All Posts - INFONEWS.CO.ID
-->

Sabtu, 28 Desember 2019

Sawah Piyai Dihantam Banjir Musiman, DPRD Kota Solok Turun Tangan

Banjir Musiman di Sawah Piyai, Kota Solok, Ternyata Disebabkan oleh Kerikil

SOLOK - Banjir musiman yang menerjang Kawasan Sawah Piyai, ternyata disebabkan oleh penumpukan material kerikil yang ketebalannya sangat luar biasa. Masyarakat sekitar, sudah berkali-kali mengeluhkan kondisi tersebut. Khususnya, warga khususnya lingkungan perumahan Nusa Indah, Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok. Namun belum ada solusi. Ketebalan kerikil yang mencapai 2 meter dengan panjang kira-kira 1 kilometer dan lebar 3 meter, menyebabkan bandar yang awalnya memiliki kedalaman mencapai 2,5 meter sekarang hanya bersisa sekitar 50 cm saja. Dengan kondisi tersebut, bandar tidak mampu lagi menampung debit air yang datang dari hulunya dan berakibat terendamnya ratusan rumah penduduk. Apalagi beberapa waktu terakhir, curah hujan di Kota Solok meningkat dan cukup tinggi.

Mendengar kondisi tersebut, akhirnya Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, bersama Sekretaris Komisi II DPRD Kota Solok Rusdi Saleh, yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di Sawah Piyai Kelurahan Tanah Garam, melakukan peninjauan lapangan guna menindaklanjuti laporan masyarakat setempat, Kamis (26/12/2019).

Kunjungan lapangan yang sejatinya tidak terencana tersebut, disambut antusias oleh masyarakat. Kedatangan Boris (sapaan Yutris Can) dan Rusdi Saleh, juga turut dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Afrizal, Kabid Sungai dan Pengairan Eliyardi, Ketua RT.01 Sawah Piyai Jon Akmal, Perangkat Kelurahan Tanah Garam serta Babinsa Kodim 0309/Solok, Joni Putra.

Dalam kunjungan itu, Yutris Can menyebutkan bahwa persoalan banjir yang hampir rutin terjadi setiap musim hujan ini harusnya menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Daerah, guna mencarikan solusinya.

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan harus segera dicarikan solusinya. Kita lihat saat sekarang, kondisi bandar dengan panjang lebih kurang 2 km ini sudah penuh oleh material kerikil dan bebatuan yang ketebalannya diperkirakan mencapai hampir 2 meter dari dasar bandar. Dan sudah seharusnya Pihak Pemerintah Daerah memperhatikan dan memprioritaskan untuk penanganan dan pengerukan material dari dasar bandar, agar air bah yang datang dari hulunya bisa lancar dan tidak meluap ke rumah penduduk di sekitar kawasan Sawah Piyai," ujarnya.

Ditambahkan politisi partai Golkar itu, bahwa lembaga DPRD akan memperjuangkan dan memprioritaskan pengerukan Bandar Sawah Piyai tersebut pada tahun anggaran 2020 mendatang. Menurutnya, jika pengerukkan tidak juga dilaksanakan secepatnya, dikhawatirkan bandar akan ditutupi oleh material secara total, sehingga air bandar di saat hujan akan merendam rumah warga secara berkepanjangan.

Ketua RT.01 Sawah Piyai, Jon Akmal, menyampaikan terima kasih kepada Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can dan Sekretaris Komisi II Rusdi Saleh yang telah menanggapi keluhan masyarakat dengan langsung turun ke lapangan melihat kondisi penyebab banjir di kawasan RT.01/RW.05 Sawah Piyai. Dijelaskannya, saat ini kondisi bandar sudah dipenuhi oleh kerikil yang dibawa oleh aliran air dari hulu bandar yang memang penuh dengan bebatuan kecil.

Jon mengaku peristiwa tersebut sudah lama terjadi dan bahkan kami sudah menyampaikannya setiap kali pertemuan dengan Pihak Pemerintah Daerah, namun ia menilai kurangnya tanggapan dari Pemerintah untuk mencarikan solusinya, hingga berakibat terhadap seringnya meluap air bandar dan merendam lebih kurang 300 KK rumah penduduk di Perumahan Nusa Indah II dan Perumahan Nusa Indah V Sawah Piyai.

"Kami masyarakat tidak mampu secara manual untuk melakukan pengerukan material yang ketebalannya mencapai 2 meter dari dasar bandar pengerukan bisa dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator. Kami berharap kepada wakil rakyat untuk membantu mencarikan solusinya ke Pemerintah Daerah agar ke depannya tidak terjadi lagi banjir di kawasan ini, " pintanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Afrizal menjelaskan nyang menjadi penyebab meluapnya air di sepanjang Bandar Sawah Piyai diakibatkan oleh tingginya sendimen kerikil yang menumpuk hampir 2/3 badan bandar. Sehingga jika musim hujan datang bandar memang tidak mampu menampung air dengan jumlah besar.

"Kami akan berusaha untuk menggali sendimen material kerikil dari dalam bandar sampai ke muara Batang Gawan. Kami minta masyarakat untuk bersabar, menjelang pelaksanaannya di awal tahun 2020 nanti. Untuk teknisnya kami akan melakukan pengerukkan dari muara Batang Gawan sehingga tidak ada lagi penumpukkan di muara yang nantinya akan berakibat air kurang lancar ke hilirnya," jelasnya. (IN-001)

Danau Paling Asam di Dunia Ada di Indonesia, Dimana?


Pengetahuan Tentang Danau di Dunia
Danau yang paling nakal di dunia adalah Danau Eyre. Danau ini adalah danau musiman yang menghilang setiap tiga tahun sekali. Danau ini benar-benar dipenuhi air dan hanya muncul dua kali setiap 100 tahun. Siklus ini telah ada selama 30.000 tahun.
Danau paling asin di dunia bukanlah Danau Mati atau Danau Don Juan di Antartika, melainkan Danau Gaitel di Ethiopia, yang terbentuk setelah gempa bumi tahun 2005 dan memiliki salinitas 43%, sedangkan salinitas rata-rata air laut hanya 3,5%.
Danau terbulat di dunia adalah Danau Posenve di Ghana, Afrika. Itu tampak seperti meteorit besar dari udara, dan pembentukannya masih belum meyakinkan.
Danau yang paling asam di dunia adalah Danau Gunung Berapi Kawaijen di Indonesia, dengan nilai pH 0,5, yang merupakan danau asam sulfat.
Danau terkecil di dunia adalah Danau Benxi di Cina, danau di dalam gua dengan hanya 15 meter persegi, juga disertifikasi oleh Guinness sebagai danau terkecil di dunia, disebut danau karena terhubung dengan air tanah. Sumber dan terjadi secara alami.

Jumat, 27 Desember 2019

Rayendra Kumar, Asal Kota Solok Menangi Sayembara Logo MTQ Nasional 2020

SOLOK - Rayendra Kumar, yang berasal dari Kota Solok, memenangi sayembara logo Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional yang akan berlangsung di Sumbar tahun 2020. Rayendra, sebelumnya menyisihkan 355 karya dan berhasil menjadi finalis 5 besar bersama Fitra Bayu asal Kota Padang, Muhammad Rizki asal Pasaman Barat, Ilham Susendra asal Pasaman Barat dan Azwardi asal Kota Padang. Raihan Rayendra ini, menjadi sebuah berkah bagi Kota Solok, yang sebelumnya menghelat MTQ ke-38 tingkat Sumbar.

Pemeritah Provinsi Sumatera Barat melalui Biro Humas Setda Prov. Sumbar mengumumkan pemenang sayembara logo Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke XXVIII tahun 2020, dimana penetapan pemenang tersebut berdasarkan pada Surat Keputuasan Gubernur Sumbar nomor 480-962-2019, tanggal 17 Desember 2019. Penyerahan tersebut dilaksanakan di Aula kantor Gubernur, Kamis (26/12/2019) malam, yang dihadiri oleh Gubernur, Kapolda, Sekda Sumbar, Ka. Kanwil Kemenag, BUMN dan BUMD, Bupati Walikota se Sumbar, Ormas Islam, Kepala OPD Prov Sumbar dan undangan lainnya.

Kepala Biro Humas Jasman selaku ketua panitia pelaksana mengatakan, sayembara ini sudah dimulai sejak Agustus 2019 dan berakhir pada November 2019 silam, dengan peserta berasal dari umum dari seluruh Indonesia.

"Hingga batas waktu yang ditentukan, jumlah karya yang masuk ke kami sebanyak 355, dan itu bukan berasal dari Sumbar saja, namun ada dari Papua, Bali, Sulawesi, Pulau Jawa, NTB dan Kalimantan juga," jelasnya.

Namun dari keseluruhan karya yang masuk, hanya 5 karya yang dianggap memenuhi kriteria oleh para juri, yang terdiri dari unsur adat (Ketua LKAAM Sumbar Sayuti Datuak Rajo Paghulu), agama (Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar), akademisi/ praktisi (Emeraldy Chatra), budaya (Alwi Karmena) dan Jurnalis (Hasril Chaniago).

Kelima pemenang tersebut, nantinya akan diberikan hadiah berupa uang tunai, plakat dan sertifikat.

"Juara I akan diberikan uang tunai senilai Rp 10, 5 juta dan kepada 4 finalis akan diberikan uang Rp 3 juta," terangnya.

Sementara itu, salah seorang juri, Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar menyampaikan, dari setiap logo yang dibuat harus terdapat 6 unsur, yaitu simbol keimanan, Al Quran sebagai pegangan hidup, kekuatan memegang lurus ruh Islam, kesadaran dalam menggunakan bahasa arab sehingga lebih menimbulkan kesadaran dalam mendalami Al-Quran, simbol Sumbar sendiri, yakni surau dan rumah adat yang tak bisa dipisahkan, dan warna yang ada dalam marawa.

"Dari 6 unsur tersebutlah kami bersama mencari dan menetapkan logo mana yang terbaik" ungkapnya.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan, dengan panjangnya proses yang dilalui dan banyak tahapan-tahapan, maka dia yakin, ini merupakan karya yang terbaik, apalagi dinilai oleh para juri juri yang berkompeten dibidangnya masing-masing.

Kedepan dia menginginkan agar logo ini disosialisasikan kepada seluruh masyarakat Sumbar bahkan sampai ke pelosok sekalipun, karena MTQ memiliki tujuan utama membumikan Al-Quran, dengan tujuan agar lebih mudah dipahami umat Islam dan masyarakat secara umum.

"Apalagi kalau di Minangkabau yang memiliki filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, tentu akan lebih mudah memahaminya" ujarnya.

Untuk persiapan pelaksanaan MTQ Nasional tersebut nantinya, Irwan Prayitno yakin akan selesai tepat pada waktunya, seperti untuk pembukaan di stadion utama Sikabu, Padang Pariaman saat ini sedang dikebut pemabangunannya.

"Begitu juga ditempat-tempat lain yang akan menjadi tempat pelaksanaan MTQ, akan terus kami pantau bersama bersama Ka. Kanwil Kemanag Sumbar dan instansi terkait" tegasnya.

MTQ Nasional tahun 2020 merupakan pelaksanaan yang kedua kalinya di Sumatera Barat, akan dilaksanakan pada bulan Juni atau Juli mendatang. Sebelumnya Sumbar sendiri juga pernah ditunjuk sebagai tuan rumah tahun 1983. (*/IN-001)

Sumber: Biro Humas Setda Provinsi Sumbar

Kamis, 26 Desember 2019

Gubuk Beratap Mulsa, Pemkab Solok Sambangi Keluarga Aris

Rumah Beratap Mulsa Bekas, Viral di Jagat Maya Solok
* Pemkab Solok Sambangi Keluarga Aris
Satu keluarga tinggal di sebuah rumah tak layak huni di sebuah ladang di Arosuka. Pemkab Solok, menjadi "sasaran tembak" terhadap isu kemiskinan. Apalagi, lokasinya tak jauh dari kompleks Kantor Bupati Solok.
Sejuknya udara di kawasan Arosuka, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumbar, seakan menjadi obat pelepas lelah. Bupati Solok, periode 1995-2000 dan 2000-2005, Gamawan Fauzi, menginisiasi pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Solok dari Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung, ke Arosuka. Saat itu, kawasan Arosuka, yang diambil dari akronim Kayuaro dan Sukarami, adalah area peladangan dan hutan. Tanahnya yang subur lagi gembur, membuat tanaman-tanaman berusia muda, tumbuh dengan sangat baik.

Saat itu, belum banyak rumah, maupun perkantoran di kawasan tersebut. Selain sebagai kawasan perlintasan dari Kota Padang ke Kota Solok dan kawasan sekitarnya, kawasan Arosuka tidak menjanjikan apa-apa. Tapi, setelah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Solok, Kawasan Arosuka berkembang sangat pesat. Bahkan, kini menjadi salah satu destinasi wisata untuk rekreasi. Lepas dari kesibukan dan suasana kota yang sumpek. Berbagai fasilitas pun sudah dibangun di sekitar kompleks perkantoran. Sebut saja RSUD Arosuka, Mapolres Solok, Samsat, hingga Kawasan Perumahan Nasional (Perumnas). Bahkan sejak 2013 lalu, sebuah pabrik multi nasional, yakni Danone Aqua, telah beroperasi, tidak jauh dari kompleks perkantoran tersebut.



Namun, beberapa hari lalu, jagat dunia maya di Kabupaten Solok, mendadak gempar, dengan beredarnya foto-foto sebuah "rumah" di sebuah peladangan. Dalam keterangan foto yang diunggah di media sosial facebook tersebut, terlihat satu keluarga dengan dua anak tinggal di "rumah" tersebut. Bahkan, disebutkan bahwa lokasi "rumah" tersebut tidak jauh dari Kompleks Kantor Bupati Solok.

Dekatnya "rumah" tersebut dengan kantor Bupati Solok, menciptakan "aroma" yang tidak sedap. Sebuah perbandingan, dengan hiperbola yang luar biasa. Sebuah gubuk tak layak, diperbandingkan dengan kantor Bupati sebagai "istana".

Ternyata, saat ditelusuri ke lokasi, kepala keluarga, Aris (32), baru tinggal bersama istrinya Rika (30) dan kedua anaknya, Syafira (9) dan Syakila (10 bulan), di gubuk tersebut sejak 3 bulan terakhir. Sebelumnya, warga Nagari Kotogaek Guguak, Kecamatan Gunung Talang tersebut sebelumnya tinggal di Perumnas Kayuaro, milik seseorang tanpa membayar. Namun, karena pemilik rumah akan menghuni rumahnya, keluarga tersebut pindah ke rumah orang tuanya di Kotogaek. Diduga kurang nyaman tinggal bersama orang tuanya, dan jauh dari ladangnya, sekeluarga itu pun membangun "rumah ladang" di Arosuka.



Sebagai "rumah ladang", kondisi gubuk tersebut memang terlihat cukup miris untuk ditempati sebuah keluarga. Apalagi dengan dua anak yang masih kecil dan masih bayi. Beratapkan dan berdindingkan mulsa (plastik ladang), gubuk tersebut hanya dilengkapi dengan fasilitas seadanya. Seperti tikar, kasur lusuh, dan perabotan seadanya.

"Sebelumnya, kami tinggal menumpang di rumah Perumnas Kayuaro. Karena yang punya rumah akan tinggal di rumah itu, kami pindah ke rumah orang tua di Kotogaek. Kemudian, kami tinggal di gubuk ini, sekaligus bisa berladang di sini," ungkap Aris.

Menjadi informasi yang viral di Medsos, berbagai pihak melontarkan komentar dan pendapat. Ketua DPRD Kabupaten Solok, Jon Firman Pandu, misalnya. Pria yang juga Ketua DPC Partai Gerindra tersebut menyatakan dirinya sangat miris, masih ada masyarakat Solok dengan kondisi seperti itu.

"Kita sebagai warga Kabupaten Solok merasa sangat miris mendapat laporan seperti ini. Dalam peradaban yang sudah modern ini, masih ada kondisi masyarakat yang serba kekurangan seperti itu. Ini akan menjadi tanggung jawab Pemerintahan Daerah secara bersama sama guna membenahi ekonomi masyarakat. Ke depannya kita tidak ingin hal seperti ini ada lagi di wilayah Kabupaten Solok. Selanjutnya, nanti kita akan koordinasikan dengan dinas terkait. Semoga ada jalan keluarnya dan warga tersebut mendapatkan bantuan dan memiliki tempat tinggal yang layak," ujar Jon F Pandu.



Kepala Dinas Sosial Kabupaten Solok, Yandra Prasat, menanggapi hal ini dengan hati-hati. Pria yang sangat "populer" saat menjadi Kepala Dinas Pariwisata tersebut, menyatakan pihaknya langsung tanggap setelah menerima kabar tersebut. Yandra menyatakan, pihaknya langsung turun ke lokasi dan bertemu langsung dengan warga tersebut.

"Permasalahan ini sudah kami tangani secara bijak, dan juga sudah kami laporkan ke Bupati Solok. Kami dari Pemerintahan Kabupaten Solok akan menyalurkan bantuan langsung. Dan terima kasih kepada masyarakat yang telah ikut membantu dan menyampaikan permasalahan ini pada kami," ujar Yandra.



Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, juga menanggapi hal ini dengan sangat hati-hati. Pasalnya, bagi pemerintah sebuah daerah, kemiskinan adalah sebuah aib. Apalagi jika "dibumbui" dengan tidak adanya "kepedulian" pemerintah. Gusmal menyatakan, dari informasi yang didapatnya, keluarga tersebut, sudah tinggal di gubuk tersebut selama tiga bulan. Namun, tetap sering bolak-balik ke rumah orang tuanya di Kotogaek.

"Beliau tinggal di sana sudah 3 bulan yang lalu dan sering juga bolak balik ke rumah orang tuanya, karena KK, KTP dan surat serta barang-barang berharga  lainnya masih disimpan di tempat orang tuanya. Jadi kesimpulannya, rumah tersebut merupakan rumah ladang," kata Bupati.

Gusmal juga mengungkapkan, sejumlah usaha telah dilakukan pemerintah setempat. Di antaranya, dengan melakukan pendekatan kepada orang tuanya dan menyarankan mengajak lagi untuk tinggal di rumah orang tuanya yang lumayan besar.

"Warga tersebut sudah pernah dipanggil oleh pemerintah nagari. Akan tetapi, dengan alasan menunggui ladang, yang bersangkutan belum mau pindah ke tempat lain. Kita akan menyalurkan bantuan berupa peralatan dapur, kasur, selimut, sembako dan kebutuhan lain yang mungkin dibutuhkan," ujarnya. (IN-001)

Rabu, 25 Desember 2019

Polres Solok Kota Amankan Perayaan Natal di Kota Solok

SOLOK - Personel Polres Solok Kota mengamankan pelaksanaan Hari Raya Natal 2019, yang dipusatkan di Belakang Sub Denpom Solok, Rabu (25/12/2019). Pengamanan bersama personel gabungan dari TNI, Sub Denpom, dan instansi lainnya, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota, AKBP Ferry Suwandi, S.IK.

Dalam kunjungan usai perayaan Natal 2019 di Kota Solok, Ferry Suwandi menyempatkan diri mengunjungi umat Kristiani di Kota Solok. Dalam arahannya, Ferry Suwandi berharap seluruh elemen masyarakat tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan. Serta menghargai masyarakat yang berbeda agama.

"Mari bersama-sama kita selalu jaga situasi kondusif," ungkapnya.



Sehari sebelumnya, Ferry Suwandi beserta Ketua Cabang Bhayangkari Solok Kota Kunjungi Pos Pengamanan Natal Dan Tahun Baru Polres Solok Kota, Selasa (24/12/2019). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk pengecekan dan kontrol kegiatan pengamanan, sekaligus memberikan arahan mengenai pengamanan terhadap masyarakat yang merayakan Natal 2019 dan menyambut malam tahun baru 2020 nanti.

Dalam menyambut malam tahun baru 2020 nanti, Polres Solok Kota, telah memberikan imbauan kepada masyarakat di wilayah hukum Polres Solok Kota. Di antaranya, tidak merayakan dengan cara berlebihan, sehingga dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemerayakan pergantian tahun dengan kegiatan positif, seperti berdoa bersama atau kegiatan sosial. Lalu, tidak menyalakan petasan atau sejenisnya, serta tidak melakukan konvoi atau ugal-ugalan di jalan. Polres Solok Kota juga mengingatkan masyarakat agar tidak menjual, menyajikan atau mengonsumsi minuman beralkohol, apalagi mengonsumsi Narkotika.

"Kita harapkan masyarakat segera melaporkan kegiatan yang berpotensi dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat ke pos polisi terdekat. Yang terpenting, marilah kita menjadi masyarakat bijak, dengan merayakan tahun baru dengan hal positif dan bermanfaat," ujar Ferry.



Sebelumnya, pada Senin (23/12/2019) Kepolisian Resor (Polres) Solok Kota menggelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019, di Halaman Mapolres Solok Kota. Apel Pergeseran Pasukan, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, dan diikuti seluruh personel Operasi Lilin 2019. Dalam rangka antisipasi segala kerawanan Natal 2019 dan Tahun baru 2020, Polres Solok Kota mem-ploting anggotanya untuk melakukan pengamanan, dibantu TNI, dan dinas terkait.

Dalam Arahannya Kapolres Solok Kota menekankan bahwa, fokus pengamanan Operasi Lilin Singgalang 2019 ada dua, yaitu pengamanan Natal 2019 dan tahun baru 2020 dengan 2 lokasi Pos Pengamanan yaitu 1 Pos Terpadu di Taman RTH Kota Solok dan 1 Pos Pengamanan di Singkarak Kabupaten Solok.

"Operasi Lilin 2019 ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman serta masyarakat dapat merasakan dampak nyata dari pelayanan yang diberikan seluruh personel pengamanan di wilayah hukum Polres Solok Kota," ujarnya.



Pelaksanaan Operasi Lilin Singgalang 2019 ini berlangsung selama 10 hari dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif yang didukung kegiatan intelijen, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.

Ferry juga menyampaikan kepada anggota yang melaksanakan pengamanan agar meningkatkan kewaspadaan dan kesipasiagaan dalam bertugas dan lakukan pengamanan berlapis oleh personil Opsnal di tiap pos pengamanan mengingat situasi dan kondisi pada saat ini.

"Tingkatkan kewaspadaan, serta jalin komunikasi intensif dengan semua pihak di lapangan," ujarnya.

Usai melaksanakan apel pergeseran pasukan, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi didampingi PJU menyerahkan 7 (tujuh) unit kendaraan roda 2 (R2) Sabhara dan 12 (dua belas) Set Road Blocker (marka penghalang jalan) yang diterima langsung oleh Kapolsek sejajaran Polres Solok Kota. (rijal islamy)

Selasa, 24 Desember 2019

Setya Novanto Dikabarkan Hilang dari Lapas Sukamiskin, Ini Penjelasan Kemenkumham

Tangkapan layar sebuah tweet dari @emerson_yuntho yang menyebutkan bahwa Setya Novanto telah hilang dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Penulis: Dandy Bayu Bramasta
 |
Editor: Sari Hardiyanto
KOMPAS.com - Mantan Ketua DPR, Setya Novanto sempat dikabarkan hilang dari lapas SukamiskinBandungJawa Barat baru-baru ini.
Narasi tersebut pertama kali diunggah oleh pemilik akun Twitter @emerson_yuntho.
Emerson yang merupakan mantan Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch ( ICW) itu menuliskan narasi sebagai berikut:
"Netizen. Butuh bantuannya telah hilang Bapak @sn_setyanovanto, Hingga kemarin belum kembali ke tempat tinggalnya di SukamiskinBandung. Kulit putih.Usia 62 tahun. Ada hadiah bagi siapapun yang memberikan informasi. Cc @Kemenkumham_RI, @OmbudsmanRI137".
Hingga saat ini Selasa (24/12/2019) pukul 10.15 WIB, unggahan tersebut sudah di-retweet sebanyak 117 kali dan disukai sebanyak 114 kali.

Netizen. Butuh bantuannya telah hilang Bapak @sn_setyanovanto Hingga kemarin belum kembali ke tempat tinggalnya di Sukamiskin Bandung. Kulit putih.Usia 62 tahun. Ada hadiah bagi siapapun yang memberikan informasi. Cc @Kemenkumham_RI @OmbudsmanRI137

View image on Twitter

160 people are talking about this

Saat dikonfirmasi, Emerson membenarkan bahwa dirinyalah yang mengunggah narasi tersebut di akun Twitter miliknya.
Ia mengunggah tweet tersebut lantaran saat disidak oleh Ombudsman pada Jumat (20/12/2019), Setya Novanto tidak ada di ruangannya.
"Pas disidak sama ombudsman kan orangnya ga ada. Ruangannya digembok," ujarnya singkat saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/12/2019).

Tidak Benar

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama Sekretariat Jenderal Kemenkumham Bambang Wiyono mengatakan bahwa narasi Setnov hilang dari lapas Sukamiskin adalah hoaks.
Kepastian tersebut disampaikan Bambang setelah pihaknya menghubungi Kalapas Sukamiskin Abdul Karim.
Ia mengatakan, saat ini Setnov masih dalam masa hukuman di Lapas Sukamiskin.
"Itu kabar tidak benar, Setnov masih ada di dalam lapas Sukamiskin," ujar Bambang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/12/2019).
Saat ini imbuhnya, Setnov memang tidak ada di kamar tahanannya dikarenakan kamar tahanan di Lapas Sukamiskin sedang dalam perbaikan dan akan selesai pada 31 Desember 2019.
Untuk itu, warga binaan termasuk Setnov dipindah ke ruangan lain seperti aula dan masjid.
"Setnov sekarang di ruangan rame-rame. Tidak dikamar sendiri. Nama ruangannya ruangan pesantren," jelas dia.
Bambang mengatakan, apabila memasuki hari-hari khusus, di ruangan tersebut juga diadakan pengajian, dan kegiatan-kegiatan lain.
Hal itu guna menghindari kejenuhan dari warga binaan yang menghuni lapas Sukamiskin.
Ia mengimbau agar masyarakat tidak kembali membuat isu-isu yang negatif seperti ini.
"Kita selalu mencoba untuk memberikan pembinaan bagi warga binaan, agar kembali ke masyarakat menjadi warga negara yang baik," terang dia. (kompas.com)

Siswa SMKN 2 Kota Solok Tewas Tenggelam di Danau Singkarak

SINGKARAK - Warga Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Yuditia (17), tenggelam di Danau Singkarak, Senin sore (23/12/2019). Yuditia tewas tenggelam saat berenang di kawasan objek wisata Katapiang, Jirong Pasie, Nagari Tikalak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Pelajar SMKN 2 Kota Solok tersebut, pergi berwisata bersama orang tua dan keluarganya ke danau terbesar di Sumbar tersebut.

Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, melalui Kapolsek X Koto Dibawah Iptu Ahmad Ramadhan menyebutkan, dari keterangan pemilik/pengelola objek wisata Katapiang Tikalak, rombongan keluarga korban sebelum kejadian, tiba dilokasi pemandian sekitar pukul 15.15 WIB. Saat tiba di lokasi, korban langsung berenang, meski masih berpakaian lengkap.

"Korban sebelum kejadian sempat dilarang oleh kedua orang tuanya berenang ke tengah danau. Tapi tidak dipedulikan korban," ujarnya.

Korban berenang bersama sepupunya, Fajrul Ihsan (17) berenang dari tepian pemandian Katapiang menuju ke tengah danau Singkarak. Namun, setiba di tengah, beberapa orang tamu pengunjung berteriak-teriak, karena melihat ada orang tenggelam. Melihat kondisi itu, salah seorang keluarga dari pemilik objek wisata bernama Anton langsung berenang ke titik korban tenggelam. Lima menit kemudian, korban ditemukan dan dibawa ke tepi.

Saat di tepi danau, korban dalam keadaan tidak sadarkan diri. Awalnya, korban sempat diberikan pertolongan darurat dengan bantuan pernafasan buatan. Namun, karena tubuh korban tidak merespons, korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Singkarak. Tindakan medis yang diberikan petugas Puskesmas Singkarak, tetap tidak mampu menyelamatkan nyawa korban.

Dari keterangan dokter Puskesmas, dr Umpi Asparingga, dari hasil visum didapatkan sejumlah data, yakni nadi sudah tidak teraba, matanya pupil dilatasi maksimal, efek cahaya tidak ada dan plat ekg jantung tidak berdetak dan nafasnya sudah tidak ada.

"Dari kesimpulan medis, nyawa korban tidak bisa tertolong dan meninggal dunia," ujarnya.

"Pada pukul 17.13 WIB, korban  diserahkan oleh pihak Puskesmas Singkarak kepada keluarga korban. Kemudian, pihak keluarga langsung membawa korban ke rumah duka di Kelurahan Nan Balimo, Kota Solok," ujarnya.

Kapolsek X Koto Dibawah, Iptu Ahmad Ramadhan mengharapkan seluruh pengunjung agar waspada dan mematuhi imbauan dari oengelola objek wisata di Singkarak.

"Saat ini, pengunjung Danau Singkarak cukup ramai karena sedang masa liburan akhir tahun. Karena itu, kami mengimbau kepada pengunjung untuk waspada dan mematuhi imbauan di objek wisata Danau Singkarak ini," harapnya. (IN-001)

Senin, 23 Desember 2019

Polres Solok Kota Gelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019

SOLOK - Kepolisian Resor (Polres) Solok Kota menggelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019, di Halaman Mapolres Solok Kota, Senin (23/12/2019). Apel Pergeseran Pasukan, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, dan diikuti seluruh personel Operasi Lilin 2019. Dalam rangka antisipasi segala kerawanan Natal 2019 dan Tahun baru 2020, Polres Solok Kota mem-ploting anggotanya untuk melakukan pengamanan, dibantu TNI, dan dinas terkait.

Dalam Arahannya Kapolres Solok Kota menekankan bahwa, fokus pengamanan Operasi Lilin Singgalang 2019 ada dua, yaitu pengamanan Natal 2019 dan tahun baru 2020 dengan 2 lokasi Pos Pengamanan yaitu 1 Pos Terpadu di Taman RTH Kota Solok dan 1 Pos Pengamanan di Singkarak Kabupaten Solok.

"Operasi Lilin 2019 ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman serta masyarakat dapat merasakan dampak nyata dari pelayanan yang diberikan seluruh personel pengamanan di wilayah hukum Polres Solok Kota," ujarnya.



Menurut Kapolres, pelaksanaan Operasi Lilin Singgalang 2019 ini berlangsung selama 10 hari dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif yang didukung kegiatan intelijen, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.

Ferry juga menyampaikan kepada anggota yang melaksanakan pengamanan agar meningkatkan kewaspadaan dan kesipasiagaan dalam bertugas dan lakukan pengamanan berlapis oleh personil Opsnal di tiap pos pengamanan mengingat situasi dan kondisi pada saat ini.

"Tingkatkan kewaspadaan, serta jalin komunikasi intensif dengan semua pihak di lapangan," ujarnya.

Usai melaksanakan apel pergeseran pasukan, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi didampingi PJU menyerahkan 7 (tujuh) unit kendaraan roda 2 (R2) Sabhara dan 12 (dua belas) Set Road Blocker (marka penghalang jalan) yang diterima langsung oleh Kapolsek sejajaran Polres Solok Kota. (rijal islamy)

Minggu, 22 Desember 2019

18 Tahun Urus Pemilu, Dedikasi dan Integritas Iriadi Dt Tumanggung Diganjar Penghargaan Lintas Politika Award 2019

Niniak Mamak Selayo Kabupaten Solok, 18 Tahun Urus Pemilu di Sumsel
Dedikasi Iriadi Dt Tumanggung Diganjar Lintas Politika Award 2019

SOLOK - Pengabdian dan dedikasi luar biasa yang ditunjukkan Iriadi Dt Tumanggung terhadap demokrasi, khususnya dalam hal kepemiluan, diganjar dengan penghargaan Lintas Politika Award. Prosesi penghargaan di Palembang, Sumsel ini, Iriadi bersanding dengan sejumlah tokoh nasional lain, seperti Ketua Umum ICMI Prof Dr Jimly Asshiddiqie, mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Burhanudin Amin, anggota DPR RI Achmad Hafisz Tohir dan Eddy Santana Putra yang juga anggota DPR RI. Lintas Politika Award yang digelar sejak 2015 lalu tersebut diberikan kepada para tokoh yang dianggap telah mampu memberikan pengabdian luar biasa di tengah masyarakat.

Masuknya nama Iriadi Dt Tumanggung dalam daftar penerima penghargaan, dalam Malam Kemilau Aspirasi Sriwijaya, Jumat malam (20/12), menjadi torehan spesial bagi tokoh kelahiran Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat tersebut. Sebelumnya, sebagai birokrat senior di Pemprov Sumsel, Iriadi Dt Tumanggung, sudah 18 tahun memegang jabatan penting di kepemiluan Sumsel. Bahkan, saat ini, dirinya menjabat sebagai Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumsel.

"Alhamdulillah. Saya bersyukur dan terharu dengan penghargaan ini. Namun, ini sekaligus membuat saya harus berbuat lebih baik lagi. Sejak tahun 2002 hingga kini, saya dipercaya mengemban tugas kepemiluan sampai sekarang. Melaksanakan tugas mempersiapkan dan mengawasi pesta demokrasi itu memang penuh tantangan. Banyak sekali godaan di sana-sini. Tetapi kita harus tetap profesional dan mengutamakan kepentingan bangsa negara sesuai Undang-Undang," ujarnya.



Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia, Kemas Khoirul Mukhlis, mengungkapkan, kriteria penerima penghargaan sangat ketat. Penilaian melibat para akademisi dan praktisi. Dari sekitar 300 nama yang masuk, akhirnya ditetapkan hanya beberapa nama saja.

"Berdasarkan penilaian tim juri, Iriadi Dt Tumanggung dinilai sebagai sosok pekerja keras yang sukses dalam karir birokrat. Terutama dalam menjaga marwah institusi yang dipimpinnya dalam menyukseskan Pemilu," ungkapnya.



Kandidat Bupati Solok 2020

Saat ini, Iriadi Dt Tumanggung disebut-sebut sebagai salah satu tokoh rantau asal Kabupaten Solok yang berpeluang besar memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tahun 2020 mendatang. Iriadi mengaku, dirinya terpanggil untuk membangun kampung halamannya, dan berbuat lebih luas lagi di Kabupaten Solok.

"Kabupaten Solok itu kaya akan sumber daya alam pertanian dan pariwisata. Sentuhan pertanian modern dan pariwisata yang dikemas maksimal, akan mampu membuat masyarakat lebih makmur dan sejahtera. Sentuhan dan pengemasan tersebut harus dimulai dan dilakukan oleh sebuah birokrasi yang baik. Yakni berupa regulasi, perencanaan program, dan kebijakan yang pro rakyat," ungkapnya.

Sebelum masuk ke ranah perekonomian, Iriadi Dt Tumanggung menegaskan dirinya bakal terlebih dahulu menata aspek religius. Mengusung visi; "Bersama Membangun Pertanian Modern dan Pariwisata Menuju Solok Maju, Sejahtera dan Religius", Iriadi Dt Tumanggung menegaskan, pembangunan fisik harus juga diiringi dengan pembangunan mental dan spritualitas. Maka itu jika dirinya dipercaya memimpin Solok nantinya akan memprioritaskan keberadaan surau menjadi pusat pendidikan sejak dini dan wahana pembentukan karakter yang berakhlakulkarimah.

"Kita akan canangkan Gerakan Kembali ke Surau yang mengandung pesan pentingnya surau sebagai pusat pembentukan karakter dan pendidikan dini. Maka itu fasilitasnya harus disediakan secara merata dan memadai. Di samping tempat anak-anak mengaji, Surau nantinya akan dilengkapi dengan perpustakaan yang dapat membuka cakrawala masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Sejak dini, generasi muda Solok harus dipersiapkan dengan pengetahuan agama yang memadai. Regenerasi ulama mesti sudah dipikirkan sejak sekarang. Kita cari perguruan tinggi Islam yang berkualitas baik dalam maupun luar negeri untuk menitipkan generasi Solok belajar di sana," tambahnya.



Di bidang perekonomian dan pemberdayaan, Iriadi Dt Tumanggung menginginkan sektor pertanian dan pariwisata menjadi andalan Kabupaten Solok. Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang ini, mengatakan Kabupaten Solok kaya akan sumber daya alam sehingga pemanfaatannya harus dioptimalkan.

"Langkah awal tentunya harus merubah mindset (pola fikir) masyarakat yang selama ini masih banyak mengandalkan pola pertanian tradisional menuju pola pertanian modern. Banyak aspek yang bisa dilakukan efisiensi seperti penggunaan lahan sempit yang bisa menghasilkan maksimal serta waktu panen yang relatif lebih singkat. Membangun pabrik pengolahan hasil pertanian dalam satu kawasan terintegrasi. Hal ini penting di samping bisa menjamin mutu hasil produksi, juga dapat memangkas biaya transportasi dan harga modal akan lebih terjangkau," ujarnya.

Sekilas Iriadi Dt Tumanggung

Nama Iriadi Dt Tumanggung, tidak muncul secara tiba-tiba di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020. Jauh hari, nama Iriadi sudah menjadi pembicaraan, khususnya di Nagari Selayo, Kecamatan Kubung. Kiprahnya sebagai birokrat senior dan disegani di Pemprov Sumsel, ternyata juga berdengung hingga ke Kabupaten Solok. Layaknya warga Minangkabau yang suka merantau, keinginan pulang kampung dan berbakti di tanah kelahiran, membuat Iriadi menegaskan niat menjadi bakal calon Bupati Solok.

Kurun waktu 35 tahun bukan waktu yang singkat untuk pengabdian Iriadi Dt Tumanggung sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumatera Selatan. Berbagai jabatan strategis pernah diembannya mulai dari Kacabdin Pertanian Pasang Surut Kabupaten Musi Banyuasin, Kabag Pemerintahan Kantor Pembantu Gubernur Sumsel Wilayah 1 Musi Banyuasin, Sekretaris KPU Kabupaten Musi Banyuasin selama 11 tahun, Kepala Hubla Biro Penghubung Pemerintah Provinsi Sumsel di Jakarta, Kepala Samsat Musi Banyuasin, Kepala Samsat Kota Palembang dan terakhir saat ini masih menjabat Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sumatera Selatan.



Iriadi Dt Tumanggung lahir di Selayo pada 11 November 1962. Alumni Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Palembang ini, hingga kini, dipercaya Gubernur Sumsel Herman Deru sebagai Kepala Sekretariat Bawaslu Sumsel. Kinerja dan kedekatannya dengan Gubernur Sumsel sebelumnya, Alex Nurdin, membuat Iriadi Dt Manggung dipercaya memimpin jabatan-jabatan strategis di Pemprov Sumsel.

Menjadi kandidat unggulan di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020, Iriadi dikebal sebagai sosok pekerja keras yang sukses dalam "kompetisi hidup" di tanah rantau. Pengalamannya di Sumsel, membuatnya dianggap sebagai figur yang mampu dan layak mengganti Bupati Solok saat ini, Gusmal Dt Rajo Lelo. Apalagi dalam berbagai jabatan terakhir Iriadi banyak berkecimpung dalam tugas kepemiluan yang menuntut integritas tinggi.

Mantan Gubernur Sumsel dua periode, Alex Noerdin, mengaku dirinya sangat mengapresiasi kemampuan Iriadi dalam menjalankan tugasnya sebagai ASN. Alex Noerdin melihat sosok Iriadi sebagai figur yang memiliki kemampuan manajerial tinggi dan selalu dapat melaksanakan tugas dengan tuntas dan baik.

"Sejak saya menjabat Bupati Musi Banyuasin sudah cukup mengenal sosok Iriadi ini. Penilaian saya, beliau (Iriadi –red) sangat berpengalaman dan mumpuni. Malah saat menjabat Gubernur, Iriadi menjadi Kepala UPTD Samsat yang berhasil gemilang dengan memaksimalkan target pemasukan pajak sebesar Rp 100 miliar perbulan. Ini tentunya sebuah prestasi tersendiri," tutur Alex Noerdin.

Ditambahkan Alex Noerdin yang pada tahun 2005 telah diberi gelar Dipertuan Datuk Sri Baginda dari Yang Dipertuan Agung Raja Alam Pagaruyung ini, dirinya mengapresiasi positif pencalonan Iriadi sebagai Bupati Solok mendatang.

"Saya sangat memahami karakter masyarakat Minang yang tidak sembarangan dalam memiliki pemimpin. Tentu dengan terlebih dulu melihat track record para kandidat yang ada. Nah, Iriadi ini merupakan sosok yang berpengalaman dalam birokrasi dan memiliki pergaulan luas baik di lembaga legislatif maupun eksekutif. Saya rasa cocok untuk kebutuhan Kabupaten Solok sekarang ini," ujar Alex Noerdin yang juga Ketua Partai Golkar Sumsel ini.

Wakil Gubernur Sumsel periode 2013-2018, Ishak Mekki, menilai sosok Iriadi Dt Tumanggung sebagau pekerja keras yang berkomitmen tinggi dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Di samping itu, Iriadi dikenalnya juga selalu memperhatikan hal-hal kecil sehingga tugas yang dikerjakannya selalu membawa hasil positif.

"Saya mengenalnya sebagai pribadi dan aparatur negara yang memiliki komitmen dan loyalitas tinggi kepada atasan. Sehingga tugas apapun yang diberikan, Iriadi selalu mampu menyelesaikannya dengan baik," ujar Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, yang kini merupakan anggota DPR RI 2019-2024.

Wartawan senior Sumsel, Heriyanto M.Si, menilai Iriadi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan. Untuk itu dirinya berkeyakinan jika Kabupaten Solok dipimpin Iriadi maka akan dapat semakin maju dan berkembang.

"Yang saya tahu beliau (Iriadi, red) memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan setia kawan. Terbukti di Lampung ada masjid yang sengaja dibangun sendiri oleh Iriadi. Jadi beliau ini pergaulannya juga sangat luas. Bukan hanya di Sumsel dan Sumbar saja," tutur Heriyanto. (*/IN-001)

Sabtu, 21 Desember 2019

Densus 88 Amankan Dua Terduga Teroris di Lima Kaum Tanah Datar, Sumbar

BATUSANGKAR - Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) mengamankan dua orang terduga sebagai teroris di Kenagarian Baringin, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Jumat malam (20/12/2019). Kabid Humas Polda Sumatra Barat, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, menyatakan pihaknya belum dapat info secara rinci tentang penangkapan.

"Kita belum dapat info rincinya, namun penangkapan itu memang dilakukan oleh Densus 88," katanya.

Dia mengatakan, Densus 88 masih menjalankan proses penyidikan lebih lanjut setelah dilakukan penangkapan terhadap pelaku.

"Masih dalam penanganan pihak Densus 88 dan tahap pengembangan," kata polisi

Dia mengatakan, kedua terduga teroris itu belum dibawa ke Jakarta dan masih dalam proses penyidikan.

"Sementara untuk identitas kedua pelaku saya belum mengetahuinya," katanya.

Dia mengatakan Densus 88 Mabes Polri sebelum melakukan penangkapan telah berkoordinasi dengan Polda Sumbar.

"Tentu mereka ada komunikasi dengan kita dalam melakukan penangkapan," katanya.

Secara terpisah, Kabaharkam Polri, Irjen Agus Andrianto, mengatakan selama kurun waktu 2019, sekitar 80 terduga teroris telah ditangkap Datasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri. 

Agus menyebut bahwa tindakan penangkapan di berbagai daerah ini menjadi rangkaian kegiatan antisipasi teror jelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru).

"Rangkaian kegiatan untuk itu kan sudah dilakukan serentak di berbagai wilayah di Indonesia, kurang lebih ada 80 tersangka teroris yang sudah ditangkap," saat meninjau persiapan pengamanan Nataru di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (21/12) dikutip republika.co.id.     

Tujuannya, menurut dia, tidak hanya untuk memberikan keamanan bagi warga yang merayakannya, tapi juga untuk warga lain yang beraktivitas saat perayaan natal dan tahun baru.

Dia menyatakan, sinergi pengamanan lintas sektor dari kepolisian, Dinas Perhubungan (Dishub) hingga pengelola transportasi telah sangat baik untuk persiapan Nataru.

"Pengamanan menyambut libur natal dan tahun baru sudah cukup baik, kesiapan menghadapi lonjakan penumpang juga sudah diantisipasi, mudah-mudahan bisa memberikan pelayanan yang baik," tutur dia. (*/IN-001)

Jumat, 20 Desember 2019

Lima Pimpinan KPK Dilantik, Ini Profilnya!

JAKARTA - Lima orang Komisioner KPK 2019-2023 yaitu Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron dan Nawawi Pomolango resmi mengucapkan sumpah di depan Presiden Jokowi. Pengangkatan kelimanya berdasarkan Keputusan Presiden No. 112/P tahun 2019 tanggal 21 Oktober 2019 dan No. 129/P tahun 2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang pengangkatan Komisioner KPK 2019-2023.

"Demi Allah saya bersumpah, demi Tuhan saya berjanji, dengan bersungguh-sungguh, bahwa saya untuk melaksanakan tugas ini, langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan nama atau cara apa pun juga, tidak memberikan atau menjanjikan sesuai apa pun kepada siapa pun juga," ucap kelimanya secara serempak di Istana Negara Jakarta, Jumat.

Sumpah selanjutnya adalah "saya bersumpah, saya berjanji, bahwa saya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapa pun juga, suatu janji atau pemberian".

"Saya bersumpah, saya berjanji, bahwa saya akan setia kepada, dan akan mempertahankan serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara, UUD RI 1945, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi NKRI".

"Saya bersumpah, saya berjanji, bahwa saya senantiasa akan menjalankan tugas dan wewenang saya ini dengan sungguh-sungguh, saksama, objektif, jujur, berani, adil, tidak membeda-bedakan jabatan, suku, agama, ras, jender, dan golongan tertentu, dan akan melaksanakan jabatan saya dengan sebaik-baiknya, serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan YME, masyarakat, bangsa, dan negara".

"Saya bersumpah, saya berjanji, bahwa saya senantiasa menolak atau tidak menerima atau tidak mau dipengaruhi oleh campur tangan siapa pun juga, dan saya akan tetap teguh melaksanakan tugas dan wewenang saya yang diamanatkan UU kepada saya. Kiranya Tuhan menolong saya".

Profil Lima Pimpinan KPK

Pertama, Irjen Firli Bahuri adalah mantan Kepala Polda Sumatera Selatan yang mendapatkan 56 suara dukungan dari DPR (aklamasi). Firli terakhir menyetor LHKPN pada 29 Maret 2019. Total harta kekayaannya adalah sebesar Rp18,226 miliar.

Sejumlah pihak sempat menolak Firli menjadi pimpinan KPK karena ia terlibat pelanggaran etik karena bertemu mantan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang saat masih menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK 2017-2018. Firli juga disebut bertemu dengan Wakil Ketua BPK Bahrullah Akbar yang menjadi saksi di KPK hingga salah satu Ketua Umum partai politik. Terhadap tuduhan tersebut, Firli mengatakan ia tidak pernah melakukan pelanggaran etik.

Kedua, Alexander Marwata adalah komisioner KPK pertama yang menjabat selama dua periode. Alexander adalah komisioner 2015-2019. Ia mendapatkan dukungan 53 suara dari anggota Komisi III DPR. Total harta Alexander yang berdasarkan LHKPN per 27 Februari 2019 adalah senilai Rp3,968 miliar.

Alex menamatkan pendidikan D IV dari Sekolah Tinggi Akuntasi Negara (STAN) jurusan Akuntansi pada 1995, ia selanjutnya mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (lulus 2001). Ia memiliki karir panjang sebagai auditor ahli di Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (1989-2011) dan menjadi hakim ad hoc pengadilan Tipikor Jakarta 2012-2015.

Ketiga, Lili Pintauli Siregar adalah advokat dan mantan Komisioner Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) periode 2008-2018. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Lili adalah Rp781 juta.

Ia mendapat dukungan suara Komisi III sejumlah 44 suara. Lili kerap menyoroti lemahnya kerja sama KPK dengan LPSK, padahal seharusnya kedua lembaga itu menurut Lili dapat berbagi tugas untuk memudahkan penegakkan hukum.

Keempat, Nurul Ghufron adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Jember dan terakhir melaporkan LHKPN pada 23 April 2018. Total harta kekayaannya sebesar Rp1,832 miliar.

Nurul mendapat dukungan suara sebanyak 51 dari anggota Komisi III DPR. Saat tes wawancara di hadapan pansel, ia sempat dicecar soal penggunaan fasilitas dinas untuk keperluan pribadi seperti mobil dinas masih menjadi konsultan di salah satu kantor advokat.

Kelima, Nawawi Pomolango adalah hakim di Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali. Ia mendapat suara sejumlah 50 suara dari anggota Komisi III DPR.

Ia mengawali kariernya pada 1992 di PN Soasio Tidore, Kabupaten Halmahera Tengah. Pada 1996, Nawawi dipindah tugaskan sebagai hakim di PN Tondano, Sulawesi Utara. Lima tahun kemudian, dia dimutasi sebagai hakim ke PN Balikpapan dan pada 2005 menjadi hakim di PN Makassar.

Pada 2011-2013 ia bertugas di PN Jakarta Pusat dan pernah mengadili sejumlah kasus KPK seperti kasus Luthfi Hasan Ishaaq, Fatonah, Irman Gusman, Patrialis Akbar. Akhir 2017, Nawawi mendapat promosi sebagai hakim tinggi pada PT Denpasar dan terakhir melaporkan LHKPN pada 26 Maret 2019 senilai Rp1,893 miliar. (*/tirto.co.id)

Nofi Candra Mendapat Restu dari Walikota Solok Zul Elfian untuk Maju di Pilkada Kabupaten Solok 2020


SOLOK - Eskalasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok, kembali bergairah. Sejumlah tokoh mulai menentukan sikap jelang berakhirnya tahun 2019. Seiring dengan banyaknya partai yang membuka pendaftaran calon bupati dan wakil bupati. Tentu saja, yang paling menarik adalah Walikota Solok, Zul Elfian yang "menarik diri" dari bursa calon Bupati Solok. Zul Elfian dengan tegas menyatakan dirinya memberi restu dan mendukung penuh mantan senator Sumbar asal Solok, Nofi Candra untuk bertarung di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2020.

Restu terhadap Nofi Candra, menurut Zul Elfian didasarkan pada berbagai pertimbangan yang sangat matang. Di antaranya adalah potensi yang dimiliki Nofi Candra, yang disebutnya sebagai figur yang sangat tepat untuk memimpin Kabupaten Solok. Kemudian, faktor dirinya yang diminta Partai NasDem, untuk maju di kontestasi Pilkada Sumbar.

"Saya sudah mempertimbangkan keputusan ini secara matang. Termasuk menilai seluruh bakal calon bupati Solok yang telah mengapung. Saya memutuskan, mendukung penuh Nofi Candra untuk maju di Pilkada Kabupaten Solok 2020. Hal ini, tidak terlepas dari sosok dan potensi yang dimiliki Nofi Candra. Sebagai figur anak muda yang enerjik dan memiliki konsep matang untuk Kabupaten Solok, Nofi Candra merupakan sosok yang dibutuhkan untuk kemajuan Kabupaten Solok ke depan," ungkapnya.

Nofi Candra (dua dari kiri) bersama tokoh Kabupaten Solok dan perantau asal Solok.

Zul Elfian juga menegaskan, faktor dirinya yang sama-sama berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, dan memiliki kekerabatan dengan Nofi Candra, bukan faktor yang mempengaruhi dukungannya. Menurutnya, faktor dari pribadi dan potensi yang dimiliki Nofi Candra lah yang membuat dirinya maju di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2020.

"Sebagai orang Kabupaten Solok yang berkarier di Kota Solok, saya tidak pernah membeda-bedakan seluruh bakal calon. Saya selama ini memiliki hubungan yang sangat baik dengan seluruh bakal calon tersebut. Nofi Candra memiliki potensi yang sangat besar. Dia sosok anak muda yang memiliki potensi, misi dan konsep besar untuk Kabupaten Solok," tegasnya.

Sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari mantan senator Sumbar asal Solok, Nof Candra. Di saat bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok baru saja ditabuh, tokoh muda Kabupaten Solok tersebut mundur dari bursa bakal calon Bupati Solok 2020. Ikut majunya Walikota Solok, Zul Elfian di bursa Pilkada Kabupaten Solok, menjadi alasan khusus bagi pengusaha muda sukses itu. Sebagai orang yang sama-sama berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Nofi Candra memilih untuk "mengalah".

Nofi Candra menegaskan, dirinya tidak ingin Pilkada 2020 malah merusak hubungannya dengan Zul Elfian, yang merupakan pamannya sendiri. Apalagi, Zul Elfian, belakangan ini sibuk berkampanye di daerah Kabupaten Solok.

"Saya berpolitik untuk memperkokoh persaudaraan, jangan sampai persaudaraan malah jadi rusak. Saya lihat Paman saya (Walikota Solok Zul Elfian) tampaknya tidak hanya berniat, tetapi sangat berminat menjadi bupati, setelah selesai jadi Walikota. Tidak mungkin saya melawan paman sendiri. Lebih baik saya mendoakan yang terbaik saja untuk beliau," ujar Nofi di Bakerindo Mart, Grosir bahan kue di Jl. Raya Hankam No. 39 Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/11/2019).

Nofi Candra (kiri) bersama Walikota Solok Zul Elfian, Bupati Solok Gusmal Dt Rajo Lelo, dan Anggota DPRD Kabupaten Solok Septrismen.

Terkait restu dan dukungan yang didapat dari Zul Elfian, Nofi Candra menyatakan dirinya sangat bersyukur dengan sikap politik dari Walikota Solok tersebut. Menurutnya, sebelum Zul Elfian memutuskan, dirinya telah menyatakan keikhlasan kepada beliau untuk maju di Pilkada Kabupaten Solok 2020. Tetapi, di saat beliau memutuskan buat mendukungnya di Pilkada Kabupaten Solok, sebuah surprise yang luar biasa.

"Ini surprise yang sangat luar biasa. Saya mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahim. Saya melangkah dan mohon dukungan beliau baik pasca pemilihan maupun pasca terpilih nantinya. Agar cita-cita mulia beliau buat kabupaten Solok tidak sirna ditelan bumi. Apalagi, melihat prestasi yang telah beliau torehkan di Kota Solok dan menurut saya beliau sangat pantas memimpin Sumatera Barat. Saya mendukung penuh karena kapabilitas beliau sudah sangat teruji," tegasnya.

Nofi Candra juga menyatakan dengan keputusan Zul Elfian ini akan membuat pendukung, simpatisan dan tim pemenangan akan kembali bergairah.

"Dengan sikap Pak Zul Elfian, para pendukung, relawan, simpatisan dan tim pemenangan akan kembali bersemangat. Selama mereka sudah ikhlas berjalan bersama, berbagi manfaat dan kebaikan bagi warga Kabupaten Solok. Waktu yang tinggal sekitar 9 bulan ini tidak lah lama. Pergerakan kita harus semakin nyata untuk bisa meyakinkan pemilih dan masyarakat Kabupaten Solok," tambah Nofi.



Profil Singkat Nofi Candra

Nama Nofi Candra muncul di percaturan politik Solok Raya medio 2008. Namanya langsung melejit dan menjadi idola baru. Sebagai figur anak muda, Nofi menjadi sosok kesayangan bagi berbagai lapisan masyarakat. Hal itu turut didorong oleh kepopuleran sang ayah, H. Syukri. Sebagai pengusaha sukses yang berusia muda, Nofi langsung menyedot perhatian banyak kalangan. Tak terkecuali di ranah politik. Persahabatannya dengan kalangan mahasiswa dan mantan aktivis, ditambah penampilannya yang bersahaja dan sangat merakyat, Nofi menjadi panutan bagi anak muda di Kota Solok dan Kabupaten Solok.

Nofi bersama keluarga dan sejumlah sahabatnya, sukses membangun sejumlah bisnis. Seperti pabrik jagung hibrida di bawah bendera PT Citra Nusantara Mandiri (CNM) dan PT Andalas Agroindo Mandiri, jaringan distribusi pupuk dan pestisida di bawah naungan CV Usaha Tani dan PT Putra Usaha Tani, NC Plaza di bawah bendera PT Nuansa Citra Sejati, hingga distribusi bahan baku kue dan makanan ringan di bawah bendera PT Boga Citra Mandiri dan PT Bakerindo Tetap Jaya.

Dari awal tidak mengenal politik sama sekali, Nofi akhirnya "tersesat di jalan yang benar". Kiprahnya dimulai saat dirinya terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Solok pada 2009. Di bawah komandonya, KNPI Kota Solok menjadi sangat aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Setali tiga uang, nama Nofi semakin populer. Bahkan, dirinya menjadi figur yang diharapkan tampil dalam bursa calon Walikota Solok dan Bupati Solok tahun 2010.

Puncaknya, pada Pileg DPD RI pada 2014, Nofi Candra terpilih sebagai Senator Sumbar usai meraih suara terbanyak keempat dengan raihan 169.268 suara. Terpilih sebagai senator dengan berhasil mengalahkan para "bintang" dari berbagai daerah di Sumbar, Nofi mencatatkan sejarah sebagai senator Sumbar pertama dan satu-satunya dari Solok Raya. Seperti diprediksi, basis suara di Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Solok Selatan memberi sumbangsih penting baginya.

Nofi Candra bersama Gubernur Sumbar Prof. Irwan Prayitno.

Setengah periode (2,5 tahun) di DPD RI, Nofi Candra, dihadapkan pada kenyataan bahwa fungsi DPD adalah sebagai fundamental kenegaraan. Hal itu berbeda dengan fungsi Anggota DPR RI, yang memiliki fungsi anggaran dan kebijakan dalam undang-undang. Sehingga, peran DPD tidak seperti harapan para pemilihnya. Hal itu kemudian, menjadi "senjata" bagi sejumlah pihak yang kontra, yang menebar isu dan kebencian bahwa Nofi Candra tidak memberi manfaat usai dipilih.

Kondisi tersebut, membuat Nofi kembali berfikir keras. Akhirnya, keputusan penting dalam hidupnya kembali diambil. Yakni memilih tidak maju di kontestasi Pileg 2019. Baik ke DPD RI, maupun ke DPR RI. Nofi memantapkan dirinya maju ke kontestasi di Pilkada Kabupaten Solok tahun 2020. Pilihan tersebut, menurut Nofi telah dipikirkannya secara matang dengan berbagai pertimbangan. Hal yang paling utama menurutnya adalah keinginan untuk berbakti ke kampung halamannya. Kemudian untuk menjawab keinginan dari pemilihnya saat Pileg DPD RI tahun 2014 lalu.

Nofi Candra lahir dari keluarga yang sangat sederhana, pasangan H. Syukri, seorang petani dan Hj. Lifwarda seorang guru SD. Nofi lahir di Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok pada 23 November 1973. Meski kedua orang tuanya berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Nofi Lahir saat ibunya sedang bertugas di sebuah SD di Nagari Cupak.

Masa kecil Nofi dihabiskan dengan berpindah-pindah. Selain ikut sang ibu, sang ayah, H. Syukri, merupakan petani penggarap yang lahannya berpindah-pindah seantero Kabupaten Solok. Bahkan hingga ke sejumlah daerah lain di Sumbar, seperti Tanah Datar, Pasaman, Dharmasraya, Limapuluh Kota, hingga ke Pesisir Selatan. Bermodalkan lahan sewaan, H. Syukri mempraktikkan berbagai elaborasi cocok tanam dan kombinasi kolaboratif bahan pupuk untuk hasil panen yang lebih baik.

Buku "Buah Pikir" yang berisi pengalaman dan ide-ide Nofi Candra selama menjadi Anggota DPD RI asal Sumbar 2014-2019.

Di setiap kawasan dan daerah yang dikunjunginya, H. Syukri senantiasa menyebarkan pengetahuannya ke masyarakat sekitar. Hal ini menjadi salah satu nilai penting yang tertanam di fikiran Nofi. Yakni keberadaan yang harus memberi manfaat bagi masyarakat banyak.

Masa sekolah dihabiskan Nofi di Kota Solok. Yakni di SDN 2 Solok, SMPN 2 Solok dan SMAN 2 Solok. Gelar sarjana ekonomi (SE) didapatnya dari Universitas Borobudur, Jakarta, saat sedang membuka usaha di Ibukota.

Nofi menikah dengan dengan Devi Femiyanti, gadis asal Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok yang sebelumnya adalah karyawan di Bank BNI Cabang Solok. Pasangan dari kawasan Salingka Danau Singkarak ini dikaruniai empat buah hati. Yakni Rahmadisya Hapsari, Maulana Zaki, dan kembar sepasang, Muhammad Haikal dan Siti Humaira.

Selain pernah menjadi Ketua KNPI Kota Solok dan Anggota DPD RI asal Sumbar, Nofi Candra juga pernah menduduki sejumlah jabatan strategis. Di antaranya Ketua DPP KUKMI (2001-2006), Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Solok (2012), Ketua KONI Kabupaten Solok (2012), Manajer Persis Kota Solok (2008), Ketua Perkemi Kabupaten Solok (2012-2017, 2017-sekarang), Ketua HKTI Kabupaten Solok (2010-2015), Wakil Ketua HKTI Sumbar (2015-sekarang), dan Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Bersubsidi Sumbar (2004-2009).

Di dunia politik, saat ini Nofi Candra menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Selain itu, Nofi juga merupakan salah satu deklarator Ormas Nasional Demokrat (NasDem) di Sumbar. Saat ini, Nofi menjabat sebagai Bendahara DPW Ormas NasDem Sumbar. (rijal islamy)

Kamis, 19 Desember 2019

Mengharukan, Irjen Pol Fakhrizal Dilepas 2.000-an Masyarakat Sumbar

PADANG - Pisah sambut Irjen Pol Drs. H. Fakhrizal, M.Hum berlangsung sangat spektakuler. Pelepasan perwira tinggi yang dijuluki Kapolda Niniak Mamak tersebut, dihadiri lebih 2.000 orang, yang berasal dari berbagai komponen masyarakat, Rabu (18/12) malam di GOR UNP Padang. Gedung yang sejatinya mampu memuat hingga 3.000 orang tersebut, penuh sesak, bahkan masyarakat masih banyak juga berada di luar gedung.

Sebagian besar yang hadir tampak sedih menahan haru, untuk melepas Fakhrizal bertugas ke Jakarta. Tidak hanya masyarakat Kota Padang, tapi juga masyarakat luar Kota Padang seperti Pariaman, Sijunjung, Pasaman dan lainnya juga setia menunggu di luar gedung.

Salah seorang masyarakat berasal dari Pasaman Barat, Wis Katar, mengatakan, mau datang ke Padang karena baru kali ini merasakan ada Kapolda yang peduli dengan masyarakat, serta juh dari kesombongan.

"Sudah lebih 50 tahun umur saya, baru kali ini melihat dan merasakan ramah dan humanisnya seorang Jenderal. Beliau bahkan seperti bukan Kapolda  malainkan seperti seorang mamak atau orang tua yang mengayomi," ungkap Wis Katar.

Ditambahkannya, sebagai Kapolda Fakhrizal tidak pernah berkata kasar. Ketika berpapasan beliau senantiasa berhenti untuk bersalaman.

Senada dengan Wis Katar, warga Tanjung Pati, Limapuluh Kota, Syarial, juga memgaku sangat merasa kehilangan seorang sosok Jenderal niniak mamak. Syarial mengatakan, Fakhrizal adalah idola rakyat, sehingga banyak orang yang melepasnya.

"Wajar saja Pak Fakhrizal dilepas begitu banyak orang, karena beliau orang baik," ungkap Syarial sedih.

Fakhrizal Jadi Analis di Baharkam

Irjen Fakhrizal terkena mutasi perwira tinggi Polri, sesuai Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3229/XII/KEP./2019 tertanggal 6 Desember 2019. Irjen Fakhrizal dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri. Posisi Kapolda Sumbar bakal diisi Irjen Toni Harmanto, sebelumnya menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri.

Tidak hanya Kapolda, Waka Polda Sumbar Irjen Damisnur juga dimutasi. Selanjutnya, dia bertugas sebagai Analisis Kebijakan Utama Bidang Jemen Ops Itwasum Polri. Penggantinya adalah Kombes Pol Rudy Sumardiyanto yang saat ini sebagai Irwasda Polda Lampung.

Kapolri juga mengganti sejumlah nama lain. Di antaranya Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Agus Andrianto yang mendapat tugas baru sebagai Kabaharkam Polri. Posisi Agus di Sumut bakal diisi oleh Irjen Martuani Sormin. Martuani sebelumnya menjabat Asops Kapolri.

Kapolda Papua Barat, yang saat ini dijabat Brigjen Herry Rudolf Nahak. Herry mendapat jabatan baru sebagai Asops Kapolri. Posisi Kapolda Papua Barat bakal diisi oleh Brigjen Tornagogo Sihoming. Dia sebelumnya menjabat Dirtipideksus Bareskrim Polri.

Berikutnya, Kapolda DIY Irjen Ahmad Dofiri yang diberi tugas baru sebagai Aslog Kapolri. Posisi Ahmad Dofiri sebagai Kapolda DIY digantikan oleh Irjen Asep Suhendar.

Selanjutnya, Kapolda Sulteng Irjen Lukman Wahyu Hariyanto dimutasi ke Baharkam Polri. Posisi Kapolda Sulteng bakal diisi oleh Brigjen Syafril Nursal.

Diprotes DPR

Sebelumnya, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal, menegaskan diri maju dalam kontestasi Pilkada Sumbar 2020. Perwira polisi bintang dua asal Kamang, Agam tersebut juga telah menegaskan akan maju dari jalur independen. Walikota Pariaman, Genius Umar, akan mendampingi "Polisi Niniak Mamak" itu untuk bertarung di kontestasi BA 1. Majunya Fakhrizal, langsung membuat buncah. Tidak hanya di Sumbar, tapi hingga ke level nasional. Komisi III DPR RI mempertanyakan jenderal aktif tersebut ke Kapolri Jenderal Idham Aziz. Jawaban Kapolri, Irjen Fakhrizal segera diganti!

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan Kapolri Rabu (20/11/2019), memanas. Politisi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu menggelindingkan bola panas, mempertanyakan posisi Irjen Pol Fakhrizal. Masinton menuding Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal, sudah deklarasi maju sebagai salah Cagub Sumbar di Pilkada 2020.

"Bagaimana ini? Ada Kapolda maju Pilkada, sebut saja Kapolda Sumbar," ujar Politisi PDI Perjuangan, Masinton di ruang RDP.

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menjawab dengan to the point.

"Soal Kapolda yang ikut Pilkada, kita harus ganti. Hanya itu obatnya," ujar Idham dengan mantap.

Irjen Pol Fakhrizal saat ini masih aktif sebagai Kapolda Sumbar. Fakhrizal menegaskan dirinya tetap mengutamakan tugas Polri yang diperintahkan Kapolri kepadanya.

"Saat ini saya masih Kapolda dengan tugas yang diamanahkan pimpinan tertinggi Polri dan soal Pilkada itu bentuk aspirasi tokoh masyarakat di Sumbar yang meminta saya maju sebagai Cagub. Saya terharu, sekaligus bangga masih ada masyarakat minta anggota Polri maju Cagub," ujar Fakhrizal.

Fakhrizal yang kini disebut maju berpasangan dengan Genius Umar (Wali Kota Pariaman) tetap berprinsip sebagai Bhayangkara negara.

"Saya prajurit Bhayangkara, punya prinsip selalu patuh pada putusan pimpinan tertinggi Polri, institusi saya," ujar Fakhrizal.

Siapa Toni Harmanto?

Irjen Pol Toni Harmanto adalah perwira tinggi yang khatam dunia reserse. Sebelum jadi Kapolda Sumbar, Irjen Toni saat ini menjabat Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri.

Irjen Pol Toni, adalah lulusan Akpol 1988. Sebelum menjadi jendral bintang dua, dia pernah menjabat Wakapolda Jatim.

Karir Irjen Pol Toni dinilai menterang, di dunia reserse. Dia pernah menjabat Kanit IV Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Tahun 2006, Toni menjadi Kapolres Metro Tangerang.

Pernah pula jadi Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, serta Penyidik Utama Tk. III Dit. I/Kamntrannas Bareskrim Polri (2008), Kanit I Dit. II/Eksus Bareskrim Polri (2009) dan Kasubdit I Dittpideksus Bareskrim Polri (2011).

Kemudian, Analis Kebijakan Masyarakat Bidang Pidesksus Bareskrim Polri (2011), Direskrimum Polda Metro Jaya dan pada 2013 Wadirtipidum Bareskrim Polri (2013) serta Karojianstra Sops Mabes Polri pada 2015. (*/IN-001)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved