Tersisa Tiga Laga, Ini Skenario Semen Padang Selamat dari Degradasi
Kekalahan 0-2 Semen Padang FC dari Bali United pada pekan ke-30, di Stadion Gelora H Agus Salim Padang, Senin (2/12/2019), sejatinya sudah menghapus peluang Kabau Sirah selamat dari jerat degradasi. Namun, Kabau Sirah menolak menyerah. Peluang kembali terbuka, saat dijamu Barito Putra, di Stadion Demang Lehman, Martapura, Jumat (6/12/2019). Kabau Sirah menggulung tuan rumah dengan skor telak, 3-0. Hasil ini, mengatrol posisi Semen Padang ke urutan 17 dari 18 kontestan Liga 1 2019. Kabau Sirah hanya berjarak 6 poin dari peringkat ke-15, atau garis terakhir ke Liga 1 2020. Tiga laga tersisa, akan menjadi sangat krusial bagi Semen Padang. Bagaimana skenario Kabau Sirah selamat?
Tiga tim peringkat terbawah Liga 1 2019 akan didepak ke Liga 2 musim 2020. Tiga tim tersebut adalah Semen Padang FC (peringkat ke-17 dengan 31 poin), Badak Lampung FC (peringkat ke-16 dengan 33 poin) dan Kalteng Putra (peringkat ke-18 dengan 30 poin). Sementara itu, lima tim di atas zona merah, masih berpeluang disalip. Yakni Persela Lamongan (peringkat ke-15 dengan 37 poin) dan Barito Putra (37 poin). Serta Persija Jakarta dan TIRA Persikabo (38 poin).
Dengan tiga laga sisa, Semen Padang maksimal bisa meraih 9 poin. Artinya, poin maksimal yang bisa diraih adalah 40 poin. Menilik dari tiga lawan yang akan dihadapi, jika performa saat menghadapi Barito Putra bisa dipertahankan, Semen Padang FC di atas kerta bisa meraup poin penuh. Di tiga laga sisa, Kabau Sirah bakal bertandang ke PSIS Semarang pada 13 Desember, kemudian menjamu Pusamania pada 17 Desember dan laga penutup di kandang Persela Lamongan pada 22 Desember.
Satu strip di atas Semen Padang FC, Badak Lampung mengoleksi 33 poin. Namun, tim yang merupakan metamorfosis dari Perseru Serui tersebut akan menjamu Bhayangkara United pada 12 Desember. Lalu dua laga tandang yang bakal super berat. Yakni melawat ke kandang Persib Bandung pada 16 Desember dan Persebaya Surabaya pada 22 Desember.
Sementara itu, tim juru kunci Kalteng Putra, juga tidak kalah sulit menjalani tiga laga terakhir. Yakni menjamu Persipura Jayapura pada 12 Desember. Lalu bertandang ke Bhayangkara United pada 16 Desember dan laga pamungkas menjamu Persija Jakarta pada 22 Desember.
Tim peringkat ke-14, Persela Lamongan akan menjamu PSS Sleman pada 11 Desember. Kemudian melawat ke kandang TIRA Persikabo pada 16 Desember. Laga pamungkas, akan menjamu Semen Padang FC pada 22 Desember. Laga ini, sangat tricky, karena jika jelan laga pamungkas anak asuh Nilmaizar sudah selamat dari zona degradasi, Semen Padang FC bakal diuntungkan. Namun jika tidak, Semen Padang FC harus siap-siap saling bunuh melawan tim yang dilatih mantan pelatihnya sendiri.
Di peringkat ke-11, bercokol PSIS Semarang dengan 40 poin dengan baru memainkan 30 laga. Keuntungan bagi PSIS, tiga laga terakhir bakal mereka mainkan di kandang sendiri. Yakni menjamu Semen Padang FC pada 13 Desember. Lalu menjamu Madura United pada 17 Desember. Kemudian laga pamungkas menghadapi Bhayangkara Ujited pada 22 Desember.
Di peringkat ke-15, Barito Putra akan menjalani tiga laga pamungkas menghadapi tim-tim kuat. Yakni, menjamu PSM Makassar pada 11 Desember. Lalu bertandang ke Papua menghadapi Persipura Jayapura pada 16 Desember. Laga terakhir menjamu Arema FC pada 22 Desember.
Di peringkat ke-12, ada TIRA Persikabo. Tim yang sempat memimpin klasemen Liga 1 2019 ini, kini terseok jelang kompetisi berakhir. Namun, dengan koleksi 38 poin, tim asuhan Rahmad Dharmawan tersebut, hanya butuh satu kemenangan saja untuk selamat dari degradasi. Tim hasil merger PS TNI dan Persikabo Bogor ini akan melawat ke Bali United pada 12 Desember, menjamu Persela Lamongan pada 16 Desember dan berkunjung ke kandang PSS Sleman pada 22 Desember.
Satu tim lainnya, Persija Jakarta, hingga saat ini juga belum sepenuhnya aman. Mengoleksi 38 poin, juara musim lalu tersebut butuh satu kemenangan dari tiga laga tersisa. Yakni menjamu Madura United pada 13 Desember, menjamu Persebaya Surabaya pada 17 Desember, serta laga pamungkas di kandang Kalteng Putra pada 22 Desember.
Pada putaran pertama Shopee Liga 1 2019, Bali United mengunci puncak klasemen dengan 40 poin. Klub kebanggaan Ranah Minang, Semen Padang FC, menghuni dasar klasemen dengan 11 poin. Paruh pertama Liga 1 Liga Indonesia 2019-2020, menjadi musim kelabu bagi Semen Padang FC. Kemenangan bahkan baru diraih di pekan ke-12, kala menjamu PSIS Semarang. Pelatih Syafrianto Rusli mundur setelah kalah 1-3 dari Tira-Persikabo selepas laga tunda pekan ke-4.
Sejarah membuktikan, tim juru kunci paruh pertama nyaris selalu berakhir dengan degradasi. Apalagi, saat kompetisi berubah nama menjadi Liga 1. Pada 2018, PSMS Medan yang jadi juru kunci paruh musim, dengan koleksi 18 poin, akhirnya terdegradasi setelah mengakhiri kompetisi di urutan paling bawah dengan 34 poin. Juru kunci di edisi 2017, Persiba Balikpapan yang mengoleksi 7 poin, terdegradasi setelah mengoleksi 27 poin di akhir musim.
Saat kompetisi bernama Indonesia Super League (ISL) tahun 2014, yang menggunakan sistem dua wilayah, nasib dua tim penghuni juru kunci paruh pertama, Persijap Jepara dan Persiba Bantul, juga berakhir turun kasta ke Divisi Utama. Nasib serupa juga terjadi pada ISL 2009/2010, tim juru kunci Persitara Jakarta Utara, yang mengoleksi 15 poin di paruh pertama, akhirnya terdegradasi di pengujung musim dengan 28 poin.
Meski begitu, sejarah juga mencatat, ada tiga tim juru kunci paruh musim yang berhasil selamat dari lubang jarum. Ketiga tim tersebut adalah Arema Indonesia di musim 2011/2012, Persija Jakarta di musim 2013, dan Pelita Jaya di musim 2010/2011. Ketiganya selamat dari mimpi terburuk seluruh tim di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
Skenario Semen Padang FC Lolos dari Degradasi
Mungkinkah Semen Padang FC lolos dari jerat degradasi? Secara matematis tentu bisa. Apalagi Arema, Pelita dan Persija telah membuktikannya. Syaratnya, tentu saja dengan mengoleksi poin sebanyak-banyaknya di paruh kedua liga. Tapi, bagaimana caranya?
Berkaca pada musim-musim sebelumnya, klub-klub juru kunci paruh pertama, hanya mampu mengoleksi kisaran 20 poin di paruh kedua. Di 2018, PSMS mengoleksi 16 poin dan terdegradasi di poin 34 di akhir musim. Edisi 2017, Persiba Balikpapan mengoleksi 20 poin di paruh kedua dan finish di 27 poin. Persitara Jakarta Utara di 2009/2010, hanya mampu meraup 13 poin di paruh kedua berbanding 15 poin di paruh pertama.
Tapi, jika berkaca pada pengalaman Arema Indonesia dan Persija Jakarta, peluang Semen Padang tetap terbuka lebar. Pada musim 2011/2012, Arema Indonesia mampu meraih 24 poin di paruh kedua, sehingga selamat dari jerat degradasi. Sementara, Persija Jakarta pada edisi 2013, "menggila" dan meraup 30 poin untuk survive. Catatan tersebut, bisa menjadi patokan bagi Semen Padang di tiga laga tersisa. Yakni dengan mengoleksi minimal 24 poin atau 30 poin.
Dari 18 laga tersisa di paruh kedua, Semen Padang FC telah mengoleksi 20 poin. Artinya, 9 poin di tiga laga tersisa, akan sangat krusial terhadap nasib Kabau Sirah.
Tim Legenda Sumatera
Persatuan Sepak Bola Semen Padang atau Semen Padang Football Club (SPFC) didirikan pada 30 November 1980. Klub yang didanai oleh pabrik semen tertua di Indonesia tersebut mengawali perjalanan mereka di kancah sepak bola Indonesia dengan mengikuti Divisi 1 Galatama tahun 1980.
Setelah 2 musim berkompetisi di Divisi Galatama, tahun 1982 Semen Padang FC berhasil menjuarai divisi tersebut dan promosi ke Divisi Utama. Mereka juga berhasil menjuarai Piala Galatama 1992 dengan mengalahkan Arema Malang di final, berkat gol semata wayang Delfi Adri.
Skuad semen Padang FC saat menjuarai Divisi I 1982 era Galatama diantaranya adalah Dahlan, Zalfi (Kiper), Suharno, Edi Muchni, Muharman, Hamdani Lubis, Ramlan, Karyadi Rusni, Asfinal, Suranto, Syafrianto Rusli, Setujuwono, Aprius, Lasdi Arman dengan pelatih Jenniwardin.
Perjalanan Semen Padang FC di kasta tertinggi Liga Indonesia yang dimulai sejak 1982 berjalan datar dan nyaris tanpa gelar selama hampir 10 tahun. Semen Padang FC baru bisa meraih gelar dalam dunia sepakbola tanah air yakni menjadi juara Piala Galatama pada 21 Juli 1992.
Skuad mereka kala menjuarai Juara Piala Galatama 1992 di antranya adalah Trisno Affandi, Toni Tanjung (Kiper), Endra M, Hendra Susila, Welliansyah, Joni Effendi, Nilmaizar, Riki Darman, Asfinal, Ahmad Syukri, Taufik Yunus, Afdal Yusra, Anton Syofnevil, Musfadli, Abdul Aziz, Herizon Idrus, Masykur Rauf, Delfi Adri dengan pelatih Suhatman Imam.
Tahun 1993/1994, Semen Padang FC tampil pertama kalinya di Piala Winner Asia dan berhasil menembus 8 besar. Kala itu tim asal Jepang berhasil menyingkirkan Nilmaizar dan kawan-kawan.
Catatan apik yang pernah diperoleh Semen Padang FC adalah peringkat 4 ISL 2010-2011, Runner Up Piala Indonesia 2012, Juara IPL 2012, Juara Community Shield 2013, 8 Besar AFC Cup, finalis Piala Jenderal Sudirman 2015 dan peringkat 4 Piala Presiden 2017.
(rijal islamy)
FOLLOW THE INFONEWS.CO.ID AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONEWS.CO.ID on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram