INFO BUDAYA
-->

Sabtu, 04 April 2020

Update Covid-19, Sabtu 4 April, 2.092 Positif, 190 Meninggal, 191 Sembuh

JAKARTA - Pemerintah kembali memperbarui data kasus positif virus corona di Indonesia. Jumlah pasien positif corona, per Sabtu (4/4), tercatat bertambah sebanyak 106 orang. Juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, mengungkapkan saat ini secara akumulatif pasien positif corona ada 2.092 orang.

"Masih terjadi penambahan kasus konfirmasi positif 106 orang, sehingga total menjadi 2.092," kata Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (3/4) sore.

Sementara itu, jumlah pasien positif virus corona yang meninggal dunia bertambah 16 orang. Dengan begitu, total ada 190 pasien corona yang meninggal.

Yurianto menyebut pasien positif corona yang sembuh juga bertambah 10 orang. Sehingga saat ini tercatat ada 191 pasien yang sembuh dari COVID-19.

Meluasnya penyebaran virus corona ini tak hanya mengancam kesehatan, tapi perekonomian juga ikut terdampak. Misalnya saja di DKI Jakarta per Jumat (3/4) pukul 10.30 WIB total sudah ada 25.408 pekerja yang di-PHK dan dirumahkan melapor ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakergi) DKI Jakarta.

Para pekerja tersebut berasal dari 4.235 perusahaan. Disnakergi DKI Jakarta memang membuka kanal pelaporan untuk pekerja yang terdampak wabah virus corona hingga Sabtu (4/4).

Kepala Disnaker DKI Jakarta Andri Yansyah belum mau mengungkapkan teknis pemberian kartu prakerja dan pemberian subsidi kepada mereka yang sudah mendaftar. Dia hanya mengungkapkan akan ada bantuan dari pemerintah.

"Insyaallah akan ada bantuan, baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah," kata Andri Yansyah saat dihubungi, Jumat (3/4). (*/IN-001)

Sumber: kumparan.com

Senin, 30 Maret 2020

UPDATE Covid-19, Senin (30/3/2020), 1.414 Positif, 75 Sembuh, 122 Meninggal

JAKARTA - Jumlah kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia kembali bertambah. Hingga Senin (30/3/2020), tercatat 1.414 kasus positif, 75 sembuh, dan 122 meninggal.

"Penularan di luar masih terjadi," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto, Senin (30/3/2020).

Kasus positif mengalami penambahan 129 kasus menjadi 1.414. Pasien yang dinyatakan sembuh mengalami penambahan 11 kasus menjadi 75. Sedangkan meninggal bertambah 8 menjadi 122. (*/IN-001)

Selasa, 03 Maret 2020

Berhubungan Sesama Jenis di Mihrab Mushalla di Cupak Solok, Pelaku Diduga LGBT Ditangkap Warga

Bupati Solok Gusmal Dt Rajo Lelo (kiri) bersama Walinagari Cupak Fatmi Bahar Dt Tuo di salah satu kegiatan di Nagari Cupak beberapa waktu lalu.
SOLOK - Warga Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok digegerkan dengan penemuan dua remaja laki-laki yang diduga melakukan hubungan sesama jenis di Mihrab Mushalla, Senin dinihari (2/3/2020). Kedua remaja tersebut, E (23) warga VI Suku Kota Solok dan R (13) warga Air Dingin, Lembah Gumanti Kabupaten Solok, dipergoki warga dalam kondisi bugil.

Walinagari Cupak, Fatmi Bahar Dt Tuo, menuturkan penangkapan keduanya berawal dari kecurigaan warga saat kedua laki-laki tersebut, sekira pukul 21.00 WIB, minta izin menginap di mushalla, karena kemalaman dan tidak punya ongkos ke Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Oleh warga, kedua remaja ini kemudian diberikan tempat untuk beristirahat di dalam Mushalla Surau Dagang, yang sehari-hari dipakai sebagai tempat ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya oleh warga sekitar.

"Keduanya datang sekira pukul 21.00 WIB, hari Minggu (1/3/2020). Keduanya minta izin kepada warga untuk menumpang menginap karena kemalaman dan tidak punya ongkos untuk pulang ke Air Dingin," terang Fatmi Bahar.

Namun sekira pukul 23.00 WIB, warga mulai curiga karena lampu di bagian dalam mushalla dipadamkan. Sekira pukul 03.00 WIB, warga yang penasaran, mendatangi mushalla tersebut secara diam-diam untuk memastikan kondisi yang terjadi. Kecurigaan warga ternyata benar, kedua tersangka dipergoki tengah asik melakukan hubungan sesama jenis di mijrab mushalla dengan kondisi sama-sama bugil.

Kejadian tersebut praktis membuat buncah warga yang ada di sekitar mushalla tersebut. Para pemuda yang sebelumnya duduk di warung di pinggir Jalan Raya Cupak, kemudian berhamburan datang ke lokasi kejadian. Kedua pelaku pun ditangkap warga. Massa yang geram karena ulah pelaku yang telah menodai kesucian tempat ibadah umat Islam tersebut, akhirnya bisa ditwnangkan Walinagari Cupak Fatmi Bahar Dt Tuo yang ikut turun ke lokasi.

"Kedua tersangka kemudian kami serahkan kepada Polsek Gunung Talang untuk diproses secara hukum," Fatmi Bahar.

Kapolres Solok AKBP Azhar Nugroho, melalui Kapolsek Gunung Talang Iptu Azwari Siregar, SH menyatakan kedua pelaku ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Solok.

"Setelah di Polsek Talang, kasus ini kemudian ditangani oleh unit PPA Polres Solok. Sebab, salah seorangnya masoh di bawah umur," ungkapnya.

Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, menyatakan pihaknya sangat sedih kejadian yang sangat memiriskan ini di Kabupaten Solok. Gusmal mengajak seluruh komponen untuk duduk bersama mencari solusi dari permasalahan ini.

"Setahun yang lalu, kami di Kabupaten Solok pernah melakukan Muzakarah Ulama, untuk menemukan penyebab adanya perilaku LGBT ini. Karena, kalau kita bisa menemukan penyebabnya, pasti ada obatnya," ujarnya.

Gusmal juga meminta segenap elemen masyarakat harus bergerak dan berfikir ke arah itu. Apalagi kalau merujuk ucapan Wagub Sumbar, Nasrul Abit, di sejumlah media beberapa waktu lalu, yang mengatakan Sumbar tertinggi perilaku lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) di Indonesia.

"Insyaallah saya kembali akan membicarakannya dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kementerian Agama (Kemenag) serta dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk membahas hal ini. Mudah-mudahan kita bisa menemukan obatnya," ungkapnya. (IN-001)

Ponpes Darut Thalib, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias di Kota Solok

Pondok Pesantren Darut Thalib, Laing, Kota Solok, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias Selatan
Boby Gustiadi: Ponpes Adalah Bengkel Manusia
Pilihan hidup mendirikan pondok pesantren, menghadirkan konsekuensi besar bagi keluarga Thalib. Sebuah keluarga mualaf asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Alih-alih "menikmati hidup", keluarga ini malah "menceburkan" diri mengurus generasi miskin, bermasalah, bahkan para calon "bandit" dari keluarga broken home. Di usia yang sangat muda, kegetiran dan kepiluan, menjadi "santapan" sehari-hari bagi warga Ponpes yang berdiri tahun 2017 ini.
Pondok pesantren Darut Thalib, berada di Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Sumbar. Untuk mencapai Ponpes ini, tidak begitu sulit. Meski berada di sisi utara Kota Solok yang didominasi kawasan hutan dan peladangan, dibukanya jalan lingkar utara yang menghubungkan kawasan Banda Pandung, Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok, dengan Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung, dan Nagari Guguak Sarai, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, membuat Ponpes ini mudah dicapai. Berdirinya sejumlah perkantoran seperti Kantor DPRD Kota Solok, Rumah Dinas Walikota Solok, Kantor Samsat Laing, Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II.B Laing, Kota Solok, membuat Ponpes ini berada di kawasan yang cukup ramai. Ponpes ini hanya berjarak sekira belasan meter hingga 1 kilometer dari kantor-kantor tersebut.

Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumbar. 

Dari jalan lingkar utara ke arah Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, Samsat Laing, Kantor Lingkungan Hidup Kota Solok, dan saat melewati Lapas Kelas II.B Laing Solok, Ponpes Darut Thalib sudah terlihat. Tepatnya di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Bangunannya terlihat mungil namun berdiri dengan gagah. Di samping kanan bangunan tiga lantai itu, terdapat rumah berwarna hijau milik keluarga Thalib. Keluarga pendiri dan pengurus Ponpes. Di sebelah kirinya, para tukang sedang membangun pondasi bangunan tambahan pesantren yang dananya berasal dari dana hibah APBD Kota Solok 2020.

Saat dilihat lebih detail, gagahnya bangunan yang sejatinya mirip ruko minimalis itu, berasal dari tampilan bagian depan yang penuh dengan ornamen arsitektur masjid dan simbol-simbol keagamaan. Namun ternyata, ornamen arsitektur itu, adalah podium utama pementasan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok pada Juni 2019 lalu. Ornamen-ornamen tersebut, memang diminta pihak Ponpes ke Panitia MTQ, lalu ditata pihak Ponpes dijadikan mushalla, dan dihiasi dengan nama dan logo Ponpes dari digital printing (cetakan digital).

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat. 

Ditelusuri lebih ke dalam, lantai dasar Ponpes masih berupa coran semen kasar. Namun di ruang kantor dan ruang majelis guru, dilapisi dengan karpet berwarna merah. Karpet inipun berasal dari "sisa-sisa" helatan MTQ Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok 2019. Dua lantai di atasnya, kondisinya juga separuh siap, dimanfaatkan sebagai asrama santri dan ruang kelas. Di bagian belakang bangunan, terdapat deretan pakaian santri yang sedang dijemur. Terbatasnya ruang, membuat sebagian pakaian santri, juga dijemur menggunakan hanger (penggantung) di sebuah pohon. Sangat miris, saat diketahui bahwa bangunan ini menjadi rumah bagi seratusan santri dan majelis guru (pengasuh pondok).

Pimpinan Ponpes Darut Thalib, Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo, menjamu Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, yang datang berkunjung pada Senin sore (2/3/2020). Jamuan yang sangat sederhana terhadap anggota dewan yang berpenampilan sederhana pula. Disuguhi air mineral gelas, buah rambutan asal Sijunjung dan duku dari Solok Selatan, percakapan berlangsung santai, namun sangat akrab. Disaksikan belasan majelis guru (pengasuh Ponpes).

Rusdi Saleh (belakang, lima dari kiri) bersama Pimpinan Ponpes Darut Thalib Ustadz Boby Gustiadi Thalib (belakang, enam dari kiri) bersama majelis guru Ponpes Darut Thalib, Senin (2/3/2020).

Boby Gustiadi dengan raut muka yang tenang, mengucapkan terima kasih kepada Pemko Solok dan DPRD Kota Solok yang telah menganggarkan dana hibah ke pesantren Darut Thalib sebesar Rp 500 juta di APBD Kota Solok 2020. Pria kelahiran 11 Agustus 1994 ini, menuturkan dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun bangunan baru di bagian kiri bangunan lama.

"Tentu saja, dana sebesar itu sangat berarti bagi kami dan para santri. Jangankan Rp 500 juta, Rp 1.000 saja sangat berarti bagi kami," ujarnya.

Rusdi Saleh
Anggota DPRD Kota Solok/Perwakilan Yayasan Darianis Yatim

Rusdi Saleh yang juga merupakan perwakilan Yayasan Darianis Yatim di Sumbar, menyatakan dirinya sangat tersentuh dengan kondisi Ponpes Darut Thalib. Menurut Rusdi Saleh, di saat Yayasan Darianis Yatim sudah membangun 20 masjid di Kota Solok dengan dana puluhan miliar rupiah, ternyata masih ada lembaga pendidikan keagamaan dengan kondisi yang sangat memiriskan seperti ini. Pria yang sebelum terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Solok 2019-2024, adalah seorang aktivis sosial kemasyarakatan ini, berjanji akan mengupayakan berbagai hal untuk membantu keberlangsungan Ponpes Darut Thalib ini. Baik sebagai anggota dewan, maupun kapasitasnya sebagai perpanjangan tangan Yenon Orsa, pemilik Yayasan Darianis Yatim.

"Saya adalah aktivis sosial melalui Yayasan Darianis Yatim milik Pak Yenon Orsa. Yayasan sosial yang membangun masjid, membantu biaya pendidikan dan membantu masyarakat yang butuh pertolongan. Ini merupakan komitmen moral kami di yayasan, dan tidak ada sangkut pautnya politik ataupun maksud-maksud lain," tegasnya.

Pembangunan Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sejak didirikan pada 1 Juli 2017, Ponpes Darut Thalib sempat viral di Kota Solok pada Agustus 2019 lalu. Saat itu, karena keterbatasan ruang belajar, para santri belajar di tenda roder, yang dipinjamkan oleh Polres Solok Kota. Karena viral, akhirnya pihak Darut Thalib dan Polres Solok Kota yang saat itu dipimpin oleh AKBP Dony Setiawan Dt Pandeka Rajo Mudo (kini Kapolres Payakumbuh), menghentikan aktivitas belajar di tenda dan kembali belajar berdesak-desakan di ruangan yang ada, meski over kapasitas.

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar bahwa para santri Ponpes Darut Thalib makan dengan lauk seadanya. Bahkan di beberapa hari, para santri makan hanya dengan kerupuk, sayur dan cabai. Pimpinan Pospes, Boby Gustiadi, dan sejumlah majelis guru mencari berbagai upaya untuk mencari dana operasional. Dalam satu bulan Ponpes Darut Thalib membutuhkan setidaknya Rp 8 juta untuk beras, Rp 5 juta untuk lauk pauk, Rp 500 ribu untuk air minum galon, ditambah biaya lainnya seperti listrik, air, buah-buahan, dan sebagainya. Hal inilah yang kemudian mempertemukan pihak Darut Thalib dengan Rusdi Saleh.

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Kabar ini, akhirnya dibenarkan Boby Gustiadi. Menurut pria lulusan Pesantren Darussalam, Aur Duri, Sumani, Kabupaten Solok tersebut, sebenarnya ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh. Yakni mencari pemasukan dana tambahan, atau mengurangi jumlah santri. Namun, Boby mengaku sangat tidak tega memulangkan sejumlah santri. Saat ini, pemasukan utama Ponpes Darut Thalib adalah usaha keluarganya memasok kebutuhan makan minum untuk tahanan, narapidana dan pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Sementara, pemasukan dari santri sebesar Rp 350 ribu perbulan tidak bisa terlalu diharap. Pasalnya, lebih dari 90 persen santri tidak sanggup membayar.

"Para santri, dengan uang Rp 350 ribu itu hanya untuk membayar biaya makannya perbulan. Mereka berasal dari latar belakang orang yang tak berada. Bahkan dari anak yatim, miskin, dan dari keluarga broken home (perceraian). Kami tidak tega memulangkan mereka. Sebab, prinsip kami, Pondok Pesantren adalah bengkelnya manusia. Mereka tidak akan kami pulangkan jika masih dalam keadaan rusak. Kami dan para santri memiliki keyakinan, akan selalu ada jalan keluar terhadap setiap permasalahan. Tapi jalan keluarnya bukan mundur atau berbalik arah. Alhamdulillah, sekarang ada pihak Yayasan Darianis Yatim yang mau membantu. Kami merasakan memiliki orang tua lagi," ungkapnya.

Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo
Pimpinan Pondok Pesantren Darut Thalib

Keluarga Thalib Bu'ulolo, merupakan keluarga asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Nama Thalib, merupakan nama kakek Boby Gustiadi saat memutuskan menjadi mualaf setelah menikah dengan Nur Halimah, warga asal Sawah Sudut, Selayo, Kabupaten Solok. Sementara, Bu'ulolo, merujuk pada marga/suku keluarganya.

Pada 2017 lalu, sang Ayah, Suardi Bu'ulolo dan ibunya Witri Anita dan Boby Gustiadi berencana menunaikan ibadah umrah bersama. Saat itu, sang ayah baru pensiun sebagai pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Namun, rencana umrah ini urung dilakukan dan menetapkan hati mendirikan pesantren. Konsepnya, pesantren yang terjangkau masyarakat kelas bawah. Padahal, dengan kondisi perekonomian keluarga yang cukup baik dengan bisnis keluarga yang berjalan lancar, Boby dan keluarganya memilih jalan pengabdian ke masyarakat. Hal itu menurutnya adalah panggilan hati dan wujud rasa syukur. Hal ini turut didukung sang istri, Dewi Septina dan dua anaknya, Mahya dan Khadijah.

Kamar mandi Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Di tahun pertama, tahun 2017, Ponpes Darut Thalib hanya menerima 7 orang santri dan semua aktivitas pembelajaran dilakukan di rumah yang kini berada di samping kanan gedung. Di tahun kedua, 2018, seiring pembangunan gedung baru, jumlah santri baru meningkat menjadi 33 orang. Di tahun 2019 lalu, jumlah santri baru kembali melonjak menjadi 108 orang. Kondisi ini, beriring dengan penambahan jumlah guru. Saat ini jumlah guru yang mengabdi di Ponpes sebanyak 21 orang. Mereka umumnya bekerja paruh waktu atau juga mengajar di tempat lain. Istilah "pengabdian" benar-benar terbukti bagi para guru disini. Sebab, mereka hanya mendapatkan gaji antara Rp 300 ribu, hingga paling tinggi Rp 1,2 juta. Padahal, kualifikasi mereka adalah sarjana (S1) dan magister (S2), serta alumnus Ponpes dari Pulau Jawa.

"Saat ini, sebelum masuk tahun ajaran baru, sudah ada sekitar 50 santri baru yang mendaftar. Padahal, kami tidak pernah membuat brosur atau pengumuman. Para calon santri yang mendaftar, umumnya beralasan melihat perubahan dari para santri kami saat pulang kampung. Juga dari guru-guru disini, yang bekerja ikhlas, meski hanya menerima pemasukan yang ala kadarnya," ujar Boby.

Bagian samping kanan Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sementara itu, Rusdi Saleh mengharapkan Boby dan keluarganya, serta majelis guru di Ponpes Darut Thalib, senantiasa menetapkan hati dan meluruskan niat membangun pendidikan agama. Rusdi Saleh juga mengharapkan Ponpes Darut Thalib berkembang pesat, sesuai niat awal pendirian. Kemudian, menjadi pesantren modern yang mandiri dengan berbagai unit usaha.

"Komitmen Yayasan Darianis Yatim bertemu dengan komitmen Ponpes Darut Thalib. Kita siap mencarikan solusi terkait kendala dan permasalahan yang terjadi. Kita harapkan Ponpes Darut Thalib menggunakan manajemen yang jelas. Sampaikan seluruh permasalahan yang ada dan mohon terima kami sebagai keluarga di Ponpes ini," harapnya.

Maket bangunan baru Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh mengungkapkan, Yayasan Darianis Yatim selain membangun sarana ibadah seperti masjid, juga melakukan sejumlah kegiatan sosial lain di Sumatera Barat. Di antaranya bedah rumah masyarakat miskin, membantu pendidikan dari tingkat SD, SLTP, SLTA, hingga perguruan tinggi. Bahkan, saat ini, ada 4 mahasiswa yang dibantu biaya pendidikannya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

"Pak Yenon Osra hanya berharap, kiprah dan kegiatan Darianis Yatim hendaknya di-support oleh semua elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Di Kota Solok misalnya, bisa menjadi kota yang berakhlakul karimah. Salah satunya, menjadikan masjid-masjid sebagai pusat tahfidz Alquran. Sehingga, bisa menjadi daerah yang diberkahi. Demikian juga untuk daerah-daerah lainnya. Sehingga, pemahaman agama bagi generasi penerus ini bisa semakin kuat. Darianis Yatim selalu berusaha menjaga komitmen untuk syiar Islam di Sumbar," harapnya.

Mushalla Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh juga menuturkan, Yayasan Darianis Yatim merupakan sebuah yayasan yang dibentuk oleh perantau asal Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Yenon Orsa. Menurut Rusdi Saleh, yayasan yang berdiri pada tahun 2012 tersebut, bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan pendidikan.

"Tujuan utama, adalah untuk meningkatkan pemahaman agama dan keimanan. Serta mencegah dampak negatif, seperti kenakalan remaja dan penyalahgunaan Narkoba. Perlu diingat, konsep Yayasan Darianis Yatim, memberi dan berbagi, bukan untuk dipuji, tapi untuk berempati dan merasakan apa yang dirasakan orang lain," ujarnya.

Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Yenon Orsa merupakan tokoh perantau asal Nagari Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Yenon Osra sukses dalam bidang pendidikan dan Teknologi Informatika (TI). Melalui Yayasan Darianis Yatim, Yenon Orsa selama dikenal sebagai orang yang banyak membantu biaya pendidikan siswa miskin berprestasi, membangun dan memugar masjid dan mushalla, serta membangun sarana di bidang pendidikan.

Kepercayaan Yenon Orsa ke Rusdi Saleh berawal dari adik kandungnya, Yenna Roseva Boer, yang satu kelas dengan Rusdi Saleh di SMAN 1 Kota Solok. Dari berbagai pertemuan dan kegiatan, Yenon Orsa akhirnya tertarik dengan komitmen dan kejujuran Rusdi Saleh. Hingga akhirnya, Rusdi Saleh menjadi decission maker (pengambil keputusan) di Yayasan Darianis Yatim untuk mengelola seluruh proyek pembangunan masjid, pemberian beasiswa, hingga bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Sumbar. (rijal islamy)

Selasa, 25 Februari 2020

Hendra-Mahyuzil Penuhi Syarat Calon Independen di Kabupaten Solok

SOLOK - Kerja keras Komisioner KPU Kabupaten Solok terkait pengecekan blanko dukungan yang berlangsung selama dua hari. Akhirnya, Senin (24/2/2020) menetapkan pasangan Hendra Saputra SH, M.Si - Mahyuzil Rahmat, S.Ag yang disingkat RAMAH (HendRA–MAHyuzil), memenuhi syarat dukungan sebagai calon peserta yang maju dari jalur perseorangan pada Pilkada Kabupaten Solok 2020.

Penetapan itu ditandai dengan penyerahan "Berita Acara" hasil pengecekan pemenuhan jumlah dukungan dan sebaran dukungan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Solok.

Ketua Dewan Relawan RAMAH, Sukhrawardi kepada awak media menyebutkan, penyerahan berita acara hasil pengecekan pemenuhan jumlah dukungan dan sebaran dukungan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Solok 2020.

"Alhamdulillah, dinyatakan lolos dan memenuhi syarat. Insya Allah, kita lanjutkan perjuangan ini di tahap berikutnya, Mohon doa," utur Sukhrawardi yang dikenal dengan kepribadian terbuka dan sangat ramah.

Anggota KPU Kabupaten Solok, Defil,  menyebutkan pihaknya telah menetapkan pasangan RAMAH telah memenuhi syarat jumlah dukungan sebanyak  24 ribu lebih e-KTP, dari syarat minimal 23.962 e-KTP. 

"Pengecekan dan penghitungan, kami lakukan selama dua hari," ujarnya.

Untuk proses selanjutnya, kata Defil, KPU akan melakukan verifikasi administrasi selama 1 (satu) bulan. Sedangkan untuk verifikasi faktual, akan berlangsung selama 21 hari.

"Syarat minimal dukungan hanya 23. 962 e-KTP. Sedangkan dari hasil hitungan kami, jumlah dukungan pasangan RAMAH berada di atas angka 24 ribu lebih e-KTP," kata Defil.

Seperti halnya pada Jumat kemarin (21/2/2020). Defil menuturkan bahwa pasangan Hendra-Mahyuzil telah menyerahkan syarat dukungan ke KPU sebagai pasangan calon yang maju dari jalur perseorangan.

Terpisah, pengamat politik Kabupaten Solok, Hemdrius AS, menyebutkan keputusan Hendra-Mahyuzil maju dari jalur independen, tentunya pasangan itu sepenuhnya menjadi milik rakyat.

"Dengan adanya kandidat nan maju dari jalur perseorangan, maka pemilih punya alternatif pilihan yang lebih tepat," terangnya.

Menurut Hendrius, calon independen akan dapat melebarkan laju gerakan masyarakat secara lebih luas. Artinya, ia bisa lebih merdeka mengambil keputusan dalam memenuhi kepentingan rakyat. Menurut Hendrius, bukti dukungan akan menjadi salah satu referensi yang efektif untuk menganalisa potensi suara.

"Karena hal ini merupakan salah satu referensi, tentunya akan efektif pula untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan strategi meng-update kantong kantong suara. Data bukti dukungan rakyat itu. Insya Allah, akan menjadi medium untuk bertahan atau berada di puncak kemenangan, ujar Hendrius AS. (IN-001)

Selasa, 11 Februari 2020

Sejarah Baru, Zulkifli Hasan Pimpin PAN Dua Periode

KENDARI - Zulkifli Hasan menorehkan sejarah baru di Partai Amanat Nasional (PAN). Untuk kedua kalinya, Zulkifli Hasan terpilih menjadi nakhoda partai berlambang matahari.

Terpilihnya pria yang akrab disapa Zulhas itu setelah pemungutan dan penghitungan suara yang dilakukan di Kongres PAN V di Kendari. Zulhas memperoleh suara terbanyak dan didapuk menjadi Ketua Umum PAN terpilih periode 2020-2025.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (11/2/2020), suara untuk Caketum PAN Mulfachri Harahap memimpin sejak awal perhitungan. Namun masuk pertengahan, suara untuk Zulkifli Hasan terus bertambah dan menyalip.

Penghitungan suara dilakukan menggunakan metode manual dan digital. Ada tiga layar projektor yang digunakan untuk menampilkan mulai dari proses hingga hasil perhitungan suara.

Tampak pendukung masing-masing Caketum terus memantau jalannya perhitungan suara. Mendekati detik-detik akhir perhitungan suara, massa Zulkifli Hasan mulai bersorak dan meluapkan kegembiraan.

Berdasarkan perhitungan, Zulkifli Hasan memperoleh 331 suara. Sementara Mulfachri Harahab dengan 225 suara dan Drajad Wibowo 6 suara. Sementara yang tidak sah ada 3 suara.



Sejarah Baru

Menilik sejarah PAN sejak berdiri tahun 1998, tak ada ketua umum yang bisa menjabat dua periode.

Amien Rais mendirikan PAN dan terpilih menjadi ketua umum pada Kongres I tahun 1998. Dia lengser dari pucuk pimpinan PAN di Kongres tahun 2005. Dia digantikan Soetrisno Bachir, pengusaha asal Jawa Tengah yang didukungnya.

Hatta Rajasa menjadi ketua umum 2010-2015 di Kongres PAN III. Terakhir di Kongres IV PAN di Bali tahun 2015, Zulkifli Hasan yang mendapat dukungan Amien Rais unggul tipis 6 suara dari Hatta Rajasa.

Amien saat itu beralasan, ingin mentradisikan ketua umum PAN cukup satu periode seperti yang telah dia contohkan. (*/IN-001)

Sumber: Liputan6.com

Kamis, 06 Februari 2020

Kreatif, MTsN 3 Solok Gelar Try Out UN Berbasis Android

SOLOK - Perkembangan teknologi dekade ini berjalan dengan sangat pesatnya. Kemajuan teknologi ini juga merambah dunia pendidikan dengan digelarnya UNBK yang telah berjalan tiga tahun belakangan. Siswa dan guru dituntut untuk melek teknologi, meskipun berada jauh di pusat kota yang notabene memiliki layanan internet yang mudah untuk diakses oleh semua pengguna teknologi berbasis internet.

Tahun ini, sekolah dan madrasah mulai menggelar ujian Try out, Ujian Akhir Madrasah (UAM) tingkat Nasional serta Ujian akhir Sekolah dengan menggunakan komputer. Di awal Februari ini serangkaian ujian Try out pun dimulai.

MTsN 3 Solok pada Rabu (4/2/2020) ikut melaksanakan try out mata pelajaran UN berbasis Android. Ujian yang dimulai dengan memberikan simulasi Try out  pada Senin (3/2/2020) dengan menggunakan laptop. Sehingga siswa tidak merasa bingung atau gagap ketika berhadapan dengan ujian Try out yabg serentak digelar disemua MTs se-Sumbar mulai Rabu sampai Sabtu depan.

Seluruh siswa MTsN 3 Solok kelas IX yang berjumlah 222 orang dibagi menjadi 3 shift. Masing masing shift diberikan waktu selama dua jam. Lokasi MTsN 3 Solok yang berada jauh dari keramaian kota, yang kadang-kadang mengalami gangguan jaringan internet untuk try out online ini, tidak memyurutkan semangat siswa dan guru.

Madrasah kebanggaan Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, yang merupakan madrasah dengan siswa terbanyak di Kabupaten Solok ini mendapatkan dukungan positif dari komite dan semua walimurid kelas IX. Seluruh elemen madrasah berharap, dengan perkembangan teknologi, tidak membuat putra putri mereka tidak gagap teknologi. Sekaligus menjadikan kemajuan teknologi sebagai salah satu media pembelajaran yang memberikan efek positif terhadap perkembangan wawasan dan pengetahuan mereka.

Try Out yang dilaksanakan di ruang kelas ini dengan mata uji Bahasa Indonesia tetap dengan pengawasan guru dan Proktor selaku penanggung jawab program dan aplikasi.

Proktor MTsN 3 Solok, Ahmad Fauzi mengatakan bahwa pelaksanaan ujian berbasis android ini dalam rangka memperkaya khazanah siswa, sekaligus memvariasikan kemampuan teknologi siswa dalam mengikuti ujian.

"Selain try out dengan android, madrasah juga melaksanakan try out berbasis komputer. Kita berharap dengan adanya try out ini siswa lebih siap menghadapi ujian nasional," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala MTsN 3 Solok Kamsuir, S.Pd.I, menyatakan sangat mengapresiasi kreativitas guru-guru dalam memotivasi siswa menghadapi ujian nasional.

"Kita berusaha mengenalkan kepada siswa bagaimana memanfaatkan smartphone dengan pintar dan mengambil sisi positif dari pesatnya perkembangan teknologi. Sehingga ketika adanya pelaksanaan try out berbasis android ini siswa dengan cepat memahami dan melaksanakannya sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya.

Kamsuir juga menyebutkan, meski telah melaksanakan try out berbasis android ini, pihak madrasah tetap memberikan kemudahan dan fasilitas bagi siswa peserta ujian, jika saat pelaksanaan siswa tidak memiliki smartphone.

"Harapan kita bersama dengan ikutnya kita berpacu mengiringi perkembangan teknologi disemua lini. Terutama di sekolah dan madrasah akan mampu mewujudkan cita cita pendidikan generasi Indonesia dan mewujudkan madrasah hebat bermartabat dalam hal teknologi khususnya," pungkasnya. (IN-001)

Selasa, 04 Februari 2020

Langka, Tiga Legislator dan Lima Mantan DPRD Bersilaturahim dengan Masyarakat di Griya Ampang Kualo

SOLOK - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solok menggelar silaturahim dan ramah tamah dengan warga RT01/RW05, Griya Ampang Kualo, Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Senin malam (3/2/2020). Rombongan dipimpin langsung Ketua DPRD Yutris Can, bersama Anggota DPRD dari Fraksi Golkar Ramadhani Kirana Putra dan Anggota DPRD dari Fraksi PAN Rusdi Saleh.

Istimewanya, silaturahim itu, juga dihadiri oleh lima orang mantan Anggota DPRD Kota Solok. Yakni Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2014-2019 Irman Yefri Adang, SH, MH, Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari Partai Demokrat periode 2004-2009 dan 2009-2014 Zulfadhli, S.Kom, MM, Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Demokrat periode 2004-2009 Antri Sopen, dan Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) periode 2014-2019 H. Dalius dan Yosri Martin.

Angggota DPRD Kota Solok Rusdi Saleh (kanan) menyerahkan bantuan untuk Pos Ronda kepada Ketua Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Zulfadhli, S.Kom, MM, Senin malam (3/2/2020).


Rombongan disambut oleh tokoh masyarakat, ketua RT, RW, pemuda dan masyarakat di kompleks Griya Ampang Kualo, termasuk penghuni kompleks Direktur Utama PDAM Kota Solok, Rabbiluski.

Ketua Kompleks Griya Ampang Kualo, Zulfadhli, S.Kom, MM, menyatakan kegiatan ini merupakan ukhuwah Islamiyah antara legislatif dan masyarakat. Hal ini merupakan buah dari kekompakan seluruh penghuni kompleks. Menurutnya, setelah pos ronda diresmikan, yang merupakan salah satu wadah tempat berkumpul dan bersosialisasi.

"Banyak hal yang perlu disampaikan. Pertemuan yang sangat unik karena dihadiri oleh Ketua DPRD, Anggota DPRD dan para mantan Anggota DPRD Kota Solok. Kita berharap, pertemuan ini akan semakin meningkatkan komitmen masyarakat dan para legislator untuk mengabdi ke Kota Solok. Khususnya di Kompleks Griya Ampang Kualo," ujarnya.

Angggota DPRD Kota Solok Rusdi Saleh memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, mengapresiasi penerimaan masyarakat di Kawasan Griya Ampang Kualo yang disebutnya sangat luar biasa. Menurutnya, silaturahmi akan memperluas sudut pandang. Sehingga, integritas, komitmen dan konsistensi seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan, akan membawa perubahan yang lebih baik ke depannya.

"Sejak awal dilantik, integritas, komitmen dan konsistensi kita ke masyarakat sudah sangat jelas. Saat ini, kami adalah perwakilan seluruh masyarakat Kota Solok. Tidak lagi memandang daerah pemilihan. Jika diminta masyarakat, kita tidak lagi bicara tentang kepentingan, tapi sudah merupakan kewajiban. Apapun keluhan masyarakat, harus siap diperjuangkan," ungkapnya.

Angggota DPRD Kota Solok Ramadhani Kirana Putra, SE, MM, memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Golkar, Ramadhani Kirana Putra, SE, MM, menyatakan DPRD saat ini adalah tempat dan servernya segala permasalahan masyarakat. Karena merupakan penyambung aspirasi masyarakat. Seperti persalahan-permasalahan utama di masyarakat, seperti pendidikan, akses kesehatan, pembangunan, dan segala kebutuhan masyarakat lainnya.

"Kami merasakan bahwa peran DPRD belum maksimal, salah satunya, karena legislatif bukan eksekutor. Misalnya dalam legislasi, kewenangan DPRD hanya sampai Perda. Karena itu kami sangat butuh masukan dari seluruh elemen masyarakat. Saat ini, kami banyak mendapat informasi dan laporan bahwa masyarakat belum mendapatkan hak-haknya m secara utuh. Seperti hak untuk kesehatan, pendidikan, hak hidup yang layak, dan hak-hak lain. Karena itu, butuh pemimpin yang bisa memperlakukan seluruh masyarakat, wilayah, daerah dan elemen lainnya dengan adil," ungkapnya.

Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok Irman Yefri Adang, SH, MH, memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok Irman Yefri Adang, menyatakan kunjungan langsung ke masyarakat merupakan cara untuk menyampaikan niat baik berbakti ke daerah. Irman menegaskan dirinya bersiap maju dan mendampingi Yutris Can dalam kontestasi Pilkada Kota Solok 23 September nanti. Dengan pengalaman selama 10 tahun di legislatif DPRD Kota Solok, Adang mengaku siap melanjutkan pengabdian di ranah eksekutif.

"Masa 10 tahun di legislatif, kami menyadari bahwa masyarakat Kota Solok butuh perubahan ke arah yang lebih baik. Butuh lompatan-lompatan ke depan, tidak cukup hanya berjalan gontai. Butuh terobosan-terobosan terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan integritas, komitmen dan konsistensi, kita yakin masyarakat Kota Solok bakal maju. Tentu dengan memberikan regulasi dan peluang seluas-luasnya untuk masyarakat. Sehingga masyarakat bisa kreatif dan penuh inovasi," tegasnya.

Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, SE, memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah dengan masyarakat di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, SE, memuji RT dan penghuni kompleks, yang selalu siap. Yutris Can juga memuji berbagai kinerja dan para mantan Anggota DPRD Kota Solok. Menurut Boris, para mantan Anggota DPRD Kota Solok tersebut, telah meletakkan dasar pembangunan masa depan untuk Kota Solok.

"Para senior-senior kami ini, telah meletakkan pondasi penting bagi Kota Solok saat ini. Berbagai inovasi yang sangat luar biasa, telah beliau-beliau titipkan kepada kami Anggota DPRD Kota Solok saat ini. Seiring dengan hal itu, semangat rekan-rekan DPRD, senantiasa berbuat untuk menjawab kebutuhan. Kompleks ini, penuh dengan tokoh-tokoh Kota Solok. Seluruhnya, saya yakin memiliki kepentingan untuk membangun daerahm Meski tidak lagi menjadi anggota DPRD, pengabdian tidak berhenti," ujarnya.

Yutris Can juga menegaskan agar Pilkada Kota Solok, yang akan berlangsung pada 23 September 2020 nanti, tidak membuat masyarakat terpecah belah. Boris mengingatkan, bahwa seluruh bakal calon yang saat ini mengapung di bursa Pilkada, merupakan saudara dan keluarga besar di Kota Solok.

"Mari kita nikmati proses ini, tanpa menjadikan kita terpecah-belah dan terkotak-kotak. Sebab, seluruh calon yang muncul saat ini, sama-sama adalah saudara dan keluarga kita. Semuanya sama-sama memiliki itikad dan niat baik membangun Kota Solok. Pilih lah calon yang mengerti kebutuhan dan oermasalhaan yang dihadapi masyarakat. Yakni calon yang siap dengan solusi. Karena masyarakat Kota Solok sudah cerdas dalam menentukan pilihan," ungkapnya.

Masyarakat menyampaikan pertanyaan saat silaturahim dan ramah-tamah dengan Anggota DPRD Kota Solok di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Ramah Tamah

Dalam sesi ramah-tamah, masyarakat mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Salah seorang oenghuni Griya Ampang Kualo, Retno, mengatakan warga saat ini mengeluhkan jalan dari kompleks ke arah rumah dinas Walikota masih becek dan tiang lampu penerangan belum ada. Sejumlah pemuda, juga meminta Anggota DPRD untuk memaksimalkan fungsi pos ronda dan melengkapinya dengan berbagai fasilitas, seperti keramik dan loteng pos ronda.

"Ini merupakan catatan khusus bagi kami, karena merupakan kepentingan masyarakat banyak. Terkait penerangan kita akan sampaikan ke dinas terkait dan ke pihak PLN. Terkait akses jalan yang masih belum dilakukan pengerasan, kita akan perjuangkan di APBD Perubahan 2020, karena APBD 2020 saat ini sedang berjalan," ujarnya.

Masyarakat menyampaikan pertanyaan saat silaturahim dan ramah-tamah dengan Anggota DPRD Kota Solok di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Sementara, dari kalangan tokoh agama, meminta para Anggota DPRD Kota Solok untuk meninjau ulang kebijakan pemotongan honor untuk guru mengaji di MDA, yang saat ini jumlahnya sangat kecil dan penerimaannya pun sekali tiga bulan. Pertanyaan ini, langsung dijawab Anggota DPRD, Rusdi Saleh. Menurutnya, hal itu seharusnya menjadi salah satu fokus bagi Kota Solok dengan jargon Kota Beras Serambi Madinah.

"Kebetulan sekali, saya sebelum menjadi Anggota DPRD Kota Solok, adalah aktivis sosial. Saya saat ini diberikan amanah oleh Yayasan Darianis Yatim, milik Pak Yenon Orsa, yang fokus pada pembangunan sarana ibadah dan membantu kegiatan-kegiatan keagamaan dan pendidikan di Sumbar. Sejumlah masjid yang sudah dan sedang dibangun oleh Yayasan Darianis Yatim di Kota Solok seperti masjid di Asrama 12, masjid di SMPN 3, masjid di SMPN 1, masjid di RSU M Natsir, dan masjid-masjid lainnya, yang saat ini jumlahnya sudah 20 masjid di Kota Solok dan Kabupaten Solok. Karena itu, permasalahan biaya guru mengaji di MDA di kompleks Griya Ampang Kualo ini, akan kami jadikan prioritas. Nanti akan kami huhungi MDA dan mushalla tersebut," ujar Rusdi Saleh yang disambut tepuk tangan masyarakat. (IN-001)

Rabu, 15 Januari 2020

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Ditangkap Polisi

PURWOREJO - Sempat viral di media sosial, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat akhirnya digulung oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Tengah. Sang raja, Totok Santosa dan permaisuri Fanni Aminadia kini telah diamankan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Argo Yuwono menyampaikan, kedua pelaku diamankan pada pukul 18.00 WIB sore tadi.

"Mereka terancam melanggar Pasal 14 UU 1/1946 tentang peraturan hukum pidana," kata Argo kepada wartawan, Selasa, 14 Januari 2020.



Dalam Pasal 14 UU No 1/1946 menyebut, barang siapa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat di hukum maksimal 10 tahun dan atau Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Polisi juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang saksi yang merupakan warga Desa Pogung, Purworejo, Jawa Tengah. Bersama kedua pelaku, polisi juga mengamankan sebagai barang bukti berupa KTP, dokumen palsu yang dicetak oleh pelaku untuk perekrutan anggota Keraton Agung Sejagat.

Sebelumnya, keberadaan Keraton Agung Sejagat sempat menggemparkan media sosial tanah air. Keberadaan keraton tersebut, ditandai dengan bangunan semacam pendopo yang belum selesai pembangunannya. Di sebelah utara pendopo, ada sebuah sendang (kolam) yang keberadaannya sangat disakralkan.



Pada lokasi tersebut, juga ada sebuah batu prasasti bertuliskan huruf Jawa, dimana pada bagian kiri prasasti ada tanda dua telapak kaki, dan di bagian kanan ada semacam simbol. Prasasti ini disebut dengan Prasasti I Bumi Mataram.

Keraton Agung Sejagat, dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Fanni Aminadia.

Sinuhun Totok mengklaim punya pengikut saat ini mencapai sekitar 450 orang dan punya tugas untuk meneruskan Kerajaan Majapahit yang runtuh pada 1518, sekitar 500 tahun yang lalu.



Sementara itu, Penasihat Keraton Agung Sejagat yang menyatakan bernama Resi Joyodiningrat menegaskan pihaknya bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat. Namun, ia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.

Joyodiningrat mengklaim bahwa perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan Dyah Ranawijaya sebagai penguasa Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka tahun 1518.



Dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat yang mengontrol dunia setelah Perang Dunia II dan kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra. (*/IN-001)

Minggu, 12 Januari 2020

Spesial, Malam Hiburan di Taruko Dihadiri Enam Anggota DPRD Kota Solok


SOLOK - Malam hiburan di Kawasan Taruko, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, berlangsung spesial. Meski hanya merupakan satu kawasan di Kelurahan Simpang Rumbio, malam hiburan itu, dihadiri enam anggota DPRD Kota Solok. Sebanyak lima anggota dewan dari daerah pemilihan (Dapil) Lubuk Sikarah, dan satu anggota DPRD dari Dapil Tanjung Harapan. Bahkan Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, hadir langsung di acara yang berlangsung di kawasan sebelah timur Kota Solok tersebut. Di samping itu, mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok, Irman Yefri Adang dan dua mantan Anggota DPRD Kota Solok juga hadir.

Sebnyak lima Anggota DPRD Kota Solok dari Dapil Lubuk Sikarah yang hadir adalah Rusdi Saleh dari Partai Amanat Nasional (PAN), Andi Eka Putra dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Deni Nofri dari Partai Demokrat, Wazadly dari Partai Bulan Bintang (PBB), dan Yutris Can dari Partai Golkar. Nasril In Dt Malintang Sutan dari Partai Golkar, yang juga merupakan "sumando" warga Taruko, juga menyempatkan diri hadir. Selain itu, mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari PAN dan dua mantan Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yakni Dalius dan Yosri Martin juga ikut menyemarakkan malam hiburan tersebut.

Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can (kanan) menerima persembahan "Apik Ayam" dari Masyarakat Taruko, Kelurahan Simpang Rumbio, Kota Solok, saat malam hiburan di kawasan itu, Sabtu Malam (11/1/2020).


Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can yang didaulat menyampaikan kata sambutan, menyatakan dirinya bersama seluruh Anggota DPRD Kota Solok akan senantiasa menampung seluruh aspirasi masyarakat Kota Solok. Menurut Boris (sapaan Yutris Can), selama ini masyarakat Taruko telah mampu ikut serta dalam pembangunan di Kota Solok. Hal itu menurutnya harus dipertahankan dan ditingkatkan. Sehingga, aspirasi dan persoalan yang ada di masyarakat, khususnya di Kawasan Taruko, bisa dicarikan solusi.

"Masyarakat merupakan elemen terpenting dalam pembangunan. Karena itu, mari kita saling menjaga, saling menghormati dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan Kota Solok. Sehingga, keberadaan pemerintah dan DPRD mampu menjawab berbagai persoalan di masyarakat," ujarnya.


Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can (kanan) dan Anggota DPRD Kota Solok dari PAN, Rusdi Saleh (kiri) pada malam hiburan di Kelurahan Simpang Rumbio, Kota Solok, Sabtu Malam (11/1/2020). 


Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok, Irman Yefri Adang menyatakan agar masyarakat Taruko, bisa menyampaikan aspirasinya ke anggota DPRD Kota Solok, dengan berbagai cara. Yakni melalui jalur formal dari RT, RW, Lurah, maupun camat, serta bisa dengan jalur "non formal", ke pribadi masing-masing Anggota DPRD.

"Kuncinya adalah silaturahmi. Karena silaturahmi memperpanjang umur dan memberi keberkahan. Dengan menyampaikan aspirasi ke legislatif, maka akan disikapi DPRD. Salah satunya melalui pokok-pokok pikiran anggota DPRD Kota Solok. Hal itu bisa dilakukan dengan secara formal, maupun non formal ke masing-masing anggota dewan," ujarnya.

Anggota DPRD Kota Solok dari PAN, Rusdi Saleh (tengah) menerima persembahan "Apik Ayam" dari Masyarakat Taruko, Kelurahan Simpang Rumbio, Kota Solok, saat malam hiburan di kawasan itu, Sabtu Malam (11/1/2020).


Senada dengan Irman Yefri Adang, Anggota DPRD Kota Solok dari PAN, Rusdi Saleh, menyatakan bahwa silaturahmi akan memperluas sudut pandang. Sehingga pengabdian akan semakin luas dan bisa berarti lebih luas bagi masyarakat.

"Sejak dilantik dan diberikan amanah sebagai anggota dewan, seluruh Anggota DPRD Kota Solok telah meneguhkan integritas dan komitmen, serta konsisten dengan pengabdian ke msyarakat. Kantor DPRD Kota Solok maupun saluran pribadi Anggota dewan, selalu terbuka," tegasnya. (IN-001)

Kamis, 09 Januari 2020

Di Atas Pesawat, KPK Tangkap Komisioner KPU Pusat

JAKARTA - Usai melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Sidoarjo, Saifullah, beberapa hari lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penngkapan terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) berinisial WS yang diduga sebagai Wahyu Setiawan, Rabu (8/1/2020). WS ditangkap di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang saat berada di atas pesawat Batik Air, jelang keberangkatan ke Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Babel.

Corporate Communications Strategic Lion Air Groups, Danang Mandala Prihantoro, membenarkan WS berada dalam penerbangan Batik Air.

"Benar, ada di penerbangan ID-6826 rute Soekarno-Hatta ke Tanjung Pandan," kata Danang, Kamis (8/12020).

WS ditangkap saat sudah duduk di pesawat. Dia diminta turun dari pesawat dan dibawa ke Markas Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta. Menurut seorang sumber penegak hukum OTT ini terkait pergantian anggota DPR.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan ada beberapa orang yang ditangkap dalam OTT ini termasuk seorang komisioner berinisial WS.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman tiba di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pukul 19.15 WIB pada Rabu (8/2020). Arief datang bersama komisioner KPU yaitu Ilham Saputra, Hasyim Asy'ari, dan Pramono Ubaid.

Kedatangan keempat komisioner ini menyusul adanya informasi bahwa KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap salah satu pimpinan KPU pada Rabu, 8 Januari 2020.

Komisioner KPU Ilham Saputra menolak berkomentar soal OTT ini. Ketika ditanya soal apakah yang ditangkap Wahyu Setiawan, Ilham menjawab singkat.

"Tunggu keterangan resmi KPK," kata Ilham.

Pimpinan KPK memberi sejumlah konfirmasi mengenai OTT itu.

"Iya, Komisioner KPU Pusat," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar ketika dikonfirmasi. (*/IN-001)

Rabu, 08 Januari 2020

Penyebar Larangan Natal di Dharmasraya, Sumbar Ditangkap, SETARA Institute: Ini Tindakan Kriminalisasi!

SETARA Institute menilai penangkapan terhadap aktivis Sudarto terkait isu pelarangan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, merupakan upaya kriminalisasi.

JAKARTA - Penangkapan terhadap aktivis, Sudarto, terkait isu pelarangan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, oleh aparat kepolisian dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Barat pada Selasa siang, 7 Januari 2020, menuai kritikan dari SETARA Institute. Menurut SETARA Institute, hal itu merupakan upaya kriminalisasi. Sudarto ditetapkan menjadi tersangka atas dan dugaan menyebarkan informasi yang memicu rasa kebencian dan menimbulkan permusuhan SARA.

"SETARA Institute mengutuk kriminalisasi yang dilakukan oleh Polda Sumatera Barat atas Sudarto. Tindakan kriminalisasi tersebut, nyata-nyata menunjukkan arogansi kepolisian dalam menggunakan kewenangan polisionalnya untuk membungkam kritik dan pembelaan atas kelompok minoritas," ujar Wakil Ketua SETARA Institute, Bonar Tigor Naipospos lewat keterangan tertulis pada Selasa malam, 7 Januari 2020, seperti dikutip dari tempo.co.

Kasus Sudarto bermula dari laporan yang disampaikan Ketua Pemuda Jorong Kampung Baru, Nagari Sikabau, Harry Permana kepada polisi pada 29 Desember 2019. Harry menuding Sudarto menyebarkan informasi perihal larangan perayaan Natal melalui akun Facebook yang berpotensi menyesatkan atau bohong. Status tersebut dimuat pada 14-15 Desember 2019.

Menurut pelapor, Nagari Sikabau tidak melarang ibadah Natal. Pelapor menyampaikan bahwa yang benar adalah wali nagari hanya melarang jemaah dari luar Nagari Sikabau untuk datang dan ikut melaksanakan ibadah Natal.

Bonar mengatakan polisi mestinya lebih objektif melihat fakta restriksi terhadap hak-hak minoritas di Sumatera Barat seperti yang selama ini disuarakan oleh Sudarto. Ia aktif melakukan advokasi terhadap kepentingan kelompok-kelompok minoritas di Sumatera Barat.

Dalam pandangan Setara Institute, ujar Bonar, kriminalisasi atas Sudarto merupakan serangan secara terbuka terhadap pembela hak-hak konstitusional kelompok minoritas untuk beragama dan beribadah secara merdeka, sebagaimana dijamin oleh Pasal 29 Ayat 2 dan Pasal 28E Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Advokasi dan pembelaan yang dilakukan oleh Sudarto terhadap kaum minoritas, kata Bonar, semestinya mendapat dukungan dari aparatur pemerintah. Tindakan Polda Sumbar yang menangkap Sudarto menjadi paradoks dengan spirit toleransi dan kebhinekaan.

"Tindakan kepolisian memberikan enabling environment bagi intoleransi terhadap kelompok minoritas dan konservatisme keagamaan di tengah menguatnya mayoritarianisme," ujar Bonar.

Untuk itu, Setara Institute mendesak Kapolri Jenderal Idham Aziz, untuk mengambil langkah yang memadai untuk melindungi pembela hak-hak konstitusional kelompok minoritas seperti Sudarto. "Pembebasan Sudarto merupakan langkah strategis untuk menunjukkan keberpihakan kepolisian terhadap pemajuan toleransi dan kebebasan beragama dan beribadah sebagaimana dijamin oleh UUD NRI 1945," ujarnya.

Sebelumnya, Sudarto, aktivis penyebar isu larangan perayaan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) ditangkap polisi. Penangkapan tersebut dilakukan oleh aparat Direktorat Krimsus Polda Sumbar.

Sudarto yang merupakan manager program Pusaka Foundation itu ditangkap di kediamannya, Jalan Veteran, Purus, Padang Barat, Kota Padang, Selasa (7/1), pukul 13.30 WIB.

"Penangkapannya dilakukan hari ini, pukul 13.00. Dari penangkapan itu kami amankan ponsel dan laptop yang diduga digunakan untuk menyebar isu kebencian di medsos," ujar Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto dilansir jawapos.com, Selasa (7/1).

Lebih jauh Stefanus Satake mengatakan, penangkapan atas Sudarto berdasar pada aduan masyarakat di Dharmasraya. Dari laporan masyarakat itu, Sudarto dianggap telah merusak keharmonisan dan kerukunan umat beragama di Sumbar, khususnya Dharmasraya.

Sebelumnya nama Sudarto menjadi sorotan publik. Dia menuding ada larangan natal di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung. Namun, pada kenyataannya tudingan itu tidak terbukti. Umat Nasrani dapat menjalankan ibadah Natal dengan tenang tanpa ada gangguan sedikit pun. Bahkan masyarakat setempat pun memberi perlindungan dan jaminan atas kelancaran beribadah.

Tudingan Sudarto membuat sejumlah pejabat di pemerintahan pun ikut angkat bicara. Seperti Menteri Agama Fachrul Razi, Mendagri Tito Karnavian, Menko Polhukam Mahfud MD. Mereka sempat menyayangkan atas tudingan tersebut.

Di tempat lain, Kapolda Sumbar Irjen Toni Hermanto pun sempat turun langsung ke Dharmasraya beberapa hari menjelang Natal 2019. Dari hasil pemantauan itu Toni Hermanto menyatakan Dharmasraya aman sentosa.

"Natal di Dharmasraya aman. Tidak ada larangan," ujar Toni.

Atas hasil pemantauan tersebut, Toni Hermanto kepada jawapos.com, Kamis (26/12/2019) mengatakan siap memproses pembuat gaduh di Sumbar. Apalagi isu kegaduhan itu merusak kerukunan dan toleransi umat beragama.

"Akan melaksanakan proses hukum terhadap mereka yang menyuarakan hal-hal yang menimbulkan kekawatiran, kecemasan di masyarakat. Apalagi isu yang disampaikan bertentangan dengan fakta di lapangan," ujar Irjen Toni Harmanto, Kamis (26/12). (*/IN-001)

Minggu, 05 Januari 2020

Nama Iriadi Dt Tumanggung Makin Populer, Isu Negatif Terhadapnya juga Makin Gencar Beredar

SOLOK - Pengurus Masjid Raya Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Yonni Abu Dzaki, memberikan testimoni terhadap Bakal Calon Bupati Solok, Iriadi Dt Tumanggung. Menurut Yonni, dalam testimoni di sebuah grup facebook, ada yang bertanya sambil bergurau kepadanya terhadap kontribusi Iriadi Dt Tumanggung ke Nagari Selayo. Yonni kemudian menjawab dengan jujur dengan mengatakan dirinya tidak tahu persis apa yang telah diperbuat Iriadi untuk Nagari Selayo. Namun, untuk Masjid Raya Selayo, Yonni memaparkan kontribusi Iriadi selama ini.

"Saya tidak kenal beliau dengan baik. Kecuali dari cerita orang di media sosial dan melihat beliau dari jauh. Karena itu, saya tidak tahu apa kontribusi beliau untuk Nagari Selayo. Tapi, kalau ditanya apa kontribusi beliau untuk Masjid Raya Selayo, tentu saya bisa jawab. Selama ini, kontribusi beliau sudah cukup banyak dan sering, bahkan rutin. Contohnya ketika membangun MDTA, beliau mengirim besi dan bahan bangunan lain. Bahkan penyediaan sound system, mulai dari mixer, power speaker dan lain-lainnya," ujarnya.



Yonni juga mengungkapkan, saat pelaksanaan Khatam Alquran, Iriadi selalu membantu. Meski tanpa diajukan proposal, bahkan cukup dengan ditelpon saja. Jumlah bantuan Iriadi menurut Yonni, juga tidak pernah sekadarnya, tapi dengan jumlah yang cukup besar.

"Dari dulu, sebelum ada isu Pilkada, atau wacana dan rencana beliau akan maju di Pilkada Kabupaten Solok, beliau sudah sangat banyak berkontribusi terhadap Masjid Raya Selayo," ungkapnya.

Yonni Abu Dzaki juga menegaskan hal ini diutarakannya untuk meluruskan kesan buruk yang mungkin tanpa sengaja disematkan ke Iriadi Dt Tumanggung, saat berencana maju di Pilkada Kabupaten Solok, September 2020 mendatang.

"Mudah-mudahan, kalau beliau membaca ini, tidak membuatnya jadi ria. Sehingga tidak hilangnya amal saleh beliau. Tetapi ini ditulis hanya untuk meluruskan kesan buruk yang tanpa sengaja disematkan pada beliau," ujarnya.



Kandidat Bupati Solok 2020

Saat ini, Iriadi Dt Tumanggung disebut-sebut sebagai salah satu tokoh rantau asal Kabupaten Solok yang berpeluang besar memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tahun 2020 mendatang. Iriadi mengaku, dirinya terpanggil untuk membangun kampung halamannya, dan berbuat lebih luas lagi di Kabupaten Solok.

"Kabupaten Solok itu kaya akan sumber daya alam pertanian dan pariwisata. Sentuhan pertanian modern dan pariwisata yang dikemas maksimal, akan mampu membuat masyarakat lebih makmur dan sejahtera. Sentuhan dan pengemasan tersebut harus dimulai dan dilakukan oleh sebuah birokrasi yang baik. Yakni berupa regulasi, perencanaan program, dan kebijakan yang pro rakyat," ungkapnya.



Sebelum masuk ke ranah perekonomian, Iriadi Dt Tumanggung menegaskan dirinya bakal terlebih dahulu menata aspek religius. Mengusung visi; "Bersama Membangun Pertanian Modern dan Pariwisata Menuju Solok Maju, Sejahtera dan Religius", Iriadi Dt Tumanggung menegaskan, pembangunan fisik harus juga diiringi dengan pembangunan mental dan spritualitas. Maka itu jika dirinya dipercaya memimpin Solok nantinya akan memprioritaskan keberadaan surau menjadi pusat pendidikan sejak dini dan wahana pembentukan karakter yang berakhlakulkarimah.

"Kita akan canangkan Gerakan Kembali ke Surau yang mengandung pesan pentingnya surau sebagai pusat pembentukan karakter dan pendidikan dini. Maka itu fasilitasnya harus disediakan secara merata dan memadai. Di samping tempat anak-anak mengaji, Surau nantinya akan dilengkapi dengan perpustakaan yang dapat membuka cakrawala masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Sejak dini, generasi muda Solok harus dipersiapkan dengan pengetahuan agama yang memadai. Regenerasi ulama mesti sudah dipikirkan sejak sekarang. Kita cari perguruan tinggi Islam yang berkualitas baik dalam maupun luar negeri untuk menitipkan generasi Solok belajar di sana," tambahnya.



Di bidang perekonomian dan pemberdayaan, Iriadi Dt Tumanggung menginginkan sektor pertanian dan pariwisata menjadi andalan Kabupaten Solok. Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang ini, mengatakan Kabupaten Solok kaya akan sumber daya alam sehingga pemanfaatannya harus dioptimalkan.

"Langkah awal tentunya harus merubah mindset (pola fikir) masyarakat yang selama ini masih banyak mengandalkan pola pertanian tradisional menuju pola pertanian modern. Banyak aspek yang bisa dilakukan efisiensi seperti penggunaan lahan sempit yang bisa menghasilkan maksimal serta waktu panen yang relatif lebih singkat. Membangun pabrik pengolahan hasil pertanian dalam satu kawasan terintegrasi. Hal ini penting di samping bisa menjamin mutu hasil produksi, juga dapat memangkas biaya transportasi dan harga modal akan lebih terjangkau," ujarnya.



Sekilas Iriadi Dt Tumanggung

Nama Iriadi Dt Tumanggung, tidak muncul secara tiba-tiba di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020. Jauh hari, nama Iriadi sudah menjadi pembicaraan, khususnya di Nagari Selayo, Kecamatan Kubung. Kiprahnya sebagai birokrat senior dan disegani di Pemprov Sumsel, ternyata juga berdengung hingga ke Kabupaten Solok. Layaknya warga Minangkabau yang suka merantau, keinginan pulang kampung dan berbakti di tanah kelahiran, membuat Iriadi menegaskan niat menjadi bakal calon Bupati Solok.

Kurun waktu 35 tahun bukan waktu yang singkat untuk pengabdian Iriadi Dt Tumanggung sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumatera Selatan. Berbagai jabatan strategis pernah diembannya mulai dari Kacabdin Pertanian Pasang Surut Kabupaten Musi Banyuasin, Kabag Pemerintahan Kantor Pembantu Gubernur Sumsel Wilayah 1 Musi Banyuasin, Sekretaris KPU Kabupaten Musi Banyuasin selama 11 tahun, Kepala Hubla Biro Penghubung Pemerintah Provinsi Sumsel di Jakarta, Kepala Samsat Musi Banyuasin, Kepala Samsat Kota Palembang dan terakhir saat ini masih menjabat Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sumatera Selatan.



Iriadi Dt Tumanggung lahir di Selayo pada 11 November 1962. Alumni Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Palembang ini, hingga kini, dipercaya Gubernur Sumsel Herman Deru sebagai Kepala Sekretariat Bawaslu Sumsel. Kinerja dan kedekatannya dengan Gubernur Sumsel sebelumnya, Alex Nurdin, membuat Iriadi Dt Manggung dipercaya memimpin jabatan-jabatan strategis di Pemprov Sumsel.

Menjadi kandidat unggulan di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020, Iriadi dikebal sebagai sosok pekerja keras yang sukses dalam "kompetisi hidup" di tanah rantau. Pengalamannya di Sumsel, membuatnya dianggap sebagai figur yang mampu dan layak mengganti Bupati Solok saat ini, Gusmal Dt Rajo Lelo. Apalagi dalam berbagai jabatan terakhir Iriadi banyak berkecimpung dalam tugas kepemiluan yang menuntut integritas tinggi.



Mantan Gubernur Sumsel dua periode, Alex Noerdin, mengaku dirinya sangat mengapresiasi kemampuan Iriadi dalam menjalankan tugasnya sebagai ASN. Alex Noerdin melihat sosok Iriadi sebagai figur yang memiliki kemampuan manajerial tinggi dan selalu dapat melaksanakan tugas dengan tuntas dan baik.

"Sejak saya menjabat Bupati Musi Banyuasin sudah cukup mengenal sosok Iriadi ini. Penilaian saya, beliau (Iriadi –red) sangat berpengalaman dan mumpuni. Malah saat menjabat Gubernur, Iriadi menjadi Kepala UPTD Samsat yang berhasil gemilang dengan memaksimalkan target pemasukan pajak sebesar Rp 100 miliar perbulan. Ini tentunya sebuah prestasi tersendiri," tutur Alex Noerdin.

Ditambahkan Alex Noerdin yang pada tahun 2005 telah diberi gelar Dipertuan Datuk Sri Baginda dari Yang Dipertuan Agung Raja Alam Pagaruyung ini, dirinya mengapresiasi positif pencalonan Iriadi sebagai Bupati Solok mendatang.

"Saya sangat memahami karakter masyarakat Minang yang tidak sembarangan dalam memiliki pemimpin. Tentu dengan terlebih dulu melihat track record para kandidat yang ada. Nah, Iriadi ini merupakan sosok yang berpengalaman dalam birokrasi dan memiliki pergaulan luas baik di lembaga legislatif maupun eksekutif. Saya rasa cocok untuk kebutuhan Kabupaten Solok sekarang ini," ujar Alex Noerdin yang juga Ketua Partai Golkar Sumsel ini.



Wakil Gubernur Sumsel periode 2013-2018, Ishak Mekki, menilai sosok Iriadi Dt Tumanggung sebagau pekerja keras yang berkomitmen tinggi dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Di samping itu, Iriadi dikenalnya juga selalu memperhatikan hal-hal kecil sehingga tugas yang dikerjakannya selalu membawa hasil positif.

"Saya mengenalnya sebagai pribadi dan aparatur negara yang memiliki komitmen dan loyalitas tinggi kepada atasan. Sehingga tugas apapun yang diberikan, Iriadi selalu mampu menyelesaikannya dengan baik," ujar Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, yang kini merupakan anggota DPR RI 2019-2024.

Wartawan senior Sumsel, Heriyanto M.Si, menilai Iriadi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan. Untuk itu dirinya berkeyakinan jika Kabupaten Solok dipimpin Iriadi maka akan dapat semakin maju dan berkembang.

"Yang saya tahu beliau (Iriadi, red) memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan setia kawan. Terbukti di Lampung ada masjid yang sengaja dibangun sendiri oleh Iriadi. Jadi beliau ini pergaulannya juga sangat luas. Bukan hanya di Sumsel dan Sumbar saja," tutur Heriyanto. (IN-001)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved