INFO BUDAYA
-->

Kamis, 06 Februari 2020

Kreatif, MTsN 3 Solok Gelar Try Out UN Berbasis Android

SOLOK - Perkembangan teknologi dekade ini berjalan dengan sangat pesatnya. Kemajuan teknologi ini juga merambah dunia pendidikan dengan digelarnya UNBK yang telah berjalan tiga tahun belakangan. Siswa dan guru dituntut untuk melek teknologi, meskipun berada jauh di pusat kota yang notabene memiliki layanan internet yang mudah untuk diakses oleh semua pengguna teknologi berbasis internet.

Tahun ini, sekolah dan madrasah mulai menggelar ujian Try out, Ujian Akhir Madrasah (UAM) tingkat Nasional serta Ujian akhir Sekolah dengan menggunakan komputer. Di awal Februari ini serangkaian ujian Try out pun dimulai.

MTsN 3 Solok pada Rabu (4/2/2020) ikut melaksanakan try out mata pelajaran UN berbasis Android. Ujian yang dimulai dengan memberikan simulasi Try out  pada Senin (3/2/2020) dengan menggunakan laptop. Sehingga siswa tidak merasa bingung atau gagap ketika berhadapan dengan ujian Try out yabg serentak digelar disemua MTs se-Sumbar mulai Rabu sampai Sabtu depan.

Seluruh siswa MTsN 3 Solok kelas IX yang berjumlah 222 orang dibagi menjadi 3 shift. Masing masing shift diberikan waktu selama dua jam. Lokasi MTsN 3 Solok yang berada jauh dari keramaian kota, yang kadang-kadang mengalami gangguan jaringan internet untuk try out online ini, tidak memyurutkan semangat siswa dan guru.

Madrasah kebanggaan Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, yang merupakan madrasah dengan siswa terbanyak di Kabupaten Solok ini mendapatkan dukungan positif dari komite dan semua walimurid kelas IX. Seluruh elemen madrasah berharap, dengan perkembangan teknologi, tidak membuat putra putri mereka tidak gagap teknologi. Sekaligus menjadikan kemajuan teknologi sebagai salah satu media pembelajaran yang memberikan efek positif terhadap perkembangan wawasan dan pengetahuan mereka.

Try Out yang dilaksanakan di ruang kelas ini dengan mata uji Bahasa Indonesia tetap dengan pengawasan guru dan Proktor selaku penanggung jawab program dan aplikasi.

Proktor MTsN 3 Solok, Ahmad Fauzi mengatakan bahwa pelaksanaan ujian berbasis android ini dalam rangka memperkaya khazanah siswa, sekaligus memvariasikan kemampuan teknologi siswa dalam mengikuti ujian.

"Selain try out dengan android, madrasah juga melaksanakan try out berbasis komputer. Kita berharap dengan adanya try out ini siswa lebih siap menghadapi ujian nasional," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala MTsN 3 Solok Kamsuir, S.Pd.I, menyatakan sangat mengapresiasi kreativitas guru-guru dalam memotivasi siswa menghadapi ujian nasional.

"Kita berusaha mengenalkan kepada siswa bagaimana memanfaatkan smartphone dengan pintar dan mengambil sisi positif dari pesatnya perkembangan teknologi. Sehingga ketika adanya pelaksanaan try out berbasis android ini siswa dengan cepat memahami dan melaksanakannya sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya.

Kamsuir juga menyebutkan, meski telah melaksanakan try out berbasis android ini, pihak madrasah tetap memberikan kemudahan dan fasilitas bagi siswa peserta ujian, jika saat pelaksanaan siswa tidak memiliki smartphone.

"Harapan kita bersama dengan ikutnya kita berpacu mengiringi perkembangan teknologi disemua lini. Terutama di sekolah dan madrasah akan mampu mewujudkan cita cita pendidikan generasi Indonesia dan mewujudkan madrasah hebat bermartabat dalam hal teknologi khususnya," pungkasnya. (IN-001)

Selasa, 04 Februari 2020

Langka, Tiga Legislator dan Lima Mantan DPRD Bersilaturahim dengan Masyarakat di Griya Ampang Kualo

SOLOK - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solok menggelar silaturahim dan ramah tamah dengan warga RT01/RW05, Griya Ampang Kualo, Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Senin malam (3/2/2020). Rombongan dipimpin langsung Ketua DPRD Yutris Can, bersama Anggota DPRD dari Fraksi Golkar Ramadhani Kirana Putra dan Anggota DPRD dari Fraksi PAN Rusdi Saleh.

Istimewanya, silaturahim itu, juga dihadiri oleh lima orang mantan Anggota DPRD Kota Solok. Yakni Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2014-2019 Irman Yefri Adang, SH, MH, Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari Partai Demokrat periode 2004-2009 dan 2009-2014 Zulfadhli, S.Kom, MM, Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Demokrat periode 2004-2009 Antri Sopen, dan Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) periode 2014-2019 H. Dalius dan Yosri Martin.

Angggota DPRD Kota Solok Rusdi Saleh (kanan) menyerahkan bantuan untuk Pos Ronda kepada Ketua Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Zulfadhli, S.Kom, MM, Senin malam (3/2/2020).


Rombongan disambut oleh tokoh masyarakat, ketua RT, RW, pemuda dan masyarakat di kompleks Griya Ampang Kualo, termasuk penghuni kompleks Direktur Utama PDAM Kota Solok, Rabbiluski.

Ketua Kompleks Griya Ampang Kualo, Zulfadhli, S.Kom, MM, menyatakan kegiatan ini merupakan ukhuwah Islamiyah antara legislatif dan masyarakat. Hal ini merupakan buah dari kekompakan seluruh penghuni kompleks. Menurutnya, setelah pos ronda diresmikan, yang merupakan salah satu wadah tempat berkumpul dan bersosialisasi.

"Banyak hal yang perlu disampaikan. Pertemuan yang sangat unik karena dihadiri oleh Ketua DPRD, Anggota DPRD dan para mantan Anggota DPRD Kota Solok. Kita berharap, pertemuan ini akan semakin meningkatkan komitmen masyarakat dan para legislator untuk mengabdi ke Kota Solok. Khususnya di Kompleks Griya Ampang Kualo," ujarnya.

Angggota DPRD Kota Solok Rusdi Saleh memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, mengapresiasi penerimaan masyarakat di Kawasan Griya Ampang Kualo yang disebutnya sangat luar biasa. Menurutnya, silaturahmi akan memperluas sudut pandang. Sehingga, integritas, komitmen dan konsistensi seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan, akan membawa perubahan yang lebih baik ke depannya.

"Sejak awal dilantik, integritas, komitmen dan konsistensi kita ke masyarakat sudah sangat jelas. Saat ini, kami adalah perwakilan seluruh masyarakat Kota Solok. Tidak lagi memandang daerah pemilihan. Jika diminta masyarakat, kita tidak lagi bicara tentang kepentingan, tapi sudah merupakan kewajiban. Apapun keluhan masyarakat, harus siap diperjuangkan," ungkapnya.

Angggota DPRD Kota Solok Ramadhani Kirana Putra, SE, MM, memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Golkar, Ramadhani Kirana Putra, SE, MM, menyatakan DPRD saat ini adalah tempat dan servernya segala permasalahan masyarakat. Karena merupakan penyambung aspirasi masyarakat. Seperti persalahan-permasalahan utama di masyarakat, seperti pendidikan, akses kesehatan, pembangunan, dan segala kebutuhan masyarakat lainnya.

"Kami merasakan bahwa peran DPRD belum maksimal, salah satunya, karena legislatif bukan eksekutor. Misalnya dalam legislasi, kewenangan DPRD hanya sampai Perda. Karena itu kami sangat butuh masukan dari seluruh elemen masyarakat. Saat ini, kami banyak mendapat informasi dan laporan bahwa masyarakat belum mendapatkan hak-haknya m secara utuh. Seperti hak untuk kesehatan, pendidikan, hak hidup yang layak, dan hak-hak lain. Karena itu, butuh pemimpin yang bisa memperlakukan seluruh masyarakat, wilayah, daerah dan elemen lainnya dengan adil," ungkapnya.

Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok Irman Yefri Adang, SH, MH, memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok Irman Yefri Adang, menyatakan kunjungan langsung ke masyarakat merupakan cara untuk menyampaikan niat baik berbakti ke daerah. Irman menegaskan dirinya bersiap maju dan mendampingi Yutris Can dalam kontestasi Pilkada Kota Solok 23 September nanti. Dengan pengalaman selama 10 tahun di legislatif DPRD Kota Solok, Adang mengaku siap melanjutkan pengabdian di ranah eksekutif.

"Masa 10 tahun di legislatif, kami menyadari bahwa masyarakat Kota Solok butuh perubahan ke arah yang lebih baik. Butuh lompatan-lompatan ke depan, tidak cukup hanya berjalan gontai. Butuh terobosan-terobosan terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan integritas, komitmen dan konsistensi, kita yakin masyarakat Kota Solok bakal maju. Tentu dengan memberikan regulasi dan peluang seluas-luasnya untuk masyarakat. Sehingga masyarakat bisa kreatif dan penuh inovasi," tegasnya.

Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, SE, memberikan sambutan saat silaturahim dan ramah-tamah dengan masyarakat di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, SE, memuji RT dan penghuni kompleks, yang selalu siap. Yutris Can juga memuji berbagai kinerja dan para mantan Anggota DPRD Kota Solok. Menurut Boris, para mantan Anggota DPRD Kota Solok tersebut, telah meletakkan dasar pembangunan masa depan untuk Kota Solok.

"Para senior-senior kami ini, telah meletakkan pondasi penting bagi Kota Solok saat ini. Berbagai inovasi yang sangat luar biasa, telah beliau-beliau titipkan kepada kami Anggota DPRD Kota Solok saat ini. Seiring dengan hal itu, semangat rekan-rekan DPRD, senantiasa berbuat untuk menjawab kebutuhan. Kompleks ini, penuh dengan tokoh-tokoh Kota Solok. Seluruhnya, saya yakin memiliki kepentingan untuk membangun daerahm Meski tidak lagi menjadi anggota DPRD, pengabdian tidak berhenti," ujarnya.

Yutris Can juga menegaskan agar Pilkada Kota Solok, yang akan berlangsung pada 23 September 2020 nanti, tidak membuat masyarakat terpecah belah. Boris mengingatkan, bahwa seluruh bakal calon yang saat ini mengapung di bursa Pilkada, merupakan saudara dan keluarga besar di Kota Solok.

"Mari kita nikmati proses ini, tanpa menjadikan kita terpecah-belah dan terkotak-kotak. Sebab, seluruh calon yang muncul saat ini, sama-sama adalah saudara dan keluarga kita. Semuanya sama-sama memiliki itikad dan niat baik membangun Kota Solok. Pilih lah calon yang mengerti kebutuhan dan oermasalhaan yang dihadapi masyarakat. Yakni calon yang siap dengan solusi. Karena masyarakat Kota Solok sudah cerdas dalam menentukan pilihan," ungkapnya.

Masyarakat menyampaikan pertanyaan saat silaturahim dan ramah-tamah dengan Anggota DPRD Kota Solok di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Ramah Tamah

Dalam sesi ramah-tamah, masyarakat mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Salah seorang oenghuni Griya Ampang Kualo, Retno, mengatakan warga saat ini mengeluhkan jalan dari kompleks ke arah rumah dinas Walikota masih becek dan tiang lampu penerangan belum ada. Sejumlah pemuda, juga meminta Anggota DPRD untuk memaksimalkan fungsi pos ronda dan melengkapinya dengan berbagai fasilitas, seperti keramik dan loteng pos ronda.

"Ini merupakan catatan khusus bagi kami, karena merupakan kepentingan masyarakat banyak. Terkait penerangan kita akan sampaikan ke dinas terkait dan ke pihak PLN. Terkait akses jalan yang masih belum dilakukan pengerasan, kita akan perjuangkan di APBD Perubahan 2020, karena APBD 2020 saat ini sedang berjalan," ujarnya.

Masyarakat menyampaikan pertanyaan saat silaturahim dan ramah-tamah dengan Anggota DPRD Kota Solok di Pos Ronda Kompleks Griya Ampang Kualo, Kelurahanan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Senin malam (3/2/2020).


Sementara, dari kalangan tokoh agama, meminta para Anggota DPRD Kota Solok untuk meninjau ulang kebijakan pemotongan honor untuk guru mengaji di MDA, yang saat ini jumlahnya sangat kecil dan penerimaannya pun sekali tiga bulan. Pertanyaan ini, langsung dijawab Anggota DPRD, Rusdi Saleh. Menurutnya, hal itu seharusnya menjadi salah satu fokus bagi Kota Solok dengan jargon Kota Beras Serambi Madinah.

"Kebetulan sekali, saya sebelum menjadi Anggota DPRD Kota Solok, adalah aktivis sosial. Saya saat ini diberikan amanah oleh Yayasan Darianis Yatim, milik Pak Yenon Orsa, yang fokus pada pembangunan sarana ibadah dan membantu kegiatan-kegiatan keagamaan dan pendidikan di Sumbar. Sejumlah masjid yang sudah dan sedang dibangun oleh Yayasan Darianis Yatim di Kota Solok seperti masjid di Asrama 12, masjid di SMPN 3, masjid di SMPN 1, masjid di RSU M Natsir, dan masjid-masjid lainnya, yang saat ini jumlahnya sudah 20 masjid di Kota Solok dan Kabupaten Solok. Karena itu, permasalahan biaya guru mengaji di MDA di kompleks Griya Ampang Kualo ini, akan kami jadikan prioritas. Nanti akan kami huhungi MDA dan mushalla tersebut," ujar Rusdi Saleh yang disambut tepuk tangan masyarakat. (IN-001)

Rabu, 15 Januari 2020

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Ditangkap Polisi

PURWOREJO - Sempat viral di media sosial, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat akhirnya digulung oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Tengah. Sang raja, Totok Santosa dan permaisuri Fanni Aminadia kini telah diamankan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Argo Yuwono menyampaikan, kedua pelaku diamankan pada pukul 18.00 WIB sore tadi.

"Mereka terancam melanggar Pasal 14 UU 1/1946 tentang peraturan hukum pidana," kata Argo kepada wartawan, Selasa, 14 Januari 2020.



Dalam Pasal 14 UU No 1/1946 menyebut, barang siapa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat di hukum maksimal 10 tahun dan atau Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Polisi juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang saksi yang merupakan warga Desa Pogung, Purworejo, Jawa Tengah. Bersama kedua pelaku, polisi juga mengamankan sebagai barang bukti berupa KTP, dokumen palsu yang dicetak oleh pelaku untuk perekrutan anggota Keraton Agung Sejagat.

Sebelumnya, keberadaan Keraton Agung Sejagat sempat menggemparkan media sosial tanah air. Keberadaan keraton tersebut, ditandai dengan bangunan semacam pendopo yang belum selesai pembangunannya. Di sebelah utara pendopo, ada sebuah sendang (kolam) yang keberadaannya sangat disakralkan.



Pada lokasi tersebut, juga ada sebuah batu prasasti bertuliskan huruf Jawa, dimana pada bagian kiri prasasti ada tanda dua telapak kaki, dan di bagian kanan ada semacam simbol. Prasasti ini disebut dengan Prasasti I Bumi Mataram.

Keraton Agung Sejagat, dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Fanni Aminadia.

Sinuhun Totok mengklaim punya pengikut saat ini mencapai sekitar 450 orang dan punya tugas untuk meneruskan Kerajaan Majapahit yang runtuh pada 1518, sekitar 500 tahun yang lalu.



Sementara itu, Penasihat Keraton Agung Sejagat yang menyatakan bernama Resi Joyodiningrat menegaskan pihaknya bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat. Namun, ia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.

Joyodiningrat mengklaim bahwa perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan Dyah Ranawijaya sebagai penguasa Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka tahun 1518.



Dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat yang mengontrol dunia setelah Perang Dunia II dan kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra. (*/IN-001)

Minggu, 12 Januari 2020

Spesial, Malam Hiburan di Taruko Dihadiri Enam Anggota DPRD Kota Solok


SOLOK - Malam hiburan di Kawasan Taruko, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, berlangsung spesial. Meski hanya merupakan satu kawasan di Kelurahan Simpang Rumbio, malam hiburan itu, dihadiri enam anggota DPRD Kota Solok. Sebanyak lima anggota dewan dari daerah pemilihan (Dapil) Lubuk Sikarah, dan satu anggota DPRD dari Dapil Tanjung Harapan. Bahkan Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, hadir langsung di acara yang berlangsung di kawasan sebelah timur Kota Solok tersebut. Di samping itu, mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok, Irman Yefri Adang dan dua mantan Anggota DPRD Kota Solok juga hadir.

Sebnyak lima Anggota DPRD Kota Solok dari Dapil Lubuk Sikarah yang hadir adalah Rusdi Saleh dari Partai Amanat Nasional (PAN), Andi Eka Putra dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Deni Nofri dari Partai Demokrat, Wazadly dari Partai Bulan Bintang (PBB), dan Yutris Can dari Partai Golkar. Nasril In Dt Malintang Sutan dari Partai Golkar, yang juga merupakan "sumando" warga Taruko, juga menyempatkan diri hadir. Selain itu, mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari PAN dan dua mantan Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yakni Dalius dan Yosri Martin juga ikut menyemarakkan malam hiburan tersebut.

Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can (kanan) menerima persembahan "Apik Ayam" dari Masyarakat Taruko, Kelurahan Simpang Rumbio, Kota Solok, saat malam hiburan di kawasan itu, Sabtu Malam (11/1/2020).


Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can yang didaulat menyampaikan kata sambutan, menyatakan dirinya bersama seluruh Anggota DPRD Kota Solok akan senantiasa menampung seluruh aspirasi masyarakat Kota Solok. Menurut Boris (sapaan Yutris Can), selama ini masyarakat Taruko telah mampu ikut serta dalam pembangunan di Kota Solok. Hal itu menurutnya harus dipertahankan dan ditingkatkan. Sehingga, aspirasi dan persoalan yang ada di masyarakat, khususnya di Kawasan Taruko, bisa dicarikan solusi.

"Masyarakat merupakan elemen terpenting dalam pembangunan. Karena itu, mari kita saling menjaga, saling menghormati dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan Kota Solok. Sehingga, keberadaan pemerintah dan DPRD mampu menjawab berbagai persoalan di masyarakat," ujarnya.


Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can (kanan) dan Anggota DPRD Kota Solok dari PAN, Rusdi Saleh (kiri) pada malam hiburan di Kelurahan Simpang Rumbio, Kota Solok, Sabtu Malam (11/1/2020). 


Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok, Irman Yefri Adang menyatakan agar masyarakat Taruko, bisa menyampaikan aspirasinya ke anggota DPRD Kota Solok, dengan berbagai cara. Yakni melalui jalur formal dari RT, RW, Lurah, maupun camat, serta bisa dengan jalur "non formal", ke pribadi masing-masing Anggota DPRD.

"Kuncinya adalah silaturahmi. Karena silaturahmi memperpanjang umur dan memberi keberkahan. Dengan menyampaikan aspirasi ke legislatif, maka akan disikapi DPRD. Salah satunya melalui pokok-pokok pikiran anggota DPRD Kota Solok. Hal itu bisa dilakukan dengan secara formal, maupun non formal ke masing-masing anggota dewan," ujarnya.

Anggota DPRD Kota Solok dari PAN, Rusdi Saleh (tengah) menerima persembahan "Apik Ayam" dari Masyarakat Taruko, Kelurahan Simpang Rumbio, Kota Solok, saat malam hiburan di kawasan itu, Sabtu Malam (11/1/2020).


Senada dengan Irman Yefri Adang, Anggota DPRD Kota Solok dari PAN, Rusdi Saleh, menyatakan bahwa silaturahmi akan memperluas sudut pandang. Sehingga pengabdian akan semakin luas dan bisa berarti lebih luas bagi masyarakat.

"Sejak dilantik dan diberikan amanah sebagai anggota dewan, seluruh Anggota DPRD Kota Solok telah meneguhkan integritas dan komitmen, serta konsisten dengan pengabdian ke msyarakat. Kantor DPRD Kota Solok maupun saluran pribadi Anggota dewan, selalu terbuka," tegasnya. (IN-001)

Kamis, 09 Januari 2020

Di Atas Pesawat, KPK Tangkap Komisioner KPU Pusat

JAKARTA - Usai melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Sidoarjo, Saifullah, beberapa hari lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penngkapan terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) berinisial WS yang diduga sebagai Wahyu Setiawan, Rabu (8/1/2020). WS ditangkap di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang saat berada di atas pesawat Batik Air, jelang keberangkatan ke Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Babel.

Corporate Communications Strategic Lion Air Groups, Danang Mandala Prihantoro, membenarkan WS berada dalam penerbangan Batik Air.

"Benar, ada di penerbangan ID-6826 rute Soekarno-Hatta ke Tanjung Pandan," kata Danang, Kamis (8/12020).

WS ditangkap saat sudah duduk di pesawat. Dia diminta turun dari pesawat dan dibawa ke Markas Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta. Menurut seorang sumber penegak hukum OTT ini terkait pergantian anggota DPR.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan ada beberapa orang yang ditangkap dalam OTT ini termasuk seorang komisioner berinisial WS.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman tiba di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pukul 19.15 WIB pada Rabu (8/2020). Arief datang bersama komisioner KPU yaitu Ilham Saputra, Hasyim Asy'ari, dan Pramono Ubaid.

Kedatangan keempat komisioner ini menyusul adanya informasi bahwa KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap salah satu pimpinan KPU pada Rabu, 8 Januari 2020.

Komisioner KPU Ilham Saputra menolak berkomentar soal OTT ini. Ketika ditanya soal apakah yang ditangkap Wahyu Setiawan, Ilham menjawab singkat.

"Tunggu keterangan resmi KPK," kata Ilham.

Pimpinan KPK memberi sejumlah konfirmasi mengenai OTT itu.

"Iya, Komisioner KPU Pusat," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar ketika dikonfirmasi. (*/IN-001)

Rabu, 08 Januari 2020

Penyebar Larangan Natal di Dharmasraya, Sumbar Ditangkap, SETARA Institute: Ini Tindakan Kriminalisasi!

SETARA Institute menilai penangkapan terhadap aktivis Sudarto terkait isu pelarangan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, merupakan upaya kriminalisasi.

JAKARTA - Penangkapan terhadap aktivis, Sudarto, terkait isu pelarangan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, oleh aparat kepolisian dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Barat pada Selasa siang, 7 Januari 2020, menuai kritikan dari SETARA Institute. Menurut SETARA Institute, hal itu merupakan upaya kriminalisasi. Sudarto ditetapkan menjadi tersangka atas dan dugaan menyebarkan informasi yang memicu rasa kebencian dan menimbulkan permusuhan SARA.

"SETARA Institute mengutuk kriminalisasi yang dilakukan oleh Polda Sumatera Barat atas Sudarto. Tindakan kriminalisasi tersebut, nyata-nyata menunjukkan arogansi kepolisian dalam menggunakan kewenangan polisionalnya untuk membungkam kritik dan pembelaan atas kelompok minoritas," ujar Wakil Ketua SETARA Institute, Bonar Tigor Naipospos lewat keterangan tertulis pada Selasa malam, 7 Januari 2020, seperti dikutip dari tempo.co.

Kasus Sudarto bermula dari laporan yang disampaikan Ketua Pemuda Jorong Kampung Baru, Nagari Sikabau, Harry Permana kepada polisi pada 29 Desember 2019. Harry menuding Sudarto menyebarkan informasi perihal larangan perayaan Natal melalui akun Facebook yang berpotensi menyesatkan atau bohong. Status tersebut dimuat pada 14-15 Desember 2019.

Menurut pelapor, Nagari Sikabau tidak melarang ibadah Natal. Pelapor menyampaikan bahwa yang benar adalah wali nagari hanya melarang jemaah dari luar Nagari Sikabau untuk datang dan ikut melaksanakan ibadah Natal.

Bonar mengatakan polisi mestinya lebih objektif melihat fakta restriksi terhadap hak-hak minoritas di Sumatera Barat seperti yang selama ini disuarakan oleh Sudarto. Ia aktif melakukan advokasi terhadap kepentingan kelompok-kelompok minoritas di Sumatera Barat.

Dalam pandangan Setara Institute, ujar Bonar, kriminalisasi atas Sudarto merupakan serangan secara terbuka terhadap pembela hak-hak konstitusional kelompok minoritas untuk beragama dan beribadah secara merdeka, sebagaimana dijamin oleh Pasal 29 Ayat 2 dan Pasal 28E Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Advokasi dan pembelaan yang dilakukan oleh Sudarto terhadap kaum minoritas, kata Bonar, semestinya mendapat dukungan dari aparatur pemerintah. Tindakan Polda Sumbar yang menangkap Sudarto menjadi paradoks dengan spirit toleransi dan kebhinekaan.

"Tindakan kepolisian memberikan enabling environment bagi intoleransi terhadap kelompok minoritas dan konservatisme keagamaan di tengah menguatnya mayoritarianisme," ujar Bonar.

Untuk itu, Setara Institute mendesak Kapolri Jenderal Idham Aziz, untuk mengambil langkah yang memadai untuk melindungi pembela hak-hak konstitusional kelompok minoritas seperti Sudarto. "Pembebasan Sudarto merupakan langkah strategis untuk menunjukkan keberpihakan kepolisian terhadap pemajuan toleransi dan kebebasan beragama dan beribadah sebagaimana dijamin oleh UUD NRI 1945," ujarnya.

Sebelumnya, Sudarto, aktivis penyebar isu larangan perayaan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) ditangkap polisi. Penangkapan tersebut dilakukan oleh aparat Direktorat Krimsus Polda Sumbar.

Sudarto yang merupakan manager program Pusaka Foundation itu ditangkap di kediamannya, Jalan Veteran, Purus, Padang Barat, Kota Padang, Selasa (7/1), pukul 13.30 WIB.

"Penangkapannya dilakukan hari ini, pukul 13.00. Dari penangkapan itu kami amankan ponsel dan laptop yang diduga digunakan untuk menyebar isu kebencian di medsos," ujar Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto dilansir jawapos.com, Selasa (7/1).

Lebih jauh Stefanus Satake mengatakan, penangkapan atas Sudarto berdasar pada aduan masyarakat di Dharmasraya. Dari laporan masyarakat itu, Sudarto dianggap telah merusak keharmonisan dan kerukunan umat beragama di Sumbar, khususnya Dharmasraya.

Sebelumnya nama Sudarto menjadi sorotan publik. Dia menuding ada larangan natal di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung. Namun, pada kenyataannya tudingan itu tidak terbukti. Umat Nasrani dapat menjalankan ibadah Natal dengan tenang tanpa ada gangguan sedikit pun. Bahkan masyarakat setempat pun memberi perlindungan dan jaminan atas kelancaran beribadah.

Tudingan Sudarto membuat sejumlah pejabat di pemerintahan pun ikut angkat bicara. Seperti Menteri Agama Fachrul Razi, Mendagri Tito Karnavian, Menko Polhukam Mahfud MD. Mereka sempat menyayangkan atas tudingan tersebut.

Di tempat lain, Kapolda Sumbar Irjen Toni Hermanto pun sempat turun langsung ke Dharmasraya beberapa hari menjelang Natal 2019. Dari hasil pemantauan itu Toni Hermanto menyatakan Dharmasraya aman sentosa.

"Natal di Dharmasraya aman. Tidak ada larangan," ujar Toni.

Atas hasil pemantauan tersebut, Toni Hermanto kepada jawapos.com, Kamis (26/12/2019) mengatakan siap memproses pembuat gaduh di Sumbar. Apalagi isu kegaduhan itu merusak kerukunan dan toleransi umat beragama.

"Akan melaksanakan proses hukum terhadap mereka yang menyuarakan hal-hal yang menimbulkan kekawatiran, kecemasan di masyarakat. Apalagi isu yang disampaikan bertentangan dengan fakta di lapangan," ujar Irjen Toni Harmanto, Kamis (26/12). (*/IN-001)

Minggu, 05 Januari 2020

Nama Iriadi Dt Tumanggung Makin Populer, Isu Negatif Terhadapnya juga Makin Gencar Beredar

SOLOK - Pengurus Masjid Raya Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Yonni Abu Dzaki, memberikan testimoni terhadap Bakal Calon Bupati Solok, Iriadi Dt Tumanggung. Menurut Yonni, dalam testimoni di sebuah grup facebook, ada yang bertanya sambil bergurau kepadanya terhadap kontribusi Iriadi Dt Tumanggung ke Nagari Selayo. Yonni kemudian menjawab dengan jujur dengan mengatakan dirinya tidak tahu persis apa yang telah diperbuat Iriadi untuk Nagari Selayo. Namun, untuk Masjid Raya Selayo, Yonni memaparkan kontribusi Iriadi selama ini.

"Saya tidak kenal beliau dengan baik. Kecuali dari cerita orang di media sosial dan melihat beliau dari jauh. Karena itu, saya tidak tahu apa kontribusi beliau untuk Nagari Selayo. Tapi, kalau ditanya apa kontribusi beliau untuk Masjid Raya Selayo, tentu saya bisa jawab. Selama ini, kontribusi beliau sudah cukup banyak dan sering, bahkan rutin. Contohnya ketika membangun MDTA, beliau mengirim besi dan bahan bangunan lain. Bahkan penyediaan sound system, mulai dari mixer, power speaker dan lain-lainnya," ujarnya.



Yonni juga mengungkapkan, saat pelaksanaan Khatam Alquran, Iriadi selalu membantu. Meski tanpa diajukan proposal, bahkan cukup dengan ditelpon saja. Jumlah bantuan Iriadi menurut Yonni, juga tidak pernah sekadarnya, tapi dengan jumlah yang cukup besar.

"Dari dulu, sebelum ada isu Pilkada, atau wacana dan rencana beliau akan maju di Pilkada Kabupaten Solok, beliau sudah sangat banyak berkontribusi terhadap Masjid Raya Selayo," ungkapnya.

Yonni Abu Dzaki juga menegaskan hal ini diutarakannya untuk meluruskan kesan buruk yang mungkin tanpa sengaja disematkan ke Iriadi Dt Tumanggung, saat berencana maju di Pilkada Kabupaten Solok, September 2020 mendatang.

"Mudah-mudahan, kalau beliau membaca ini, tidak membuatnya jadi ria. Sehingga tidak hilangnya amal saleh beliau. Tetapi ini ditulis hanya untuk meluruskan kesan buruk yang tanpa sengaja disematkan pada beliau," ujarnya.



Kandidat Bupati Solok 2020

Saat ini, Iriadi Dt Tumanggung disebut-sebut sebagai salah satu tokoh rantau asal Kabupaten Solok yang berpeluang besar memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tahun 2020 mendatang. Iriadi mengaku, dirinya terpanggil untuk membangun kampung halamannya, dan berbuat lebih luas lagi di Kabupaten Solok.

"Kabupaten Solok itu kaya akan sumber daya alam pertanian dan pariwisata. Sentuhan pertanian modern dan pariwisata yang dikemas maksimal, akan mampu membuat masyarakat lebih makmur dan sejahtera. Sentuhan dan pengemasan tersebut harus dimulai dan dilakukan oleh sebuah birokrasi yang baik. Yakni berupa regulasi, perencanaan program, dan kebijakan yang pro rakyat," ungkapnya.



Sebelum masuk ke ranah perekonomian, Iriadi Dt Tumanggung menegaskan dirinya bakal terlebih dahulu menata aspek religius. Mengusung visi; "Bersama Membangun Pertanian Modern dan Pariwisata Menuju Solok Maju, Sejahtera dan Religius", Iriadi Dt Tumanggung menegaskan, pembangunan fisik harus juga diiringi dengan pembangunan mental dan spritualitas. Maka itu jika dirinya dipercaya memimpin Solok nantinya akan memprioritaskan keberadaan surau menjadi pusat pendidikan sejak dini dan wahana pembentukan karakter yang berakhlakulkarimah.

"Kita akan canangkan Gerakan Kembali ke Surau yang mengandung pesan pentingnya surau sebagai pusat pembentukan karakter dan pendidikan dini. Maka itu fasilitasnya harus disediakan secara merata dan memadai. Di samping tempat anak-anak mengaji, Surau nantinya akan dilengkapi dengan perpustakaan yang dapat membuka cakrawala masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Sejak dini, generasi muda Solok harus dipersiapkan dengan pengetahuan agama yang memadai. Regenerasi ulama mesti sudah dipikirkan sejak sekarang. Kita cari perguruan tinggi Islam yang berkualitas baik dalam maupun luar negeri untuk menitipkan generasi Solok belajar di sana," tambahnya.



Di bidang perekonomian dan pemberdayaan, Iriadi Dt Tumanggung menginginkan sektor pertanian dan pariwisata menjadi andalan Kabupaten Solok. Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang ini, mengatakan Kabupaten Solok kaya akan sumber daya alam sehingga pemanfaatannya harus dioptimalkan.

"Langkah awal tentunya harus merubah mindset (pola fikir) masyarakat yang selama ini masih banyak mengandalkan pola pertanian tradisional menuju pola pertanian modern. Banyak aspek yang bisa dilakukan efisiensi seperti penggunaan lahan sempit yang bisa menghasilkan maksimal serta waktu panen yang relatif lebih singkat. Membangun pabrik pengolahan hasil pertanian dalam satu kawasan terintegrasi. Hal ini penting di samping bisa menjamin mutu hasil produksi, juga dapat memangkas biaya transportasi dan harga modal akan lebih terjangkau," ujarnya.



Sekilas Iriadi Dt Tumanggung

Nama Iriadi Dt Tumanggung, tidak muncul secara tiba-tiba di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020. Jauh hari, nama Iriadi sudah menjadi pembicaraan, khususnya di Nagari Selayo, Kecamatan Kubung. Kiprahnya sebagai birokrat senior dan disegani di Pemprov Sumsel, ternyata juga berdengung hingga ke Kabupaten Solok. Layaknya warga Minangkabau yang suka merantau, keinginan pulang kampung dan berbakti di tanah kelahiran, membuat Iriadi menegaskan niat menjadi bakal calon Bupati Solok.

Kurun waktu 35 tahun bukan waktu yang singkat untuk pengabdian Iriadi Dt Tumanggung sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumatera Selatan. Berbagai jabatan strategis pernah diembannya mulai dari Kacabdin Pertanian Pasang Surut Kabupaten Musi Banyuasin, Kabag Pemerintahan Kantor Pembantu Gubernur Sumsel Wilayah 1 Musi Banyuasin, Sekretaris KPU Kabupaten Musi Banyuasin selama 11 tahun, Kepala Hubla Biro Penghubung Pemerintah Provinsi Sumsel di Jakarta, Kepala Samsat Musi Banyuasin, Kepala Samsat Kota Palembang dan terakhir saat ini masih menjabat Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sumatera Selatan.



Iriadi Dt Tumanggung lahir di Selayo pada 11 November 1962. Alumni Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Palembang ini, hingga kini, dipercaya Gubernur Sumsel Herman Deru sebagai Kepala Sekretariat Bawaslu Sumsel. Kinerja dan kedekatannya dengan Gubernur Sumsel sebelumnya, Alex Nurdin, membuat Iriadi Dt Manggung dipercaya memimpin jabatan-jabatan strategis di Pemprov Sumsel.

Menjadi kandidat unggulan di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020, Iriadi dikebal sebagai sosok pekerja keras yang sukses dalam "kompetisi hidup" di tanah rantau. Pengalamannya di Sumsel, membuatnya dianggap sebagai figur yang mampu dan layak mengganti Bupati Solok saat ini, Gusmal Dt Rajo Lelo. Apalagi dalam berbagai jabatan terakhir Iriadi banyak berkecimpung dalam tugas kepemiluan yang menuntut integritas tinggi.



Mantan Gubernur Sumsel dua periode, Alex Noerdin, mengaku dirinya sangat mengapresiasi kemampuan Iriadi dalam menjalankan tugasnya sebagai ASN. Alex Noerdin melihat sosok Iriadi sebagai figur yang memiliki kemampuan manajerial tinggi dan selalu dapat melaksanakan tugas dengan tuntas dan baik.

"Sejak saya menjabat Bupati Musi Banyuasin sudah cukup mengenal sosok Iriadi ini. Penilaian saya, beliau (Iriadi –red) sangat berpengalaman dan mumpuni. Malah saat menjabat Gubernur, Iriadi menjadi Kepala UPTD Samsat yang berhasil gemilang dengan memaksimalkan target pemasukan pajak sebesar Rp 100 miliar perbulan. Ini tentunya sebuah prestasi tersendiri," tutur Alex Noerdin.

Ditambahkan Alex Noerdin yang pada tahun 2005 telah diberi gelar Dipertuan Datuk Sri Baginda dari Yang Dipertuan Agung Raja Alam Pagaruyung ini, dirinya mengapresiasi positif pencalonan Iriadi sebagai Bupati Solok mendatang.

"Saya sangat memahami karakter masyarakat Minang yang tidak sembarangan dalam memiliki pemimpin. Tentu dengan terlebih dulu melihat track record para kandidat yang ada. Nah, Iriadi ini merupakan sosok yang berpengalaman dalam birokrasi dan memiliki pergaulan luas baik di lembaga legislatif maupun eksekutif. Saya rasa cocok untuk kebutuhan Kabupaten Solok sekarang ini," ujar Alex Noerdin yang juga Ketua Partai Golkar Sumsel ini.



Wakil Gubernur Sumsel periode 2013-2018, Ishak Mekki, menilai sosok Iriadi Dt Tumanggung sebagau pekerja keras yang berkomitmen tinggi dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Di samping itu, Iriadi dikenalnya juga selalu memperhatikan hal-hal kecil sehingga tugas yang dikerjakannya selalu membawa hasil positif.

"Saya mengenalnya sebagai pribadi dan aparatur negara yang memiliki komitmen dan loyalitas tinggi kepada atasan. Sehingga tugas apapun yang diberikan, Iriadi selalu mampu menyelesaikannya dengan baik," ujar Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, yang kini merupakan anggota DPR RI 2019-2024.

Wartawan senior Sumsel, Heriyanto M.Si, menilai Iriadi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan. Untuk itu dirinya berkeyakinan jika Kabupaten Solok dipimpin Iriadi maka akan dapat semakin maju dan berkembang.

"Yang saya tahu beliau (Iriadi, red) memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan setia kawan. Terbukti di Lampung ada masjid yang sengaja dibangun sendiri oleh Iriadi. Jadi beliau ini pergaulannya juga sangat luas. Bukan hanya di Sumsel dan Sumbar saja," tutur Heriyanto. (IN-001)

Pilkada Kota Solok 2020, Baru Boris-Adang yang Memenuhi Syarat

SOLOK - Eskalasi Pilkada Kota Solok semakin memanas memasuki tahun baru 2020. Sejumlah calon sudah mulai "memanaskan mesin" untuk menarik simpati masyarakat dan calon partai pengusung. Bahkan, tiga pasang calon sudah melakukan deklarasi. Yakni Ismael Koto-Edi Candra, Yutris Can-Irman Yefri Adang, dan Reinier-Andri Maran. Namun, baru Yutris Can-Irman Yefri Adang yang telah memenuhi persyaratan minimal 4 kursi DPRD Kota Solok untuk maju di kontestasi Pilkada September 2020.

Saat ini, Yutris Can sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok, memiliku tiga kursi di DPRD Kota Solok. Sedangkan Irman Yefri Adang, kader PAN, memiliki 2 kursi di legislatif Kota Beras Serambi Madinah. Sedangkan Ismael Koto sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solok yang bakal berpasangan dengan Edi Candra, baru punya bekal 2 kursi di DPRD Kota Solok. Sementara, Reinier sebagai Ketua DPK PKPI Kota Solok dan Andri Maran sebagai Ketua DPC PDIP Kota Solok, juga baru memiliki 2 kursi DPRD Kota Solok.



Lima kursi yang "telah" diklaim Yutris Can dan Irman Yefri Adang, membuat mereka menjadi satu-satunya pasangan yang sudah memenuhi persyaratan untuk maju di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020. Sedangkan Ismael Koto-Edi Candra dan Reinier-Andri Maran, saat ini sedang sibuk mencari dua kursi lagi untuk memenuhi syarat. Saat ini, di DPRD Kota Solok, ada 7 partai yang memiliki 2 kursi, hasil Pileg 17 April 2019 lalu. Yakni Gerindra, PAN, Demokrat, NasDem, PBB, PKS dan Hanura. Tiga partai lain yang memiliki 1 kursi adalah PDIP, PPP dan PKPI. Melengkapi 20 Anggota DPRD Kota Solok, Partai Golkar menjadi pemenang Pileg dengan raihan 3 kursi di periode 2019-2024.

Lima kursi yang telah "diklaim" Yutris Can-Irman Yefri Adang, sepertinya sudah "final". Pasalnya, dari hasil pendaftaran Bakal Calon Walikota dan Bakal Calon Wakil Walikota Solok, hanya Yutris Can dan Irman Yefri Adang yang mengembalikan formulir, sekaligus ditetapkan dan diusulkan DPD PAN Kota ke DPW PAN Sumbar.

Rusdi Saleh
Ketua Panitia Penerimaan Bacakada Kota Solok DPD PAN Kota Solok

Ketua Panitia Penerimaan Bacakada Kota Solok DPD PAN Kota Solok, Rusdi Saleh, menyatakan pasangan Yutris Can dan Irman Yefri Adang yang bakal diusung DPD PAN Kota Solok. Sesuai dengan hasil penerimaan Bacakada yang dibuka DPD PAN Kota Solok sejak 1 November hingga 20 November 2019 lalu. Saat dibuka pendaftaran, menurut Rusdi Saleh, ada 6 tokoh politik Kota Solok yang mendaftar. Yakni Ketua DPD PAN Kota Solok Jon Hendra, Wakil Ketua DPW PAN Sumbar Irman Yefri Adang, Ketua DPC Gerindra Kota Solok Ismael Koto, Ketua DPC PDIP Kota Solok Andri Maran, dan Ketua DPK PKPI Kota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam.

"Dari enam orang yang mendaftar, Yutris Can dan Irman Yefri Adang yang mengembalikan formulir. Keduanya datang langsung. Sehingga, kita hanya mengusulkan dua orang itu ke DPW PAN Sumbar untuk ditetapkan nantinya oleh DPP PAN. Kita harapkan ini sudah fix, sehingga pengurus, kader, simpatisan dan mesin partai langsung bergerak," ungkapnya.

Rusdi Saleh, bersama masyarakat dan anak-anak berprestasi di Kota Solok, beberapa waktu lalu.

Rusdi Saleh yang juga Ketua Barisan Muda (BM PAN) Kota Solok, menyatakan pihaknya sangat bersyukur dengan adanya koalisi Partai Golkar dan PAN, yang merupakan dua partai pemenang Pileg 17 April 2019 lalu di Kota Solok. Menurutnya, baru kali ini terjadi koalisi antara dua partai besar di Pilkada langsung yang digelar sejak tahun 2005 di Kota Solok. Sebelumnya, dua partai besar ini senantiasa bersaing dengan calonnya masing-masing.

"Koalisi besar ini, diyakini mampu memenuhi harapan dari seluruh masyarakat Kota Solok. Dengan latar belakang Yutris Can dan Irman Yefri Adang yang sarat pengalaman di legislatif Kota Solok, diharapkan keduanya mampu menjawab keinginan dan aspirasi masyarakat, yang sebelumnya di ranah legislatif, kini di ranah eksekutif. Kita harapkan juga, seluruh pengurus, kader, simpatisan dan seluruh elemen partai, langsung bekerja dan turun ke lapangan untuk mensosialisasikan pasangan ini," harapnya.



Rusdi Saleh juga menyebutkan pihaknya sangat optimistis, pasangan Boris-Adang, bakal mampu mendulang kemenangan di Pilkada Kota Solok September 2020 nanti. Di samping sarat pengalaman, keduanya juga menjadi calon yang sangat dekat dengan masyarakat dan selalu turun ke lapangan. Karena itu, menurut Rusdi Saleh, seluruh elemen partai harus mampu memberikan pemahaman yang diterima akal sehat.

"Masyarakat butuh kerja nyata, bukan Janji. Harus jemput bola dan jangan biarkan masyarakat menunggu lama. Tentu saja, akan banyak fitnah dan tudingan yang akan dialamatkan ke Boris-Adang nantinya. Seluruh elemen partai harus bisa memberikan pemahaman yang diterima akal sehat. Sehingga, kami yakin fitnah dan tudingan miring tersebut tidak akan mempan," ungkap Anggota DPRD Kota Solok yang sebelumnya viral, karena resesnya dihadiri sekitar 800 orang ini.



Terkait kondisi di internal DPD PAN Kota Solok, Rusdi Saleh, menegaskan bahwa partai berlambang matahari terbit tersebut sangat kondusif. Termasuk Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra, yang legowo dengan majunya Irman Yefri Adang. Jon Hendra menurut Rusdi Saleh, telah memberikan kesempatan dan dukungan penuh ke Adang. Disebutkannya, Jon Hendra lebih mengutamakan kepentingan partai, dan loyalitas yang sangat tinggi ke PAN. Keputusan ini juga didukung penuh oleh Sekretaris DPD PAN Kota Solok, Efriyon Coneng.

"Adang selama ini dikenal sebagai sosok pemimpin yang mengayomi dan tahu keinginan masyarakat. Tidak pernah tebang pilih. Selama ini adang adalah pribadi yang santun. Selama lebih 10 tahun di DPRD, tak pernah bergesekan dengan siapapun. Di partai, Adang selalu berfikiran positif. Selalu menjadi solusi bagi seluruh kader. Berjiwa kebapakan dan selalu hadir sebagai penyeimbang. Sedangkan, Boris, adalah seorang yang tegas, bukan arogan seperti yang diisukan. Selalu konsisten dan komitmen dengan keputusan apapun risikonya, disukai atau tidak. Sehingga, meskipun belum dideklarasikan, masyarakat sudah menyambut Boris dan Adang dengan sangat luar biasa," ungkapnya.



Sebelumnya, siapa pendamping Ketua DPD Golkar Kota Solok Yutris Can, SE, yang telah menegaskan diri maju di eskalasi Pilkada Kota Solok 2020 nampaknya sudah tuntas. Yutris Can akan berpasangan dengan Wakil DPW PAN Sumbar, Irman Yefri Adang. Hal itu terpapar jelas saat Yutris Can dan Irman Yefri Adang, secara bersamaan mengembalikan formulir pencalonan ke Kantor DPD PAN Kota Solok, Kamis (20/11/2019). Boris (sapaan Yutris Can) menyerahkan formulir pencalonan Cawako, sementara Adang menyerahkan formulir pencalonan Cawawako. Dari sejumlah Cawako dan Cawawako yang mengambil formulir ke DPD PAN Kota Solok, hanya Boris dan Adang yang mengembalikan formulir.

Berkas keduanya, diterima langsung oleh Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra, didampingi oleh Sekretaris Efriyon Coneng, dan Ketua Panitia Penerimaan Bacakada Kota Solok dari DPD PAN Kota Solok, Rusdi Saleh.

"Saya mantap maju sebagai Cawako Solok pada Pilkada 2020 nanti. Jika dapat restu dari PAN, saya akan berpasangan dengan Irman Yefri Adang. Karena itu, saya berharap PAN mau berkolaborasi dengan Golkar. Dengan bergabungnya PAN dengan Golkar akan membuat koalisi makin kuat. Terutama untuk membangun Kota Solok lima tahun ke depan," kata Yutris Can saat mengembalikan formulir.



Di sisi lain, Irman Yefri Adang juga berharap berkasnya diterima dan ditindaklanjuti oleh PAN. Menurutnya, kolaborasi PAN yang menjadi Parpol pemenang kedua di Pileg 17 April 2019 lalu, dan Partai Golkar sebagai partai pemenang pertama, akan lahir kepemimpinan yang kuat menuju Kota Solok lebih baik.

"Kolaborasi dua partai pemenang Pileg 17 April 2019 lalu di Kota Solok ini, diharapkan bisa menjembatani keinginan masyarakat Kota Solok untuk lebih baik," ungkapnya.



Sementara itu, Ketua Panitia Penerimaan Bacakada Kota Solok dari DPD PAN Kota Solok, Rusdi Saleh menyebutkan kolaborasi antara "Beringin" dan "Mentari", merupakan sebuah kolaborasi ideal. Menurut Rusdi Saleh, di satu sisi beringin bisa tempat berteduh dan mentari menyinari dengan cahayanya dan memberikan kehidupan.

Ikutnya Yutris Can dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solok tahun 2020 mendatang, langsung mengubah peta politik Pilkada Kota Solok. Yutris Can yang akrab disapa Boris tersebut, disebut-sebut bakal menjadi kuda hitam di kontestasi BA 1 P. Pasalnya, sebagai Ketua DPRD Kota Solok tiga periode, pamor dan kapasitas Yutris Can sudah teruji. Termasuk saat mempertahankan Partai Golkar tetap menjadi pemenang Pileg di Kota Solok.



Hubungannya dengan sejumlah tokoh politik dan tokoh masyarakat di Kota Solok terbilang sangat padu. Sehingga, saat ini, Yutris Can dinilai sudah pantas memegang kendali eksekutif. Bukan lagi di legislatif yang telah tiga kali dibuktikannya via Pileg 2009, 2014, dan 2019.

Sebagai figur yang sangat mengerti kondisi Kota Solok, Yutris Can juga memiliki hubungan kekerabatan dan sosial dengan para mantan Walikota Solok. Seperti dengan Syamsu Rahim yang sebelumnya sama-sama kader Golkar. Dengan Walikota Solok saat ini, Zul Elfian, sebagai mitra eksekutif dan legislatif. Bahkan dengan Wako Solok periode 2010-2015, Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, yang kini menjadi Anggota DPRD Sumbar. Antara Yutris Can dan Irzal ada hubungan bapak dan anak dalam keluarga besar di KTK Kota Solok.



Apalagi, sebagai Ketua Partai Golkar Kota Solok, Yutris Can saat ini memiliki kekuatan kuat untuk maju. Dalam Pileg 17 April 2019 lalu, Partai Golkar meraih tiga kursi, yakni Yutris Can, Ramadhani Kirana Putra, dan Nasril In Dt Malintang Sutan. Untuk menjadi calon walikota Solok, minimal harus empat kursi. Artinya, Yutris butuh minimal satu kursi lagi untuk menjadi Cawako Solok 2020.

Hingga saat ini, selain Yutris Can, ada setidaknya tiga kandidat Walikota Solok yang telah mengungkapkan keinginannya maju di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020. Mereka adalah petahana, Wakil Walikota Solok Reinier, Ketua Partai Gerindra Kota Solok Ismael Koto, dan calon dari perseorangan Fauzi Ella Sliano. (IN-001)

Sabtu, 04 Januari 2020

Jembatan Barelang, Kisah dan Kemiripannya dengan Golden State Bridge

Penasaran dengan Jembatan Golden Gate yang megah di AS? Sebelum ke sana, coba tengok dulu Jembatan Barelang di Batam. Mirip dengan Golden Gate yang merupakan landmark terkenal dari San Francisco, AS. Batam pun ternyata punya jembatan yang tak kalah keren dari itu.
Jembatan yang rampung pada tahun 1998 ini diakui mirip dengan Golden Gate di AS oleh banyak masyarakat Batam dan juga pengunjung yang ke sana. Memiliki panjang sekitar 2.264 meter, ada jembatan ini menawarkan spot terbaik bagi traveler yang ingin mengabadikan kemegahannya.
Ada satu tempat khusus di sebelah kiri dekat Jembatan Barelang. Tempat yang luas dan berlantaikan keramik dengan pagar pembatas, dengan pemandangan menghadap langsung Jembatan Barelang. Di sinilah wisatawan bebas untuk berfoto dengan latar pemandangan Jembatan Barelang. Ada yang sibuk mengabadikan pemandangan sekitar, ada juga yang sibuk selfie. Tak masalah!
Selain di bagian depan jembatan, wisatawan juga bisa berjalan di sepanjang tepian jembatan. Karena ada trotoar yang cukup untuk pedestrian. Tapi hati-hati, jangan sampai keluar jalur dari trotoar karena berbahaya. Jembatan ini tak hanya memanjakan mata para pengunjungnya, tapi tentu membantu warga yang tinggal di sana. Karena jembatan ini menghubungkan Batam dengan banyak pulau lain.
Yang tak kalah asyik di sini adalah aneka penjaja makanan. Jadi tak hanya puas menikmati pemandangan, tapi kamu juga bisa puas menjajal makanan yang dijual di sekitar jembatan. Kalau ke sana, coba jagung bakar. (*/IN-001)

Sumber: traveldetik

Kamis, 02 Januari 2020

Kopi Organik Robusta Green Bean di Jepara Raih Sertifikat SNI

JEPARA - Petani kopi di Desa Kunir, Keling, Jepara, Jawa Tengah, memperluas lahan budidaya kopi organik. Kopi organik yang dihasilkan di desa tersebut dinyatakan lolos sertifikasi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), ketentuan Menteri Pertanian, serta regulasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sido Dadi, Keliban, mengatakan sebelum lolos sertifikasi pihaknya mendapat pendampingan lebih dua tahun untuk memastikan produk yang dihasilkan tertangani secara organik sejak budidaya hingga proses pengolahan dan pengemasan.

"Di Jepara hanya ada dua Gapoktan yang bisa memperoleh sertifikat ini. Yaitu kami dan Gapoktan di Desa Tempur," katanya.
Sertifikat ini diterbitkan lembaga sertifikasi Icert, berlaku sejak 3 Oktober 2019 hingga 2 Oktober 2020. Produk kopi organik Gapoktan Sido Dadi lolos sertifikasi sesuai ketentuan SNI 6729:2016 tentang Sistem Pertanian Organik, Permentan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik, serta Peraturan Kepala BPOM Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik.
Produk yang disertifikasi berupa kopi robusta green bean (biji kopi) dari lahan budidaya seluas 12,04 hektare di Desa Kunir. Sedangkan operasional produksi yang disertifikasi meliputi produksi, pengolahan (pulping, drying, dan hulling), serta pengemasan. Hampir semua tanaman kopi di Kunir merupakan kopi robusta.
Keliban melanjutkan, meski sertifikat ini berlaku dari lahan 12,04 hektare, tapi petani yang tergabung di Gapoktan Sido Dadi terus melakukan perluasan budidaya.

"Saat ini luas lahan produksi kopi organik sudah mencapai 25 hektare," jelasnya.

Perluasan lahan budidaya organik dilakukan karena permintaan kopi organik terus meningkat. Ada yang untuk keperluan ekspor, pabrik, juga untuk memenuhi permintaan komunitas penyaji kopi, seperti di kafe, kedai, dan angkringan.
Selain itu harga jual kopi organik lebih tinggi. Kopi organik diyakini lebih sehat karena tidak mengandung unsur kimia.

"Dalam bentuk green bean, harga kopi robusta di tingkat petani disini sekitar Rp 18 ribu per kilogram. Sedangkan kopi organik robusta bisa mencapai Rp 40 ribu," jelasnya.
Keliban menambahkan, petani di desanya berkomitmen menjaga kualitas kopi sesuai standar masing-masing jenis produk. Untuk kopi petik merah misalnya, kata Keliban, dia memastikan semua kopi yang diolah benar-benar dipanen dalam kondisi kulitnya sudah berwarna merah.

"Ada satu saja yang warnanya hitam, pasti saya sisihkan. Proses pengeringan dilakukan di para-para," imbuhnya. (*/IN-001)

Sumber: radar kudus
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved