RELIGIUS
-->

Selasa, 24 Maret 2020

Pilkada Solok, Nofi Candra Genggam "Tiket" Rekomendasi dari DPP NasDem

Nofi Candra, SE, Calon Pertama yang Mendapatkan Rekomendasi Parpol di Pilkada Kabupaten Solok 2020

DPD NasDem Kabupaten Solok: Tanpa Mahar, Mesin Partai Langsung Bergerak

SOLOK - Bakal Calon Bupati Solok, Nofi Candra, SE, menjadi kandidat pertama yang mendapatkan rekomendasi dari partai politik (Parpol) untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok 2020. Mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) tersebut, mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Surat rekomendasi tersebut diserahkan oleh Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Solok, Armen Plani, di Kantor DPD NasDem Kabupaten Solok, Selasa (24/3/2020). Turut hadir, Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Kabupaten Solok M Hidayat, B.Sc, SH, Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Kabupaten Solok Azwirman, Bendahara Partai, pengurus dan kader Partai NasDem Kabupaten Solok.

Nofi Candra (kiri) bersama Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Solok Armen Plani

Surat rekomendasi No. 123-SI/RP/DPP-NasDem/III/2020, tanggal 18 Maret 2020 tersebut, ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Ahmad H.M. Ali dan Koordinator Pemenangan Pemilu DPP NasDem, Prananda Surya Paloh.

Nofi Candra menyatakan dirinya sangat bersyukur dengan rekomendasi dari DPP Partai NasDem tersebut. Menurutnya, rekomendasi ini didapatkan dengan proses yang sangat luar biasa. Di samping membuktikan seluruh proses dari tingkat DPD, DPW, hingga DPP yang tanpa mahar, menurut Nofi Candra, dirinya juga mendapatkan sambutan luar biasa dari seluruh keluarga besar Partai NasDem.

"Seluruh proses kami lalui dengan prosedural. Luar biasa, dari tingkat DPD, DPW hingga DPP, kami menyampaikan komitmen visi dan misi, lalu disinergikan dengan visi, misi dan komitmen Partai NasDem. Hingga, akhirnya keluar surat rekomendasi ini. Alhamdulillah," sebutnya.



Nofi Candra juga mengapresiasi penerimaan dari DPD, DPW dan DPP Partai NasDem, disebutnya siap turun langsung men-support dirinya di masa sosialisasi dan kampanye nantinya. Terutama sinergitas dengan kementerian yang saat ini dijabat oleh kader NasDem. Seperti Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH), Kementerian Pertanian, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Kader di DPP NasDem menegaskan siap men-support hingga menang. Apalagi, dengan kondisi daerah Kabupaten Solok, tiga kementerian itu bisa bersinergi. Kami juga meminta sinergitas serupa dengan DPD NasDem Kabupaten Solok dan DPW NasDem Sumbar. Saya meyakini, dengan sinergitas, sebanyak 18 ribuan suara ke Caleg dan Partai NasDem Kabupaten Solok pada Pileg 2019 lalu, akan berlipat," ungkapnya.

Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Solok, Armen Plani, menegaskan sebagai pengurus dan kader, seluruhnya tegak lurus dengan keputusan DPP. Rekomendasi yang diberikan DPP NasDem, menurut Armen, seluruh jajaran harus siap dan segera bergerak. Sebagai partai pertama yang memberikan rekomendasi, DPD Partai NasDem Kabupaten Solok ingin menjadi yang terdepan.

"Kita siap memenangkan Nofi Candra dalam Pilkada Kabupaten Solok 2020 ini. Seauai dengan keputusan dan rekomendasi dari DPP. Seluruh jajaran pengurus dan kader, baik di tingkat DPD hingga DPC, bahkan hingga ke tingkat nagari dan jorong, siap bergerak. Demikian juga dengan kolaborasi dan komunikasi dengan partai-partai lain dalam rencana koalisi," ungkapnya.

M Hidayat
Ketua Dewan Pakar DPD Partai NasDem Kabupaten Solok

Ketua Dewan Pakar DPD Partai NasDem Kabupaten Solok, M Hidayat, menegaskan, seluruh mesin dan elemen partai sudah bisa langsung bergerak untuk pemenangan. Hidayat menegaskan, bahwa dalam sosialisasi, seluruh elemen partai harus bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma-norma dan etika.

"Nofi Candra adalah figur anak muda yang memiliki konsep membangun Kabupaten Solok yang lebih maju. NasDem dalam prosesnya tanpa mahar sepeserpun. Bahkan, setelah melewati proses yang cukup panjang, dan telah melewati survey, akhirnya ditetapkan Nofi Candra sebagai kandidat yang akan diusung. Artinya, calon yang diusung adalah calon yang diyakini menang," ujarnya.

Azwirman
Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai NasDem Kabupaten Solok

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Kabupaten Solok, Azwirman, menyatakan bahwa masyarakat Kabupaten Solok sudah cerdas dalam menentukan pilihan. Menurutnya, dengan latar belakang dari keluarga petani, sosok Nofi Candra sangat tahu apa kebutuhan masyarakat.

"Membangun Kabupaten Solok tidak bisa sendiri. Kabupaten ini luas. Sosok pemimpin Kabupaten Solok, harus bisa mengayomi semua tingkatan, dan memiliki energi besar dan konsep besar membangun daerah. Jargon Solok Baru, adalah ide dan gagasan baru membangun daerah. Tentu, Partai NasDem akan memberikan rekomendasi dan mandat kepada yang dinilai mampu," tegasnya.



Tampil di Kontestasi Pilbup Solok 2020

Sebelumnya, Nofi Candra, SE, membuat keputusan berani. Senator pertama dan satu-satunya asal Solok Raya (Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan) tersebut memutuskan tidak maju pada helatan pemilihan legislatif (Pileg) 17 April 2019. Baik ke DPD RI, maupun kontestasi DPR RI. Saat itu, Nofi dengan tegas, menyatakan dirinya bersiap untuk kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok tahun 2020.

Nama Nofi Candra muncul di percaturan politik Solok Raya medio 2008. Namanya langsung melejit dan menjadi idola baru. Sebagai figur anak muda, Nofi menjadi sosok kesayangan bagi berbagai lapisan masyarakat. Hal itu turut didorong oleh kepopuleran sang ayah, H. Syukri. Sebagai pengusaha sukses yang berusia muda, Nofi langsung menyedot perhatian banyak kalangan. Tak terkecuali di ranah politik. Persahabatannya dengan kalangan mahasiswa dan mantan aktivis, ditambah penampilannya yang bersahaja dan sangat merakyat, Nofi menjadi panutan bagi anak muda di Kota Solok dan Kabupaten Solok.

Nofi bersama keluarga dan sejumlah sahabatnya, sukses membangun sejumlah bisnis. Seperti pabrik jagung hibrida di bawah bendera PT Citra Nusantara Mandiri (CNM) dan PT Andalas Agroindo Mandiri, jaringan distribusi pupuk dan pestisida di bawah naungan CV Usaha Tani dan PT Putra Usaha Tani, NC Plaza di bawah bendera PT Nuansa Citra Sejati, hingga distribusi bahan baku kue dan makanan ringan di bawah bendera PT Boga Citra Mandiri dan PT Bakerindo Tetap Jaya.

Nofi Candra (tiga dari kanan) saat menerima Surat Rekomendasi dari DPP Partai NasDem.

Pada Pileg DPD RI pada 2014, Nofi Candra terpilih sebagai Senator Sumbar usai meraih suara terbanyak keempat dengan raihan 169.268 suara. Terpilih sebagai senator dengan berhasil mengalahkan para "bintang" dari berbagai daerah di Sumbar, Nofi mencatatkan sejarah sebagai senator Sumbar pertama dan satu-satunya dari Solok Raya. Seperti diprediksi, basis suara di Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Solok Selatan memberi sumbangsih penting baginya.

Setengah periode (2,5 tahun) di DPD RI, Nofi Candra, dihadapkan pada kenyataan bahwa fungsi DPD adalah sebagai fundamental kenegaraan. Hal itu berbeda dengan fungsi Anggota DPR RI, yang memiliki fungsi anggaran dan kebijakan dalam undang-undang. Sehingga, peran DPD tidak seperti harapan para pemilihnya. Hal itu kemudian, menjadi "senjata" bagi sejumlah pihak yang kontra, yang menebar isu dan kebencian bahwa Nofi Candra tidak memberi manfaat usai dipilih.

Kondisi tersebut, membuat Nofi kembali berfikir keras. Akhirnya, keputusan penting dalam hidupnya kembali diambil. Yakni memilih tidak maju di kontestasi Pileg 2019. Baik ke DPD RI, maupun ke DPR RI. Nofi memantapkan dirinya maju ke kontestasi di Pilkada Kabupaten Solok tahun 2020. Pilihan tersebut, menurut Nofi telah dipikirkannya secara matang dengan berbagai pertimbangan. Hal yang paling utama menurutnya adalah keinginan untuk berbakti ke kampung halamannya. Kemudian untuk menjawab keinginan dari pemilihnya saat Pileg DPD RI tahun 2014 lalu.

Nofi Candra (lima dari kiri) saat menerima Surat Rekomendasi dari DPD Partai NasDem Kabupaten Solok, Selasa (24/3/2020).

Sejarah Hidup

Nofi Candra lahir dari keluarga yang sangat sederhana, pasangan H. Syukri, seorang petani dan Hj. Lifwarda seorang guru SD. Nofi lahir di Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok pada 23 November 1973. Meski kedua orang tuanya berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Nofi Lahir saat ibunya sedang bertugas di sebuah SD di Nagari Cupak.

Masa kecil Nofi dihabiskan dengan berpindah-pindah. Selain ikut sang ibu, sang ayah, H. Syukri, merupakan petani penggarap yang lahannya berpindah-pindah seantero Kabupaten Solok. Bahkan hingga ke sejumlah daerah lain di Sumbar, seperti Tanah Datar, Pasaman, Dharmasraya, Limapuluh Kota, hingga ke Pesisir Selatan. Bermodalkan lahan sewaan, H. Syukri mempraktikkan berbagai elaborasi cocok tanam dan kombinasi kolaboratif bahan pupuk untuk hasil panen yang lebih baik.

Di setiap kawasan dan daerah yang dikunjunginya, H. Syukri senantiasa menyebarkan pengetahuannya ke masyarakat sekitar. Hal ini menjadi salah satu nilai penting yang tertanam di fikiran Nofi. Yakni keberadaan yang harus memberi manfaat bagi masyarakat banyak.

Masa sekolah dihabiskan Nofi di Kota Solok. Yakni di SDN 2 Solok, SMPN 2 Solok dan SMAN 2 Solok. Gelar sarjana ekonomi (SE) didapatnya dari Universitas Borobudur, Jakarta, saat sedang membuka usaha di Ibukota.

Nofi Candra (dua dari kiri) saat menerima Surat Rekomendasi di Kantor DPP Partai NasDem, baru-baru ini.

Nofi menikah dengan dengan Devi Femiyanti, gadis asal Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok yang sebelumnya adalah karyawan di Bank BNI Cabang Solok. Pasangan dari kawasan Salingka Danau Singkarak ini dikaruniai empat buah hati. Yakni Rahmadisya Hapsari, Maulana Zaki, dan kembar sepasang, Muhammad Haikal dan Siti Humaira.

Selain pernah menjadi Ketua KNPI Kota Solok dan Anggota DPD RI asal Sumbar, Nofi Candra juga pernah menduduki sejumlah jabatan strategis. Di antaranya Ketua DPP KUKMI (2001-2006), Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Solok (2012), Ketua KONI Kabupaten Solok (2012), Manajer Persis Kota Solok (2008), Ketua Perkemi Kabupaten Solok (2012-2017, 2017-sekarang), Ketua HKTI Kabupaten Solok (2010-2015), Wakil Ketua HKTI Sumbar (2015-sekarang), dan Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Bersubsidi Sumbar (2004-2009).

Di dunia politik, saat ini Nofi Candra menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Selain itu, Nofi juga merupakan salah satu deklarator Ormas Nasional Demokrat (NasDem) di Sumbar. Saat ini, Nofi menjabat sebagai Bendahara DPW Ormas NasDem Sumbar. (rijal islamy)

Sabtu, 14 Maret 2020

Awalnya Diduga Tifus, Menhub Budi Karya Sumadi Positif Terinfeksi Virus Corona

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (COVID-19). Hal ini disampaikan Mensesneg Pratikno.

"Atas izin keluarga yang disampaikan oleh Pak Kepala Rumah Sakit Gatot Soebroto tadi adalah Pak Budi Karya, Pak Menhub. Ini kami sampaikan atas izin keluarga," kata Pratikno di gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (14/3/2020), dikutip cnnindonesia.com.

Pratikno menyebutkan, untuk sementara tugas Menhub digantikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Perlu kami sampaikan juga tugas-tugas Kemenhub sangat berat. Saat ini presiden sudah menugaskan mengangkat Menhub ad interim menugaskan Menko yang mengkordinatori yaitu Menko Maritim dan Investasi sebagai Menhub," kata Mensesneg Pratikno.

Pratikno juga memastikan fungsi Kementerian Perhubungan tidak akan terganggu dengan positifnya Budi Karya terkena virus corona.

"Jadi ini juga fungsi-fungsi kementerian juga tidak akan terganggu. Jadi sekali lagi semoga maslah Covid bisa ditangani dengan baik dan pak Presiden buat Satgas yang terus secara cepat bertindak dalam hal ini pasien-pasien diobati semoga segera sembuh," tutur Pratikno.

Sebelumnya, Budi Karya dikabarkan mengalami sakit tifus. Budi mengalami tifus setelah melakukan rangkaian kunjungan kerja.

"Saat ini Menteri Perhubungan Bapak Budi Karya Sumadi sedang beristirahat di rumah karena gejala tifus setelah beberapa waktu lalu melakukan rangkaian kunjungan kerja ke luar kota selama beberapa hari ke Toraja, Luwuk, Wakatobi, Makassar, Parepare, Kertajati, dan Indramayu," ujar juru bicara Menhub, Adita Irawati, lewat pesan singkat, Selasa (10/3).

Adita mengkonfirmasi Budi mengalami tifus berdasarkan hasil lab. Adita memastikan Budi tetap melaksanakan tugas sebagai menteri dari rumah.

Budi diketahui berada di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jabar, pada Minggu (1/3). BIJB merupakan tempat evakuasi 69 WNI anak buah kapal (ABK) Diamond Princess. (*/IN-001)

Minggu, 08 Maret 2020

Kaum Milenial dan Kerja Nyata, Membuat Elektabilitas Reinier-Andri Maran Teratas di Kota Solok

SOLOK - Hasil survey Arah Baru Center (ABC) menempatkan Reinier Dt Mangkuto Alam di peringkat teratas Calon Walikota Solok 2020-2024. Survey yang dilakukan pada tanggal 21-25 Februari 2020 tersebut, elektabilitas Reinier berada di level 52,9 persen. Kemudian Yutris Can dengan raihan 35,3 persen dan Ismael Koto dengan raiham 10,6 persen.

Reinier yang merupakan calon petahana (incbent) mengungkapkan dirinya sangat bersyukur dengan hasil survey ini. Menurutnya, hal itu membuktikan bahwa masyarakat Kota Solok sudah melihat kinerja dan komitmen dirinya selama ini. Meski begitu, Reinier meminta seluruh relawan dan simpatisan untuk tetap membumi. Serta tidak terlena dengan hasil survey ini.



"Tentu, kita sangat bersyukur dengan hasil survey ABC ini. Bagi kami, hal ini membuktikan bahwa keberadaan kami diterima dengan baik oleh masyarakat Kota Solok. Meski begitu, kami meminta seluruh relawan dan simpatisan untuk tetap membumi. Jangan terlena. Karena jalan masih sangat panjang. Sosialisasikan keseluruh masyarakat bahwa komitmen dan konsistensi kita tetap untuk masyarakat," ungkapnya.

Pada Pilkada Kota Solok 2020, Reinier Dt Mangkuto Alam telah menegaskan komitmen berpasangan dengan Andri Maran Dt Pito Rajo. Pasangan ini didukung oleh dua partai yang dipimpin keduanya. Yakni Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Untuk diusung sebagai Cawako-Cawawako Solok, keduanya harus memiliki dukungan 20 persen suara di DPRD Kota Solok, atau minimal 4 kursi dari 20 kursi DPRD Kota Solok 2019-2024.

"Sementara kami sudah memperoleh dua kursi pengusung dari PDI-P dan PKPI, berarti masih membutuhkan dua kursi lagi. Insyaallah akan tercapai. Saat ini, Kita sudah lakukan lobi-lobi dengan beberapa parpol. Intinya mereka sangat responsif dengan pasangan Reinier – Andri Marant. Tinggal nunggu waktu saja kita akan umumkan nantinya," ungkap Reinier.

Di bursa Pilkada Kota Solok 2020, sudah ada setidaknya empat pasangan yang sudah mengapung. Yakni Reinier-Andri Maran, Yutris Can-Irman Yefri Adang, Ismael Koto-Edi Candra, dan Hendriyas-Jetson.



Sementara itu, Anggota DPRD Kota Solok dari PDIP, Leo Murphy menyatakan pihaknya terus mengevaluasi dan membahas hasil survey dari ABC. Menurutnya, hasil teraebut membuktikan bahwa upaya sosialisasi dan kerja nyata relawan dan simpatisan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Leo menyebut, Reinier-Andri Maran, mendapat sambutan luar biasa dari kaum milenial Kota Solok.

"Kaum milenial sangat berharap pasangan Reinier-Andri Maran mampu membawa perubahan Kota Solok menjadi lebih baik. Pondasi perubahan itu telah lama ditanam, dan harus dilanjutkan jika pasangan ini terpilih di Pilkada 23 September 2020 mendatang. Bagi kami, survey ABC ini telah mewakil keinginan masyarakat untuk berubah. Hal ini juga kami temukan saat relawan dan simpatisan turun langsung ke warga Kota Solok," ungkapnya.

Leo Murphy juga menegaskan dirinya bersama kader PDIP dan PKPI terus menjalin komunikasi politik dengan sejumlah partai di Kota Solok.

"Kami juga menjalin komunikasi politik dengan beberapa partai lain. Seperti NasDem, Demokrat, Hanura, PBB, PKS, dan lainnya. Mudah-mudahan kita dapat dukungan sepenuhnya," harap Leo.



Ketua DPC PDIP Kota Solok, Andri Maran Dt Pito Rajo, menyatakan dirinya sebagai bakal Cawako Reinier, akan memfokuskan pada pemberdayaan ekonomi Kota Solok, terutama ekonomi kreatif kaum milenial yang saat ini tumbuh pesat di Kota Solok. Pengusaha muda sukses tersebut, menyatakan keunggulan geografis dan SDM Kota Solok harus mendapatkan porsi khusus untuk berkembang.

"Saya bakal fokus pada pengembangan dan pemberdayaan kaum milenial di Kota Solok. Salah satunya adalah pemberdayaan di bidang ekonomi. Sudah saatnya kaum milenial ini mendapat sokongan dan proteksi dari pemerintah Kota Solok. Tentu saja dengan meningkatkan kapasitas, kualitas dan kuantitas mereka untuk berperan aktif membangun Kota Solok," ujarnya.

Pengalaman panjang Andri Maran sebagai pengusaha muda sukses di Kota Solok, menjadi magnet tersendiri bagi pemilih, terutama kaum milenial. Memulai perjuangan dari bawah, Andri Maran menjadi sosok inspiratif. Pria yang akrab disapa Erik dan Inyiak ini, membuktikan bahwa usia muda tidak menjadi penghalang, justru menjadi pendorong utama dengan energi yang besar.

"Kaum milenial harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Sebab, kebijakan pemerintahan akan senantiasa memiliki efek besar bagi perkembangan kaum milenial. Karena itu, saya memutuskan ikut serta ke pemerintahan, agar kaum milenial Kota Solok mendapat stimulasi khusus, sehingga bisa terus berkembang," tegasnya.

Andri Maran juga menegaskan kaum milenial tidak akan menuntut banyak dari pemerintahan. Menurutnya, mereka hanya minta segala kreativitas dan kegiatan mereka mendapat perhatian.

"Mereka hanya butuh didukung dengan regulasi yang bisa membuat mereka berkembang. Sehingga, segala kebijakan pemerintahan diharapkan bisa memfasilitasi mereka untuk ikut serta membangun daerah," tegasnya. (IN-001)

Rabu, 04 Maret 2020

Gerindra Teratas, Reinier, Nofi Candra, Khairunnas Unggul di Solok Raya

PADANG - Partai Gerindra tetap menjadi partai nomor satu di Sumatra Barat (Sumbar). Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga independen Arah Baru Center (ABC) Sumbar 21-25 Februari 2020. Hal itu cukup berbeda dengan opini yang dibentuk ke publik, Gerindra akan "terjun" bebas dengan manuver yang dilakukan Ketua DPD Gerindra Sumbar Andre Rosiade.

"Dari survei yang kami lakukan, Partai Gerindra berada di puncak dengan 20,2 persen. Hal itu memang cukup mengagetkan, apalagi jika dikait-kaitkan dengan sikap Gerindra yang akhirnya membantu Jokowi di kabinet. Posisi kedua ditempati PKS 15,6 persen. Partai yang konsisten sebagai oposisi pemerintah," kata Direktur ABC Sumbar Erizal kepada wartawan, Selasa (3/3) di Padang.

Dilanjutkannya, posisi selanjutnya Partai Demokrat (8,6 persen), Golkar (5,7), PAN (5,3). PDI P (3,2), PPP (2,9) dan lainnya. Komposisi ini memang sedikit berbeda dengan hasil Pileg 2019 yang menempatkan urutan PAN di posisi nomor tiga disusul Demokrat dan Partai Golkar.

Sementara untuk bakal calon Gubernur, kata Erizal, posisi pertama ditempati kader PKS Mahyeldi 20,8 persen. Disusul dengan selisih tipis kader Demokrat, Mulyadi 20,0 persen. Untuk Nasrul Abit (NA) yang disebut akan menjadi jagoannya Gerindra, berada di posisi ketiga 17,4 persen.

"Tiga orang ini menempati posisi tiga besar dan berpeluang memenangkan Pilgub Sumbar," kata Erizal.

Posisi berikutnya diisi Bupati Padangpariaman/Ketua DPW PAN Ali Mukhni (7,7), Riza Falepi (6,5), Shadiq Pasadigoe (4,9), Fakhrizal (4,3), Andre Rosiade (4,0), Indra Catri (3,5), Syamsu Rahim (1,4), Genius Umar (1,1), Edriana (0,6), Audy Joinaldy (0,5) dan Reydonnizar Moenek (0,2). “Yang menjawab tidak tahu 7,1 persen. 14 nama ini kami ambil, karena mereka yang dianggap serius dalam Pilgub Sumbar,” katanya.

Erizal menyebutkan, lembaganya memang baru didirikan 2019, untuk fokus pada pendidikan dan penelitian. Kegiatan pertama mereka melakukan survei di Sumbar untuk partai politik, Pilgub Sumbar dan Pilkada di 13 Kabupaten/kota.

"Saya sudah menggeluti dunia survei sejak 2007 atau 13 tahun lalu. Juga pernah membangun InCoSt (Institute for Community Studies) bersama kawan-kawan," cerita Erizal kepada awak media.

Untuk survei Februari ini, katanya, pengambilan sampel dilakukan di Sumbar dengan jumlah 6.462 dan margin eror 1,2 persen. Tersebar di 18 Kabupaten/Kota, minus Kepulauan Mentawai, karena keterbatasan waktu.

"Kami melibatkan 70 surveyor. Bergerak hari pertama Kota Padang dan tim disebar dalam empat kelompok dari empat penjuru. Tentunya proporsional dalam menentukan sampel di tingkat kecamatan. Dilakukan dalam wawancara langsung," katanya.

Gerindra Masih Tertinggi

Menurut Erizal, apa yang menyebabkan elektabilitas Gerindra tetap di atas menarik untuk dikaji. Bahkan, rumor Gerindra bakal ditinggalkan, karena berkoalisi dengan Jokowi-Ma’ruf tak terlihat dalam survei. Pada akhirnya, ditinggalkan atau tidak, harus dijawab dengan kinerja partai sendiri. Gerindra di Sumbar setidaknya ingin menunjukkan hal itu.

"Kami rasa, pemilih di Sumbar sepertinya sudah move on dengan pembelahan politik semasa Pilpres. Walau menjadi pendukung terbanyak Prabowo-Sandi, buktinya suara PKS masih tetap 15,6 persen. Angka itu masih mirip dengan suara Pileg lalu, meski berada di luar pemerintahan," sebut Erizal lagi.

Bicara elektabilitas atau tingkat keterpilihan dalam Pilgub Sumbar, dia menyebut sangat cair. Karena, terdapat tiga kandidat yang bersaing ketat, Nasrul Abit, Mulyadi dan Mahyeldi.

"Dengan tingkat konsistensi pemilih yang masih di angka 40,4 persen, artinya suara masing-masing kandidat tak lebih dari 10 persen. Dalam jangka waktu tersisa, masih ada peluang kandidat baru bakal mengejar, asal bekerja sistematis," sebutnya.

Secara matematis, katanya, ada kesimpulan awal, hasil Pilgub bakal terkunci, jika ada satu dari tiga kandidat berkoalisi. Tapi pertanyaannya, siapa yang bersedia menjadi nomor dua, nyaris sulit.

"Sekali lagi, Pilgub Sumbar masih cair. Apa mungkin Mahyeldi-NA, NA-Mahyeldi, Mulyadi-NA, NA-Mulyadi, atau Mulyadi-NA, NA-Mulyadi? Kalau ini terjadi, tentu menarik juga," katanya.

Plus-Minus Cagub

Erizal dan timnya juga menganalisis plus minus tiga Cagub yang bersaing ketat. Kader Gerindra Nasrul Abit diuntungkan sebagai petahana (Wakil Gubernur 2016-2021). Apalagi seluruh kinerja Pemprov Sumbar dianggap baik responden survei, mencapai 70-an persen.

"Apalagi NA diusung partai terbesar, Gerindra. Pergantian kepemimpinan di Gerindra Sumbar dari NA ke Andre Rosiade, membuatnya lebih fokus bersosialisasi. Apalagi gebrakan Andre Rosiade cukup menjanjikan," katanya.

Sementara bagi ketua DPD Demokrat Mulyadi, ada potensi kerugian sebagai calon Gubernur karena harus mundur dari DPR RI sebelum ditetapkan sebagai calon. Meski dia sudah memastikan siap mundur, tapi dinilai akan tetap berpengaruh.

"Dia harus mundur dulu, sementara posisi Gubernur masih gelap dan tidak semudah yang dibayangkan," katanya.

Bagi calon lain dari PKS, Mahyeldi, sebutnya, juga berat akibat sinyal dukungan Gubernur Sumbar yang juga kader PKS Irwan Prayitno justru terang-terangan ke Riza Falepi. Apalagi, PKS belum menentukan siapa yang akan mereka usung sampai saat ini.

Kata Erizal, pandangan publik dalam survei cukup proporsional. Karena beberapa pertanyaan yang diberikan, mendapat tanggapan yang proporsional. Misalnya, soal pemberantasan maksiat, itu memang harus diperangi (42,6 persen). Bukan hal yang biasa (8 persen), atau sekadar politisasi Pilkada (6,3 persen). Apalagi urusan masing-masing orang (0,7 persen).

"Soal kunjungan pejabat ke luar negeri, sepanjang bermanfaat dan terlihat jelas hasilnya, publik akan mendukung. Sebaliknya kalau buang-buang uang semata, publik akan marah. Terjadi pecah tiga responden kami jika ditanyai hal ini," sebut Erizal.

Pilkada Kabupaten/Kota

Erizal juga menyinggung soal potensi calon di Kabupaten/Kota dalam surveinya. Dia mendapatkan informasi di beberapa daerah, ada calon yang dominan dan akan sulit dikalahkan di Pilkada. Ada juga daerah yang masih cair dan hangat dari pencalonan.

Di Limapuluh Kota, Irfendi Arbi sudah 40,8 persen, sementara pesaing terdekatnya Rizki Kurniawan hanya 11,9 persen. Ramlan Nurmatias juga dominan di Bukittinggi dengan 41,1 persen, sementara lawannya Herman Syafar (Gerindra) sudah mendekati dengan 25,5 persen. Di Dharmasraya, sepertinya Sutan Riska akan melenggang dengan modal 63,6 persen. Jauh di atas Adi Gunawan 16,5 persen.

"Di Kota Solok, Wawako Reinier bisa menang dengan modal 52,9 persen. Disusul jagoan PAN Yutris Can 35,5 persen. Kader Gerindra Ismael Kot baru di kisaran 10,6 persen. Di Pasaman dan Pesisir Selatan, Benny Utama memimpin sendiri dengan 57,9 persen dan Hendrajoni juga mantap di 62 persen. Lawan-lawannya seperti masih sulit," katanya.

Di Kabupaten Solok, Nofi Candra unggul dengan 37,7 persen, disusul Hendra S (14,5), Epyardi Asda (11,3), Maigus Tinus (10,3).

Di Solok Selatan, Khairuunas juga dominan dengan 35,8 persen, disusul Pj Bupati Abdul Rahman 30,7 dan Armen Syahjohan 19,8 persen.

"Istri mantan Bupati Tanahdatar, Betty Shadiq juga dominan di Tanahdatar (31,7) mengalahkan incumbent Bupati Irdinansyah Tarmizi (26,4) dan Wabup incumbent Zuldafri Darma (18,1)," sebutnya.

Menurut Erizal, di beberapa daerah juga masih ada yang berimbang seperti di Agam, Trinda (18,6), Hariadi (16.0), Taslim (13,5), Arianto (8.2) dan Andriwarman (5,2). Begitu juga di Padangpariaman, Yobana Samial (19,1), Suhatri Bur (15,5), Adrian Adek (11,5), Happy Naldi (10,0) dan Rahmat H (7,8).

"Pasaman Barat juga masih berimbang antara incumbent Yulianto (34,2) dengan Agus Susanto (20,4). Nama-nama lain seperti Hamsuardi, Syahnan, Ahdriarsyah, Amora Lubis, Maryanto dan Rommy C menyusul. Di Sijunjung memunculkan nama-nama benny Yuswir (22,8), H Wen (19,1), Hendri (12,2), Pepen (11,8) dan Syafrizal (7,3)," ungkapnya. (*/IN-001)

Sumber: posmetropadang.co.id

Selasa, 03 Maret 2020

Berhubungan Sesama Jenis di Mihrab Mushalla di Cupak Solok, Pelaku Diduga LGBT Ditangkap Warga

Bupati Solok Gusmal Dt Rajo Lelo (kiri) bersama Walinagari Cupak Fatmi Bahar Dt Tuo di salah satu kegiatan di Nagari Cupak beberapa waktu lalu.
SOLOK - Warga Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok digegerkan dengan penemuan dua remaja laki-laki yang diduga melakukan hubungan sesama jenis di Mihrab Mushalla, Senin dinihari (2/3/2020). Kedua remaja tersebut, E (23) warga VI Suku Kota Solok dan R (13) warga Air Dingin, Lembah Gumanti Kabupaten Solok, dipergoki warga dalam kondisi bugil.

Walinagari Cupak, Fatmi Bahar Dt Tuo, menuturkan penangkapan keduanya berawal dari kecurigaan warga saat kedua laki-laki tersebut, sekira pukul 21.00 WIB, minta izin menginap di mushalla, karena kemalaman dan tidak punya ongkos ke Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Oleh warga, kedua remaja ini kemudian diberikan tempat untuk beristirahat di dalam Mushalla Surau Dagang, yang sehari-hari dipakai sebagai tempat ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya oleh warga sekitar.

"Keduanya datang sekira pukul 21.00 WIB, hari Minggu (1/3/2020). Keduanya minta izin kepada warga untuk menumpang menginap karena kemalaman dan tidak punya ongkos untuk pulang ke Air Dingin," terang Fatmi Bahar.

Namun sekira pukul 23.00 WIB, warga mulai curiga karena lampu di bagian dalam mushalla dipadamkan. Sekira pukul 03.00 WIB, warga yang penasaran, mendatangi mushalla tersebut secara diam-diam untuk memastikan kondisi yang terjadi. Kecurigaan warga ternyata benar, kedua tersangka dipergoki tengah asik melakukan hubungan sesama jenis di mijrab mushalla dengan kondisi sama-sama bugil.

Kejadian tersebut praktis membuat buncah warga yang ada di sekitar mushalla tersebut. Para pemuda yang sebelumnya duduk di warung di pinggir Jalan Raya Cupak, kemudian berhamburan datang ke lokasi kejadian. Kedua pelaku pun ditangkap warga. Massa yang geram karena ulah pelaku yang telah menodai kesucian tempat ibadah umat Islam tersebut, akhirnya bisa ditwnangkan Walinagari Cupak Fatmi Bahar Dt Tuo yang ikut turun ke lokasi.

"Kedua tersangka kemudian kami serahkan kepada Polsek Gunung Talang untuk diproses secara hukum," Fatmi Bahar.

Kapolres Solok AKBP Azhar Nugroho, melalui Kapolsek Gunung Talang Iptu Azwari Siregar, SH menyatakan kedua pelaku ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Solok.

"Setelah di Polsek Talang, kasus ini kemudian ditangani oleh unit PPA Polres Solok. Sebab, salah seorangnya masoh di bawah umur," ungkapnya.

Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, menyatakan pihaknya sangat sedih kejadian yang sangat memiriskan ini di Kabupaten Solok. Gusmal mengajak seluruh komponen untuk duduk bersama mencari solusi dari permasalahan ini.

"Setahun yang lalu, kami di Kabupaten Solok pernah melakukan Muzakarah Ulama, untuk menemukan penyebab adanya perilaku LGBT ini. Karena, kalau kita bisa menemukan penyebabnya, pasti ada obatnya," ujarnya.

Gusmal juga meminta segenap elemen masyarakat harus bergerak dan berfikir ke arah itu. Apalagi kalau merujuk ucapan Wagub Sumbar, Nasrul Abit, di sejumlah media beberapa waktu lalu, yang mengatakan Sumbar tertinggi perilaku lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) di Indonesia.

"Insyaallah saya kembali akan membicarakannya dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kementerian Agama (Kemenag) serta dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk membahas hal ini. Mudah-mudahan kita bisa menemukan obatnya," ungkapnya. (IN-001)

Ponpes Darut Thalib, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias di Kota Solok

Pondok Pesantren Darut Thalib, Laing, Kota Solok, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias Selatan
Boby Gustiadi: Ponpes Adalah Bengkel Manusia
Pilihan hidup mendirikan pondok pesantren, menghadirkan konsekuensi besar bagi keluarga Thalib. Sebuah keluarga mualaf asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Alih-alih "menikmati hidup", keluarga ini malah "menceburkan" diri mengurus generasi miskin, bermasalah, bahkan para calon "bandit" dari keluarga broken home. Di usia yang sangat muda, kegetiran dan kepiluan, menjadi "santapan" sehari-hari bagi warga Ponpes yang berdiri tahun 2017 ini.
Pondok pesantren Darut Thalib, berada di Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Sumbar. Untuk mencapai Ponpes ini, tidak begitu sulit. Meski berada di sisi utara Kota Solok yang didominasi kawasan hutan dan peladangan, dibukanya jalan lingkar utara yang menghubungkan kawasan Banda Pandung, Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok, dengan Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung, dan Nagari Guguak Sarai, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, membuat Ponpes ini mudah dicapai. Berdirinya sejumlah perkantoran seperti Kantor DPRD Kota Solok, Rumah Dinas Walikota Solok, Kantor Samsat Laing, Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II.B Laing, Kota Solok, membuat Ponpes ini berada di kawasan yang cukup ramai. Ponpes ini hanya berjarak sekira belasan meter hingga 1 kilometer dari kantor-kantor tersebut.

Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumbar. 

Dari jalan lingkar utara ke arah Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, Samsat Laing, Kantor Lingkungan Hidup Kota Solok, dan saat melewati Lapas Kelas II.B Laing Solok, Ponpes Darut Thalib sudah terlihat. Tepatnya di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Bangunannya terlihat mungil namun berdiri dengan gagah. Di samping kanan bangunan tiga lantai itu, terdapat rumah berwarna hijau milik keluarga Thalib. Keluarga pendiri dan pengurus Ponpes. Di sebelah kirinya, para tukang sedang membangun pondasi bangunan tambahan pesantren yang dananya berasal dari dana hibah APBD Kota Solok 2020.

Saat dilihat lebih detail, gagahnya bangunan yang sejatinya mirip ruko minimalis itu, berasal dari tampilan bagian depan yang penuh dengan ornamen arsitektur masjid dan simbol-simbol keagamaan. Namun ternyata, ornamen arsitektur itu, adalah podium utama pementasan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok pada Juni 2019 lalu. Ornamen-ornamen tersebut, memang diminta pihak Ponpes ke Panitia MTQ, lalu ditata pihak Ponpes dijadikan mushalla, dan dihiasi dengan nama dan logo Ponpes dari digital printing (cetakan digital).

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat. 

Ditelusuri lebih ke dalam, lantai dasar Ponpes masih berupa coran semen kasar. Namun di ruang kantor dan ruang majelis guru, dilapisi dengan karpet berwarna merah. Karpet inipun berasal dari "sisa-sisa" helatan MTQ Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok 2019. Dua lantai di atasnya, kondisinya juga separuh siap, dimanfaatkan sebagai asrama santri dan ruang kelas. Di bagian belakang bangunan, terdapat deretan pakaian santri yang sedang dijemur. Terbatasnya ruang, membuat sebagian pakaian santri, juga dijemur menggunakan hanger (penggantung) di sebuah pohon. Sangat miris, saat diketahui bahwa bangunan ini menjadi rumah bagi seratusan santri dan majelis guru (pengasuh pondok).

Pimpinan Ponpes Darut Thalib, Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo, menjamu Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, yang datang berkunjung pada Senin sore (2/3/2020). Jamuan yang sangat sederhana terhadap anggota dewan yang berpenampilan sederhana pula. Disuguhi air mineral gelas, buah rambutan asal Sijunjung dan duku dari Solok Selatan, percakapan berlangsung santai, namun sangat akrab. Disaksikan belasan majelis guru (pengasuh Ponpes).

Rusdi Saleh (belakang, lima dari kiri) bersama Pimpinan Ponpes Darut Thalib Ustadz Boby Gustiadi Thalib (belakang, enam dari kiri) bersama majelis guru Ponpes Darut Thalib, Senin (2/3/2020).

Boby Gustiadi dengan raut muka yang tenang, mengucapkan terima kasih kepada Pemko Solok dan DPRD Kota Solok yang telah menganggarkan dana hibah ke pesantren Darut Thalib sebesar Rp 500 juta di APBD Kota Solok 2020. Pria kelahiran 11 Agustus 1994 ini, menuturkan dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun bangunan baru di bagian kiri bangunan lama.

"Tentu saja, dana sebesar itu sangat berarti bagi kami dan para santri. Jangankan Rp 500 juta, Rp 1.000 saja sangat berarti bagi kami," ujarnya.

Rusdi Saleh
Anggota DPRD Kota Solok/Perwakilan Yayasan Darianis Yatim

Rusdi Saleh yang juga merupakan perwakilan Yayasan Darianis Yatim di Sumbar, menyatakan dirinya sangat tersentuh dengan kondisi Ponpes Darut Thalib. Menurut Rusdi Saleh, di saat Yayasan Darianis Yatim sudah membangun 20 masjid di Kota Solok dengan dana puluhan miliar rupiah, ternyata masih ada lembaga pendidikan keagamaan dengan kondisi yang sangat memiriskan seperti ini. Pria yang sebelum terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Solok 2019-2024, adalah seorang aktivis sosial kemasyarakatan ini, berjanji akan mengupayakan berbagai hal untuk membantu keberlangsungan Ponpes Darut Thalib ini. Baik sebagai anggota dewan, maupun kapasitasnya sebagai perpanjangan tangan Yenon Orsa, pemilik Yayasan Darianis Yatim.

"Saya adalah aktivis sosial melalui Yayasan Darianis Yatim milik Pak Yenon Orsa. Yayasan sosial yang membangun masjid, membantu biaya pendidikan dan membantu masyarakat yang butuh pertolongan. Ini merupakan komitmen moral kami di yayasan, dan tidak ada sangkut pautnya politik ataupun maksud-maksud lain," tegasnya.

Pembangunan Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sejak didirikan pada 1 Juli 2017, Ponpes Darut Thalib sempat viral di Kota Solok pada Agustus 2019 lalu. Saat itu, karena keterbatasan ruang belajar, para santri belajar di tenda roder, yang dipinjamkan oleh Polres Solok Kota. Karena viral, akhirnya pihak Darut Thalib dan Polres Solok Kota yang saat itu dipimpin oleh AKBP Dony Setiawan Dt Pandeka Rajo Mudo (kini Kapolres Payakumbuh), menghentikan aktivitas belajar di tenda dan kembali belajar berdesak-desakan di ruangan yang ada, meski over kapasitas.

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar bahwa para santri Ponpes Darut Thalib makan dengan lauk seadanya. Bahkan di beberapa hari, para santri makan hanya dengan kerupuk, sayur dan cabai. Pimpinan Pospes, Boby Gustiadi, dan sejumlah majelis guru mencari berbagai upaya untuk mencari dana operasional. Dalam satu bulan Ponpes Darut Thalib membutuhkan setidaknya Rp 8 juta untuk beras, Rp 5 juta untuk lauk pauk, Rp 500 ribu untuk air minum galon, ditambah biaya lainnya seperti listrik, air, buah-buahan, dan sebagainya. Hal inilah yang kemudian mempertemukan pihak Darut Thalib dengan Rusdi Saleh.

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Kabar ini, akhirnya dibenarkan Boby Gustiadi. Menurut pria lulusan Pesantren Darussalam, Aur Duri, Sumani, Kabupaten Solok tersebut, sebenarnya ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh. Yakni mencari pemasukan dana tambahan, atau mengurangi jumlah santri. Namun, Boby mengaku sangat tidak tega memulangkan sejumlah santri. Saat ini, pemasukan utama Ponpes Darut Thalib adalah usaha keluarganya memasok kebutuhan makan minum untuk tahanan, narapidana dan pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Sementara, pemasukan dari santri sebesar Rp 350 ribu perbulan tidak bisa terlalu diharap. Pasalnya, lebih dari 90 persen santri tidak sanggup membayar.

"Para santri, dengan uang Rp 350 ribu itu hanya untuk membayar biaya makannya perbulan. Mereka berasal dari latar belakang orang yang tak berada. Bahkan dari anak yatim, miskin, dan dari keluarga broken home (perceraian). Kami tidak tega memulangkan mereka. Sebab, prinsip kami, Pondok Pesantren adalah bengkelnya manusia. Mereka tidak akan kami pulangkan jika masih dalam keadaan rusak. Kami dan para santri memiliki keyakinan, akan selalu ada jalan keluar terhadap setiap permasalahan. Tapi jalan keluarnya bukan mundur atau berbalik arah. Alhamdulillah, sekarang ada pihak Yayasan Darianis Yatim yang mau membantu. Kami merasakan memiliki orang tua lagi," ungkapnya.

Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo
Pimpinan Pondok Pesantren Darut Thalib

Keluarga Thalib Bu'ulolo, merupakan keluarga asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Nama Thalib, merupakan nama kakek Boby Gustiadi saat memutuskan menjadi mualaf setelah menikah dengan Nur Halimah, warga asal Sawah Sudut, Selayo, Kabupaten Solok. Sementara, Bu'ulolo, merujuk pada marga/suku keluarganya.

Pada 2017 lalu, sang Ayah, Suardi Bu'ulolo dan ibunya Witri Anita dan Boby Gustiadi berencana menunaikan ibadah umrah bersama. Saat itu, sang ayah baru pensiun sebagai pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Namun, rencana umrah ini urung dilakukan dan menetapkan hati mendirikan pesantren. Konsepnya, pesantren yang terjangkau masyarakat kelas bawah. Padahal, dengan kondisi perekonomian keluarga yang cukup baik dengan bisnis keluarga yang berjalan lancar, Boby dan keluarganya memilih jalan pengabdian ke masyarakat. Hal itu menurutnya adalah panggilan hati dan wujud rasa syukur. Hal ini turut didukung sang istri, Dewi Septina dan dua anaknya, Mahya dan Khadijah.

Kamar mandi Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Di tahun pertama, tahun 2017, Ponpes Darut Thalib hanya menerima 7 orang santri dan semua aktivitas pembelajaran dilakukan di rumah yang kini berada di samping kanan gedung. Di tahun kedua, 2018, seiring pembangunan gedung baru, jumlah santri baru meningkat menjadi 33 orang. Di tahun 2019 lalu, jumlah santri baru kembali melonjak menjadi 108 orang. Kondisi ini, beriring dengan penambahan jumlah guru. Saat ini jumlah guru yang mengabdi di Ponpes sebanyak 21 orang. Mereka umumnya bekerja paruh waktu atau juga mengajar di tempat lain. Istilah "pengabdian" benar-benar terbukti bagi para guru disini. Sebab, mereka hanya mendapatkan gaji antara Rp 300 ribu, hingga paling tinggi Rp 1,2 juta. Padahal, kualifikasi mereka adalah sarjana (S1) dan magister (S2), serta alumnus Ponpes dari Pulau Jawa.

"Saat ini, sebelum masuk tahun ajaran baru, sudah ada sekitar 50 santri baru yang mendaftar. Padahal, kami tidak pernah membuat brosur atau pengumuman. Para calon santri yang mendaftar, umumnya beralasan melihat perubahan dari para santri kami saat pulang kampung. Juga dari guru-guru disini, yang bekerja ikhlas, meski hanya menerima pemasukan yang ala kadarnya," ujar Boby.

Bagian samping kanan Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sementara itu, Rusdi Saleh mengharapkan Boby dan keluarganya, serta majelis guru di Ponpes Darut Thalib, senantiasa menetapkan hati dan meluruskan niat membangun pendidikan agama. Rusdi Saleh juga mengharapkan Ponpes Darut Thalib berkembang pesat, sesuai niat awal pendirian. Kemudian, menjadi pesantren modern yang mandiri dengan berbagai unit usaha.

"Komitmen Yayasan Darianis Yatim bertemu dengan komitmen Ponpes Darut Thalib. Kita siap mencarikan solusi terkait kendala dan permasalahan yang terjadi. Kita harapkan Ponpes Darut Thalib menggunakan manajemen yang jelas. Sampaikan seluruh permasalahan yang ada dan mohon terima kami sebagai keluarga di Ponpes ini," harapnya.

Maket bangunan baru Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh mengungkapkan, Yayasan Darianis Yatim selain membangun sarana ibadah seperti masjid, juga melakukan sejumlah kegiatan sosial lain di Sumatera Barat. Di antaranya bedah rumah masyarakat miskin, membantu pendidikan dari tingkat SD, SLTP, SLTA, hingga perguruan tinggi. Bahkan, saat ini, ada 4 mahasiswa yang dibantu biaya pendidikannya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

"Pak Yenon Osra hanya berharap, kiprah dan kegiatan Darianis Yatim hendaknya di-support oleh semua elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Di Kota Solok misalnya, bisa menjadi kota yang berakhlakul karimah. Salah satunya, menjadikan masjid-masjid sebagai pusat tahfidz Alquran. Sehingga, bisa menjadi daerah yang diberkahi. Demikian juga untuk daerah-daerah lainnya. Sehingga, pemahaman agama bagi generasi penerus ini bisa semakin kuat. Darianis Yatim selalu berusaha menjaga komitmen untuk syiar Islam di Sumbar," harapnya.

Mushalla Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh juga menuturkan, Yayasan Darianis Yatim merupakan sebuah yayasan yang dibentuk oleh perantau asal Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Yenon Orsa. Menurut Rusdi Saleh, yayasan yang berdiri pada tahun 2012 tersebut, bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan pendidikan.

"Tujuan utama, adalah untuk meningkatkan pemahaman agama dan keimanan. Serta mencegah dampak negatif, seperti kenakalan remaja dan penyalahgunaan Narkoba. Perlu diingat, konsep Yayasan Darianis Yatim, memberi dan berbagi, bukan untuk dipuji, tapi untuk berempati dan merasakan apa yang dirasakan orang lain," ujarnya.

Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Yenon Orsa merupakan tokoh perantau asal Nagari Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Yenon Osra sukses dalam bidang pendidikan dan Teknologi Informatika (TI). Melalui Yayasan Darianis Yatim, Yenon Orsa selama dikenal sebagai orang yang banyak membantu biaya pendidikan siswa miskin berprestasi, membangun dan memugar masjid dan mushalla, serta membangun sarana di bidang pendidikan.

Kepercayaan Yenon Orsa ke Rusdi Saleh berawal dari adik kandungnya, Yenna Roseva Boer, yang satu kelas dengan Rusdi Saleh di SMAN 1 Kota Solok. Dari berbagai pertemuan dan kegiatan, Yenon Orsa akhirnya tertarik dengan komitmen dan kejujuran Rusdi Saleh. Hingga akhirnya, Rusdi Saleh menjadi decission maker (pengambil keputusan) di Yayasan Darianis Yatim untuk mengelola seluruh proyek pembangunan masjid, pemberian beasiswa, hingga bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Sumbar. (rijal islamy)

Minggu, 01 Maret 2020

PSP U-15 Juara Piala Soeratin 2020

SOLO - Persatuan Sepakbola Padang (PSP) di bawah usia 15 tahun (U-15), menjuarai turnamen Piala Soeratin U-15 tahun 2020, di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (29/2/2020). PSP U-15 mengalahkan Gabsis Sambas, Kalimantan Barat, dengan skor ketat 2-1 (1-1). Pandeka Bungsu (julukan PSP U-15), sejatinya di posisi under dog (non unggulan), sebab Gabsis Sambas melaju ke final dengan komposisi pemain terbaik. Namun, kekuatan mental dan strategi cemerlang, membuat Pandeka Bungsu mampu membalikkan semua prediksi.

Kekuatan dan komposisi Gabsis Sambas, memberi tekanan kuat bagi PSP U-15. Terbukti di menit-menit awal laga, tim asal Kalimantan Barat tersebut menjebol gawang Pandeka Bungsu di menit ke-11, melalui sontekan Krisna Sulistia Budianto. Krisna menuntaskan umpan lambung terukur dari Aqsa Aqyuba Yuarna Rabbani.

Ketinggalan satu gol, PSP U-15 tersengat. Sejumlah serangan dari berbagai sisi, dilakukan anak-anak Pandeka Bungsu. Namun, para pemain Gabsis Sambas, juga tidak mengendurkan serangan. Alhasil, hingga babak pertama berakhir, keunggulan 1-0 Gabsis tetap bertahan.

Di babak kedua, PSP U-15 langsung mengambil kendali serangan. Taktik pelatih Tri Gustian, Muhammad Jeki dan Putra Sabilul Arsyat, mampu merepotkan barisan pertahanan Gabsis Sambas. Upaya tersebut akhirnya berbuah hasil di menit ke-41. Zulkifli Yahya mencetak gol, setelah menerima umpan silang Farhan Habibi. Skor 1-1, membuat laga berjalan dengan tempo cepat. Kedua tim saling bergantian melakukan serangan.

Di menit ke-53, PSP U-15 dengan penuh gaya, membalikkan skor via sundulan Haviv Mumtaza. Proses gol tersebut berawal dari tendangan bebas Reval Adhitya. Bola liar di kotak penalti Gabsis Sambas, dituntaskan dengan sundulan Haviv Mumtaza.

Dalam keadaan tertinggal, para pemain Gabsis Sambas terus berupaya mencetak gol penyama. Namun, hingga peluit akhir dibunyikan wasit Axel Febrian Sinaga, skor tetap 2-1 untuk kemenangan PSP U-15.

Peringkat ketiga diraih oleh Persitangsel (Banten) setelah berhasil menaklukkan Jakarta Timur FC (DKI Jakarta) dengan skor tipis 2-1. Pembuktian komposisi terbaik Gabsis Sambas, terbukti dari gelar pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak (top scorer). Pemain terbaik diraih Yanari Ipung Kurniawan, dan top scorer diraih Krisna Sulistia Budianto.



Para petinggi PSP yang juga turut hadir menyaksikan pertandingan seperti, Agus Suardi (Abien) Kadispora Padang, serta Andree Algamar, Fajrin dan Effendi. Impian yang terkubur sangat lama, yang akhirnya mampu direngkuh oleh anak-anak muda Kota Padang ini, menyajikan pemandangan haru di sisi PSP U-15 dan suporter.

Pelatih kepala tim Pandeka Bungsu, Tri Gustian, mengatakan sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak. Terutama kepada para petinggi PSP, masyarakat di perantauan dan masyarakat Sumbar.

"Alhamdulillah. Akhirnya kami dapat membuktikan bahwa PSP Padang itu masih ada dan mampu berprestasi. Terima kasih atas doa dan dukungan moral seluruh masyarakat Sumbar. Baik di Sumbar maupun di perantauan," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Akademi PSP Padang Agus Suardi (Abien) yang hadir langsung bersama keluarga dan menyaksikan jalannya pertandingan, menyatakan sangat bangga dan salut atas perjuangan luar biasa para pemain PSP U-15.

"Inilah perjuangan yang sangat luar biasa dari anak-anak Pandeka Bungsu. Meski ketingalan namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk menjadi juara. Selamat untuk ananda sekalian, dan seluruh pecinta sepakbola Sumbar.  Kami akan selalu men-support ananda seklaian demi prestasi," ungkapnya. (IN-001)

70 PPK se-Kabupaten Solok Dilantik

SOLOK - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok melantik Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kabupaten Solok, di Ruang Solok Nan Indah (Solinda), Kompleks Kantor Bupati Solok, Arosuka, Sabtu (29/2/2020). Sebanyak 70 orang PPK dari 14 kecamatan di Kabupaten Solok, dilantik setelah melalui sejumlah rangkaian kegiatan seleksi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Solok. Seluruh PPK terpilih menanda tangani pakta integritas.

Ketua KPU Kabupaten Solok, Ir. Gadis, didampingi komisioner Jons Manedi dan Defil menyampaikan ada sebanyak 270 yang melaksanakan kegiatan melantik PPK di tingkat kecamatan.

"PPK yang sudah dilantik agar bekerja secara professional, independen dan menjaga integritas dan memenuhi tugas serta tanggung jawab bekerja secara maksimal dan koordinasi, komunikasi dengan muspika diwilayah kecamatan masing-masing," ujar Gadis.

Gadis mengungkapkan, seluruh Anggota PPK terpilih harus memahami segala macam bentuk peraturan dan perundang-undangan tentang Pemilu sehingga dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak melanggar peraturan.

"Dalam melaksanakan tugasnya, PPK harus bekerjasama antar anggota PPK untuk mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar serta Bupati dan Wakil Bupati Solok Tahun 2020. PPK merupakan ujung tombak suksesnya penyelenggaraan Pemilu. Sehingga mereka harus dapat bekerja semaksimal mungkin sesuai potensi dan kewajibannya," ujar Gadis.

Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, yang diwakili oleh Kabag Pemerintahan, Syahrial, menyampaikan ucapan selamat kepada PPK se-Kabupaten Solok yang barusan dilantik. Menurutnya, dalam melaksanakan tugas, PPK harus menjunjung tinggi profesionalisme. Terutama dalam memahami peraturan perundang-undangan dalam menyelengarakan setiap tahapan Pilkada 2020.

"Profesionalitas PPK dalam menyelengarakan tugas hingga terpilihnya gubernur dan wakil gubernur Sumbar serta Bupati dan Wakil Bupati Solok. Kita harapkan, PPK dapat bersinergi dengan pihak kecamatan serta unsur yang terkait. Sebab sub koordinatnya berada di kecamatan," tutur Syahrial. (PN-001)

Sabtu, 29 Februari 2020

Dinilai Inovatif, Kota Solok Dapatkan Insentif Rp 4,5 Miliar DID-KPID

SOLOK - Sebagai kota kecil dengan slogan Kota Beras Serambi Madinah, Kota Solok memilih konsep inovasi untuk membangun daerah. Keterbatasan luas wilayah dan sumber daya alam, membuat aparatur dituntut melakukan beragam terobosan. Sesuai dengan Visi dan Misi Walikota Solok 2016-2021, yakni terwujudnya masyarakat Kota Solok yang beriman, bertakwa, dan sejahtera menuju kota perdagangan, jasa, serta pendidikan yang maju dan modern, Kota kecil ini kini merupakan Labor Inovasi daerah di Sumatera Barat yang ditunjuk lansung oleh pihak LAN-RI pada tahun 2017. Sehingga, kota yang dimekarkan dari Kabupaten Solok pada 16 Desember 1970 ini menjadi salah satu salah satu destinasi pembelajaran inovasi bagi daerah lain di Sumbar dan Indonesia.

Kota Solok, kini bisa dibilang sudah menjadi acuan bagi daerah lainnya di Sumatera Barat dalam melahirkan berbagai inovasi peningkatan pelayanan publik. Selain mengharumkan nama Kota Solok ke pentas Nasional, melalui penghargaan dari pemerintah Pusat (Kementrian Dalam Negeri) yakni IGA (Inovative Goverment Award) pada tahun 2018 lalu perigkat 7 se-Indonesia, dan penghargaan Teknologi Tepat Guna Tingkat Propinsi mendapatkan peringkat III tahun 2018, dan peringkat II tahun 2019.


Predikat Laboratorium Inovasi daerah juga diharapkan mampu membawa virus perubahan dalam cara dan pola berpikir ASN. Hasil dari Penghargaan IGA dari Kementrian Dalam Negeri berbuah reward dalam bentuk Dana Intensif Daerah Kategori Inovasi Pemerintah Daerah (DID KIPD) sebesar Rp. 4.584.763.000,- pada tahun 2020. Untuk itu pada tahun ini diharapkan Pemerintah Kota Solok bisa kembali meraih Prestasi-prestasi di bidang Inovasi di kancah Nasional, supaya kembali mendapatkan reward dari Pemerintah Pusat, seperti IGA, SINOVIK, INAGARA dan TTG.

Di bawah Koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Solok, Kota Beras Serambi Madinah telah me-launching 158 Inovasi yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Solok.


Kepala Balitbang Kota Solok, Marwis, SE, MM, menyampaikan, secara umum keberhasilan Kota Solok dalam berinovasi merupakan tindak lanjut dan kerjakeras kita bersama seluruh stakeholder.

"Kita berharap untuk ke depannya Kota Solok bisa menjadi rujukan bagi Pemda lain untuk berinovasi dan pada tahun 2020 ini akan dilaksanakan kembali penilaian IGA. Mudah-mudahan kita kembali mencetak inovasi yang bisa memberikan manfaat kepada Pemerintah Kota Solok," ujarnya. (IN-001)

Ramadhani Kirana Putra, Doktor Perdana di DPRD Kota Solok

SOLOK - Anggota DPRD Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra berhasil meraih gelar doktor di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis 27/2/2020). Ramadhani dinyatakan lulus dalam ujian terbuka promosi doktor Ilmu Ekonomi di di Kampus A, Gedung D Lantai VIII Universitas Borobudur dengan Disertasinya berjudul: "Determinan Ekonomi Kreatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto serta implikasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat".


Ujian terbuka tersebut dihadiri oleh anggota Fraksi Partai Golongan Karya DPR RI, Darul Siska, Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, Anggota DPRD Kota Solok, Nasril In Dt Malintang Sutan, Sekretaris Partai Golongan Karya Kota Solok, Fauzi Rusli dan puluhan keluarga besar PB HMI Cabang Solok yang ada di Jakarta serta indangan lainnya.

Gelar Doktor ilmu ekonomi yang disandang oleh politisi muda Kota Solok ini, diraih berkat kesungguhan dan semangat di sela kesibukannya sebagai Anggota DPRD Kota Solok. Ramadhani Kirana Putra dalam ujian terbuka tersebut yang disampaikan di hadapan Tim Panitia Ujian Doktor menjelaskan, bahwa latar belakang memilih judul Determinan ekonomi kreatif terhadap produk domestik regional bruto serta implementasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat yaitu banyaknya potensi ekonomi kreatif yang belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat serta sarana dan prasarana serta pemasaran yang merupakan kendala utama yang di hadapi oleh pelaku ekonomi kreatif di Sumatera Barat saat ini.


"Ekonomi kretaif diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto sehingga berdampak pada meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan menurunnya kemiskinan. Maka melalui penelitian ini kita dapat mengkaji serta menganalisis dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi Ekonomi Kreatif di Provinsi Sumatera Barat terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Implikasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan. Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian yaitu Error Correction Model (ECM). Metode ini dapat membedakan hubungan variabel independent dalam jangka panjang dan jangka pendek.Berdasarkan hasil penelitian tersebut di dapat bahwa industri kecil dan mikro, industri sedang dan besar, kredit usaha rakyat,inflasi dan kunjungan wisatawan secara silmutan berpengaruh secara signifikan terhadap ekonomi kreatif di Sumatera Barat dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang," jelas Ramadhani.


Ujian terbuka atau Promosi Doktor Ilmu Ekonomi tersebut dihadiri oleh 5 (lima) orang Tim penguji yang di Ketuai oleh Prof Dr Basir Barthos (Rektor Universitas Borobudur), Sekretaris Dr Mohammad Faisal Amir (Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Borobudur), Anggota Prof Dr Yuyun Wirasasmita, MSc (Penguji dalam institusi), Prof Dr Rudi Bratamanggala, MM (Penguji dalam institusi), Prof Dr Musa Hubeis, MSc (Penguji luar institusi) dan dihadiri juga oleh Komisi Pembimbing yaitu Prof Dr Sudarsono, MSc sebagai Promotor dan Prof Dr Cicih Ratnasih, MM sebagai co-Promotor.

Setelah menjalani ujian selama lebih kurang satu jam dan setelah tim penguji melakukan penilaian, maka Tim penguji menyatakan Ramadhani Kirana Putra dinyatakan lulus dengan yudisium nilai sangat memuaskan. Sesuai dengan aturan perundang-undangan Ramadhani Kirana Putra sudah sah menyandang gelar Doktor di bidang ekonomi dan gelar Doktor tersebut merupakan yang ke-182 di Program Pasca Sarjana Universitas Borobudur.


Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, SE yang ikut hadir dalam ujian terbuka tersebut berharap, dengan raihan gelar Doktor Ilmu Ekonomi tersebut dapat membawa dampak dan manfaat kepada daerah dan masyarakat guna kemajuan terutama pada sektor ekonomi kreatif di Kota Solok khususnya.

"Kita sangat bangga. DPRD Kota Solok, dan masyarakat Kota Solok kini memiliki anggota DPRD seorang doktor. Kita harapkan gelar doktor bagi Ramadhani ini, mampu menjadi inspirasi bagi anggota DPRD lainnya, dan masyarakat pada umumnya," ungkapnya. (IN-001)

Selasa, 25 Februari 2020

Hendra-Mahyuzil Penuhi Syarat Calon Independen di Kabupaten Solok

SOLOK - Kerja keras Komisioner KPU Kabupaten Solok terkait pengecekan blanko dukungan yang berlangsung selama dua hari. Akhirnya, Senin (24/2/2020) menetapkan pasangan Hendra Saputra SH, M.Si - Mahyuzil Rahmat, S.Ag yang disingkat RAMAH (HendRA–MAHyuzil), memenuhi syarat dukungan sebagai calon peserta yang maju dari jalur perseorangan pada Pilkada Kabupaten Solok 2020.

Penetapan itu ditandai dengan penyerahan "Berita Acara" hasil pengecekan pemenuhan jumlah dukungan dan sebaran dukungan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Solok.

Ketua Dewan Relawan RAMAH, Sukhrawardi kepada awak media menyebutkan, penyerahan berita acara hasil pengecekan pemenuhan jumlah dukungan dan sebaran dukungan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Solok 2020.

"Alhamdulillah, dinyatakan lolos dan memenuhi syarat. Insya Allah, kita lanjutkan perjuangan ini di tahap berikutnya, Mohon doa," utur Sukhrawardi yang dikenal dengan kepribadian terbuka dan sangat ramah.

Anggota KPU Kabupaten Solok, Defil,  menyebutkan pihaknya telah menetapkan pasangan RAMAH telah memenuhi syarat jumlah dukungan sebanyak  24 ribu lebih e-KTP, dari syarat minimal 23.962 e-KTP. 

"Pengecekan dan penghitungan, kami lakukan selama dua hari," ujarnya.

Untuk proses selanjutnya, kata Defil, KPU akan melakukan verifikasi administrasi selama 1 (satu) bulan. Sedangkan untuk verifikasi faktual, akan berlangsung selama 21 hari.

"Syarat minimal dukungan hanya 23. 962 e-KTP. Sedangkan dari hasil hitungan kami, jumlah dukungan pasangan RAMAH berada di atas angka 24 ribu lebih e-KTP," kata Defil.

Seperti halnya pada Jumat kemarin (21/2/2020). Defil menuturkan bahwa pasangan Hendra-Mahyuzil telah menyerahkan syarat dukungan ke KPU sebagai pasangan calon yang maju dari jalur perseorangan.

Terpisah, pengamat politik Kabupaten Solok, Hemdrius AS, menyebutkan keputusan Hendra-Mahyuzil maju dari jalur independen, tentunya pasangan itu sepenuhnya menjadi milik rakyat.

"Dengan adanya kandidat nan maju dari jalur perseorangan, maka pemilih punya alternatif pilihan yang lebih tepat," terangnya.

Menurut Hendrius, calon independen akan dapat melebarkan laju gerakan masyarakat secara lebih luas. Artinya, ia bisa lebih merdeka mengambil keputusan dalam memenuhi kepentingan rakyat. Menurut Hendrius, bukti dukungan akan menjadi salah satu referensi yang efektif untuk menganalisa potensi suara.

"Karena hal ini merupakan salah satu referensi, tentunya akan efektif pula untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan strategi meng-update kantong kantong suara. Data bukti dukungan rakyat itu. Insya Allah, akan menjadi medium untuk bertahan atau berada di puncak kemenangan, ujar Hendrius AS. (IN-001)

Deklarasi Boris-Adang; Menepis Keraguan, Penguatan Bagi Relawan

Sisi Lain Deklarasi Balon Walikota-Wakil Walikota Solok 2020, Yutris Can-Irman Yefri Adang
Menepis Keraguan, Penguatan Bagi Relawan


Deklarasi pasangan bakal calon (Balon) Walikota dan Wakil Walikota Solok 2020, Yutris Can-Irman Yefri Adang (Boris-Adang) di gedung Kubung Tigobaleh, Kota Solok, Sabtu sore (22/2/2020), begitu membahana. Banyak pesan-pesan tersirat dalam deklarasi pasangan yang berlatar belakang politikus tersebut. Apa yang membuat beda dan apa yang ditawarkan Boris-Adang?

Gedung Kubung Tigobaleh, yang berada di perbatasan Kota Solok dan Kabupaten Solok, sejatinya adalah gedung serba guna. Namun, gedung yang didirikan di masa pemerintahan Syamsu Rahim dan Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, menjadi ikon Kota Solok. Berbagai iven telah digelar di gedung megah ini oleh Pemko Solok, Forkopimda, Partai Politik, sekolah, bahkan masyarakat. Menjamu sejumlah menteri, kegiatan fokopimda, Debat Cawako-Cawawako, Pemilihan Uda-Uni, bahkan deklarasi pasangan Capres-Cawapres pernah digelar di gedung ini. Resepsi pernikahan di gedung ini, tentu sarat makna.


Memiliki kapasitas lebih dari 1.000 tempat duduk, gedung ini menjadi "pertaruhan" bagi pihak yang ingin memakainya. Tentu saja, jika peserta atau hadirin berjumlah kurang dari 1.000 orang, bisa dipastikan kegiatan langsung kehilangan gezah. Jumlah 300 orang hingga 500 orang saja, gedung akan terlihat sangat lengang. Dampaknya jelas, kegiatan apapun akan kehilangan makna.

"Pertaruhan" yang sama dilakukan Yutris Can dan Irman Yefri Adang, Sabtu siang (22/2/2020). Tidak hanya bagi Boris-Adang, tapi juga untuk relawan, kader Parpol, simpatisan, dan pendukung dua tokoh politik yang "matang" di legislatif tersebut. Sebab, jika hadirin hanya berjumlah ratusan orang, "alarm bahaya" bakal langsung menyala. Menjadi trending topic di media sosial, percakapan seru di kedai-kedai kopi, hingga menjadi "gunjingan" dan cemoohan di masyarakat luas. Sekaligus, menjadi "sinyal" kepada Boris-Adang untuk mundur dari kontestasi Pilkada Kota Solok 2020.


Namun, Boris-Adang dan panitia pelaksana ternyata mampu melebihi ekspektasi. Jumlah hadirin melebihi seribu orang. Dari kapasitas tempat duduk dan tribun/balkon lantai dua sekitar 1.000 tempat duduk, semuanya terisi penuh. Bahkan, banyak yang tidak kebagian tempat. Demi menghargai tamu, para relawan dan simpatisan memilih berdiri di kedua sisi ruangan. Sebagian lagi, memilih berdiri dan duduk di luar ruangan.

Dua mantan Walikota Solok, Syamsu Rahim (periode 2005-2010) dan Yumler Lahar (2000-2005) turut hadir dan memberikan sambutan. Walikota Solok periode 2010-2015, Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, "mengutus" Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Solok, Fernandez, menyampaikan dukungan moril. Turut hadir Anggota DPR RI asal Sumbar Darul Siska, mantan Anggota DPD RI Nofi Candra, serta sejumlah perwakilan dari Partai Politik di Kota Solok.


Yutris Can dan Irman Yefri Adang dalam orasinya mengaku siap berpasangan untuk maju sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Solok. Meski sampai saat ini pihaknya  masih menunggu rekomendasi partai politik sebagai pengusung kandidat pada Pilkada nanti. Namun, dengan tingginya antusiasme masyarakat dan simpatisan yang hadir hari ini bisa menjadi pertimbangan kuat bagi partai untuk memberikan rekomendasi.

Yutris Can juga mengklaim, pihaknya telah menerima dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Bahkan menurutnya, sudah lebih dari 10 relawan yang telah mendeklarasikan diri dan aktif bergerak di masyarakat. Dalam orasinya, Yutris Can juga menegaskan pihaknya sudah menjalani proses di bakal pertai pengusung dan partai pendukung.

"Berbagai elemen masyarakat telah membentuk kelompok relawan masing-masing. Tak hanya itu, dukungan itu juga mengalir dari mayoritas anggota dan mantan anggota DPRD Kota Solok, serta sejumlah kader partai politik. Karena itu, saya rasa, partai politik bisa melihat bagaimana tingginya harapan masyarakat, jangan kecewakan. Besar harapan kami bisa mendapatkan rekomendasi dari partai," katanya.


Balon Cawawako, Irman Yefri Adang mengajak simpatisan dan pendukung untuk tetap solid dan menjunjung sportifitas dalam pesta demokrasi. Yang maju di kota Solok merupakan putra terbaik yang juga sama-sama berniat membangun daerah. Jangan menjelekkan-jelekkan pasangan bakal calon lain

"Mari kita berpolitik secara santun. Biarlah masyarakat sendiri yang menilai," ujarnya.

Sejumlah relawan yang ikut serta dalam deklarasi tersebut di antaranya Kaba Rancak, Basiba, Banang Merah, Kerabat Rusdi Saleh, Volunteer Batang Kuini, Boas, Basoka, BA-Perang, BA Sikicau, Borisa Solok, Borisa Pasaraya, STD Farm, Ecomunity 969, Basamo Kito Bisa, Boris-Adang Bhinneka.


Shock Theraphy?

Usai deklarasi, Yutris Can menegaskan deklarasi digelar untuk menepis segala keraguan di masyarakat. Sekaligus menjadi kekuatan bagi para relawan, kader partai dan simpatisan. Menurutnya, pencalonan merupakan sebuah proses yang sangat panjang. Sehingga, dibutuhkan komitmen dan integritas optimal untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang konsep yang ditawarkan.

"Kami sangat salut dengan kerja para relawan selama ini. Mereka tak mengenal lelah. Memasang APK (alat peraga kampanye), sosialisasi ke masyarakat, dan struktur kerja yang jelas," ujarnya.


Deklarasi Yutris Can-Irman Yefri Adang, yang berlangsung sangat meriah, disebut sebagai terapi kejut (shock theraphy) bagi tiga bakal calon walikota-wakil walikota Solok yang sudah mengapung di masyarakat Kota Solok saat ini. Tiga pasangan lainnya yang disebut-sebut maju adalah Wakil Walikota (incumbent) Reinier Dt Mangkuto Alam yang rencananya berpasangan dengan Ketua DPC PDIP Kota Solok, Andri Maran. Kemudian Ketua DPC Gerindra Kota Solok, Ismael Koto, yang berpasangan dengan birokrat Edi Candra. Serta pasangan baru, pengusaha sukses Kota Solok Hendriyas yang disebut-sebut bakal berpasangan dengan birokrat senior Kota Solok, Jetson.

"Tidak ada shock theraphy. Semuanya berjalan dengan normal. Sedikitpun, kita tidak pernah berniat untuk menghantam calon lain. Apalagi melakukan hal itu. Seluruh nama-nama yang muncul saat ini, adalah saudara kita, yang sama-sama berniat baik untuk Kota Solok yang semakin baik ke depannya. Biar masyarakat yang menilai dan memilih siapa yang dikehendakinya," tegasnya.


Partai Pendukung

Terkait kendaraan yang akan digunakan untuk pencalonan, Yutris mengatakan dirinya sangat berharap Partai Golkar, PAN dan partai lainnya untuk mengusung. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok, Yutris Can, sangat berharap partai yang telah mengantarkan dirinya tiga periode sebagai Ketua DPRD Kota Solok (periode 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024), menjadi partai terdepan dalam pengusungan. Sementara, Irman Yefri Adang, sebagai kader Partai Amanat Nasional (PAN) sudah dua periode menjadi Anggota DPRD Kota Solok (periode 2009-2014 dan 2014-2019).

"Hingga kini, Partai Golkar selalu berkomitmen untuk mendukung kader maju. Sesuai dengan peraturan organisasi (PO), anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) dan aturan-aturan lainnya, Partai Golkar selalu obyektif menilai. Sementara dari Partai PAN, dari komunikasi dengan Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra, dan pengurus DPD lainnya, kita telah mengikuti selaluruh proses dan mekanisme. Bahkan, Pak Jon Hendra sudah menegaskan 1.000 persen mendukung pencalonan Irman Yefri Adang. Dari pengalaman saya sebagai sesama menjadi pimpinan DPRD Kota Solok sebelumnya, Jon Hendra adalah figur yang sangat konsisten. Begitu juga dengan sejumlah Parpol lainnya. Karena itu, saat ini, seluruhnya kita serahkan keputusan ke masing-masing partai. Sebab, semua tahapan dan mekanisme sudah kita tempuh," ujarnya.


Dari Legislatif ke Eksekutif

Dalam ranah politik di Kota Solok, Yutris Can dan Irman Yefri Adang bukanlah nama baru. Keduanya, sama-sama terjun ke dunia politik pada pemilihan legislatif (Pileg) DPRD Kota Solok tahun 2009. Yutris Can maju dari Partai Golkar daerah pemilihan Lubuk Sikarah. Tampilnya Partai Golkar sebagai partai pemenang Pileg di Kota Solok, membuatnya didapuk sebagai Ketua DPRD Kota Solok periode 2009-2014. Di periode 2014-2019, Yutris Can kembali terpilih dan menjadi Ketua DPRD. Hal yang sama diulangnya kembali di Pileg 2019 lalu. Yutris Can terpilih kali ketiga, dan menyandang prediket sebagai Ketua DPRD Kota Solok tiga periode beruntun. Pileg 17 April 2019 yang digelar bersamaan dengan Pilpres, membuat perolehan suara Partai Golkar di mayoritas daerah di Sumbar tergerus. Dari semula (Pileg 2014) sebanyak 13 Kabupaten/Kota menjadi partai pemenang, Partai Golkar hanya menyisakan Kota Solok dan Solok Selatan yang bertahan.


Sama seperti Yutris Can, Irman Yefri Adang juga terjun pertama kali di kontestasi Pileg 2009, melalui Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Tanjung Harapan. Sosok yang dikenal penyabar dan santun tersebut, kembali terpilih pada Pileg 2014. Majunya Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra di kontestasi Pilkada Kota Solok tahun 2015, membuat Adang diamanahkan menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Solok hingga tahun 2019. Pada Pileg 17 April 2019 lalu, Adang memilih tidak maju, dan menegaskan komitmennya untuk maju di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020.


Pengalaman Boris-Adang di DPRD Kota Solok, menjadi salah satu kelebihan. Pasalnya, sebagai unsur legislatif dan terpilih berulang kali dengan suara terbanyak, keduanya tentu tahu persis kondisi daerah dan birokrasi pemerintahan. Komitmen perubahan dan integritas bekerja untuk menyuarakan aspirasi masyarakat Kota Solok, tentu menjadi andalan.

"Suatu perubahan, tidak bisa berjalan sendiri. Banyak komponen yang saling berkaitan. Terbangunnya pondasi pembangunan yang melibatkan seluruh unsur penyelenggaraan pemerintahan harus menjadi prioritas. Sehingga, kekakuan dalam pemerintahan, dapat disergiskan. Legislatif, sifatnya collective collegial, sementara eksekutif bersifat pelaksana atau eksekutor. Berbagai keterbatasan di legislatif selama ini, akan bisa diatasi dengan majunya kami di ranah eksekutif," tegasnya.


Keputusan maju di Pilkada Kota Solok 2020 ini, menjadi pertaruhan besar bagi Yutris Can. Sesuai aturan, jika dirinya masuk "box start", statusnya saat ini sebagai Ketua DPRD Kota Solok, bahkan Anggota DPRD, harus ditanggalkan. Tentu, comfort zone (zona nyaman) dan segala fasilitas yang melekat di dirinya saat ini harus dilepaskan. Namun, keputusan ini juga sekaligus membuktikan keberanian Yutris Can.

"Berani meninggalkan zona nyaman, karena ada hal besar yang ingin kami berikan untuk pengabdian ke masyarakat. Banyaknya elemen masyarakat yang meminta maju di Pilkada, membuat kami tidak mau terlalu sombong untuk tidak memenuhinya. Sehingga, kami maju tanpa beban, karena beban ini merupakan beban bersama. Jika nantinya terpilih, akan memenuhi tanggung jawab besar ini. Jika tidak terpilih, kami akan ikhlas menerima. Sebab, apapun hasilnya, itu tergantung Allah. Tugas kita hanya berikhtiar dan berusaha maksimal," tegasnya.


Sementara itu, Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, menilai Boris-Adang merupakan pasangan yang memiliki komitmen dan integritas dalam bekerja. Menurutnya, Boris-Adang telah membuktikan bahwa mereka patut dan layak. Yakni tiga periode (bagi Yutris Can) dan dua periode (bagi Irman Yefri Adang) dipercaya sebagai Anggota DPRD Kota Solok.

"Masyarakat Kota Solok bisa menilai dan melakukan perbandingan. Terpilih tiga periode dan dua periode di DPRD, bukan sesuatu yang mudah. Ini merupakan referensi utama untuk membangun generasi Kota Solok. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip dan leadership. Harus tahu dengan keinginan masyarakat yang dipimpinnya," ujarnya.


Terkait berbagai isu yang menerpa Boris-Adang selama ini, seperti arogan, sombong, bahkan diisukan tersangkut berbagai persoalan hukum, Rusdi Saleh menegaskan bahwa fitnah akan selalu merajalela. Namun menurutnya, masyarakat Kota Solok sudah cerdas menganalisa dengan akal sehat. Rusdi Saleh mengatakan, sebuah niat baik belum tentu diterima seseorang atau kelompok orang dengan baik. Yang terpenting menurutnya, jangan pernah membalas fitnah dengan fitnah.

"Tegas dikatakan arogan, sombong. Namun, fitnah tidak akan pernah menghentikan langkah. Kebenaran itu akan selalu mencari jalannya sendiri. Yang penting, fitnah yang merajalela, jangan dibalas dengan fitnah. Percaya segala sesuatunya kepada Allah. Jika Boris-Adang tersangkut masalah hukum, keduanya akan menerima ganjarannya. Tidak ada di Indonesia ini yang kebal hukum. Tak peduli itu menteri, anggota DPR, gubernur, bupati, walikota, atau siapapun. Tapi, yakinlah siapapun yang menebar fitnah, akan menerima ganjaran dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat," ujarnya. (IN-001)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved