INFO KRIMINAL
-->

Sabtu, 25 April 2020

5 Teori Konspirasi Virus Corona yang Menggemparkan Dunia

Belum lama ini banyak sekali teori tentang virus corona. Mulai tentang asal-usul virus corona hingga menyatakan bahwa ini hanyalah kebohongan elit global semata demi mendapat kekuasaan dan kontrol terhadap seluruh masyarakat bumi. Berikut merupakam beberapa teori konspirasi tentang virus corona.

1. Bill Gates meramalkan Wabah Corona

Pidato Bill Gates pada acara TED TALK pada tahun 2015, menjadi sorotan akhir-akhir ini. Saat itu, ia memperingatkan bahwa resiko terbesar bagi umat manusia bukanlah perang nuklir tetapi virus infeksi yang dapat mengancam kehidupan jutaan orang.
Tetapi peringatan Gates itu kini jadi senjata buat para penggila konspirasi. Mereka mengutip pidato Gates soal wabag dan menjadikan itu bukti untuk menunjukan bahwa Gates ingin menguasai perekonomian dunia.

2. Teknologi 5G transmisikan virus corona

Teknologi 5G pun turut jadi kambing hitam penyebab munculnya virus SARS-Cov-2. Teori ini muncul dari viralnya video yang menunjukan hp terbkar di Birmigham dan Merseyside. Jaringan 5G adalah jaringan radio ponsel yang dibawa oleh gelmbag radio, namun teori konspirasi ini menyebut jaringan 5G bertanggung jawab atas penyebaran virus corona.
Para ilmuan mengatakan gagasan tentang hubungan Covid-19 dan jaringan 5G adalah sampah dan secara biologis itu tidak mungkin. Teori konspirasi ini telah di cap sebagai berita palsu terburuk. Jaringan ini diklaim menekann sistem kekebalan tubuh. Klaim ini juga semakin menunjukan informasi yang berlebihan pada masyarakat.

3. Senjata Biologis Asing

Salah satu teori konspirasi lainnya adalah rumor asal-usul virus yang dibuat di sebuah laboratorium biologis yang digunakan sebagai senjata biologis atau bioweapon.
Sebuah penelitian yang di terbitkan jurnal Nature Medicine pada tanggal 17 Maret lalu menunjukan bukti spesifikasi jika virus corona, SARS-Cov-2 tidak direkayasa di labolatorium di China. Dari data yang di temukan, yang menyebabkan Covid-19 menunjukan virus tersebut adalah produk evolusi alami dan bukan rekayasa genetika labolatorium.

4. Teori Konspirasi dari Pemerintah

Teori konspirasi yang bermunculan juga memberikan banyak peluang bagi pemerintah di sejumlah negara. Mengantisipasi seranan politik dengan memanfaatkan kondisi pandemi virus corona ini, tidak sedikit pemerintah memperdagangkan klaim palsu mereka sendiri.
Di Venezuela, Presiden Nicolas Maduro menyarankan virus itu sebagai bioweapon Amerika yang ditujukan untuk China. Sedangkan Iran, para pejabat menyebut wabah coron sebagai rencana untuk menekan pemungutan surara disana.
Klaim sesat juga merebak di Italia, sebagai negara dengan angka kasus virus corona yang tinggi di Eropa. Matteo Salvini, pemimpin Partai Liga anti-imigran Italia, menulis Twitter bahwa China telah merancang “super virus paru-paru” dari “kelelawar dan tikus”. Namun klaim itu tidak memiliki bukti sama sekali.

5. Virus Corona Berasal dari Luar Angkasa

Sebuah teori yang cukup nyeleneh di ucap oleh Chandra Wickramasinghe, seorang ahli astronomi dan astrobiologi. Menurutnya, virus corona merupakan makhlik asing dari batuan luar angkasa yang telah jatuh ke bumi.
Memang benar ada batuan luar angkasa yang jatuh ke wilayah Tiongkok di tahun 2019, namun sudah terbakar habis sebelum menyentuh tanah. Selain itu, selama ini belum ada bukti adanya kehidupan di luar angkasa. Bisa kita klaim itu merupakan kebohongan.

Rabu, 15 April 2020

Polda Sumbar Tangkap 956,85 gram Shabu dan 4.770 Ekstasi Asal Riau di Dharmasraya

PADANG - Polda Sumbar mengamankan satu orang pengedar Narkoba jenis shabu di jalan Lintas Sumatera di Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dhamasraya pada Sabtu (4/4/2020). Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto saat jumpa pers melalui aplikasi Zoom, Selasa (14/4/2020) mengatakan, tersangka pengedar Narkoba tersebut bernisial DH (37), laki-laki, Pekerjaan Wiraswasta yang beralamat di Jalan Pertanian RT 004, RT 002, Kelurahan Delima, Kecamatan Tapan, Kota Pekanbaru, Riau.

"DH ditangkap beserta barang bukti berupa satu paket narkotik golongan satu shabu seberat 956,85 gram. Kemudian, satu paket terdiri dari 4.770 butir Narkotika golongan satu dalam bentuk jenis ekstasi seberat 1.904,42 gram. Petugas juga menyita satu mobil merk Suzuki Karimun dengan nomor pol BM 1024 VZ. Dan satu HP merk Xiaomi Redmi Note warna hitam," jelasnya.

Satake Bayu juga menyebutkan, shabu dan ekstasi itu, berasal dari teman DH yang bernama HGK di Pekanbaru. Barang haram tersebut, rencananya akan diantarkan kepada seseorang di daerah Jambi.

"Tersangka dikenai dengan pasal 144 ayat (2) subsider pasal 112 ayat (2) Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana penjara paling singkat 5 tahun, dan paling lama 20 tahun," jelasnya. (*/IN-001)

Baharkam Polri Minta Masyarakat Waspada Aksi Kejahatan Selama PSBB

JAKARTA - Pasca diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dan sejumlah kota lainnya, Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen Pol Drs. Risyapudin Nursin S.IK menyampaikan imbauan kamtibmas dalam rangka mendukung program PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Imbauan tersebut di sampaikan melalui online kepada masyarakat sebagai upaya agar masyarakat lebih waspada saat pandemi Covid-19, karena kejahatan bisa saja terjadi saat PSBB berlangsung.

Dalam imbauannya, Irjen Pol Drs. Risyafudin Nursin menyampaikan agar warga juga memperhatikan keamanannya dengan mengunci pintu dan jendela guna antisipasi pelaku kejahatan yang memanfaatkan situasi.

Banyak kasus lain yang masuk ke polisi di antaranya kejahatan online, dengan situasi saat ini, banyak pengaduan masuk terkait pembelian masker secara online. Setelah uang di transfer, namun barang tidak kunjung datang.

"Untuk itu kami mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memesan masker secara online. Guna mendukung pelaksanaan PSBB, mohon masyarakat untuk tidak keluar rumah terkecuali ada kepentingan darurat, selalu gunakan masker setiap saat beraktivitas," ungkapnya. (*/IN-001)

Selasa, 14 April 2020

Andre Rosiade: Gubernur Sumbar Lamban Tangani Covid-19

PADANG - Gubernur Sumbar, Prof Irwan Prayitno, dinilai lamban dalam penanganan virus corona (Covid-19) Sumbar, khususnya dalam pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu dikatakan Anggota DPR RI asal Sumbar dari Partai Gerindra, Andre Rosiade, cuitannya pada cuitannya di twitter, Selasa (14/4/2020) pukul 14.29 WIB. Andre juga menyebut Wakil Gubernur Nasrul Abit sudah banyak memberi masukan dan solusi agar wabah corona bisa cepat ditanggulangi. Jika Irwan Prayitno tidak mampu, Andre mengatakan agar memberi kewenangan ke Nasrul Abit, yang dinilainya lebih bernyali.

"Pak Gub Sumbar @irwanprayitno, bpk terlalu lambat mengambil keputusan PSBB. Padahal Pak Wagub @nasrulabit16 sudah banyak memberikan masukan & solusi agar Wabah Corona di Sumbar bisa cepat ditanggulangi. Mohon maaf pak IP, kalo bpk tdk mampu, beri kewenangan ke Wagub yg bernyali," cuit Andre.

Menurut Andre, seharusnya dalam mengajukan permohonan PSBB, Irwan Prayitno harus tegas.

"Dari informasi yang saya dapatkan, Irwan Prayitno tidak tegas dan bertele-tele. Saya mendapat informasi begitu lambatnya yang bersangkutan. Koordinasi dengan Forkopimda lemah, lalu ketegasan dengan bupati walikota juga lemah, jadi menurut saya ini ketidakmampuan seorang Gubernur. Bukittinggi menolak, Padang juga seharusnya telah dirapatkan tetapi belum putus," kata Andre Rosiade.

Andre mengatakan, dua kota yang sebelumnya akan diusulkan, yakni Padang dan Bukittinggi belum ada persiapan yang matang.

Dalam hal pengambilan keputusan soal PSBB, lanjut Andre Rosiade, keberanian dan kemampuan Gubernur perlu dipertanyakan. Menurut Andre Rosiade, pemimpin itu hadir di saat krisis dan sekaranglah saatnya Gubernur harus berani mengambil keputusan. Menurutny, jika seandainya Gubernur Irwan Prayitno tidak mampu mengkoordinir terkait pencegahan wabah Covid-19, maka kewenangan yang dimiliki lebih baik diserahkan kepada wakilnya, Nasrul Abit.

"Saya sarankan kasih kewenangan sebagai Ketua Gugus Tugas itu kepada Wakil Gubernur Nasrul Abit. Nasrul Abit yang punya nyali, mampu dan bisa mengambil keputusan dan memimpin pencegahan wabah Corona. Nasrul Abit punya kemampuan, pengalaman menghadapi gempa 2009 lalu. Dua periode Bupati Pesisir Selatan dan punya kapasitas dalam mengambil keputusan. Kasih kesempatan ke Wagub dan IP mundur dulu ke belakang. Urusan Covid-19 tidak bisa bertele tele, tidak bisa lamban," tukuk Andre Rosiade.

Andre Rosiade meminta Irwan Prayitno transparan dan jujur kepada rakyat karena Covid-19 mempertaruhkan nyawa rakyat. Covid-19, kata dia, bukan era pencitraan, melainkan berpacu dengan waktu, berpacu menjaga nyawa masyarakat Minang dan masyarakat Sumbar.

"Ini bukan soal politik. Ini murni soal nyawa warga masyarakat. Kami anggota DPR RI bertanggung jawab menjaga warga Sumbar," terang Andre Rosiade. (*/PN-001)

dr. Helwi Nofira, Produksi dan Bagikan 2.500 Masker ke Masyarakat Kota Solok

SOLOK - Seorang dokter spesialis kandungan di Kota Solok, dr. Helwi Nofira, Sp.OG, mendonasikan sebanyak 2.500 masker untuk penanggulangan virus corona (Covid-19) di Kota Solok. Masker kain dua lapis tersebut, disumbangkan ke Pemko Solok untuk dibagikan ke seluruh masyarakat Kota Solok. Pada Selasa (14/4/2020), Helwi bersama Walikota Solok Zul Elfian Dt Tianso, Wakil Walikota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, Dandim 0309/Solok Letkol Reno Triambodo, membagikan masker tersebut di Pasaraya Solok.
Wakil Walikota Solok, Reinier Dt Mangkuto Alam (kiri) menerima donasi 2.500 masker secara simbolis dari dr. Helwi Nofira, Sp.OG di Balaikota Solok, Selasa (14/4/2020).

Wawako Solok, Reinier Dt Mangkuto Alam, dalam pembagian masker tersebut mengajak seluruh masyarakat untuk selalu menggunakan masker, untuk mencegah penularan Covid-19 di Kota Solok. Reonier berharap, dengan adanya masker ini, masyarakat bisa lebih disiplin lagi dalam penggunaan alat perlindungan diri.

"Kita sangat mengapresiasi ketulusan Pak Helwi Nofira, menyumbangkan masker yang dibuat sendiri oleh UMKM di Kota Solok. Tentu, dengan latar belakang beliau sebagai seorang dokter, masker ini diyakini bisa memberikan perlindungan yang maksimal," ungkapnya.

Masker yang didonasikan Helwi Nofira, tidak dalam bentuk jadi seperti yang dijual di pasaran. Pria yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Solok tersebut, memproduksi masker sesuatu standar medis, yakni masker dua lapis yang di dalamnya bisa dimasukkan tisu. Sesuai dengan standar dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia. Helwi membeli bahan kain, kelengkapan masker, serta ongkos jahit. Masker ini kemudian diproduksi oleh sejumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Solok.

Helwi Nofira menyatakan, masker yang dirancangnya sendiri tersebut, memiliki dimensi 21 cm x 36 cm. Sisi lebar 36 cm ini, kemudian dilipat dua dan dibikin rempel. Bahan yang sudah dijahit tersebut, kemudian diulas dengan karet kepala 28 cm hingga 32 cm di masing-masing sisi.

"Awalnya, saya membeli masker untuk kepentingan medis di RS M Natsir dan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Bunda di KTK, Kota Solok. Untuk para tim medis dan pegawai. Namun, seiring maraknya virus corona ini, masker kian sulit didapatkan. Bahkan, saya harus mengorder ke luar daerah. Tapi, lagi-lagi membutuhkan waktu lama. Akhirnya, saya bikin sendiri dengan jumlah terbatas. Yakni hanya untuk pegawai dan tim medis di RSIA Permata Bunda, serta kepada sejumlah masyarakat yang berobat atau berkonsultasi ke RSIA Permata Bunda," ungkapnya.
Proses produksi masker dr. Helwi Nofira, Sp.OG oleh UMKM di Kota Solok.

Sejak bertugas sekira 15 tahun di Kota Solok, Helwi yang dikenal sangat dekat dengan masyarakat, seringkali dimintai masker oleh warga Kota Solok. Akibatnya, stok masker untuk pegawai dan tim medis di RSIA Permata Bunda miliknya menjadi berkurang drastis.

"Awalnya, hanya beberapa orang masyarakat yang minta masker. Lama-kelamaan semakin banyak, karena stok masker di pasaran juga semakin langka. Lalu, saya putuskan untuk membuat masker dengan jumlah yang lebih banyak. Namun, semakin banyak juga masyarakat yang meminta. Akhirnya, saya hubungi Dinas Koperindag Kota Solok, untuk memproduksi 2.500 masker ini," ungkapnya.
Kepala Dinas Koperindag UKM Kota Solok, Bujang Putra (kanan) menerima donasi 2.500 masker secara simbolis dari dr. Helwi Nofira, Sp.OG beberapa waktu lalu.

Dalam proses produksi 2.500 masker dua lapis ini, Helwi awalnya mengaku kesulitan menyalurkan masker tersebut ke masyarakat banyak. Hal ini terkait dengan tugas rutinnya di RSUD Poli Kandungan RSUD M Natsir Solok dan RSIA Permata Bunda miliknya. Beruntung, Helwi memiliki sejumlah teman di Pemko Solok seperti Milda Murniati dan Erbatsi Susmita, yang menghubungkannya ke Pemko Solok. Gayung pun bersambut. Kabar ini, kemudian sampai ke telinga Walikota Solok Zul Elfian dan Wawako Reinier.

"Kita sangat mengapresiasi Pak Helwi. Kita harapkan semakin banyak elemen masyarakat lain yang bisa mengikuti langlah-langkah seperti ini. Di tengah kesibukan beliau di RS M Natsir dan RSIA Permata Bunda, Pak Helwi tetap menunjukkan kepedulian ke masyarakat Kota Solok," ungkap Wakil Walikota Solok, Reinier.
dr. Helwi Nofira, Sp.OG (tengah), ikut membagikan masker di Pasaraya Solok, Selasa (14/4/2020).

Helwi juga menyatakan, sesuai anjuran dari WHO, ada setidaknya empat cara pencegahan untuk meminimalisir tertular Covid-19. Yakni, sering mencuci tangan, selalu memakai masker, menjaga daya tahan tubuh, dan menerapkan social distancing (pembatasan sosial). Menurutnya, hal itu terbukti cukup efektif mencegah penularan, seperti halnya yang dibuktikan di sejumlah negara, salah satunya di Republik Ceska (Ceko).

"Penularan Covid-19, kini tidak hanya dari orang yang positif saja. Bahkan, bisa juga dari orang hanya bertindak sebagai carrier (pembawa). Karena itu, seharusnya semua orang memakai masker dan menerapkan langkah-langkah pencegahan lainnya. Karena walaupun tidak positif Covid-19, atau dikenal dengan orang tanpa gejala (OTG) tetap bisa menularkan ke orang lain," ungkap dokter asal Batusangkar yang sudah 15 tahun berdinas di Kota Solok ini. (IN-001)

Kunto Arief Dimutasi ke Siliwangi, Arief Gajah Mada Jabat Danrem 032/Wirabraja

PADANG - Putra Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, mendapat tugas baru. Alumnus Akademi Militer 1992 ini dipercaya Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk menjabat Kepala Staf Kodam III/Siliwangi.

Penunjukan Kunto, tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/385/IV/2020 tanggal 9 April 2020 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia. Secara keseluruhan terdapat 329 Pati yang dimutasi berdasarkan SK ini. Mereka terdiri atas 282 Pati TNI AD, 14 Pati TNI AL, dan 33 TNI AU. Panglima TNI menekankan, mutasi jabatan merupakan hal biasa di organisasi TNI.

"Mutasi jabatan di lingkungan TNI untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier, serta mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis," kata Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/4/2020).

Kunto sebelumnya menjabat sebagai Komandan Korem 032/Wirabraja yang bermarkas di Padang, Sumatera Barat. Dengan mutasi ini, prajurit kelahiran Surabaya itu akan menggantikan Brigjen TNI Dwi Jati Utomo yang dipindahkan sebagai Danpussenarmed Kodiklatad.

Kunto memulai karier militer di kecabangan infanteri. Dalam perjalanannya, dia pernah memegang sejumlah jabatan, antara lain Danyonif 412/Bharata Eka, Kepala Seksi Operasi Korem 083/Baladhika Jaya, Danyonif 500/Raider (2010) dan Kepala Staf Brigif 13/Galuh (2010-2012).

Adik kandung Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Santyabudi ini selanjutnya mengemban jabatan Danbrigif 6/Trisakti Baladaya (2012-2013), Asops Kasdam IX/Udayana, dan Danrem 044/Garuda Dempo (2018).

Kunto lantas dipercaya sebagai Danpuslatpur Kodiklatad (2018-2019) dan berlanjut ke Danrem 032/Wirabraja (2019-2020). Selama bertugas sebagai Danrem 032/Wirabraja, Kunto turut aktif membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera. (*/IN-001)

Sumber: Puspen TNI

Senin, 13 April 2020

Kuburkan Jenazah Covid-19 yang Terlantar, Kapolri Hadiahi Bripka Jerry Tumondo Sekolah Perwira

MINAHASA - Bripka Jerry Tumondo sama sekali tidak menyangka jika mendapat anugerah spesial dari Kapolri Jenderal Idham Azis berupa Sekolah Inspektur Perwira (SIP). Berkat ketulusan, keikhlasan serta keberaniannya memakamkan jenazah pasien corona (Covid-19) yang terlantar, Kanit Reskrim Polsek Dimembe, Polres Minahasa Utara, Sulawesi Utara itu bahkan tak menyangka rasa kemanusiaan yang patut ditiru ini mendapat perhatian langsung dari Kapolri, Jenderal Idham Azis. Dalam video call melalui aplikasi Whatsapp, Kapolri memuji dan sangat berterima kasih kepada Bripka Jerry Tumondo.

"Saya atas nama pribadi dan institusi Polri respect sama hasil kerja kemanusiaan kamu. Saya terima kasih. Seluruh anggota Polri bangga akan ketulusanmu bekerja membantu memakamkan korban akibat Covid-19,” kata Kapolri saat melakukan sambungan video call dengan Jerry, Senin (13/4/2020).

Idham lantas menanyakan pangkat Jerry yang sudah berkeluarga dan memiliki tiga anak itu.

"Sudah bisa sekolah belum," tanya Idham.

"Sudah bisa Jenderal,” jawab Jerry kemudian disambut Idham dengan pertanyaan telah berapa kali mendaftar SIP.

"Belum pernah Jenderal," jawab Jerry.

Mendengar hal itu, Idham yang mantan Kapolda Metro Jaya itu langsung memberikan surat telescoting atau keistimewaan jalur agar Jerry bisa melanjutkan Sekolah Perwira.

"Nanti tahun depan masuk SIP ya, bilang ke istri, pak Kapolsek dan Kapolres kalau Kapolri tadi telepon. Nanti surat (telescoting) nya saya kirim ke Kapolda ya," kata Idham.

Sementara itu, Kapolda Sulawesi Utara Irjen Royke Lumowa menyampaikan apresiasinya kepada Kapolri yang telah memberikan apresiasi terhadap anggotanya yang melakukan tugas kemanusiaan secara tulus dan ikhlas.

"Penghargaan ini menjadi pemicu semangat semua insan Bhayangkara Bumi Nyiur Melambai di dalam menjaga Ibu Pertiwi dengan setulus hati," pungkas Royce.


Siap Jadi Sukarelawan

Sebelumnya, jenazah Pasien Covid-19 yang meninggal dunia, Jumat (10/4/2020), akhirnya dikuburkan pada pukul 12.20 WITA. Jenazah ini sempat tertahan hampir dua jam lamanya, karena Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara (Minut) tidak ada di lokasi pemakaman sejak jenazah datang pada pukul 10.25 WITA.

Pemakaman dilakukan setelah pihak kepolisian dan juga anak tiri dari pasien nomor 07 di Sulawesi Utara mau menjadi sukarelawan untuk mengubur jenazah, setelah pihak Satgas Covid-19 Sulawesi Utara berinisiatif membawa Alat Perlindungan Diri (APD) yang dibagikan untuk sukarelawan.

Kanit Reskrim Polsek Dimembe, Bripka Jerry Tumundo menjadi orang pertama yang menyatakan siap untuk menjadi sukarelawan menguburkan jenazah yang sudah telantar hingga hampir dua jam di dalam ambulans.

Kapolsek Dimembe AKP Deky Demus mengatakan pihaknya berinisiatif untuk ikut melakukan penguburan, karena melihat kondisi di lapangan, di mana tidak ada orang yang mau melakukan penguburan jenazah.

"Tidak ada yang bersedia akhirnya polisi saja yang bersedia. Jika tidak demikian, tidak akan dikuburkan. Kasihan. Jadi, pak Kanitres, Bripka Jerry Tumundo yang ikut dalam pemakaman jenazah," tutur Demus.


Demus sendiri sempat khawatir, mengingat Bripka Jerry Tumundo sehari sebelumnya baru diambil darah.

"Tapi beliau mengaku siap karena kasihan melihat jenazah yang telantar," kata Demus.

Sementara, selain Bripka Deky Demus, anak tiri dari pasien nomor 07 yang meninggal juga ikut menguburkan jenazah dibantu dengan seorang rekannya warga asal Wusa. (*/IN-001)

Sumber: sindo, liputan6, kumparan, beritamanado, manadobacirita

Minggu, 12 April 2020

Duel dengan Anggota TNI, Dua Polisi Meninggal Dunia

JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan dua anggota Polri meninggal dalam pertikaian dengan anggota TNI di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya (Mamra).

"Memang betul ada pertikaian yang berawal dari kesalahpahaman hingga menyebabkan dua anggota Polres Mamberamo Raya meninggal," kata Waterpauw, di Jayapura, Minggu (12/4/2020) pagi, seperti dilansir Antara.

Menurut dia, insiden yang terjadi Minggu dini hari itu berawal dari kesalahpahaman yang sebetulnya sudah diselesaikan pada Sabtu (11/4/2020) malam sekitar pukul 23.00 WIT.

"Dari laporan yang diterima terungkap bahwa anggota yang meninggal itu bersama empat rekannya pada Minggu dini hari tadi menyeberang ke Kasonaweja dan berupaya menyerang," katanya.

Ia mengatakan saat ini seluruh anggota dan keluarga sudah diperintahkan untuk tidak keluar mako.

"Senin (13/4) saya bersama Pangdam VII Cenderawasih akan ke Mamberamo Raya, namun hari ini Danrem 172, Direktur Intelkam, dan beberapa pejabat ke Mamberamo Raya," kata Paulus Waterpauw. (*/IN-001)

Sabtu, 11 April 2020

Kisah Ira Tri Dewi, Pasien Positif Covid-19 yang Pertama Sembuh di Sumbar

Kisah Ira Tri Dewi, Pasien Positif Corona Pertama di Sumbar yang Dinyatakan Sembuh
"Belum Ada Vaksin, Kami Butuh Dukungan dan Doa"


Ira Tri Dewi (40), pasien positif Covid-19 pertama di Sumbar tersebut, juga menjadi pasien pertama yang dinyatakan sembuh! Bagaimana Ira menghadapi ruang isolasi dan kisahnya bisa sembuh dari virus yang telah merenggut ratusan ribu nyawa di dunia ini?

Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, mengumumkan pasien pertama di Sumatera Barat yang positif terjangkit virus corona (Covid-19), Kamis pagi (26/3/2020). Pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi, sejak 20 Maret. Hanya berselang beberapa jam kemudian, Pemprov Sumbar mengumumkan 4 pasien lagi juga positif terjangkit. Sehingga, di hari pertama tersebut, "pertahanan" Ranah Minang menghadapi Covid-19, jebol.

Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias (tengah) saat mengumumkan pasien positif Covid-19 pertama di Sumbar, Kamis (26/3/2020).

Kabar pasien pertama positif Covid-19 di Sumbar langsung membuat buncah. Tidak hanya di Ranah Minang, namun juga para perantau asal Sumbar di seluruh Indonesia dan luar negeri. Di sisi lain, sang pasien, Ira Tri Dewi, begitu syok menerima kabar bahwa dirinya dinyatakan positif Covid-19. Di hari keenam dirawat di Ruang Isolasi RSAM Bukittinggi itu, Ira mengaku pasrah. Sebab, hanya ada dua kemungkinan yang akan didapat. Yakni, meninggal atau sembuh. Dukungan dari orang tua, suami, keluarga, rekan kerja, dan masyarakat, membuat Ira optimistis dengan pilihan sembuh!

Dalam wawancara melalui aplikasi WhatsApp (WA) dengan infonews.co.id, Sabtu (11/4/2020), Ira mengaku pertama kali tidak merasakan gejala apapun saat pulang dari dinas luar (DL) di Jakarta, tanggal 12-14 Maret 2020. Saat itu, dirinya bersama 13 perangkat di Sekretariat DPRD Tanah Datar melakukan kunjungan ke Sekretariat DPD RI. Namun, empat hari kemudian, dirinya merasakan demam, batuk, sakit kepala dan nyeri sendi. Ira kemudian mendatangi salah satu klinik untuk berobat. Oleh pihak klinik tersebut, Ira dirujuk ke RSUD Tanah Datar. Saat itu, dirinya tidak menduga apa-apa. Tapi, setelah pihak RSUD Tanah Datar merujuk dirinya ke RSAM Bukittinggi, Ira baru syok, bahwa dirinya akan diisolasi karena diduga terjangkit virus corona (Covid-19), dengan status pasien dalam pengawasan (PDP). Saat itu, Sumbar hanya memiliki dua rumah sakit rujukan untuk Covid-19, yakni RSAM Bukittinggi dan RS M Djamil Padang. Tanah Datar, lebih dekat ke Bukittinggi daripada ke Kota Padang.


Dalam perjalanannya menggunakan ambulans RSUD Tanah Datar, Ira bertanya-tanya dalam hati, seperti apa nantinya berada di ruang isolasi. Dalam sejumlah artikel dan novel yang pernah dibacanya, diisolasi berarti akan dikurung.

Namun, fikiran "menakutkan" tersebut, tiba-tiba sirna saat Ira sampai di RSAM Bukittinggi. Ira disambut dua orang perawat dan langsung dibawa ke ruangan isolasi. Kedua perawat yang akhirnya akrab dengan dirinya tersebut, adalah Hj. Misfaria Noor .M.Kep.Ns.SP. Kep.MB, yang dipanggilnya Bundo (Bunda) dan Hj. Nefri Elfika S.Kep, yang dipanggilnya dengan sebutan Uni (kakak) Ciam.

"Sambutan mereka merubah stigma saya tentang ruang isolasi. Seketika dirawat di Ruang Isolasi RSAM manjadi nyaman buat saya. Apalagi saat saya melihat dokter Dedi Rahman, S.P yang menyemangati dari ruang monitor isolasi," ungkapnya.

Sementara itu, orang tua, anak dan keluarga besarnya sangat syok dengan isolasi yang dijalani Ira di RSAM. Namun, sang suami cukup tenang menerima informasi isolasi ini. Hanya beberapa menit berada di ruang isolasi, Ira menerima begitu banyak pesan di WA yang rata-rata mendukungnya untuk menghadapi Covid-19 ini.

"Alhamdullilah. Allah memberi saya kekuatan dan kemantapan hati melawan Covid-19 ini. Doa dan dukungan banyak orang, melipatgandakan semangat saya untuk sembuh," ujarnya.


Selama berada di ruang isolasi, Ira mendapatkan perawatan dengan konsumsi antibiotik, vitamin dan obat pereda demam dan nyeri. Namun, hal yang paling menjadi obat baginya adalah dukungan penuh dari keluarga, tetangga, rekan-rekan seprofesi. Serta perawatan dan dukungan psikologis dari perawat dan dokter. Alhasil, Ira banyak menghabiskan waktunya di ruang isolasi dengan video call dengan keluarga, tetangga, teman-teman, terutama suami dan anak-anaknya yang terus memberi semangat.

"Saya merasa nyaman, meski berada di ruang isolasi. Setiap saat, saya habiskan waktu untuk tetap terhubung dengan orang-orang dekat. Melihat wajah suami, anak-anak, keluarga dan teman-teman, membuat saya sangat optimistis," ujarnya.

Di saat sudah merasa nyaman dan merasa sehat, pada Kamis (26/3/2020), Ira langsung syok, saat hasil tes swab tenggorokannya dikeluarkan oleh Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand). Ira dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Artinya, Ira harus melanjutkan isolasi dan tetap mendapatkan perawatan dengan konsumsi antibiotik, vitamin dan obat pereda demam dan nyeri. Sebab, hingga saat ini, vaksin untuk Covid-19 belum ada.


Singkat cerita, pada Jumat (3/4/2020), Ira mendapat kabar baik. Hasil tes swab tenggorokannya yang dikeluarkan oleh Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), menyatakan dirinya negatif Covid-19. Namun, kabar baik ini belum boleh diumumkan, karena untuk memastikan pasien sembuh, harus dua hasil tes yang menyatakan negatif. Akhirnya, tiga hari kemudian, tepatnya pada Senin (6/4/2020), Ira kembali dinyatakan negatif Covid-19.

"Lega rasanya. Kembali bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-teman," ungkapnya.

Saat "kembali" ke masyarakat, Ira mengaku dirinya banyak mendapat hikmah dari kejadian ini. Menurutnya, dukungan dari seluruh elemen, akan membuat kesembuhan pasien semakin cepat. Di samping itu, menurutnya, berfikiran positif dan tetap berdoa menjadi kunci.

Sejumlah dampak/efek dirinya setelah dinyatakan positif COVID-19 adalah orang terdekat. Mereka-mereka yang dianggap dekat terpaksa dijauhi di lingkungan. Tak sedikit pula, usaha mereka terpaksa tutup. Menurutnya, hal ini tak lain akibat dari pemberitaan yang sipang siur tentang dirinya.

"Jadi efeknya mereka (orang dekat) kadang dijauhi, usahanya kadang ada yang sudah tutup saat saya dirawat. Begitu banyak efek saat saya dirawat bagi keluarga dan orang terdekat," kenangnya.


Meskipun begitu, Ira mengaku dirinya tak merasa dikucilkan setelah kembali ke rumah. Menurutnya, lingkungan sekitar para tetangga menyambut sangat baik. Meskipun, ia tetap masih berupaya mengisolasi selama 14 hari berikutnya.
Di rumah, Ira masih berupaya untuk tidak kontak langsung dengan anak-anaknya. Ira memilih menjaga jarak satu sampai dua meter, kemudian mengunakan pakai masker.

"Kalau untuk tetangga saya, alhamdulillah saat saya sakit dan sembuh mereka mendukung dengan luar biasa. Terkadang masih ada kesan horor (dari masyarakat) pasien sembuh ini, tapi Alhamdulillah itu sudah cair semua," jelasnya.


Ira juga memberikan semangat kepada para pasien-pasien yang masih berjuang di ruang isolasi. Ia meminta untuk tetap mematuhi semua instruksi dari tim medis yang menangani. 

"Tetap semangat, berdoa kepada Allah,  karena apapun ikhtiar kita selaku manusia tetap Allah yang tentukan. Berdoa dan yakinkan kita bisa sembuh. Kurangi stres, menyederhanakan masalah itu paling penting, jadi tidak terkuras energi memikirkan hal-hal yang rasanya tidak perlu. Fokus untuk sembuh dan berjuang," ujarnya. (IN-001)

Utang Besar Chelsea pada Di Matteo



Kebingungan seketika melanda Ruud Gullit. Dia tidak yakin orang yang tengah dia ajak berbicara di telepon itu adalah orang yang tepat.
"Dia bicara seperti mulutnya sedang penuh makanan. Aku berpikir, 'Ini siapa, sih? Ini betulan dia atau bukan?' Seharusnya, orang yang lahir dan besar di Swiss 'kan bisa bahasa Jerman, tapi logatnya aneh sekali," kenang Gullit pada 2012 silam dalam wawancara dengan The Independent.
Memori Gullit saat itu sedang berkelana ke musim panas 1996, saat Piala Eropa tengah digelar di Inggris. Sebulan sebelum turnamen digelar, FA menawari Glenn Hoddle untuk menerima estafet kepelatihan dari tangan Venables. Tawaran itu diterima oleh Hoddle.
Pada musim kompetisi 1995/96, Hoddle adalah pelatih Gullit di Chelsea. Setelah Hoddle hengkang, manajemen The Blues tidak mencari pelatih baru. Mereka meminta Gullit untuk menjadi pelatih merangkap pemain. Waktu itu, peran demikian cukup jamak ditemukan. Bahkan, Hoddle sendiri sebelumnya mengemban jabatan demikian.
Gullit punya kredensial lumayan sebagai pelatih, setidaknya untuk lingkup internal klub. Dia berhasil meyakinkan Hoddle untuk memindahkannya dari lini belakang ke lini tengah. Hasilnya, Gullit menjadi runner-up pemain terbaik Premier League di belakang Eric Cantona.
Terhitung sejak 2 Mei 1996, Gullit menjabat sebagai manajer-pemain di Chelsea. Dengan peran itu, dia tentu memiliki kebebasan untuk menyusun tim sesuai dengan keinginannya. Gullit ingin Chelsea memainkan sepak bola kontinental yang seksi dan untuk itu dia harus mencari personel yang tepat.
Setelah lebih dari tiga pekan bekerja sebagai manajer-pemain Chelsea, Gullit berhasil merekrut pemain impian pertamanya dalam diri Gianluca Vialli. Ketika itu, pada usia 31 tahun, Vialli baru saja mengantarkan Juventus menjadi juara Liga Champions. Istimewanya, Chelsea sukses mendapatkan Vialli dengan status bebas transfer.
Gullit tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Setelah mendapatkan amunisi lini depan, dia bergerilya untuk mencari penggawa lini tengah. Gullit ingin mencari pemain yang bisa menerjemahkan isi kepalanya di atas lapangan.
Tak seperti Vialli yang sudah cukup berumur, target Gullit untuk mengisi lini tengah Chelsea ini adalah pemain yang masih berusia 25 tahun. Namanya Roberto Di Matteo dan saat itu dia merupakan salah satu gelandang terbaik Italia. Meski tak berhasil meraih trofi bersama Lazio, Di Matteo dianggap layak untuk memperkuat Timnas Italia.
Di Matteo bergabung dengan Lazio pada 1993 dari klub Swiss, Aarau. Ya, Di Matteo memang tidak memulai kariernya di Italia karena dia lahir dari pasangan imigran Italia di Swiss. Lima tahun lamanya Di Matteo berkarier di Swiss sebelum akhirnya menjejakkan kaki di tanah leluhur.
Transfer Di Matteo ke Lazio itu memang tidak seglamor transfer Paul Gascoigne, misalnya. Akan tetapi, di bawah polesan Dino Zoff dan Zdenek Zeman, Di Matteo menjelma jadi salah satu gelandang box-to-box terbaik Negeri Piza.
Sebagai pemain tengah, kemampuannya komplet. Merebut bola, menjaga kedalaman, mengkreasi peluang, bahkan mencetak gol bisa dilakukannya. Bersama Lazio, Di Matteo dimainkan sebagai deep-lying playmaker tetapi tak jarang pula dia merangsek naik untuk membobol gawang lawan.
Secara teknis, Di Matteo punya kemampuan mumpuni. Selain itu, dia juga sosok yang cerdas, serius, dan mau bekerja keras. Tak salah jika Gullit kepincut untuk merekrutnya ke Chelsea. Di Matteo dipandang bisa jadi penyeimbang bagi Dennis Wise yang lebih konfrontatif dalam bermain.
Setelah mengamankan jasa Vialli, Gullit ingin segera mendapatkan tanda tangan Di Matteo. Yang jadi soal, Di Matteo saat itu tengah berada di kamp Timnas Italia untuk mengikuti Euro 1996. Meski turnamen diselenggarakan di Inggris, Gullit tak serta merta bisa menjalin kontak begitu saja dengan pemain incarannya.
Beruntung, pada waktu itu pelatih Timnas Italia, Arrigo Sacchi, membawa serta mantan anak asuhnya di Milan sebagai asisten. Carlo Ancelotti namanya. Ancelotti sendiri pada musim 1995/96 telah memulai karier kepelatihan bersama Reggiana dan setelah Euro 1996 berakhir dia meneruskan karier itu bersama Parma.
Ancelotti dan Gullit pernah sama-sama bermain untuk Sacchi di Milan. Kebetulan, mereka pun sama-sama beroperasi di lini tengah. Kedekatan itu membuat Gullit berpikir bahwa Ancelotti bisa membantu menghubungkannya dengan Di Matteo. Pikiran Gullit itu tidak salah dan terjadilah percakapan telepon tadi.
Bagi Chelsea, Gullit, dan Di Matteo, semua serbakebetulan. Kebetulan ada Ancelotti di Timnas Italia dan kebetulan pula Azzurri tersisih lebih cepat dari turnamen karena Gianfranco Zola gagal mengeksekusi penalti dengan baik ke gawang Jerman. Kebetulan juga Lazio butuh uang setelah merekrut Pavel Nedved dari Sparta Praha.
Nedved direkrut dari Sparta Praha dengan dana 4,65 juta poundsterling dan Lazio kemudian melepas Di Matteo ke Chelsea dengan banderol 4,95 juta poundsterling. Buat Chelsea waktu itu, duit sekian amatlah banyak. Sebelum rekornya dipecahkan Zola beberapa bulan kemudian, Di Matteo menjadi rekrutan termahal Chelsea dalam sejarah.
Jadilah kemudian Gullit memiliki tiga pemain asing berkelas saat musim 1996/97 dimulai. Selain Vialli dan Di Matteo, ada juga Frank Leboeuf yang dibeli dari klub Prancis, Racing Strasbourg, dengan biaya 3,1 juta poundsterling. Zola sendiri baru tiba di Premier League pada November 1996.
Chelsea mengawali musim 1996/97 itu dengan bertamu ke The Dell, markas Southampton. Sayangnya, pertandingan tersebut tidak berakhir sesuai harapan. Chelsea hanya mampu bermain imbang 0-0 pada laga tersebut.
Meski demikian, pada dua partai berikutnya, semua berubah. Menghadapi Middlesbrough dan Coventry City di Stamford Bridge, mereka berhasil memetik kemenangan beruntun. Tiga pemain asing baru mereka berhasil mencetak gol pada dua laga tersebut.
Dari tiga nama tadi, Di Matteo jadi yang pertama membukukan nama di papan skor. Empat menit jelang peluit panjang, Di Matteo menerima umpan dari Mark Hughes yang bergerak melebar ke sayap. Setelah mengontrol bola, Di Matteo melepas tembakan keras dari luar kotak penalti yang gagal dihalau kiper Boro, Alan Miller.
Perayaan gol Di Matteo sungguh elegan. Alih-alih berlari kesetanan laiknya pemain baru yang mencetak gol perdana dengan cara yang indah, Di Matteo membaringkan tubuhnya di tanah. Tangan kirinya dia gunakan untuk menopang tubuh, tangan kanannya dia lambaikan ke arah suporter. Senyum pun tersungging di bibirnya.
Aksi itu kemudian diikuti para pemain Chelsea lain. Wise, Leboeuf, Dan Petrescu, semuanya turut serta dalam selebrasi bersejarah tersebut. Musim 1996/97 adalah titik di mana Chelsea bertransformasi menjadi klub kosmopolitan dan Di Matteo adalah pencetak gol perdana di era ini.
Bagi Di Matteo, gol itu menjustifikasi ketertarikan besar Gullit kepadanya. Sepanjang musim pun dia selalu menjadi andalan di lini tengah Chelsea. Oleh Gullit, dia dimainkan 34 kali pada musim 1996/97 dan Di Matteo membayar kepercayaan itu dengan mencetak 7 gol untuk membawa Chelsea finis di posisi keenam.
Tampil lumayan di Premier League, Chelsea menunjukkan performa yang lebih bagus lagi di Piala FA. Musim itu untuk pertama kalinya mereka bisa mencapai partai puncak setelah menjadi juara pada edisi 1970. Pada laga final itu Di Matteo lagi-lagi mencatatkan sejarah.
Di final Piala FA 1997, lawan yang dihadapi Chelsea adalah Middlesbrough. Final ini menarik karena Middlesbrough pun tengah berusaha menjadi tim kosmopolitan seperti halnya Chelsea. Di skuatnya, mereka memiliki nama-nama macam Fabrizio Ravanelli, Gianluca Festa, hingga Juninho Paulista.
Sebelum ke final Piala FA, Middlesbrough sebelumnya sudah berhasil mencapai final Piala Liga tetapi dikalahkan Leicester City dalam final dua leg. Final Piala FA pun jadi kans bagi Boro untuk membuktikan bahwa investasi mereka tak sia-sia.
Namun, apa mau dikata. Chelsea rupanya lebih tangguh. Bahkan, ketika laga belum genap berusia satu menit, The Blues sudah berhasil mencetak gol dan Di Matteo adalah sosok yang mencetaknya. Pada detik ke-42, Di Matteo melepas tembakan jarak jauh sensasional ke gawang Middlesbrough.
Gol Di Matteo itu menjadi gol tercepat dalam sejarah final Piala FA yang digelar di Wembley sebelum akhirnya Louis Saha memecahkan rekor tersebut pada 2009. Menariknya, Saha mencetak gol 25 detik itu ke gawang Chelsea walau akhirnya Everton harus menderita kekalahan 1-2.
Setelah Di Matteo mencetak gol, Eddie Newton melengkapi kemenangan 2-0 Chelsea pada menit ke-83. Chelsea pun menjadi juara sekaligus memutus dahaga akan gelar yang sudah berlangsung sejak 1970 tadi. Trofi Piala FA itu membuat Chelsea makin percaya diri menjelang musim 1997/98.
Nyatanya, pada musim 1997/98 prestasi Chelsea membaik. Keberhasilan menjuarai Piala FA turut mengantarkan mereka ke Piala Winners, di mana mereka akhirnya menjadi juara. Zola mencetak gol tunggal kemenangan 'Si Biru' atas Stuttgart pada partai puncak.
Sebelum menjuarai Piala Winners, gelar Piala Liga pun berhasil Chelsea amankan. Pada laga final, lagi-lagi Chelsea berhadapan dengan Middlesbrough dan lagi-lagi pula Di Matteo mencetak gol. Gol Di Matteo kali ini dicetak pada babak perpanjangan waktu, tepatnya pada menit ke-107.
Dua belas menit sebelumnya bek asal Jamaika, Frank Sinclair, sudah membuka keunggulan Chelsea lewat tandukannya memanfaatkan umpan silang Wise. Gol Di Matteo, sementara itu, lahir lewat sentuhan pelan memanfaatkan sepak pojok dari Zola.
Sayangnya, Gullit tidak menikmati dua gelar juara tersebut karena pada Februari 1998 dia dipecat. Bukan hasil buruk yang membuat pria Belanda itu dipecat melainkan perselisihan dengan patron klub, Ken Bates. Jabatan manajer-pemain Chelsea kemudian diserahkan pada Vialli.
Selain membawa Chelsea menjuarai dua kompetisi, Vialli pun sukses mengantarkan tim asuhannya finis di posisi empat Premier League. Tahun 1999 itu dilengkapi Chelsea dengan trofi Piala Super Eropa lewat keberhasilan menundukkan Real Madrid.
Pada musim 1998/99 itu Di Matteo masih menjadi tumpuan lini tengah Chelsea. Akan tetapi, pada 1999/2000, kedatangan Didier Deschamps dari Juventus membuat porsi bermain Di Matteo sedikit berkurang. Tercatat, pada musim itu dia hanya turun di 18 pertandingan.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada torehan bersejarah dari Di Matteo. Pada Boxing Day 1999, dalam kunjungan ke The Dell, untuk pertama kalinya dalam sejarah Chelsea menurunkan tim berisikan sebelas pemain asing. Di Matteo menjadi bagian dari tim itu.
Ed de Goey (Belanda), Leboeuf (Prancis), Albert Ferrer (Spanyol), Emerson Thome (Brasil), Petrescu (Rumania), Celestine Babayaro (Nigeria), Deschamps (Prancis), Gustavo Poyet (Uruguay), Di Matteo (Italia), Gabriele Ambrosetti (Italia), dan Tore Andre Flo (Norwegia) diturunkan oleh Vialli pada laga yang dimenangi Chelsea 2-1 tersebut.
Legiun asing inilah yang kemudian mengantarkan Chelsea pada gelar Piala FA kedua dalam tiga musim terakhir. Pada partai puncak edisi 2000, Chelsea berhadapan dengan Aston Villa yang diperkuat Benito Carbone dari Italia.
Di Matteo memang ditakdirkan bermain di laga-laga besar Chelsea dan itu terbukti dari keberhasilannya mencetak gol ke gawang Villa. Kemelut di kotak penalti Aston Villa yang lahir dari tendangan bebas Zola dimanfaatkan Di Matteo dengan tembakan yang mengarah ke langit-langit gawang.
Gol di menit ke-73 itu tak mampu dibalas Villa dan Chelsea pun kembali pulang dari Wembley dengan menggondol trofi. Gelar ini membuat Chelsea berhak tampil di Charity Shield 2000 yang sukses mereka menangi usai menundukkan Manchester United 2-0.
Trofi Charity Shield itu jadi trofi terakhir yang dipersembahkan Di Matteo untuk Chelsea sebagai pemain. Pada musim 2000/01 tersebut, dalam sebuah laga Piala UEFA menghadapi St. Gallen, Di Matteo mengalami patah kaki yang 18 bulan kemudian membuatnya memutuskan gantung sepatu di usia 31 tahun.
Setelah pensiun sebagai pemain, Di Matteo sempat menjalankan bisnis restoran bersama sejumlah rekan, salah satunya Marcel Desailly yang bermain bersamanya di Chelsea. Namun, seperti yang pernah diutarakannya pada Desailly, hasrat Di Matteo adalah menjadi pelatih sepak bola.
Pada 2008 Di Matteo mengawali karier kepelatihan bersama Milton Keynes Dons sebelum akhirnya berlabuh ke West Bromwich Albion. Setelah dua musim melatih West Brom, Di Matteo akhirnya pulang ke Chelsea untuk menjadi asisten bagi Andre Villas-Boas. Namun, peran itu tak lama dijalaninya karena Villas-Boas dipecat di tengah jalan.
Di Matteo lantas diangkat jadi pelatih interim dan di bawah asuhannya Chelsea menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama. Lewat adu penalti, Didier Drogba cs. sukses mengandaskan Bayern Muenchen. Di Matteo pun tak lama kemudian diangkat jadi pelatih tetap.
Sayangnya, sebagai pelatih tetap, Di Matteo gagal bersinar dan akhirnya dipecat. Dia lantas bertualang ke Jerman untuk melatih Schalke pada musim 2014/15 sebelum kembali ke Inggris untuk menangani Aston Villa. Tak lama di Aston Villa, Di Matteo dipecat lagi dan sejak 2016 belum kunjung kembali ke sepak bola.
Karier Di Matteo di Chelsea, baik sebagai pemain maupun pelatih, sama-sama tidak panjang. Akan tetapi, dia selalu berhasil mempersembahkan gelar bergensi untuk mereka. Oleh karenanya, sampai kapan pun Chelsea akan selalu berutang besar pada Di Matteo.
Sumber: kumparan.com

10 Daerah yang Ingin Memisahkan Diri dari Indonesia

Ternyata ada cukup banyak daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Mendengar dan mengetahuinya membuat hati jadi miris.
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang membentang sangat luas.
Masyarakat yang heterogen, suku yang beragam, kebiasaan yang berbeda di setiap pulau membuat kita jadi unik di mata negara lain.
Di balik itu ternyata ada hal menyedihkan yang belum banyak diketahui.
Sejak berpuluh tahun lalu, beberapa daerah yang berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ingin memisahkan dirinya.
Banyak alasan yang melatarbelakangi keinginan masyarakat di wilayah tersebut, mulai dari ketimpangan ekonomi hingga perbedaan ideologi.
Inilah 11 daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia ataupun telah melakukannya.

Daerah yang Ingin Memisahkan Diri dari Indonesia

1. Maluku

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Pada 1950, sekelompok masyarakat Maluku yang tergabung dalam gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) mendeklarasikan kemerdekaannya dari Indonesia.
Begitu banyak cara yang mereka lakukan agar Maluku bisa merdeka. Salah satunya ialah tindakan separatis yang memanfaatkan lengsernya Suharto.
Tidak main-main, hingga saat ini RMS pun masih eksis bahkan memiliki situs sendiri yang dapat diakses.
Di dalam situs tersebut, terdapat informasi mengenai sejarah RMS. Mereka pun telah membuat bendera beserta lagu kebangsaan.

2. Riau

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Masih di tahun 1950-an, muncul kelompok yang ingin memerdekan Riau dari NKRI.
Gerakan tersebut dinamakan Riau Merdeka yang menuntut pemisahan diri karena dianggap sebagai “anak tiri”, padahal..
…Daerah ini memberikan banyak sumber daya penghasil keuntungan untuk negara.
Hingga awal tahun 2000-an gaung dari Riau Merdeka pun masih terdengar.
Dikutip dari news.detik.com, pada 2006 kelompok pro Riau Merdeka menggelar acara peringatan ulang tahun.
Pada kesempatan itu, salah satu tokoh wilayah Riau Tabrani Rab kembali menuntut agar wilayah tersebut bisa merdeka.

3. Papua, Daerah yang Ingin Memisahkan Diri dari Indonesia

Saat masa penjajahan, wilayah Papua dikuasai oleh Belanda dan juga Australia.
Kemudian ketika Indonesia merdeka, Papua pun dinyatakan termasuk menjadi wilayah Indonesia.
Hal ini ditentang oleh banyak masyarakat Papua hingga kemudian mendirikan Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk memisahkan diri pada 1965.
Suara masyarakat Papua untuk bisa lepas dari Indonesia masih terdengar hingga tahun 2017.
Baru-baru ini pun OPM merayakan ulang tahunnya yaitu pada 1 Desember 2017 yang diisi dengan doa bersama.
Di samping itu, dikabarkan banyak tentara OPM yang sudah bersedia kembali masuk menjadi bagian NKRI.
Beberapa waktu ke belakang ini gencar diberitakan mengenai diskriminasi yang dilakukan terhadap warga Papua di Surabaya.
Hal ini lalu kemudian memicu sejumlah tindakan anarkis di Papua untuk menentang perlakuan diskriminatif tersebut.
Banyak yang berpendapat, kejadian ini kembali menghembuskan isu-isu mengenai keinginan Papua untuk berpisah dari NKRI.

4. Aceh

Di tahun 1970-an tokoh bernama Hasan Dik Tiro memimpin gerakan pemisahan Aceh dari Indonesia yang bernama Aceh Merdeka.
Kelompok ini pun kemudian lebih dikenal sebagai Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Banyak sekali kejadian menyedihkan yang terjadi akibat usaha GAM untuk memerdekakan Aceh.
Disebut-sebut, keinginan Aceh untuk merdeka bukan hanya karena kemauan mendirikan negara berlandaskan syariat Islam.
Alasan lain adalah karena terjadinya ketimpangan ekonomi daerah ini dengan wilayah lain, walaupun Aceh telah memberikan banyak kontribusi bagi Indonesia.

5. Makassar

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Menyuarakan kekecewaannya terhadap pemerintah, pada 1999 sejumlah mahasiswa di Kota Makassar Sulawesi Selatan menyuarakan pembentukan Sulawesi Merdeka.
Biarpun begitu, informasi mengenai gerakan ini tidak dapat ditemukan dan bisa dianggap sebagai isu belaka.

6. Kalimantan

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia.
Wilayah ini pun bersatu dengan negara lain di Asean yaitu Malaysia serta Brunei Darussalam.
Pada awal tahun 2000, ada sejumlah kelompok yang membuat gerakan Borneo Merdeka dan menyuarakan keinginan berpisah dengan Indonesia.
Isu ini sendiri disinyalir muncul setelah peristiwa kerusuhan masyarakat Madura dan Dayak di Sampit pada 2001 lalu.

7. Minahasa

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Isu Minahasa Merdeka mencuat setelah Basuki Tjahaja Purnama ditahan akibat kasus penistaan agama.
Sebenarnya, gerakan yang menginginkan wilayah Minahasa, Sulawesi Utara untuk merdeka ini sudah sejak lama terdengar.
Keinginan untuk memisahkan diri dari negara ini disebut-sebut akibat konflik rumah peribadatan.
Selain itu ada pula rasa ketidaknyamanan dalam menjalankan ajaran agama kristiani yang menjadi mayortias di daerah tersebut.

8. Bali

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Beberapa tahun lalu, ada keinginan dari beberapa masyarakat yang ingin memisahkan Bali dari Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, muncul Gerakan Bali Merdeka (GBM).
Kelompok ini kemudian membuat petisi untuk memerdekakan Bali, namun orang yang menandatanganinya tidak mencapai target.

9. Yogyakarta

Yogyakarta sudah menganut sistem pemerintahan kerajaan sejak masa lampau.
Saat Indonesia meraih kemerdekaannya, kota ini pun diberikan otonomi khusus dan diperbolehkan menganut sistem kerajaan.
Akan tetapi pada 2012 lalu tiba-tiba muncul beberapa pihak yang menyerukan pernyataan bahwa DIY siap bila harus berpisah dengan NKRI.
Itulah mengapa Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia

10. Sumatera Barat

daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia
Selain kecamatan dan kelurahan, Sumatera Barat memiliki pembagian wilayah administratif yang disebut sebagai nagari.
Nagari sendiri disebutkan merupakan istilah pengganti untuk menyebut desa di daerah mereka.
Nagari sendiri dikepalai oleh wali nagari yang dibantu beberapa wali jorong.
Pada 2013 lalu DPR-RI mengesahkan RUU Desa
Hal ini ternyata menimbulkan kekecawaan pada pemangku adat Minangkabau yang menilai bahwa RUU tersebut tidak menghormati eksistensi nagari.
Sistem kepemerintahan desa pun dianggap berbeda dengan yang diterapkan di nagari.
Ia meminta nagari di Minangkabau dijadikan sebagai sesuatu yang istimewa seperti Aceh dan DIY.
Bila hal tersebut tak dapat dikabulkan, para pemangku adat meminta agar pemerintah pusat tidak mengobok-obok eksistensi nagari.

11. Timor Timur

Setelah 450 tahun dijajah oleh Bangsa Portugis, Timor Timur kemudian masuk ke dalam wilayah NKRI sebagai provinsi ke 27.
Berpuluh tahun bersama, akhirnya provinsi tersebut lepas dan resmi menjadi sebuah negara pada 2002.
Timor Timur kini lebih dikenal sebagai Republik Demokratik Timor Leste atau Timor Leste.
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved