Lama tak terdengar kabarnya, ternyata Solok FC sudah pindah home base. Kini, manajemen klub berjuluk Pandeka Gunung Talang tersebut, berada di Kabupaten Limapuluh Kota, dan berganti nama menjadi Solok Equator Luak 50 FC, disingkat SEL 50 FC. Mengapa klub ajaib tersebut bisa "angkat kaki" dari Solok Raya (Kota Solok, Kabupaten Solok, Selatan) di saat dahaga prestasi sepakbola baru terobati?
Laporan
RIJAL ISLAMY, Solok
Akhir tahun 2017, masyarakat Solok Raya (Kabupaten Solok, Kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan), dikejutkan dengan hadirnya sebuah klub sepakbola baru yang diberi nama Solok Football Club atau disingkat dengan Solok FC. Berjuluk Pandeka Gunuang Talang, Solok FC yang berdiri pada 4 September 2017, menggebrak kiblat sepakbola Ranah Minang, dengan menjuarai Liga 3 PSSI Regional Sumbar 2018 pada 30 Juli 2018. Solok FC melibas klub-klub bertradisi kuat di Sumbar, seperti PSP Padang, Persiju Sijunjung, Pespessel Pesisir Selatan, Persepak Payakumbuh, Gasliko Limapuluh Kota, Persepar Pariaman, PSKB Bukittinggi, PS GAS Sawahlunto, hingga Batang Anai FC.
Menjadi juara di Liga 3 Sumbar dan mendapat julukan "Bayi Ajaib", Solok FC melanjutkan keajaibannya di level Liga 3 Regional Sumatera. Solok FC semakin terbang tinggi dengan tampil sebagai wakil Sumatera 1. Solok FC menjadi satu-satunya wakil Sumbar di Liga 3 Nasional. Usai melewati hadangan tiga tim asal Sumut. Yakni Bhinneka FC (1-0 dan 1-2/agregat gol tandang), PSDS Deli Serdang (0-0 dan 3-0) dan Medan Utama FC (2-1 dan 1-0). Keberhasilan Solok FC tersebut menjadi sebuah sejarah, sekaligus angin segar dan kebanggaan bagi masyarakat.
Di Liga 3 Nasional, Solok FC melanjutkan kedigdayaannya. Tergabung di Grup B bersama PSCS Cilacap, PSBL Langsa dan Persid Jombang, Solok FC lolos ke babak 16 besar Liga 3 Nasional bersama tuan rumah PSCS Cilacap. Perjuangan Solok FC, terhenti di babak 16 Besar Liga 3 PSSI Putaran Nasional. Berlaga di Stadion Galuh, Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2018), Pandeka Gunung Talang (julukan Solok FC) takluk dari tuan rumah PSGC Ciamis dengan skor 0-2. Lolos ke perdelapan final, membuat Solok FC membawa harum nama Solok Raya. Baru kali ini, ada nama Solok, baik Kota Solok, Kabupaten Solok maupun Solok Selatan, "beredar" di kancah sepakbola nasional.
Sepakbola, selama ini dikenal sebagai cabang yang sangat spesial dalam setiap multi iven olahraga di level apapun. Mulai dari Olimpiade, Asian Games, SEA Games, PON, Porprov, Porkab, Porkot, bahkan hingga tingkat kecamatan hingga nagari. Dipertandingkan jauh hari sebelum pembukaan multi iven, sepakbola justru menjadi semacam "the last supper", perjamuan terakhir atau sajian puncak di closing ceremony (upacara penutupan). Meraih juara umum, tapi tanpa medali emas cabang sepakbola, terasa hambar, ibarat sayur tanpa garam.
Solok FC, lahir bertepatan pada saat sepakbola di berbagai belahan dunia tidak hanya sekedar dipandang sebagai salah satu cabang olahraga yang digandrungi masyarakat luas. Namun, Solok FC lahir ketika sepakbola berkembang menjadi sebuah industri, apalagi didukung oleh masyarakat Solok yang "gila bola". Solok FC lahir dari ide seorang pengusaha yang juga gila bola dan kini menjabat sebagai anggota komite eksekutif (Exco) PSSI, yaitu Verry Mulyadi. Tidak begitu banyak yang kenal dengan sosoknya di Kota Solok, Kabupaten Solok, apalagi di Kabupaten Solok Selatan. Namun Verry, yang besar di Kota Padang, merupakan putra asli Balai Pinang, Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok. Verry juga menjadi sejarah, sebagai putra Solok pertama dan satu-satunya yang menjabat sebagai Exco PSSI Pusat.
"Bukan saya saja yang gila bola. Hampir seluruh masyarakat Kabupaten Solok gila sepakbola," ujar Verry Mulyadi.
Hadirnya Verry Mulyadi di kepengurusan PSSI Pusat, seharusnya menjadi angin segar bagi perkembangan persepakbolaan di Solok Raya, khususnya Kabupaten Solok. Apalagi, Sekretaris Umum Solok FC, Alfis Primatra, juga duduk di Komite Tetap PSSI. Alfis merupakan putra Galagah, Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok. Bahkan, sebagai putra Kabupaten Solok, baik Verry maupun Alfis, tentu memiliki niat dan tanggung jawab moral untuk memajukan olahraga Kabupaten Solok, khususnya sepakbola. Bahkan, Solok FC membuka akademi sepakbola. Mulai dari tingkat nagari, kecamatan hingga kabupaten, di tiga daerah Solok Raya.
"Solok adalah daerah yang memiliki potensi besar untuk membangun dunia persepakbolaan. Talenta dan bakat sepakbola Solok Raya begitu luar biasa. Ini harus dimaksimalkan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pelatihan dan pendidikan melalui akademi sepakbola. Mulai dari usia dini, anak-anak, remaja hingga dewasa. Ini tanggung jawab kami sebagai putra daerah," ujarnya.
Namun, kebanggaan itu, kini harus sirna. Solok FC akhirnya "diambil" oleh Kabupaten Limapuluh Kota. Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, menjadi sosok sentral "pengambilalihan" klub kebanggaan Solok Raya tersebut. Berganti nama dan pindah home base dari Lapangan Merdeka Kota Solok dan Stadion Tuanku Tabing Kabupaten Solok, SEL 50 FC akan melakoni laga perdana di markas barunya, Stadion Singa Harau, Limapuluh Kota. Laga perdana pada 27 Oktober nanti, SEL 50 FC akan menjamu KS Tiga Naga asal Riau yang tergabung di Grup A. Di grup A tersebut, juga diisi dua tim lainnya, Persiba Bantul dan Persika Karawang.
Verry Mulyadi, mengaku dirinya sangat sedih dengan "perginya" Solok FC dari Solok Raya. Namun, karena kesibukannya saat ini, Verry butuh pihak untuk memanajerial tim. Verry juga mengaku sangat senang, tim tersebut tidak dilego keluar dari Sumbar. Pasalnya, sebelum ini, Solok FC sempat ditawar oleh salah satu Anggota DPRD Bontang, Kalimantan Timur.
"Saya senang tim ini ada yang serius memenej. Pak Ferizal Ridwan, memiliki komitmen tinggi membangun tim ini lebih baik. Apalagi, tim ini sempat ditawar oleh salah satu Anggota DPRD Bontang, Kaltim," ujarnya.
Menariknya, setelah dilego ke Limapuluh Kota, nama "Solok" tetap dipertahankan, bahkan menjadi nama awal. Menurut Verry, hal itu tidak terlepas dari komitmennya sebagai orang yang memiliki darah Solok. Apalagi, di SEL 50 FV, Verry masih memiliki saham mayoritas di klub tersebut.
"Sekuatnya, saya akan tetap mempertahankan tim ini. Darah Solok yang mengalir di badan saya, akan selalu ada nama Solok di tim ini. Sebelum ke Limapuluh Kota, saya sudah menawarkan tim ini ke sejumlah warga Solok Raya. Namun respons dan keseriusannya tidak meyakinkan," tegasnya.
Terkait tidak adanya niat Pemko Solok, Pemkab Solok dan Pemkab Solok Selatan, untuk mengambil alih tim ini, Verry mengaku tidak kecewa. Namun, dirinya merasa heran mengapa kebangkitan Solok FC tidak direspons. Padahal, menurutnya masyarakat di tiga daerah tersebut memiliki antusiasme luar biasa terhadap sepakbola.
"Kecewa sih tidak, tapi agak heran saja kenapa mereka tidak merespons tentang kebangkitan Solok di cabang sepakbola. Bukankan ini olahraga masyarakat yang sangat diminati. Harusnya mereka mempertahankan harapan masyarakat tersebut. Buat apa mereka membangun dan merenovasi stadion. Selain Lapangan Merdeka Solok, Stadion di Laing Kota Solok, Stadion Batu Batupang, saat ini, Solok Selatan juga sedang membangun stadion juga," ujarnya.
Verry juga mengaku dirinya banyak mengambil hikmah dari perjalanan Solok FC dua tahun belakangan. Menurutnya, Solok FC telah mampu meningkatkan animo dan antusiasme masyarakat Solok Raya ke sepakbola. Di samping itu, Solok FC sebelumnya sudah mampu menyalurkan bakat-bakat sepakbola Solok Raya. Salah satunya kapten Hasnul Rivan yang berasal dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Kemudian pelatih Robi Mariandi, yang kini menjadi pelatih Pra PON Sumbar. Serta sejumlah wasit Liga 3 asal Sumbar hasil "binaan" Solok FC.
"Intinya, saya sangat bangga dengan apa yang telah dicapai Solok FC. Tentu, tidak mudah mencapai level nasional. Apalagi oleh tim yang baru berusia satu tahun. Harapan saya, di Limapuluh Kota, tim ini akan lebih berkembang lagi. Minimal tetap bertahan di level nasional, sesuai dengan kesepakatan kami saat penandatangan komitmen tadi malam (Kamis, 17 Oktober 2019,red)," tegasnya.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengaku pihaknya sangat bangga Solok FC yang kini bermetamorfosis menjadi SEL 50 FC, kini bermarkas di Limapuluh Kota. Menurutnya, keberadaan SEL 50 FC akan meningkatkan kecintaan publik Luhak 50 terhadap sepakbola.
"Komitmen kami, akan mempertahankan tim ini di level nasional. Serta menjadi kebanggaan bagi Luhak 50 secara khusus dan Sumatera Barat secara umum," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam, menyatakan pihaknya sangat antusias dan mendukung penuh Solok FC selama ini. Namun, anggaran daerah yang sangat terbatas, membuat Pemko Solok tidak bisa berbuat banyak.
"Selama Solok FC bertanding, kita senantiasa mendukung penuh. Bahkan saya hampir selalu hadir setiap kali Solok FC bertanding. Bahkan, launching tim Solok FC dilakukan di Gedung Tigobaleh Kota Solok. Namun, anggaran daerah kita yang sangat terbatas, kita belum bisa berbuat banyak untuk Solok FC. Tapi, kita akan selalu mendoakan yang terbaik untuk tim ini," ujarnya.
SEL 50 FC akan memulai laga kandang perdana menjamu KS Tiga Naga FC di Stadion Singa Harau pada 27 Oktober 2019. Dilanjutkan dengan laga tandang ke Persika Karawang pada 3 November. Lalu menjamu Persiba Bantul pada 18 November. Laga tandang berikutnya melawan KS Tiga Naga akan digelar pada 2 Desember dan dilanjutkan menjamu Persika Karawang pada 9 Desember. Sementara laga tunda ke kandang Persiba Bantul yang semula dijadwalkan pada 13 Oktober, menunggu penjadwalan oleh PSSI Pusat. Sebelumnya, Grup A diisi lima tim. Namun Lampung Sakti mengundurkan diri sebagai kontestan Liga 3 PSSI tahun ini.
(***)
FOLLOW THE INFONEWS.CO.ID AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONEWS.CO.ID on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram