehingga, dibutuhkan komitmen dan integritas optimal untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang konsep yang ditawarkan.

"Kami sangat salut dengan kerja para relawan selama ini. Mereka tak mengenal lelah. Memasang APK (alat peraga kampanye), sosialisasi ke masyarakat, dan struktur kerja yang jelas," ujarnya.


Deklarasi Yutris Can-Irman Yefri Adang, yang berlangsung sangat meriah, disebut sebagai terapi kejut (shock theraphy) bagi tiga bakal calon walikota-wakil walikota Solok yang sudah mengapung di masyarakat Kota Solok saat ini. Tiga pasangan lainnya yang disebut-sebut maju adalah Wakil Walikota (incumbent) Reinier Dt Mangkuto Alam yang rencananya berpasangan dengan Ketua DPC PDIP Kota Solok, Andri Maran. Kemudian Ketua DPC Gerindra Kota Solok, Ismael Koto, yang berpasangan dengan birokrat Edi Candra. Serta pasangan baru, pengusaha sukses Kota Solok Hendriyas yang disebut-sebut bakal berpasangan dengan birokrat senior Kota Solok, Jetson.

"Tidak ada shock theraphy. Semuanya berjalan dengan normal. Sedikitpun, kita tidak pernah berniat untuk menghantam calon lain. Apalagi melakukan hal itu. Seluruh nama-nama yang muncul saat ini, adalah saudara kita, yang sama-sama berniat baik untuk Kota Solok yang semakin baik ke depannya. Biar masyarakat yang menilai dan memilih siapa yang dikehendakinya," tegasnya.


Partai Pendukung

Terkait kendaraan yang akan digunakan untuk pencalonan, Yutris mengatakan dirinya sangat berharap Partai Golkar, PAN dan partai lainnya untuk mengusung. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok, Yutris Can, sangat berharap partai yang telah mengantarkan dirinya tiga periode sebagai Ketua DPRD Kota Solok (periode 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024), menjadi partai terdepan dalam pengusungan. Sementara, Irman Yefri Adang, sebagai kader Partai Amanat Nasional (PAN) sudah dua periode menjadi Anggota DPRD Kota Solok (periode 2009-2014 dan 2014-2019).

"Hingga kini, Partai Golkar selalu berkomitmen untuk mendukung kader maju. Sesuai dengan peraturan organisasi (PO), anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) dan aturan-aturan lainnya, Partai Golkar selalu obyektif menilai. Sementara dari Partai PAN, dari komunikasi dengan Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra, dan pengurus DPD lainnya, kita telah mengikuti selaluruh proses dan mekanisme. Bahkan, Pak Jon Hendra sudah menegaskan 1.000 persen mendukung pencalonan Irman Yefri Adang. Dari pengalaman saya sebagai sesama menjadi pimpinan DPRD Kota Solok sebelumnya, Jon Hendra adalah figur yang sangat konsisten. Begitu juga dengan sejumlah Parpol lainnya. Karena itu, saat ini, seluruhnya kita serahkan keputusan ke masing-masing partai. Sebab, semua tahapan dan mekanisme sudah kita tempuh," ujarnya.


Dari Legislatif ke Eksekutif

Dalam ranah politik di Kota Solok, Yutris Can dan Irman Yefri Adang bukanlah nama baru. Keduanya, sama-sama terjun ke dunia politik pada pemilihan legislatif (Pileg) DPRD Kota Solok tahun 2009. Yutris Can maju dari Partai Golkar daerah pemilihan Lubuk Sikarah. Tampilnya Partai Golkar sebagai partai pemenang Pileg di Kota Solok, membuatnya didapuk sebagai Ketua DPRD Kota Solok periode 2009-2014. Di periode 2014-2019, Yutris Can kembali terpilih dan menjadi Ketua DPRD. Hal yang sama diulangnya kembali di Pileg 2019 lalu. Yutris Can terpilih kali ketiga, dan menyandang prediket sebagai Ketua DPRD Kota Solok tiga periode beruntun. Pileg 17 April 2019 yang digelar bersamaan dengan Pilpres, membuat perolehan suara Partai Golkar di mayoritas daerah di Sumbar tergerus. Dari semula (Pileg 2014) sebanyak 13 Kabupaten/Kota menjadi partai pemenang, Partai Golkar hanya menyisakan Kota Solok dan Solok Selatan yang bertahan.


Sama seperti Yutris Can, Irman Yefri Adang juga terjun pertama kali di kontestasi Pileg 2009, melalui Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Tanjung Harapan. Sosok yang dikenal penyabar dan santun tersebut, kembali terpilih pada Pileg 2014. Majunya Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra di kontestasi Pilkada Kota Solok tahun 2015, membuat Adang diamanahkan menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Solok hingga tahun 2019. Pada Pileg 17 April 2019 lalu, Adang memilih tidak maju, dan menegaskan komitmennya untuk maju di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020.


Pengalaman Boris-Adang di DPRD Kota Solok, menjadi salah satu kelebihan. Pasalnya, sebagai unsur legislatif dan terpilih berulang kali dengan suara terbanyak, keduanya tentu tahu persis kondisi daerah dan birokrasi pemerintahan. Komitmen perubahan dan integritas bekerja untuk menyuarakan aspirasi masyarakat Kota Solok, tentu menjadi andalan.

"Suatu perubahan, tidak bisa berjalan sendiri. Banyak komponen yang saling berkaitan. Terbangunnya pondasi pembangunan yang melibatkan seluruh unsur penyelenggaraan pemerintahan harus menjadi prioritas. Sehingga, kekakuan dalam pemerintahan, dapat disergiskan. Legislatif, sifatnya collective collegial, sementara eksekutif bersifat pelaksana atau eksekutor. Berbagai keterbatasan di legislatif selama ini, akan bisa diatasi dengan majunya kami di ranah eksekutif," tegasnya.


Keputusan maju di Pilkada Kota Solok 2020 ini, menjadi pertaruhan besar bagi Yutris Can. Sesuai aturan, jika dirinya masuk "box start", statusnya saat ini sebagai Ketua DPRD Kota Solok, bahkan Anggota DPRD, harus ditanggalkan. Tentu, comfort zone (zona nyaman) dan segala fasilitas yang melekat di dirinya saat ini harus dilepaskan. Namun, keputusan ini juga sekaligus membuktikan keberanian Yutris Can.

"Berani meninggalkan zona nyaman, karena ada hal besar yang ingin kami berikan untuk pengabdian ke masyarakat. Banyaknya elemen masyarakat yang meminta maju di Pilkada, membuat kami tidak mau terlalu sombong untuk tidak memenuhinya. Sehingga, kami maju tanpa beban, karena beban ini merupakan beban bersama. Jika nantinya terpilih, akan memenuhi tanggung jawab besar ini. Jika tidak terpilih, kami akan ikhlas menerima. Sebab, apapun hasilnya, itu tergantung Allah. Tugas kita hanya berikhtiar dan berusaha maksimal," tegasnya.


Sementara itu, Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, menilai Boris-Adang merupakan pasangan yang memiliki komitmen dan integritas dalam bekerja. Menurutnya, Boris-Adang telah membuktikan bahwa mereka patut dan layak. Yakni tiga periode (bagi Yutris Can) dan dua periode (bagi Irman Yefri Adang) dipercaya sebagai Anggota DPRD Kota Solok.

"Masyarakat Kota Solok bisa menilai dan melakukan perbandingan. Terpilih tiga periode dan dua periode di DPRD, bukan sesuatu yang mudah. Ini merupakan referensi utama untuk membangun generasi Kota Solok. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip dan leadership. Harus tahu dengan keinginan masyarakat yang dipimpinnya," ujarnya.


Terkait berbagai isu yang menerpa Boris-Adang selama ini, seperti arogan, sombong, bahkan diisukan tersangkut berbagai persoalan hukum, Rusdi Saleh menegaskan bahwa fitnah akan selalu merajalela. Namun menurutnya, masyarakat Kota Solok sudah cerdas menganalisa dengan akal sehat. Rusdi Saleh mengatakan, sebuah niat baik belum tentu diterima seseorang atau kelompok orang dengan baik. Yang terpenting menurutnya, jangan pernah membalas fitnah dengan fitnah.

"Tegas dikatakan arogan, sombong. Namun, fitnah tidak akan pernah menghentikan langkah. Kebenaran itu akan selalu mencari jalannya sendiri. Yang penting, fitnah yang merajalela, jangan dibalas dengan fitnah. Percaya segala sesuatunya kepada Allah. Jika Boris-Adang tersangkut masalah hukum, keduanya akan menerima ganjarannya. Tidak ada di Indonesia ini yang kebal hukum. Tak peduli itu menteri, anggota DPR, gubernur, bupati, walikota, atau siapapun. Tapi, yakinlah siapapun yang menebar fitnah, akan menerima ganjaran dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat," ujarnya. (IN-001)

Jumat, 21 Februari 2020

Mengenal Lebih Dekat Dandim 0309/Solok, Letkol ARM Reno Triambodo

Mengenal Lebih Dekat Dandim 0309/Solok, Letkol ARM Reno Triambodo
Dari Barak ke Teritorial


Komando Distrik Militer (Kodim) 0309/Solok memiliki komandan (Dandim) baru, Letkol ARM Reno Triambodo. Perwira yang banyak aktif di Artileri Medan (Armed) tersebut, menggantikan Dandim sebelumnya Letkol ARH Priyo Iswahyudi. Mari mengenal lebih dekat Letkol ARM Reno Triambodo yang ternyara pernah tinggal di Solok saat masih kanak-kanak.


Fisiknya terbilang sangat ideal sebagai seorang tentara. Posturnya tegap dan wajahnya gagah. Meski telah berumur 41 tahun, penampilannya tetap terjaga. Rambutnya dipotong klimis layaknya anak baru gede (ABG). Kesan pertama, orangnya asyik namun teliti. Kata-kata yang meluncur dari mulutnya yang mudah senyum dan tertawa renyah itu, begitu terstruktur.

Serah terima jabatan (Sertijab) Dandim 0309/Solok di Makodim 0309/Solok, Rabu (15/1/2020).

Letkol ARM Reno Triambodo resmi menjabat Dandim 0309/Solok sejak prosesi serah terima jabatan pada Rabu (15/1/2020). Sertijabnya dipimpin langsung Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo. Sebelum menjadi Dandim, Reno merupakan Komandan Satuan Pendidikan Perwira (Dansat Dikpa) Pusat Pendidikan Artileri Medan (Pusdik Armed) Angkatan Darat di Cimahi, Jawa Barat. Sementara, Letkol ARH Priyo Iswahyudi dipromosikan menjadi Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0312/Padang yang saat ini telah menjadi Kodim Tipe A.

Letkol ARM Reno Triambodo saat di Batalyon Artileri Medan (Yonarmed).

Embel-embel "ARM" di antara pangkat dan nama Reno, berarti Artileri Medan. Sama-sama dari "kecabangan" artileri seperti Dandim sebelummya, Letkol ARH Priyo Iswahyudi. Bedanya, "ARH" adalah akronim dari Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), atau berkaitan dengan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) dari darat ke udara (ground to air). Sementara ARM berkaitan dengan Alutsista dari darat ke darat (ground to ground).

Letkol ARM Reno Triambodo saat di Batalyon Artileri Medan (Yonarmed).

Letkol ARM Reno Triambodo besar dari keluarga tentara. Ayahnya, Alm. Letkol Mardjono adalah Kasdim 0309/Solok tahun 1983-1984. Sehingga, perwira kelahiran 4 September 1978 tersebut, mengenyam pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di Kota Solok. Sehingga, ditugaskan menjadi Dandim 0309/Solok baginya seperti pulang kampung.

"Solok adalah salah satu kampung saya. Saya sangat antusias, penerimaan masyarakat begitu baik. Sesuai dengan Doktrin Kartika Ekapaksi dan Tri Dharma Eka Karma di TNI. Bahwa TNI adalah milik rakyat dan berbuat yang terbaik untuk rakyat," ungkap pria supel yang murah senyum ini.

Letkol ARM Reno Triambodo saat di Batalyon Artileri Medan (Yonarmed).

Reno lulus diterima di Akademi Militer Angkatan Darat (Akmil AD) tahun 1998 dan lulus tahun 2001. Lulus Akmil, takdirnya langsung ditempatkan di Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 11 Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Setelah itu, selama 10 tahun dirinya menjadi guru militer di Pusdik Armed, Cimahi. Berikutnya, pria asal Yogyakarta dan "numpang lahir" di Purwakarta ini, menjadi Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) Armed 16/105 Tarik, Kodam XII/Tanjung Pura, Kalimantan Barat. Setelah menempuh pendidikan perwira di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad), dirinya kemudian ke Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed), Cimahi, sebagai Kepala Bagian Pendidikan (Kabagdik) Staf Direktur Pendidikan (Sdirbindik). Lalu menjadi Danyon Armed 3/105 Tarik, Kodam IV Diponegoro, Semarang. Tak lama, dirinya kemudian kembali ditarik ke Pusdik Armed sebagai Dansat Dikpa Pusdik Armed di Cimahi, dan akhirnya kini menjadi Dandim 0309/Solok.

Letkol ARM Reno Triambodo bersama istri dan anak-anaknya.

Besar di keluarga militer dengan disiplin tinggi, Reno menyebut keluarga menjadi kekuatan utama baginya. Termasuk dalam keputusan antara memilih karier dan keluarga. Istrinya, Indriastie Kusuma Ningrum, adalah sarjana Institut Ilmu Pemerintahan dan bertitel S.IP. Keputusan bulat dibuat keduanya saat memutuskan sang istri tidak berkarier di bidang pemerintahan. Tapi memilih merawat dan membesarkan anak-anaknya, serta mendukung peran suami di wadah Persatuan Istri Tentara (Persit). Tiga orang anaknya, yakni Farrellino Raditya Putra (siswa kelas 7 SMPN 1 Kota Solok), Marvellino Raditya Putra (siswa kelas 5 SDN 3 Kota Solok), dan Raevallino Raditya Putra (13 bulan), tumbuh dalam lingkungan militer yang disiplin.

Letkol ARM Reno Triambodo (dua dari kanan) bersama Kalaksa BPBD Kabupaten Solok, Armen AP (tiga dari kiri) saat penanggulangan bencana di Kabupaten Solok beberapa waktu lalu.

 Selama 19 tahun di kecabangan Artileri Medan (Armed), Reno mengaku sangat senang dengan jabatan barunya sebagai Dandim, yang lebih pada teritorial. Menurutnya, hal itu semakin mendekatkan dirinya dengan masyarakat. Reno menegaskan, dirinya siap membuka diri dan bekerja sama dengan seluruh pihak di Kota Solok, Kabupaten Solok dan Solok Selatan yang berada di wilayah binaannya. Yakni dengan berupaya mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Terhadap generasi milenial, Reno menegaskan dirinya siap membina segala potensi generasi muda.

Letkol ARM Reno Triambodo saat bersepeda di Solok.

"Kaum muda harus menjadi generasi yang kuat dan sehat. Segala potensi mereka harus dikembangkan. Itu adalah tugas semua pihak, termasuk TNI. Sehingga, mereka terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif, seperti Narkoba, kenakalan remaja dan efek negatif lainnya. Kita siap membuka diri dengan seluruh elemen masyarakat. Sehingga, setiap permasalahan bisa dicarikan solusinya. Saat ini, program-program komando yang bisa sinergis dengan program Pemda dan masyarakat. Seperti teknologi tepat guna. Termasuk dalam penanggulangan dan mitigasi bencana," tegasnya.

Bersama Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, S.IK.

Reno menyatakan saat ini TNI di Sumbar banyak memfokuskan pemakaian teknologi tepat guna ke masyarakat. Beberapa di antaranya adalah aplikasi mesin kipas pendorong perahu dari SMA Kartika Padang, teknologi bahan bakar dari sampah di Pesisir Selatan, teknologi pemurnian air laut menjadi air minum di Mentawai, serta yang terbaru, pemakaian teknologi mikroorganisme Bios 44.

"Kita harapkan Bios 44 mampu diaplikasikan di Sumbar dan membantu petani mengembalikan kesuburan tanah. Serta teknologi tepat guna lainnya," ungkapnya.

Bersama Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto, S.IK.

Terkait reformasi paradigma di TNI, Reno menegaskan dalam doktrin pertahanan negara, masyarakat memegang peranan yang sangat penting dan merupakan kekuatan utama yang dimiliki NKRI. Menurutnya, sejarah bangsa telah membuktikan bahwa kemerdekaan diraih karena rakyat membantu tentara.

Letkol ARM Reno Triambodo saat di menyambangi Koramil Lembah Gumanti, beberapa waktu lalu.

"Kembali ke rakyat. Serbuan teritorial ke seluruh elemen masyarakat. Dalam hal kewilayahan, sikap teritorial dan penguasaan teknologi sangat penting. Seluruh anggota TNI harus membaur dan murah senyum kepada masyarakat. Harus aktif di bidang sosial kemasyarakatan, sehingga kepercayaan ke TNI senantiasa terjaga," ujarnya. (rijal islamy)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved