INFO TERKINI
-->

Rabu, 25 Desember 2019

Polres Solok Kota Amankan Perayaan Natal di Kota Solok

SOLOK - Personel Polres Solok Kota mengamankan pelaksanaan Hari Raya Natal 2019, yang dipusatkan di Belakang Sub Denpom Solok, Rabu (25/12/2019). Pengamanan bersama personel gabungan dari TNI, Sub Denpom, dan instansi lainnya, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota, AKBP Ferry Suwandi, S.IK.

Dalam kunjungan usai perayaan Natal 2019 di Kota Solok, Ferry Suwandi menyempatkan diri mengunjungi umat Kristiani di Kota Solok. Dalam arahannya, Ferry Suwandi berharap seluruh elemen masyarakat tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan. Serta menghargai masyarakat yang berbeda agama.

"Mari bersama-sama kita selalu jaga situasi kondusif," ungkapnya.



Sehari sebelumnya, Ferry Suwandi beserta Ketua Cabang Bhayangkari Solok Kota Kunjungi Pos Pengamanan Natal Dan Tahun Baru Polres Solok Kota, Selasa (24/12/2019). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk pengecekan dan kontrol kegiatan pengamanan, sekaligus memberikan arahan mengenai pengamanan terhadap masyarakat yang merayakan Natal 2019 dan menyambut malam tahun baru 2020 nanti.

Dalam menyambut malam tahun baru 2020 nanti, Polres Solok Kota, telah memberikan imbauan kepada masyarakat di wilayah hukum Polres Solok Kota. Di antaranya, tidak merayakan dengan cara berlebihan, sehingga dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemerayakan pergantian tahun dengan kegiatan positif, seperti berdoa bersama atau kegiatan sosial. Lalu, tidak menyalakan petasan atau sejenisnya, serta tidak melakukan konvoi atau ugal-ugalan di jalan. Polres Solok Kota juga mengingatkan masyarakat agar tidak menjual, menyajikan atau mengonsumsi minuman beralkohol, apalagi mengonsumsi Narkotika.

"Kita harapkan masyarakat segera melaporkan kegiatan yang berpotensi dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat ke pos polisi terdekat. Yang terpenting, marilah kita menjadi masyarakat bijak, dengan merayakan tahun baru dengan hal positif dan bermanfaat," ujar Ferry.



Sebelumnya, pada Senin (23/12/2019) Kepolisian Resor (Polres) Solok Kota menggelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019, di Halaman Mapolres Solok Kota. Apel Pergeseran Pasukan, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, dan diikuti seluruh personel Operasi Lilin 2019. Dalam rangka antisipasi segala kerawanan Natal 2019 dan Tahun baru 2020, Polres Solok Kota mem-ploting anggotanya untuk melakukan pengamanan, dibantu TNI, dan dinas terkait.

Dalam Arahannya Kapolres Solok Kota menekankan bahwa, fokus pengamanan Operasi Lilin Singgalang 2019 ada dua, yaitu pengamanan Natal 2019 dan tahun baru 2020 dengan 2 lokasi Pos Pengamanan yaitu 1 Pos Terpadu di Taman RTH Kota Solok dan 1 Pos Pengamanan di Singkarak Kabupaten Solok.

"Operasi Lilin 2019 ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman serta masyarakat dapat merasakan dampak nyata dari pelayanan yang diberikan seluruh personel pengamanan di wilayah hukum Polres Solok Kota," ujarnya.



Pelaksanaan Operasi Lilin Singgalang 2019 ini berlangsung selama 10 hari dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif yang didukung kegiatan intelijen, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.

Ferry juga menyampaikan kepada anggota yang melaksanakan pengamanan agar meningkatkan kewaspadaan dan kesipasiagaan dalam bertugas dan lakukan pengamanan berlapis oleh personil Opsnal di tiap pos pengamanan mengingat situasi dan kondisi pada saat ini.

"Tingkatkan kewaspadaan, serta jalin komunikasi intensif dengan semua pihak di lapangan," ujarnya.

Usai melaksanakan apel pergeseran pasukan, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi didampingi PJU menyerahkan 7 (tujuh) unit kendaraan roda 2 (R2) Sabhara dan 12 (dua belas) Set Road Blocker (marka penghalang jalan) yang diterima langsung oleh Kapolsek sejajaran Polres Solok Kota. (rijal islamy)

Selasa, 24 Desember 2019

Siswa SMKN 2 Kota Solok Tewas Tenggelam di Danau Singkarak

SINGKARAK - Warga Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Yuditia (17), tenggelam di Danau Singkarak, Senin sore (23/12/2019). Yuditia tewas tenggelam saat berenang di kawasan objek wisata Katapiang, Jirong Pasie, Nagari Tikalak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Pelajar SMKN 2 Kota Solok tersebut, pergi berwisata bersama orang tua dan keluarganya ke danau terbesar di Sumbar tersebut.

Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, melalui Kapolsek X Koto Dibawah Iptu Ahmad Ramadhan menyebutkan, dari keterangan pemilik/pengelola objek wisata Katapiang Tikalak, rombongan keluarga korban sebelum kejadian, tiba dilokasi pemandian sekitar pukul 15.15 WIB. Saat tiba di lokasi, korban langsung berenang, meski masih berpakaian lengkap.

"Korban sebelum kejadian sempat dilarang oleh kedua orang tuanya berenang ke tengah danau. Tapi tidak dipedulikan korban," ujarnya.

Korban berenang bersama sepupunya, Fajrul Ihsan (17) berenang dari tepian pemandian Katapiang menuju ke tengah danau Singkarak. Namun, setiba di tengah, beberapa orang tamu pengunjung berteriak-teriak, karena melihat ada orang tenggelam. Melihat kondisi itu, salah seorang keluarga dari pemilik objek wisata bernama Anton langsung berenang ke titik korban tenggelam. Lima menit kemudian, korban ditemukan dan dibawa ke tepi.

Saat di tepi danau, korban dalam keadaan tidak sadarkan diri. Awalnya, korban sempat diberikan pertolongan darurat dengan bantuan pernafasan buatan. Namun, karena tubuh korban tidak merespons, korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Singkarak. Tindakan medis yang diberikan petugas Puskesmas Singkarak, tetap tidak mampu menyelamatkan nyawa korban.

Dari keterangan dokter Puskesmas, dr Umpi Asparingga, dari hasil visum didapatkan sejumlah data, yakni nadi sudah tidak teraba, matanya pupil dilatasi maksimal, efek cahaya tidak ada dan plat ekg jantung tidak berdetak dan nafasnya sudah tidak ada.

"Dari kesimpulan medis, nyawa korban tidak bisa tertolong dan meninggal dunia," ujarnya.

"Pada pukul 17.13 WIB, korban  diserahkan oleh pihak Puskesmas Singkarak kepada keluarga korban. Kemudian, pihak keluarga langsung membawa korban ke rumah duka di Kelurahan Nan Balimo, Kota Solok," ujarnya.

Kapolsek X Koto Dibawah, Iptu Ahmad Ramadhan mengharapkan seluruh pengunjung agar waspada dan mematuhi imbauan dari oengelola objek wisata di Singkarak.

"Saat ini, pengunjung Danau Singkarak cukup ramai karena sedang masa liburan akhir tahun. Karena itu, kami mengimbau kepada pengunjung untuk waspada dan mematuhi imbauan di objek wisata Danau Singkarak ini," harapnya. (IN-001)

Senin, 23 Desember 2019

Polres Solok Kota Gelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019

SOLOK - Kepolisian Resor (Polres) Solok Kota menggelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019, di Halaman Mapolres Solok Kota, Senin (23/12/2019). Apel Pergeseran Pasukan, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, dan diikuti seluruh personel Operasi Lilin 2019. Dalam rangka antisipasi segala kerawanan Natal 2019 dan Tahun baru 2020, Polres Solok Kota mem-ploting anggotanya untuk melakukan pengamanan, dibantu TNI, dan dinas terkait.

Dalam Arahannya Kapolres Solok Kota menekankan bahwa, fokus pengamanan Operasi Lilin Singgalang 2019 ada dua, yaitu pengamanan Natal 2019 dan tahun baru 2020 dengan 2 lokasi Pos Pengamanan yaitu 1 Pos Terpadu di Taman RTH Kota Solok dan 1 Pos Pengamanan di Singkarak Kabupaten Solok.

"Operasi Lilin 2019 ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman serta masyarakat dapat merasakan dampak nyata dari pelayanan yang diberikan seluruh personel pengamanan di wilayah hukum Polres Solok Kota," ujarnya.



Menurut Kapolres, pelaksanaan Operasi Lilin Singgalang 2019 ini berlangsung selama 10 hari dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif yang didukung kegiatan intelijen, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.

Ferry juga menyampaikan kepada anggota yang melaksanakan pengamanan agar meningkatkan kewaspadaan dan kesipasiagaan dalam bertugas dan lakukan pengamanan berlapis oleh personil Opsnal di tiap pos pengamanan mengingat situasi dan kondisi pada saat ini.

"Tingkatkan kewaspadaan, serta jalin komunikasi intensif dengan semua pihak di lapangan," ujarnya.

Usai melaksanakan apel pergeseran pasukan, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi didampingi PJU menyerahkan 7 (tujuh) unit kendaraan roda 2 (R2) Sabhara dan 12 (dua belas) Set Road Blocker (marka penghalang jalan) yang diterima langsung oleh Kapolsek sejajaran Polres Solok Kota. (rijal islamy)

Minggu, 22 Desember 2019

18 Tahun Urus Pemilu, Dedikasi dan Integritas Iriadi Dt Tumanggung Diganjar Penghargaan Lintas Politika Award 2019

Niniak Mamak Selayo Kabupaten Solok, 18 Tahun Urus Pemilu di Sumsel
Dedikasi Iriadi Dt Tumanggung Diganjar Lintas Politika Award 2019

SOLOK - Pengabdian dan dedikasi luar biasa yang ditunjukkan Iriadi Dt Tumanggung terhadap demokrasi, khususnya dalam hal kepemiluan, diganjar dengan penghargaan Lintas Politika Award. Prosesi penghargaan di Palembang, Sumsel ini, Iriadi bersanding dengan sejumlah tokoh nasional lain, seperti Ketua Umum ICMI Prof Dr Jimly Asshiddiqie, mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Burhanudin Amin, anggota DPR RI Achmad Hafisz Tohir dan Eddy Santana Putra yang juga anggota DPR RI. Lintas Politika Award yang digelar sejak 2015 lalu tersebut diberikan kepada para tokoh yang dianggap telah mampu memberikan pengabdian luar biasa di tengah masyarakat.

Masuknya nama Iriadi Dt Tumanggung dalam daftar penerima penghargaan, dalam Malam Kemilau Aspirasi Sriwijaya, Jumat malam (20/12), menjadi torehan spesial bagi tokoh kelahiran Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat tersebut. Sebelumnya, sebagai birokrat senior di Pemprov Sumsel, Iriadi Dt Tumanggung, sudah 18 tahun memegang jabatan penting di kepemiluan Sumsel. Bahkan, saat ini, dirinya menjabat sebagai Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumsel.

"Alhamdulillah. Saya bersyukur dan terharu dengan penghargaan ini. Namun, ini sekaligus membuat saya harus berbuat lebih baik lagi. Sejak tahun 2002 hingga kini, saya dipercaya mengemban tugas kepemiluan sampai sekarang. Melaksanakan tugas mempersiapkan dan mengawasi pesta demokrasi itu memang penuh tantangan. Banyak sekali godaan di sana-sini. Tetapi kita harus tetap profesional dan mengutamakan kepentingan bangsa negara sesuai Undang-Undang," ujarnya.



Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia, Kemas Khoirul Mukhlis, mengungkapkan, kriteria penerima penghargaan sangat ketat. Penilaian melibat para akademisi dan praktisi. Dari sekitar 300 nama yang masuk, akhirnya ditetapkan hanya beberapa nama saja.

"Berdasarkan penilaian tim juri, Iriadi Dt Tumanggung dinilai sebagai sosok pekerja keras yang sukses dalam karir birokrat. Terutama dalam menjaga marwah institusi yang dipimpinnya dalam menyukseskan Pemilu," ungkapnya.



Kandidat Bupati Solok 2020

Saat ini, Iriadi Dt Tumanggung disebut-sebut sebagai salah satu tokoh rantau asal Kabupaten Solok yang berpeluang besar memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tahun 2020 mendatang. Iriadi mengaku, dirinya terpanggil untuk membangun kampung halamannya, dan berbuat lebih luas lagi di Kabupaten Solok.

"Kabupaten Solok itu kaya akan sumber daya alam pertanian dan pariwisata. Sentuhan pertanian modern dan pariwisata yang dikemas maksimal, akan mampu membuat masyarakat lebih makmur dan sejahtera. Sentuhan dan pengemasan tersebut harus dimulai dan dilakukan oleh sebuah birokrasi yang baik. Yakni berupa regulasi, perencanaan program, dan kebijakan yang pro rakyat," ungkapnya.

Sebelum masuk ke ranah perekonomian, Iriadi Dt Tumanggung menegaskan dirinya bakal terlebih dahulu menata aspek religius. Mengusung visi; "Bersama Membangun Pertanian Modern dan Pariwisata Menuju Solok Maju, Sejahtera dan Religius", Iriadi Dt Tumanggung menegaskan, pembangunan fisik harus juga diiringi dengan pembangunan mental dan spritualitas. Maka itu jika dirinya dipercaya memimpin Solok nantinya akan memprioritaskan keberadaan surau menjadi pusat pendidikan sejak dini dan wahana pembentukan karakter yang berakhlakulkarimah.

"Kita akan canangkan Gerakan Kembali ke Surau yang mengandung pesan pentingnya surau sebagai pusat pembentukan karakter dan pendidikan dini. Maka itu fasilitasnya harus disediakan secara merata dan memadai. Di samping tempat anak-anak mengaji, Surau nantinya akan dilengkapi dengan perpustakaan yang dapat membuka cakrawala masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Sejak dini, generasi muda Solok harus dipersiapkan dengan pengetahuan agama yang memadai. Regenerasi ulama mesti sudah dipikirkan sejak sekarang. Kita cari perguruan tinggi Islam yang berkualitas baik dalam maupun luar negeri untuk menitipkan generasi Solok belajar di sana," tambahnya.



Di bidang perekonomian dan pemberdayaan, Iriadi Dt Tumanggung menginginkan sektor pertanian dan pariwisata menjadi andalan Kabupaten Solok. Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang ini, mengatakan Kabupaten Solok kaya akan sumber daya alam sehingga pemanfaatannya harus dioptimalkan.

"Langkah awal tentunya harus merubah mindset (pola fikir) masyarakat yang selama ini masih banyak mengandalkan pola pertanian tradisional menuju pola pertanian modern. Banyak aspek yang bisa dilakukan efisiensi seperti penggunaan lahan sempit yang bisa menghasilkan maksimal serta waktu panen yang relatif lebih singkat. Membangun pabrik pengolahan hasil pertanian dalam satu kawasan terintegrasi. Hal ini penting di samping bisa menjamin mutu hasil produksi, juga dapat memangkas biaya transportasi dan harga modal akan lebih terjangkau," ujarnya.

Sekilas Iriadi Dt Tumanggung

Nama Iriadi Dt Tumanggung, tidak muncul secara tiba-tiba di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020. Jauh hari, nama Iriadi sudah menjadi pembicaraan, khususnya di Nagari Selayo, Kecamatan Kubung. Kiprahnya sebagai birokrat senior dan disegani di Pemprov Sumsel, ternyata juga berdengung hingga ke Kabupaten Solok. Layaknya warga Minangkabau yang suka merantau, keinginan pulang kampung dan berbakti di tanah kelahiran, membuat Iriadi menegaskan niat menjadi bakal calon Bupati Solok.

Kurun waktu 35 tahun bukan waktu yang singkat untuk pengabdian Iriadi Dt Tumanggung sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumatera Selatan. Berbagai jabatan strategis pernah diembannya mulai dari Kacabdin Pertanian Pasang Surut Kabupaten Musi Banyuasin, Kabag Pemerintahan Kantor Pembantu Gubernur Sumsel Wilayah 1 Musi Banyuasin, Sekretaris KPU Kabupaten Musi Banyuasin selama 11 tahun, Kepala Hubla Biro Penghubung Pemerintah Provinsi Sumsel di Jakarta, Kepala Samsat Musi Banyuasin, Kepala Samsat Kota Palembang dan terakhir saat ini masih menjabat Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sumatera Selatan.



Iriadi Dt Tumanggung lahir di Selayo pada 11 November 1962. Alumni Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Palembang ini, hingga kini, dipercaya Gubernur Sumsel Herman Deru sebagai Kepala Sekretariat Bawaslu Sumsel. Kinerja dan kedekatannya dengan Gubernur Sumsel sebelumnya, Alex Nurdin, membuat Iriadi Dt Manggung dipercaya memimpin jabatan-jabatan strategis di Pemprov Sumsel.

Menjadi kandidat unggulan di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020, Iriadi dikebal sebagai sosok pekerja keras yang sukses dalam "kompetisi hidup" di tanah rantau. Pengalamannya di Sumsel, membuatnya dianggap sebagai figur yang mampu dan layak mengganti Bupati Solok saat ini, Gusmal Dt Rajo Lelo. Apalagi dalam berbagai jabatan terakhir Iriadi banyak berkecimpung dalam tugas kepemiluan yang menuntut integritas tinggi.

Mantan Gubernur Sumsel dua periode, Alex Noerdin, mengaku dirinya sangat mengapresiasi kemampuan Iriadi dalam menjalankan tugasnya sebagai ASN. Alex Noerdin melihat sosok Iriadi sebagai figur yang memiliki kemampuan manajerial tinggi dan selalu dapat melaksanakan tugas dengan tuntas dan baik.

"Sejak saya menjabat Bupati Musi Banyuasin sudah cukup mengenal sosok Iriadi ini. Penilaian saya, beliau (Iriadi –red) sangat berpengalaman dan mumpuni. Malah saat menjabat Gubernur, Iriadi menjadi Kepala UPTD Samsat yang berhasil gemilang dengan memaksimalkan target pemasukan pajak sebesar Rp 100 miliar perbulan. Ini tentunya sebuah prestasi tersendiri," tutur Alex Noerdin.

Ditambahkan Alex Noerdin yang pada tahun 2005 telah diberi gelar Dipertuan Datuk Sri Baginda dari Yang Dipertuan Agung Raja Alam Pagaruyung ini, dirinya mengapresiasi positif pencalonan Iriadi sebagai Bupati Solok mendatang.

"Saya sangat memahami karakter masyarakat Minang yang tidak sembarangan dalam memiliki pemimpin. Tentu dengan terlebih dulu melihat track record para kandidat yang ada. Nah, Iriadi ini merupakan sosok yang berpengalaman dalam birokrasi dan memiliki pergaulan luas baik di lembaga legislatif maupun eksekutif. Saya rasa cocok untuk kebutuhan Kabupaten Solok sekarang ini," ujar Alex Noerdin yang juga Ketua Partai Golkar Sumsel ini.

Wakil Gubernur Sumsel periode 2013-2018, Ishak Mekki, menilai sosok Iriadi Dt Tumanggung sebagau pekerja keras yang berkomitmen tinggi dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Di samping itu, Iriadi dikenalnya juga selalu memperhatikan hal-hal kecil sehingga tugas yang dikerjakannya selalu membawa hasil positif.

"Saya mengenalnya sebagai pribadi dan aparatur negara yang memiliki komitmen dan loyalitas tinggi kepada atasan. Sehingga tugas apapun yang diberikan, Iriadi selalu mampu menyelesaikannya dengan baik," ujar Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, yang kini merupakan anggota DPR RI 2019-2024.

Wartawan senior Sumsel, Heriyanto M.Si, menilai Iriadi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan. Untuk itu dirinya berkeyakinan jika Kabupaten Solok dipimpin Iriadi maka akan dapat semakin maju dan berkembang.

"Yang saya tahu beliau (Iriadi, red) memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan setia kawan. Terbukti di Lampung ada masjid yang sengaja dibangun sendiri oleh Iriadi. Jadi beliau ini pergaulannya juga sangat luas. Bukan hanya di Sumsel dan Sumbar saja," tutur Heriyanto. (*/IN-001)

Sabtu, 21 Desember 2019

Densus 88 Amankan Dua Terduga Teroris di Lima Kaum Tanah Datar, Sumbar

BATUSANGKAR - Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) mengamankan dua orang terduga sebagai teroris di Kenagarian Baringin, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Jumat malam (20/12/2019). Kabid Humas Polda Sumatra Barat, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, menyatakan pihaknya belum dapat info secara rinci tentang penangkapan.

"Kita belum dapat info rincinya, namun penangkapan itu memang dilakukan oleh Densus 88," katanya.

Dia mengatakan, Densus 88 masih menjalankan proses penyidikan lebih lanjut setelah dilakukan penangkapan terhadap pelaku.

"Masih dalam penanganan pihak Densus 88 dan tahap pengembangan," kata polisi

Dia mengatakan, kedua terduga teroris itu belum dibawa ke Jakarta dan masih dalam proses penyidikan.

"Sementara untuk identitas kedua pelaku saya belum mengetahuinya," katanya.

Dia mengatakan Densus 88 Mabes Polri sebelum melakukan penangkapan telah berkoordinasi dengan Polda Sumbar.

"Tentu mereka ada komunikasi dengan kita dalam melakukan penangkapan," katanya.

Secara terpisah, Kabaharkam Polri, Irjen Agus Andrianto, mengatakan selama kurun waktu 2019, sekitar 80 terduga teroris telah ditangkap Datasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri. 

Agus menyebut bahwa tindakan penangkapan di berbagai daerah ini menjadi rangkaian kegiatan antisipasi teror jelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru).

"Rangkaian kegiatan untuk itu kan sudah dilakukan serentak di berbagai wilayah di Indonesia, kurang lebih ada 80 tersangka teroris yang sudah ditangkap," saat meninjau persiapan pengamanan Nataru di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (21/12) dikutip republika.co.id.     

Tujuannya, menurut dia, tidak hanya untuk memberikan keamanan bagi warga yang merayakannya, tapi juga untuk warga lain yang beraktivitas saat perayaan natal dan tahun baru.

Dia menyatakan, sinergi pengamanan lintas sektor dari kepolisian, Dinas Perhubungan (Dishub) hingga pengelola transportasi telah sangat baik untuk persiapan Nataru.

"Pengamanan menyambut libur natal dan tahun baru sudah cukup baik, kesiapan menghadapi lonjakan penumpang juga sudah diantisipasi, mudah-mudahan bisa memberikan pelayanan yang baik," tutur dia. (*/IN-001)

Jumat, 20 Desember 2019

Nofi Candra Mendapat Restu dari Walikota Solok Zul Elfian untuk Maju di Pilkada Kabupaten Solok 2020


SOLOK - Eskalasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok, kembali bergairah. Sejumlah tokoh mulai menentukan sikap jelang berakhirnya tahun 2019. Seiring dengan banyaknya partai yang membuka pendaftaran calon bupati dan wakil bupati. Tentu saja, yang paling menarik adalah Walikota Solok, Zul Elfian yang "menarik diri" dari bursa calon Bupati Solok. Zul Elfian dengan tegas menyatakan dirinya memberi restu dan mendukung penuh mantan senator Sumbar asal Solok, Nofi Candra untuk bertarung di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2020.

Restu terhadap Nofi Candra, menurut Zul Elfian didasarkan pada berbagai pertimbangan yang sangat matang. Di antaranya adalah potensi yang dimiliki Nofi Candra, yang disebutnya sebagai figur yang sangat tepat untuk memimpin Kabupaten Solok. Kemudian, faktor dirinya yang diminta Partai NasDem, untuk maju di kontestasi Pilkada Sumbar.

"Saya sudah mempertimbangkan keputusan ini secara matang. Termasuk menilai seluruh bakal calon bupati Solok yang telah mengapung. Saya memutuskan, mendukung penuh Nofi Candra untuk maju di Pilkada Kabupaten Solok 2020. Hal ini, tidak terlepas dari sosok dan potensi yang dimiliki Nofi Candra. Sebagai figur anak muda yang enerjik dan memiliki konsep matang untuk Kabupaten Solok, Nofi Candra merupakan sosok yang dibutuhkan untuk kemajuan Kabupaten Solok ke depan," ungkapnya.

Nofi Candra (dua dari kiri) bersama tokoh Kabupaten Solok dan perantau asal Solok.

Zul Elfian juga menegaskan, faktor dirinya yang sama-sama berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, dan memiliki kekerabatan dengan Nofi Candra, bukan faktor yang mempengaruhi dukungannya. Menurutnya, faktor dari pribadi dan potensi yang dimiliki Nofi Candra lah yang membuat dirinya maju di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2020.

"Sebagai orang Kabupaten Solok yang berkarier di Kota Solok, saya tidak pernah membeda-bedakan seluruh bakal calon. Saya selama ini memiliki hubungan yang sangat baik dengan seluruh bakal calon tersebut. Nofi Candra memiliki potensi yang sangat besar. Dia sosok anak muda yang memiliki potensi, misi dan konsep besar untuk Kabupaten Solok," tegasnya.

Sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari mantan senator Sumbar asal Solok, Nof Candra. Di saat bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok baru saja ditabuh, tokoh muda Kabupaten Solok tersebut mundur dari bursa bakal calon Bupati Solok 2020. Ikut majunya Walikota Solok, Zul Elfian di bursa Pilkada Kabupaten Solok, menjadi alasan khusus bagi pengusaha muda sukses itu. Sebagai orang yang sama-sama berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Nofi Candra memilih untuk "mengalah".

Nofi Candra menegaskan, dirinya tidak ingin Pilkada 2020 malah merusak hubungannya dengan Zul Elfian, yang merupakan pamannya sendiri. Apalagi, Zul Elfian, belakangan ini sibuk berkampanye di daerah Kabupaten Solok.

"Saya berpolitik untuk memperkokoh persaudaraan, jangan sampai persaudaraan malah jadi rusak. Saya lihat Paman saya (Walikota Solok Zul Elfian) tampaknya tidak hanya berniat, tetapi sangat berminat menjadi bupati, setelah selesai jadi Walikota. Tidak mungkin saya melawan paman sendiri. Lebih baik saya mendoakan yang terbaik saja untuk beliau," ujar Nofi di Bakerindo Mart, Grosir bahan kue di Jl. Raya Hankam No. 39 Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/11/2019).

Nofi Candra (kiri) bersama Walikota Solok Zul Elfian, Bupati Solok Gusmal Dt Rajo Lelo, dan Anggota DPRD Kabupaten Solok Septrismen.

Terkait restu dan dukungan yang didapat dari Zul Elfian, Nofi Candra menyatakan dirinya sangat bersyukur dengan sikap politik dari Walikota Solok tersebut. Menurutnya, sebelum Zul Elfian memutuskan, dirinya telah menyatakan keikhlasan kepada beliau untuk maju di Pilkada Kabupaten Solok 2020. Tetapi, di saat beliau memutuskan buat mendukungnya di Pilkada Kabupaten Solok, sebuah surprise yang luar biasa.

"Ini surprise yang sangat luar biasa. Saya mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahim. Saya melangkah dan mohon dukungan beliau baik pasca pemilihan maupun pasca terpilih nantinya. Agar cita-cita mulia beliau buat kabupaten Solok tidak sirna ditelan bumi. Apalagi, melihat prestasi yang telah beliau torehkan di Kota Solok dan menurut saya beliau sangat pantas memimpin Sumatera Barat. Saya mendukung penuh karena kapabilitas beliau sudah sangat teruji," tegasnya.

Nofi Candra juga menyatakan dengan keputusan Zul Elfian ini akan membuat pendukung, simpatisan dan tim pemenangan akan kembali bergairah.

"Dengan sikap Pak Zul Elfian, para pendukung, relawan, simpatisan dan tim pemenangan akan kembali bersemangat. Selama mereka sudah ikhlas berjalan bersama, berbagi manfaat dan kebaikan bagi warga Kabupaten Solok. Waktu yang tinggal sekitar 9 bulan ini tidak lah lama. Pergerakan kita harus semakin nyata untuk bisa meyakinkan pemilih dan masyarakat Kabupaten Solok," tambah Nofi.



Profil Singkat Nofi Candra

Nama Nofi Candra muncul di percaturan politik Solok Raya medio 2008. Namanya langsung melejit dan menjadi idola baru. Sebagai figur anak muda, Nofi menjadi sosok kesayangan bagi berbagai lapisan masyarakat. Hal itu turut didorong oleh kepopuleran sang ayah, H. Syukri. Sebagai pengusaha sukses yang berusia muda, Nofi langsung menyedot perhatian banyak kalangan. Tak terkecuali di ranah politik. Persahabatannya dengan kalangan mahasiswa dan mantan aktivis, ditambah penampilannya yang bersahaja dan sangat merakyat, Nofi menjadi panutan bagi anak muda di Kota Solok dan Kabupaten Solok.

Nofi bersama keluarga dan sejumlah sahabatnya, sukses membangun sejumlah bisnis. Seperti pabrik jagung hibrida di bawah bendera PT Citra Nusantara Mandiri (CNM) dan PT Andalas Agroindo Mandiri, jaringan distribusi pupuk dan pestisida di bawah naungan CV Usaha Tani dan PT Putra Usaha Tani, NC Plaza di bawah bendera PT Nuansa Citra Sejati, hingga distribusi bahan baku kue dan makanan ringan di bawah bendera PT Boga Citra Mandiri dan PT Bakerindo Tetap Jaya.

Dari awal tidak mengenal politik sama sekali, Nofi akhirnya "tersesat di jalan yang benar". Kiprahnya dimulai saat dirinya terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Solok pada 2009. Di bawah komandonya, KNPI Kota Solok menjadi sangat aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Setali tiga uang, nama Nofi semakin populer. Bahkan, dirinya menjadi figur yang diharapkan tampil dalam bursa calon Walikota Solok dan Bupati Solok tahun 2010.

Puncaknya, pada Pileg DPD RI pada 2014, Nofi Candra terpilih sebagai Senator Sumbar usai meraih suara terbanyak keempat dengan raihan 169.268 suara. Terpilih sebagai senator dengan berhasil mengalahkan para "bintang" dari berbagai daerah di Sumbar, Nofi mencatatkan sejarah sebagai senator Sumbar pertama dan satu-satunya dari Solok Raya. Seperti diprediksi, basis suara di Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Solok Selatan memberi sumbangsih penting baginya.

Nofi Candra bersama Gubernur Sumbar Prof. Irwan Prayitno.

Setengah periode (2,5 tahun) di DPD RI, Nofi Candra, dihadapkan pada kenyataan bahwa fungsi DPD adalah sebagai fundamental kenegaraan. Hal itu berbeda dengan fungsi Anggota DPR RI, yang memiliki fungsi anggaran dan kebijakan dalam undang-undang. Sehingga, peran DPD tidak seperti harapan para pemilihnya. Hal itu kemudian, menjadi "senjata" bagi sejumlah pihak yang kontra, yang menebar isu dan kebencian bahwa Nofi Candra tidak memberi manfaat usai dipilih.

Kondisi tersebut, membuat Nofi kembali berfikir keras. Akhirnya, keputusan penting dalam hidupnya kembali diambil. Yakni memilih tidak maju di kontestasi Pileg 2019. Baik ke DPD RI, maupun ke DPR RI. Nofi memantapkan dirinya maju ke kontestasi di Pilkada Kabupaten Solok tahun 2020. Pilihan tersebut, menurut Nofi telah dipikirkannya secara matang dengan berbagai pertimbangan. Hal yang paling utama menurutnya adalah keinginan untuk berbakti ke kampung halamannya. Kemudian untuk menjawab keinginan dari pemilihnya saat Pileg DPD RI tahun 2014 lalu.

Nofi Candra lahir dari keluarga yang sangat sederhana, pasangan H. Syukri, seorang petani dan Hj. Lifwarda seorang guru SD. Nofi lahir di Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok pada 23 November 1973. Meski kedua orang tuanya berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Nofi Lahir saat ibunya sedang bertugas di sebuah SD di Nagari Cupak.

Masa kecil Nofi dihabiskan dengan berpindah-pindah. Selain ikut sang ibu, sang ayah, H. Syukri, merupakan petani penggarap yang lahannya berpindah-pindah seantero Kabupaten Solok. Bahkan hingga ke sejumlah daerah lain di Sumbar, seperti Tanah Datar, Pasaman, Dharmasraya, Limapuluh Kota, hingga ke Pesisir Selatan. Bermodalkan lahan sewaan, H. Syukri mempraktikkan berbagai elaborasi cocok tanam dan kombinasi kolaboratif bahan pupuk untuk hasil panen yang lebih baik.

Buku "Buah Pikir" yang berisi pengalaman dan ide-ide Nofi Candra selama menjadi Anggota DPD RI asal Sumbar 2014-2019.

Di setiap kawasan dan daerah yang dikunjunginya, H. Syukri senantiasa menyebarkan pengetahuannya ke masyarakat sekitar. Hal ini menjadi salah satu nilai penting yang tertanam di fikiran Nofi. Yakni keberadaan yang harus memberi manfaat bagi masyarakat banyak.

Masa sekolah dihabiskan Nofi di Kota Solok. Yakni di SDN 2 Solok, SMPN 2 Solok dan SMAN 2 Solok. Gelar sarjana ekonomi (SE) didapatnya dari Universitas Borobudur, Jakarta, saat sedang membuka usaha di Ibukota.

Nofi menikah dengan dengan Devi Femiyanti, gadis asal Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok yang sebelumnya adalah karyawan di Bank BNI Cabang Solok. Pasangan dari kawasan Salingka Danau Singkarak ini dikaruniai empat buah hati. Yakni Rahmadisya Hapsari, Maulana Zaki, dan kembar sepasang, Muhammad Haikal dan Siti Humaira.

Selain pernah menjadi Ketua KNPI Kota Solok dan Anggota DPD RI asal Sumbar, Nofi Candra juga pernah menduduki sejumlah jabatan strategis. Di antaranya Ketua DPP KUKMI (2001-2006), Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Solok (2012), Ketua KONI Kabupaten Solok (2012), Manajer Persis Kota Solok (2008), Ketua Perkemi Kabupaten Solok (2012-2017, 2017-sekarang), Ketua HKTI Kabupaten Solok (2010-2015), Wakil Ketua HKTI Sumbar (2015-sekarang), dan Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Bersubsidi Sumbar (2004-2009).

Di dunia politik, saat ini Nofi Candra menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Selain itu, Nofi juga merupakan salah satu deklarator Ormas Nasional Demokrat (NasDem) di Sumbar. Saat ini, Nofi menjabat sebagai Bendahara DPW Ormas NasDem Sumbar. (rijal islamy)

Kamis, 19 Desember 2019

Mengharukan, Irjen Pol Fakhrizal Dilepas 2.000-an Masyarakat Sumbar

PADANG - Pisah sambut Irjen Pol Drs. H. Fakhrizal, M.Hum berlangsung sangat spektakuler. Pelepasan perwira tinggi yang dijuluki Kapolda Niniak Mamak tersebut, dihadiri lebih 2.000 orang, yang berasal dari berbagai komponen masyarakat, Rabu (18/12) malam di GOR UNP Padang. Gedung yang sejatinya mampu memuat hingga 3.000 orang tersebut, penuh sesak, bahkan masyarakat masih banyak juga berada di luar gedung.

Sebagian besar yang hadir tampak sedih menahan haru, untuk melepas Fakhrizal bertugas ke Jakarta. Tidak hanya masyarakat Kota Padang, tapi juga masyarakat luar Kota Padang seperti Pariaman, Sijunjung, Pasaman dan lainnya juga setia menunggu di luar gedung.

Salah seorang masyarakat berasal dari Pasaman Barat, Wis Katar, mengatakan, mau datang ke Padang karena baru kali ini merasakan ada Kapolda yang peduli dengan masyarakat, serta juh dari kesombongan.

"Sudah lebih 50 tahun umur saya, baru kali ini melihat dan merasakan ramah dan humanisnya seorang Jenderal. Beliau bahkan seperti bukan Kapolda  malainkan seperti seorang mamak atau orang tua yang mengayomi," ungkap Wis Katar.

Ditambahkannya, sebagai Kapolda Fakhrizal tidak pernah berkata kasar. Ketika berpapasan beliau senantiasa berhenti untuk bersalaman.

Senada dengan Wis Katar, warga Tanjung Pati, Limapuluh Kota, Syarial, juga memgaku sangat merasa kehilangan seorang sosok Jenderal niniak mamak. Syarial mengatakan, Fakhrizal adalah idola rakyat, sehingga banyak orang yang melepasnya.

"Wajar saja Pak Fakhrizal dilepas begitu banyak orang, karena beliau orang baik," ungkap Syarial sedih.

Fakhrizal Jadi Analis di Baharkam

Irjen Fakhrizal terkena mutasi perwira tinggi Polri, sesuai Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3229/XII/KEP./2019 tertanggal 6 Desember 2019. Irjen Fakhrizal dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri. Posisi Kapolda Sumbar bakal diisi Irjen Toni Harmanto, sebelumnya menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri.

Tidak hanya Kapolda, Waka Polda Sumbar Irjen Damisnur juga dimutasi. Selanjutnya, dia bertugas sebagai Analisis Kebijakan Utama Bidang Jemen Ops Itwasum Polri. Penggantinya adalah Kombes Pol Rudy Sumardiyanto yang saat ini sebagai Irwasda Polda Lampung.

Kapolri juga mengganti sejumlah nama lain. Di antaranya Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Agus Andrianto yang mendapat tugas baru sebagai Kabaharkam Polri. Posisi Agus di Sumut bakal diisi oleh Irjen Martuani Sormin. Martuani sebelumnya menjabat Asops Kapolri.

Kapolda Papua Barat, yang saat ini dijabat Brigjen Herry Rudolf Nahak. Herry mendapat jabatan baru sebagai Asops Kapolri. Posisi Kapolda Papua Barat bakal diisi oleh Brigjen Tornagogo Sihoming. Dia sebelumnya menjabat Dirtipideksus Bareskrim Polri.

Berikutnya, Kapolda DIY Irjen Ahmad Dofiri yang diberi tugas baru sebagai Aslog Kapolri. Posisi Ahmad Dofiri sebagai Kapolda DIY digantikan oleh Irjen Asep Suhendar.

Selanjutnya, Kapolda Sulteng Irjen Lukman Wahyu Hariyanto dimutasi ke Baharkam Polri. Posisi Kapolda Sulteng bakal diisi oleh Brigjen Syafril Nursal.

Diprotes DPR

Sebelumnya, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal, menegaskan diri maju dalam kontestasi Pilkada Sumbar 2020. Perwira polisi bintang dua asal Kamang, Agam tersebut juga telah menegaskan akan maju dari jalur independen. Walikota Pariaman, Genius Umar, akan mendampingi "Polisi Niniak Mamak" itu untuk bertarung di kontestasi BA 1. Majunya Fakhrizal, langsung membuat buncah. Tidak hanya di Sumbar, tapi hingga ke level nasional. Komisi III DPR RI mempertanyakan jenderal aktif tersebut ke Kapolri Jenderal Idham Aziz. Jawaban Kapolri, Irjen Fakhrizal segera diganti!

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan Kapolri Rabu (20/11/2019), memanas. Politisi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu menggelindingkan bola panas, mempertanyakan posisi Irjen Pol Fakhrizal. Masinton menuding Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal, sudah deklarasi maju sebagai salah Cagub Sumbar di Pilkada 2020.

"Bagaimana ini? Ada Kapolda maju Pilkada, sebut saja Kapolda Sumbar," ujar Politisi PDI Perjuangan, Masinton di ruang RDP.

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menjawab dengan to the point.

"Soal Kapolda yang ikut Pilkada, kita harus ganti. Hanya itu obatnya," ujar Idham dengan mantap.

Irjen Pol Fakhrizal saat ini masih aktif sebagai Kapolda Sumbar. Fakhrizal menegaskan dirinya tetap mengutamakan tugas Polri yang diperintahkan Kapolri kepadanya.

"Saat ini saya masih Kapolda dengan tugas yang diamanahkan pimpinan tertinggi Polri dan soal Pilkada itu bentuk aspirasi tokoh masyarakat di Sumbar yang meminta saya maju sebagai Cagub. Saya terharu, sekaligus bangga masih ada masyarakat minta anggota Polri maju Cagub," ujar Fakhrizal.

Fakhrizal yang kini disebut maju berpasangan dengan Genius Umar (Wali Kota Pariaman) tetap berprinsip sebagai Bhayangkara negara.

"Saya prajurit Bhayangkara, punya prinsip selalu patuh pada putusan pimpinan tertinggi Polri, institusi saya," ujar Fakhrizal.

Siapa Toni Harmanto?

Irjen Pol Toni Harmanto adalah perwira tinggi yang khatam dunia reserse. Sebelum jadi Kapolda Sumbar, Irjen Toni saat ini menjabat Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri.

Irjen Pol Toni, adalah lulusan Akpol 1988. Sebelum menjadi jendral bintang dua, dia pernah menjabat Wakapolda Jatim.

Karir Irjen Pol Toni dinilai menterang, di dunia reserse. Dia pernah menjabat Kanit IV Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Tahun 2006, Toni menjadi Kapolres Metro Tangerang.

Pernah pula jadi Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, serta Penyidik Utama Tk. III Dit. I/Kamntrannas Bareskrim Polri (2008), Kanit I Dit. II/Eksus Bareskrim Polri (2009) dan Kasubdit I Dittpideksus Bareskrim Polri (2011).

Kemudian, Analis Kebijakan Masyarakat Bidang Pidesksus Bareskrim Polri (2011), Direskrimum Polda Metro Jaya dan pada 2013 Wadirtipidum Bareskrim Polri (2013) serta Karojianstra Sops Mabes Polri pada 2015. (*/IN-001)

Rabu, 18 Desember 2019

Dilarang Rayakan Natal, Warga Dua Daerah di Sumbar Mengadu ke Komnas HAM dan Ombudsman

PADANG - Umat Kristiani di Sungai Tambang, Kabupaten Sijunjung dan Jorong Kampung Baru, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, dilarang menggelar ibadah dan perayaan Natal tahun 2019. Disebutkan bahwa, pemerintah setempat beralasan, perayaan Natal dilarang di dua lokasi itu karena tidak dilakukan pada tempat ibadah pada umumnya.

"Mereka tidak mendapatkan izin dari pemerintah setempat kerena perayaan dan ibadah Natal dilakukan di rumah salah satu umat yang telah dipersiapkan. Pemda setempat beralasan karena situasinya tidak kondusif," ujar Badan Pengawas Pusat Studi Antar Komunitas (PUSAKA), Sudarto, dilansir suara.com, Rabu (18/1/2/2019).

Sudarto mengatakan, pelarangan bagi umat Nasrani ini untuk merayakan Natal dan Tahun Baru sudah berlangsung sejak tahun 1985.

"Sudah berlangsung cukup lama (1985), selama ini mereka beribadah secara diam-diam di rumah salah satu jamaat, namun mereka sudah beberapa kali mengajukan izin untuk merayakan Natal, namun tak kunjung diberikan izin.
Pernah sekali, pada awal tahun 2000, rumah tempat mereka melakukan ibadah kebaktian dibakar karena adanya penolakan dari warga," kata Sudarto.

Sudarto menilai, larangan tersebut merupakan suatu tindakan melanggar HAM, karena di negara ini setiap umat beragama diberikan kebebasan untuk merayakan hari besar agama masing-masing.

"Saat ini sekitar 210 kepala keluarga (KK) umat Nasrani di Sungai Tambang, yang terdiri dari 120 KK jamaat HKBP, 60 KK Khatolik dan 30 KK GKII. Selama ini merayakan Natal di geraja di Sawahlunto yang harus menempuh jarak 120 kilometer. Karena faktor jarak tersebut, pada akhirnya mereka secara bersama-sama mengajukan izin untuk bisa merayakan Natal di lingkungan mereka tinggal. Karena terlalu jauh, mereka kembali mengajukan izin untuk merayakan secara bersama di rumah saja, namun tetap tidak mendapakan izin," kata Sudarto.

Saat ini, Sudarto dan beberapa perwakilan PUSAKA mendatangi Komnas HAM dan Ombudsman untuk mengadukan nasib mereka, agar mendapatkan izin merayakan Natal dan Tahun Baru mereka.

Respons MUI Sumbar



Terkait kabar pelarangan merayakan Natal bagi umat Kristiani di Sungai Tambang, Sijunjung dan Jorong Kampung Baru, Dharmasraya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Gusrizal Gazahar, menyatakan dirinya melihat ada usaha yang terus menerus yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menggiring opini bahwa di Ranah Minang terjadi tindakan intoleran. Gusrizal Gazahar mengingatkan seluruh pihak agar menjaga kondusivitas yang selama ini telah terwujud dan dinikmati oleh masyarakat Sumbar.

"Janganlah memutarbalikkan fakta. Perbuatan itu malah bisa menjadi pemicu munculnya ketidaknyamanan di tengah masyarakat," ujarnya.

Gusrizal menegaskan, pihak yang menyampaikan data-data tidak benar tentang rencana umat Kristiani, yang dikatakan dilarang merayakan Natal, harus mempertanggungjawabkan apa yang mereka sampaikan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Pernyataan mereka itu telah merusak kehormatan umat Islam di Ranah Minang dan menodai wibawa pemerintah daerah. Saya sebagai ketua MUI Sumbar sudah mengkonfirmasi langsung kepada Bupati Dharmasraya dan juga kepada MUI Kabupaten Dharmasraya serta telah menerima hasil rapat koordinasi yang dihadiri lengkap oleh pihak terkait. Dari berbagai informasi tersebut, jelas sekali bahwa berita tuduhan intoleransi tersebut, adalah kebohongan. MUI Sumbar meminta agar pihak yang menyebarkan berita tidak benar itu, menarik kembali pernyataan mereka," ungkapnya.

Gusrizal menegaskan bahwa berbagai kebijakan yang diambil oleh Pemkab Dharmasraya serta tokoh-tokoh masyarakat, sudah sesuai dengan kaedah-kaedah toleransi dan sudah berada dalam koridor hukum yang berlaku. Menurutnya, kalau ada lagi yang menuntut lebih dari itu, berarti itu sudah keterlaluan dan mengabaikan aturan yang berlaku.

"Dalam petuah Minang bagaikan sudah di atas bahu malah meminta di atas kepala. Itu tak mungkin lagi dipenuhi. Sikap tokoh masyarakat juga sudah tepat karena apa yang mereka lakukan, merupakan tindakan yang bijak dan berprinsip dalam menjalankan nilai-nilai adat salingka nagari yang dilindungi oleh Undang-Undang di negara kita," tegasnya.

"Semoga kearifan dan toleransi dalam kerangka saling menghargai dan menghormati sesama umat beragama di Ranah Minang, tetap berjalan.
Kepada kaum muslimin, MUI Sumbar menghimbau agar senantiasa menjaga aqidah dan nilai-nilai keislaman serta menghormati umat beragama lain sesuai dengan aturan dan nilai-nilai yang berlaku," imbuhnya.

Klarifikasi Pemkab Dharmasraya



Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya mengklarifikasi pemberitaan soal adanya pelarangan perayaan natal di wilayahnya. Pemkab Dharmasraya melalui Kepala Bagian (Kabag) Humas Setdakab Dharmasraya, Budi Waluyo, menjelaskan bahwa adanya pemberitaan yang mengangkat isu pelarangan merayakan Natal di dua kabupaten (Sijunjung dan Dharmasraya) bagi umat kristiani, yakni dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemkab Dharmasraya secara resmi tidak pernah melakukan pelarangan terhadap warga yang melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing masing.

2. Pemkab Dharmasraya menghargai kesepakatan antara tokoh masyarakat Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung dengan umat Kristiani yang berasal dari warga transmigrasi di Jorong Kampung Baru, dimana kedua belah pihak sepakat dengan tidak adanya larangan melakukan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing masing di rumah masing masing. Namun jika harus melaksanakan ibadah yang sifatnya berjamaah atau mendatangkan jamaah dari tempat lain, maka harus dilakukan di tempat ibadah yang resmi dan memiliki izin dari pihak terkait.

3. Pemkab Dharmasraya menghindari adanya konflik horizontal antara pemeluk Kristiani di Jorong Kampung Baru dengan ninik mamak Nagari Sikabau, sebagaimana pernah terjadi pada tahun 1999 lalu, karena akan mengakibatkan kerugian di keduabelah pihak.

4. Pemkab Dharmasraya mendorong langkah damai dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, dan juga memfasilitasi tercapainya penyelesaian yang baik antara kedua belah pihak.

5. Adapun surat Walinagari Sikabau yang tidak memberi izin untuk penyelenggaraan hari natal, itu bukan merupakan pelarangan melaksanakan ibadah perayaan hari natal, melainkan hanya pemberitahuan bahwa sebelumnya telah ada kesepakatan, untuk tidak melaksanakan ritual peringatan natal secara berjamaah maupun mendatangkan jamaah dari luar wilayah. (*/IN-001)

6 Calon Anggota Panwascam Kota Solok Ditetapkan

SOLOK - Setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang, akhirnya 6 orang Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) kota Solok 2020 ditetapkan Bawaslu kota Solok. Penetapan calon yang lolos seleksi administrasi, tertulis dan wawancara tertuang dalam surat bernomor : 39/Bawaslu-Prov.SB.19/KP.01.00/XII/2019, tentang pengumuman anggota Panwascam terpilih.

UntukKecamatan Lubuk Sikarah, yang dinyatakan lulus asalah Andri Anas, Don Rizal dan Nike Gusmala Dewi. Sementara untuk Kecamatan Tanjung Harapan, Intel Friadi, Nailus Sa'adah dan Rilly Rasiana.

Ketua Bawaslu kota Solok, Triati, proses seleksi Panwascam telah dilakukan dengan mekanisme dan aturan yang telah ditetapkan. Mulai dari seleksi administrasi, tes tertulis online dan tes wawancara.

"Semua tahapan seleksi sudah kita lakukan sesuai dengan mekanisme yang ada dan hasilnya juga sudah kita umumkan," ungkap Triati, Rabu (18/12).

Untuk tahapan seleksi, sebelumnya, sebanyak 66 orang warga kota Solok mendaftar ke Bawaslu kota Solok. Hasil seleksi dokumen, sebanyak 58 orang dinyatakan lolos.

Untuk tahapan seleksi tes tertulis dan wawancara, diikuti oleh 56 orang peserta yang dilaksanakan dari 13-17 Desember 2019 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kota Solok.

Terkait jadwal pelantikan Panwascam yang terpilih, pihak Bawaslu merencanakan akan dilakukan pada 22 dan 23 Desember 2019 mendatang. Pihaknya juga meminta Panwascam terpilih untuk melengkapi syarat yang telah ditentukan.

"Seluruh Panwascam terpilih harus menyampaikan surat keterangan sehat rohani dan surat keterangan bebas dari Narkoba yang dikeluarkan oleh instansi kesehatan terkait yang ada di daerah," tutupnya.

Sebelumnya, sebanyak 58 Calon Anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dinyatakan lulus seleksi administrasi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Solok. Terdiri dari 36 orang dari Kecamatan Lubuk Sikarah dan 22 orang dari Kecamatan Tanjung Harapan. Mereka menjalani tes tertulis dan wawancara untuk menentukan masing-masing tiga orang Anggota Panwascam dari dua kecamatan di Kota Solok.

Uniknya, dari 58 calon yang dinyatakan lulus, mereka berasal dari berbagai latar belakang. Seperti guru honorer, pegawai honorer, PNS, wiraswasta, eks mahasiswa, ibu rumah tangga, pengacara, hingga pensiunan. Sebelumnya, mereka melakukan pendaftaran dan melengkapi berkas sejak 27 November hingga 3 Desember lalu. Mereka dinyatakan lulus berdasarkan SK Nomor: 35/Bawaslu-Prov.SB.19/KP.01.00/XII/2019.

Ketua Bawaslu Kota Solok, Triati, S.Pd, mengungkapkan pihaknya sangat barsyukur dengan tingginya antusiasme masyarakat mendaftar sebagai Panwascam. Menurutnya, hal ini merupakan bukti bahwa animo masyarakat sangat tinggi untuk menyukseskan Pilkada 2020 mendatang. Triati berharap agar semua pihak terkait juga ikut serta dalam meningkatkan pengawasan pemilihan Wali Kota Solok. Karena menurutnya kesuksesan yang telah dicapai oleh lembaganya pada Pemilu 2019, tidak terlepas dari dukungan seluruh pihak.

"Kami mengajak kepada semua pihak untuk kembali bersama-sama menyukseskan pengawasan Pemilihan Wali Kota Solok Tahun 2020 nanti, dan kami menyadari belum semua pihak/unsur yang dapat kami jangkau. Namun ke depan kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk melibatkan semuanya," harapnya.

"Materi ujian tentang Kepemiluan. Seperti undang-undang terkait Pemilu, Peraturan KPU (PKPU), Peraturan Bawaslu, dan sebagainya. Kita harapkan semua peserta ujian, bisa mengikuti dengan persiapan yang cukup," harapnya. (rijal islamy)

Usai Chat "Tembak Mati", Andre dan Nevi "Berdamai" di Meja Makan

PADANG - Setelah beredar pemberitaan serta screenshot chat; "kalau ada yang tembak mati Andre", di media sosial, hubungan Ketua Partai Gerindra Sumbar, Andre Rosiade, dan istri Gubernur Sumatera Barat, yang juga Anggota DPRD dari Fraksi PKS, Nevi Zuariana Irwan Prayitno, terkesan memanas. Namun, hal itu tiba-tiba "mencair" dengan bertemunya kedua Wakil Rakyat asal Sumbar tersebut di meja makan. Andre dan Nevi "berdamai" di sebuah restoran di Kawasan Jalan Rasuna Said, Kota Padang, Rabu siang (18/12/2019).

Momen pertemuan keduanya, juga disaksikan oleh Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, Politikus PDIP Aria Bima, dan sejumlah tokoh Sumbar lainnya.  Andre datang sekitar setengah jam kemudian. Dia masuk ruangan dan menebar senyum, lalu menyalami masing-masing rombongan yang ada di restoran.

Nevi tertawa saat ngobrol dengan Andre
Menjelang makan, terdengar senda gurau. Dalam salah satu adegan, Nevi yang mengenakan pakaian bernuansa merah tertawa lebar. Tidak jelas apa yang dibicarakan, namun Andre dan Nevi tak terlihat ada masalah.

Andre dan Nevi sama-sama berada di Komisi VI DPR RI. Komisi yang membidangi perindustrian, perdagangan, Koperasi UKM, Investasi dan BUMN serta standarisasi nasional itu sedang melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Sumatera Barat.

Sebelumnya, Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumatera Barat (Sumbar) menginisiasi penggunaan hak interpelasi terhadap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, yang dinilai sering ke luar negeri. Atas manuver itu, tanggapan Anggota DPR RI asal PKS, yang juga istri Gubernur Sumbar, Nevi Zuariana, bikin heboh di Sumbar.

Inisiasi Fraksi Gerindra DPRD Sumbar diketahui atas perintah Ketua DPD Sumbar yang baru, Andre Rosiade. Nah, saat ini beredar screenshot percakapan di sebuah grup WhatsApp (WA) yang berisi pernyataan bernada ancaman yang dilontarkan oleh Nevi.

"Maunya apa sich andre itu laporan pak guspardi gaus krn datang tidak dilayani pemda sdg sibuk jangan ikut ikut kalau nggak ngerti masalah kelakuan andre ini buat jelek nama gerindra di sumbar kalau ada yang tembak mati andre di sumbar ibu nggak mau tanggung jawab banyak pendukung bapak di sumbar kasihan keluarga kalau andre kelakuan spt LSM begini. Padahal ang dewan terhormat," demikian tulis Nevi di grup WA bernama TF Politik Hukum Hankam A seperti yang dilihat, Minggu (15/12/2019). Nevi juga meminta admin grup itu mengeluarkan Andre dari grup.

Screenshot chat itu tersebar di kalangan netizen Sumbar, baik di sejumlah grup WA maupun Facebook, sejak Sabtu (15/12). Tentu saja penyebaran chat ini membuat hangat suasana politik lokal. Sejumlah netizen membuat posting-an di akun medsosnya mengkritik kata-kata tersebut. Nevi sudah dihubungi soal chat tersebut. Namun politikus PKS itu belum memberi pernyataan.

"Bentar saya jawab, ya," ujar Nevi saat dihubungi detik.com, Sabtu (14/12) sekitar pukul 22.00 WIB. Hingga Minggu pagi, Nevi, yang beberapa kali dihubungi, belum memberi pernyataan.

Nevi saat ini duduk di Komisi VI DPR. Artinya, dia satu komisi dengan Andre Rosiade. Andre memang berbicara keras tentang perjalanan-perjalanan luar negeri Gubernur Sumbar. Tak hanya menginisiasi interpelasi, dia bahkan meminta Mendagri Tito Karnavian menginvestigasi perjalanan-perjalanan Irwan Prayitno.

"Mendagri Pak Tito Karnavian harus menginvestigasi perjalanan luar negeri Gubernur Sumbar, karena sering sekali. Hampir setiap bulan dia ke luar negeri, bahkan ada yang sebulan dua kali," kata Andre kepada wartawan, Sabtu (14/12).

Kabiro Humas Pemprov Sumbar Jasman Rizal menegaskan kunjungan luar negeri Gubernur Irwan sesuai dengan aturan dan telah ada izin resmi. Untuk Kolombia, Irwan memenuhi undangan dari pihak pengundang.

"Beliau ke LN bukan atas keinginan sendiri, tetapi karena ada undangan resminya," ujar Jasman saat dimintai konfirmasi.

Soal interpelasi yang diinisiasi Gerindra, dia mengatakan Pemprov Sumbar siap menjawab. Dia menegaskan manuver Gerindra itu tak perlu dikhawatirkan.

"Interpelasi kan hak Dewan dan ada regulasinya. Saya rasa ndak jadi masalah dan kami siap juga menjawabnya," tutur Jasman. (*/IN-001)

Pemko Solok Apresiasi Yayasan Darianis Yatim

Membangun Sejumlah Masjid dan Membantu Pendidikan Warga Kurang Mampu di Kota Solok
* Yayasan Darianis Yatim Diganjar Penghargaan oleh Pemko Solok

Nama Yayasan Darianis Yatim menjadi buah bibir di Kota Solok. Hal ini, tidak terlepas dari kiprahnya membangun, dan merenovasi berbagai masjid di Kota Solok. Gaung Yayasan yang dimiliki oleh Yenon Orsa dan digerakkan oleh Rusdi Saleh tersebut, sejalan dengan jargon Kota Solok, "Kota Beras Serambi Madinah".

Walikota Solok H. Zul Elfian Dt Tianso, didampingi Wakil Walikota Reinier Dt Mangkuto Alam, menyerahkan penghargaan kepada Yayasan Darianis Yatim. Pemberian penghargaan tersebut sangat istimewa, karena diserahkan saat Resepsi Hari Jadi Kota Solok ke-49 di Gedung Kubung Tigobaleh, Senin malam (16/12/2019). Piagam penghargaan tersebut diterima oleh Rusdi Saleh, Anggota DPRD Kota Solok, yang juga merupakan perwakilan Yayasan Darianis Yatim. Prosesi tersebut disaksikan para pejabat, Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat.



Dalam kesempatan itu, Walikota Solok Zul Elfian menyatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada Yayasan Darianis Yatim yang telah membangun sejumlah masjid, membantu pendidikan anak-anak kurang mampu, serta membantu masyarakat kurang mampu di Kota Solok. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Yayasan Darianis Yatim, sejalan dengan jargon Kota Beras Serambi Madinah yang dianut Kota Solok.

"Kami sangat mengapresiasi kepedulian dari Yayasan Darianis Yatim dalam membangun dan merenovasi berbagai masjid di Kota Solok. Membantu pendidikan anak-anak kita yang kurang mampu, membantu masyarakat yang kurang mampu serta berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di Kota Solok. Kita harapkan kepedulian Yayasan Darianis Yatim ini akan semakin meningkat di Kota Solok," ungkapnya.



Sementara itu, perwakilan Yayasan Darianis Yatim, Rusdi Saleh, menyatakan pihaknya sangat terharu dengan penghargaan ini. Menurut pria yang juga Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Amanat Nasional ini, Yayasan Darianis Yatim memang dibentuk sebagai komitmen untuk berbakti ke masyarakat dan menggairahkan kehidupan islami.

"Tidak hanya di Kota Solok, tapi juga di daerah-daerah lain di Sumbar. Bahkan, Pak Yenon Osra juga memiliki pondok pesantren dan sejumlah lembaga pendidikan. Mudah-mudahan, beliau nantinya juga bisa membuat hal yang sama di Kota Solok dan daerah lain di Sumbar," ujarnya.

Rusdi Saleh juga menegaskan, bahwa dirinya akan senantiasa berkomitmen penuh terhadap Yayasan Darianis Yatim. Meskipun saat ini dirinya sudah menjadi Anggota DPRD Kota Solok. Menurutnya, dengan komitmen; "Kepedulian Tanpa Pengecualian", dirinya akan selalu mengedepankan kepedulian untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

"Saya bersama Pak Yenon Osra telah menegaskan komitmen mengabdi untuk maayarakat. Meskipun, saat ini bidang tugas telah berbeda. Namun komitmen kita tetap. Apalagi, latar belakang hidup kami juga bukan dari orang berada," tegasnya.



Melewati pedihnya perjalanan hidup dari seorang yatim saat berusia 5 bulan, Rusdi Saleh merasakan susahnya hidup yang serba kekurangan. Usai menamatkan sekolah, pada 1989, dirinya kemudian pergi merantau ke tanah jawa. Melakukan pekerjaan kasar seperti kuli bangunan, buruh bongkar muat pasir, hingga pedagang kaki lima (PKL) pernah dilakoninya. Berbekal ketegaran, dirinya juga pernah menjalani hidup sebagai desainer pakaian dan masuk ke dunia kontraktor. Pada 2009, dirinya pulang kampung ke Kota Solok dan menjalani profesi sebagai kontraktor bangunan.

Ujian sesungguhnya datang saat ibundanya meninggal dunia pada November 2018 lalu. Tepat lima bulan sebelum Pemilu 17 April 2019 lalu. Sehingga, ibundanya tidak sempat lagi melihat anak laki-laki satu-satunya duduk sebagai Anggota DPRD Kota Solok. Namun, sebelum meninggal, ibundanya sempat berpesan; "Isi dulu paruik urang, baru isi paruik awak (isi dulu perut orang, baru isi perut kita".

"Umur lima bulan, ayah saya meninggal. Kemarin, lima bulan sebelum Pemilu, ibu saya meninggal. Sehingga, beliau tidak bisa menyaksikan saya di DPRD Kota Solok," ungkapnya.



Kekuatan persahabatan diakui Rusdi Saleh sebagai modalnya yang paling berharga. Wajah orang kebanyakan, tidak ganteng, meski gagah, membuatnya cepat akrab dengan siapa saja. Pertemuan dengannya dijamin berlangsung hangat dan akrab. Suami dari Suryani dan ayah dari Aurel Arya Nugraha ini, bisa diajak bicara apa saja. Diakuinya, hal ini tidak terlepas dari latar belakangnya yang pernah menjalani berbagai macam pekerjaan.

Pria kelahiran 16 Oktober 1970 tersebut dikenal sebagai sosok yang membangun, memugar, memperbaiki dan mempercantik masjid, mushalla, dan bangunan untuk pendidikan. Masing-masing bangunan tersebut bernilai ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Tentu, bukan jumlah yang kecil untuk ukuran Kota Solok, Kabupaten Solok, bahkan Sumatera Barat.

"Kerja saya merawat rumah Allah. Memperbaiki rumah ibadah dan sarana pendidikan yang butuh perawatan. Bukan sesuatu yang spesial, apalagi luar biasa. Sebab, saya hanya melakukannya semampu saya saja," ujarnya merendah.



Lalu, mengapa Rusdi Saleh mau melakukan hal itu? Sebuah pertanyaan yang awalnya enggan dibahas pria yang hobi memakai topi pet tersebut. Dirinya beralasan takut ria dan dalam prosesnya, dirinya hanya sebagai penyalur atau perantara semata. Ditambahkannya, dirinya ingin segala sesuatunya berjalan alami.

"Saya hanya orang yang diberi kepercayaan dari Pak Yenon Osra, melalui Yayasan Darianis Yatim milik beliau," ujarnya.

Menyebut nama Yenon Osra dan Yayasan Darianis Yatim, pembicaraan semakin menarik. Pasalnya, Yenon Orsa merupakan tokoh perantau asal Nagari Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Yenon Osra sukses dalam bidang pendidikan dan Teknologi Informatika (TI). Melalui Yayasan Darianis Yatim, Yenon selama dikenal sebagai orang yang banyak membantu biaya pendidikan siswa miskin berprestasi, membangun dan memugar masjid dan mushalla, serta membangun sarana di bidang pendidikan. Sebuah kepedulian terhadap sesama yang membuat namanya dikenal luas di Solok, namun banyak yang tidak pernah bertemu atau bertatap muka dengannya.

Lalu, mengapa seorang Rusdi Saleh bisa menjadi tangan kanan Yenon Osra dan dipercaya mengelola dana berjumlah miliaran rupiah tersebut? Di sinilah letak kekuasaan Allah. Kedekatan Rusdi Saleh dengan Yenon Osra berawal dari kedekatannya dengan Hj. Yenna Roseva Bur. Adik kandung Yenon Osra tersebut merupakan teman akrab Rusdi Saleh sejak SMP dan SMA. Yakni saat awal mendirikan Yayasan Darianis Yatim dan sekolah PAUD di Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Sebuah sekolah gratis untuk masyarakat, dengan segala fasilitas lengkap yang tidak dipungut bayaran.

Setelah pendirian yayasan tersebut, kedekatan Yenon Osra dan Rusdi Saleh semakin menjadi. Dari sejumlah pertemuan dan bincang-bincang ringan, Yenon mulai terbuka berdiskusi tentang banyak hal pada Rusdi Saleh. Termasuk soal bisnis dan niatnya membantu masyarakat miskin di Kabupaten Solok, Kota Solok dan Sumatera Barat. Rusdi Saleh pun menanggapinya secara jujur dan tidak dibuat-buat, atau untuk sekadar menyenangkan hati Yenon Osra. Jawaban-jawaban tersebut membuat Yenon Osra terkesan, dan menaruh kepercayaan.



Singkat cerita, Rusdi Saleh mulai dipercaya mengelola dana Yenon Osra untuk membangun rumah ibadah dan sarana pendidikan. Hidupnya berubah flamboyan dengan disiplin tinggi menjaga kepercayaan dan komitmen. Rusdi Saleh selalu memberikan laporan apa adanya. Baik laporan keuangan, laporan progress (kemajuan) pembangunan, hingga detail-detail terkecil sekalipun. Hal ini makin menambah kepercayaan Yenon Osra kepadanya. Bahkan, Rusdi Saleh kemudian senantiasa diminta saran dan pendapatnya di bisnis yang digeluti Yenon Osra.

"Kalau KPK punya jargon; 'Berani Jujur, Hebat', saya juga punya jargon; Jujur itu,  Wajib. Karena kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan karakter akan menentukan siapa kita. Tugas kita dalam hidup ini sederhana, yakni berbuat yang terbaik bagi masyarakat dan beribadah kepada Allah," ujarnya.

Kedekatan dan kepercayaan Yenon Osra senatiasa dijaga Rusdi Saleh semaksimal mungkin. Bahkan, Rusdi Saleh dipercaya menjadi decission maker (pengambil keputusan) di Yayasan Darianis Yatim. Hubungan Rusdi Saleh dan Yenon Osra sudah seperti kakak beradik. Bukan seperti hubungan atasan dan bawahan. Meski berbagai macam fitnah, hasutan, hingga berbagai upaya menjelekkan dirinya, tak mampu menggoyahkan "kepercayaan" Yenon kepadanya. Justru, terhadap orang yang melakukan upaya negatif tersebut, Rusdi Saleh tidak marah, tapi berusaha mendekati dan mempertinggi jalinan silaturahmi.

"Penilaian orang adalah hak orang. Mari kita bertanya saja pada diri sendiri. Berfikiran negatif akan selalu membuat sulit. Dugaan, dendam dan niat buruk justru akan mempersulit hidup. Jika masih merasa sakit hati, berarti tidak ikhlas. Namun, silaturahmi jangan pernah terputus. Justru hal itu membuktikan bahwa sebagai manusia kita tidak sempurna. Karena kebenaran akan mencari jalannya sendiri," ujarnya.



Bagi banyak orang di Kota Solok dan Kabupaten Solok, sepak terjang Rusdi Saleh dalam melakukan kegiatan sosial selalu diapresiasi. Banyak masyarakat berdecak kagum, pemerintah tentu saja mengapresiasi sebagai bentuk implementasi dari konsep Kota Beras Serambi Madinah. Banyak warga Solok mengaku takjub tentang langkah-langkah sosial Rusdi Saleh. Apresiasi dan atensi masyarakat mendapat ruang tersendiri. Tokoh peduli yang kesehariannya  sibuk mengurus rumah ibadah itu melakukan kebaikan tanpa menarik imbalan apa-apa dari siapa-siapa. Ia bahkan sangat jauh dari bahasa pencitraan semata. Di dunia Pendidikan, pria kelahiran Solok 16 Oktober 1970 itu dikenal sebagai penggagas berdirinya pesantren bernilai puluhan miliar.

Menyebut sedikit di antara puluhan tempat ibadah yang dikerjakan, antara lain dua masjid di nagari Tanjung Bingkung, dua mushalla bangun baru,1 mesjid,1 mesjid raya renovasi berat, 1 mushalla di kawasan Kilo 7, Masjid Nurul Hidayah Banda Pandung, renovasi Masjid KTK, Masjid Gawan, Mushala Payo, Pesantren Warasatul Anbiya dan Masjid Nurul Ilmi Simpang Rumbio.

"Saya berangkat dari nol besar. Saya pernah dihina, diusir dan diremehkan. Karena itu, saya bisa merasakan apa yang dirasakan warga kebanyakan. Karena itu, berbagi bukan untuk dipuji. Tapi untuk membantu orang lain dengan tujuan untuk pengabdian. Jika mau dihargai, hargai dulu orang lain. Kalau jadi orang besar, besarkan dulu orang lain," ungkapnya.

Kini, Rusdi Saleh aktif dalam berbagai macam kegiatan pemuda dan organisasi kemasyarakatan. Sebelumnya sebagai Ketua LPMK Kelurahan Tanah Garam, hingga beberapa waktu lalu, dipercaya menjadi Ketua Alumni SMPN 1 Kota Solok. (rijal islamy)

Selasa, 17 Desember 2019

Universitas Andalas Juarai Debat Bawaslu RI

JAKARTA - Universitas Andalas (Unand) Padang menjuarai Kompetisi Debat Penegakan Hukum Pemilu Perguruan Tinggi se-Indonesia yang digelar Bawaslu. Unand berhasil menandingi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam laga grand final yang berlangsung di Jakarta, Senin (16/12/2019) malam.

Kemudian, Universitas Hasanuddin (Unhas) keluar sebagai juara ketiga setelah berdebat melawan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Tim Unand yang pada babak kedua mendapat posisi kontra atau tidak setuju saat perdebatan tentang netralitas ASN (aparatur sipil negara) menyebutkan, konsekuensi dari netralitas ASN yaitu pencabutan hak politiknya, padahal ASN menurut mereka merupakan orang-orang yang berintegritas dan hak pilihnya harus dijaga.

Lalu, saat berada dalam posisi pro (mendukung), peserta Unand menyatakan, politik uang merupakan salah satu penyebab rusaknya demokrasi di Indonesia. Dalam rekomendasinya, tim Unand berpandangan, perlu menguatkan kewenangan yang dimiliki Bawaslu.

"Bawaslu sebagai penegak hukum dan pengawas pemilu sering kali terhambat karena perbedaan interprestasi dengan lembaga kepolisian dan kejaksaan. Maka, kami ingin Bawaslu yang melakukan penyidikan, penindakan, dan penuntutan terhadap tindak pidana pemilu," terang tim Unand.

Seusai perdebatan tersebut, dewan juri yang terdiri dari berbagai unsur lantas berdiskusi guna memutuskan pemenang kompetisi debat tersebut. "Kami dewan juri melalui musyawarah memutuskan Universitas Andalas tampil sebagai pemenang Kompetisi Debat Penegakan Hukum Pemilu Perguruan Tinggi Se-Indonesia," kata Siti Zuhro yang menjadi salah satu juri.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut menyebutkan, debat menjadi langkah awal penegakan hukum pemilu lebih berkualitas, berintegritas, dan berkeadaban.

"Ini saatnya menurut saya, keikutsertaan peran penting dari kampus khususnya adik-adik muda cendikia (mahasiswa) konsentrasi terhadap penyelenggaraan pemilu," terang Zuhro.

Dia juga menyerukan mahasiswa untuk berkonsentrasi terhadap setiap tahapan penyelenggaraan pemilu. Menurutnya hal itu harus dilakukan demi hadirnya penegakan hukum di setiap tahapan. "Bagi anak-anak muda saatnya turun gunung untuk menjadi simpul pemilu berkeadaban," ajak dia.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Abhan memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang ikut dalam debat tersebut. "Luar biasa. Saya harus memilih kata tersebut untuk mengantar sambutan pada acara penutupan Kompetisi Debat Penegakkan Hukum Pemilu Antarperguruan Tinggi se–Indonesia Tahun 2019," pujinya.

Abhan menambahkan, para mahasiswa mampu menghidangkan debat yang apik dalam mengolah pikir dan mempertahankan argumentasi sesuai tema dan topik yang dipilih.

"Ini tidak mudah bagi kebanyakan orang. Sebab debat memiliki karakteristik yang membutuhkan penguasaan materi, visi, wawasan, daya nalar yang mumpuni, serta data dan daya anilisis kritis, solutif terhadap setiap gagasan yang ditawarkan," ujarnya.

Dia pun mengatakan debat membutuhkan kematangan emosional dan sikap tenang dari para pesertanya. "Apa yang diperesentasikan oleh adik-adik mahasiswa selama berlangsungnya kompetisi ini sungguh membanggakan dan patut diapresiasi," ujarnya.

Perlu diketahui, selain Zuhro, ada empat dewan juri lainnya yaitu: Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bawaslu Gunawan Suswantoro, Anggota DKPP Prof Muhammad, Direktur Perludem Titi Anggraini, dan Profesor Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia Ni'matul Huda. (*/rel/IN-001)

Penghargaan Adhi Karyawisata Diskotek Colosseum Dicabut!

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan inspektorat untuk memberikan sanksi bagi pejabat DKI yang terbukti lalai memberikan penghargaan Adhi Karyawisata ke diskotek Colosseum. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah DKI Saefullah yang melaporkan bahwa nama Colosseum menjadi salah satu tempat yang mendapat perhatian khusus terkait narkotika.

"Hari ini pak gubernur telah perintahkan pada inspektorat agar melakukan pemeriksaan pada jajaran yang terlibat dalam proses penilaian. Jika terbukti lalai akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/12).

"Jabatan terlibat sementara dinonaktifkan selama pemeriksaan berjalan," lanjut dia.

Saefullah menjelaskan bahwa Anugerah Adhi Karyawisata yang diberikan DKI kepada Colosseum dimaksudkan untuk pemilik bisnis yang memberikan kontribusi. Kemudian DKI memberikan penghargaan kepada usaha yang memberikan pelayanan wisatawan dan pembangunan wisata di Ibu Kota.

"Ada 155 pelaku usaha institusi atau perusahaan yang menjadi nominasi pada penghargaan yang terbagi menjadi 31 kategori," jelas dia.
Lihat juga: Kebijakan Anies soal Diskotek dan DWP, Pukulan bagi FPI Cs

Adapun pemberian penghargaan ini meliputi seleksi administrasi, penilaian kinerja dan penilaian akhir dengan mengunjungi tempat usaha. Seluruh penilaian diberikan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI.

Namun nyatanya surat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta tertanggal 10 Oktober menunjukkan ada giat yang mengandung unsur narkotika per tanggal 7 September. Hal itu kata Saefullah menjadi catatan DKI Jakarta.

"Untuk itu Disparbud telah mengambil dan mengeluarkan surat teguran tertulis pada pemilik usaha dan telah diminta untuk membuat pernyataan tertulis, agar lebih meningkatkan pengawasan yang intensif pada pengunjung," tegas dia.

"Berdasarkan fakta tersebut maka pemberian penghargaan pariwisata kepada Colosseum dibatalkan," lanjut dia.

Karena masalah itu, ditegaskan Saefullah bahwa SK nomor 388 tahun 2019 tentang Penetapan Pemenang Adhi Karyawisata 2019 dicabut. Ia juga mengatakan bahwa tandatangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di sertifikat yang diterima bukan tanda tangan basah.

"Jadi tandatangan gubernur yang cetak bukan yang basah atas nama pemprov DKI. Jadi Proses semuanya ini ada di Dinas Parbud," ujar dia.

Terakhir, Saefullah memastikan bahwa penilaian akan ditinjau kembali ke masa yang akan datang.

"Jadi ke depan kita akan lakukan kajian secara ketat terhadap prosedur dan kriteria penghargaan Adhi Karyawisata. Jadi ini harus betul-betul lebih cermat lagi," tutup dia.

Sebelumnya pada Jumat (13/12), Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Alberto Ali mengatakan Diskotek Colosseum memenangkan penghargaan setelah bersaing dengan 30 diskotek lain di ibu kota.

Alberto menerangkan setidaknya ada tiga alasan mengapa Colosseum menang. Pertama, kata Alberto, karena dedikasi dan karena kinerja.

"Kemudian karena kontribusi terhadap pariwisata Jakarta. Ada tim yang (menilai) itu semua," ungkap Alberto.

Menurut Alberto, pemberian penghargaan kepada diskotek tidak dilarang menurut peraturan. Dalam peraturan yang tertulis, kata Alberto, diskotek adalah salah satu tempat usaha pariwisata.

"Kan diatur dalam undang-undang bahwa diskotek masuk salah satu tempat usaha pariwisata kan, pariwisata jadi kan nggak ada yang ngelarang," tutup dia.

Penghargaan tersebut menuai kritik dari sejumlah kelompok Islam. Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif menilai langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan penghargaan Adikarya Wisata kepada diskotek Colosseum keliru.

Slamet menyebut penghargaan itu keliru lantaran diskotek merupakan tempat yang bertentangan dengan norma agama. Dia menegaskan bakal memberikan teguran kepada Gubernur Anies.

"Penghargaan terhadap diskotek jelas keliru," kata Slamet kepada CNNIndonesia.com, Minggu (15/12).

Front Pembela Islam (FPI) pengharagaan pada diskotek sama sekali tidak berperan dalam membangun karakter masyarakat yang beriman dan bertaqwa. FPI juga mengkritik kebijakan Anies mengizinkan acara Djakarta Warehouse Project (DWP) di gelar di ibu kota.

"FPI memprotes keras berbagai kebijakan Pemprov DKI Jakarta dengan dua contoh di atas," demikian pernyataan tertulis FPI, Minggu (15/12).

FPI mendesak Anies mengkaji ulang dua kebijakan yang ditolak FPI itu yakni pemberian izin DWP dan penghargaan diskotek. Menurut FPI, lebih baik Anies fokus mengembangkan wisata halal, religi, budaya, sejarah yang juga potensial di Jakarta. (*/IN-001)

Senin, 16 Desember 2019

Danone-AQUA Solok Raih Penghargaan Industri Hijau 2019

JAKARTA - Pabrik Danone-AQUA Solok di Arosuka, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, mendapatkan Penghargaan Industri Hijau 2019 dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan atas upaya Danone-AQUA yang secara aktif dan bijak menggunakan sumber daya dan teknologi yang ramah lingkungan. Sehingga, menciptakan efektivitas dan efisiensi untuk keberlanjutan operasional tiap pabrik. Penghargaan ini diberikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian RI, Achmad Sigit Dwiwahjono mewakili Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita kepada perwakilan dari 15 Pabrik Danone-AQUA pada hari ini di Jakarta.

Sebanyak 15 pabrik Danone-AQUA yang meraih Penghargaan Industri Hijau adalah Pabrik AQUA Ciherang, Pabrik AQUA Subang, Pabrik AQUA Cianjur, Pabrik AQUA Mekarsari, Pabrik AQUA Babakan Pari, Pabrik AQUA Citeureup, Pabrik AQUA Klaten, Pabrik AQUA Wonosobo, Pabrik AQUA Pandaan, Pabrik AQUA Kebon Candi, Pabrik AQUA Mambal, Pabrik AQUA Airmadidi, Pabrik AQUA Tanggamus, Pabrik AQUA Solok dan Pabrik AQUA Langkat.
Tiga dari 15 pabrik tersebut bahkan meraih Penghargaan Industri Hijau 2019 level tertinggi (level 5), yaitu Ciherang, Cianjur dan Subang. Keberhasilan ini didasarkan pada hasil audit dan verifikasi lapangan oleh Tim Industri Hijau yang telah dilakukan sejak bulan Agustus 2019.

Sejak tahun 2010 Kementerian Perindustrian menyelenggarakan kegiatan Penghargaan Industri Hijau, sebagai salah satu upaya mendorong perusahaan industri manufaktur melakukan efisiensi penggunaan sumber daya material, energi, dan air dalam kegiatan operasional sehari-hari.

Penghargaan Industri Hijau 2019 yang merupakan penyelenggaraan yang kesepuluh kali ini diberikan kepada perusahaan industri Nasional yang terbagi dalam 3 kategori, yaitu industri besar, menengah dan kecil. Upaya ini merupakan bentuk apresiasi serta motivasi pemerintah kepada sektor industri dalam negeri yang telah menerapkan prinsip-prinsip industri hijau dalam proses produksinya.

"Saat ini industri hijau sudah menjadi tuntutan pasar seiring dengan semakin tingginya kepedulian pasar akan kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Penerapan konsep industri hijau bertujuan untuk mendorong berbagai perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi melalui penghematan biaya dan sumber daya alam," kata Sekjen Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono  di Jakarta, 16 Desember 2019.

"Dalam hal Kemenperin mempunyai dua strategi utama yaitu melalui kegiatan Penghargaan Industri Hijau, Sertifikasi Industri Hijau, Rintisan Teknologi Industri, Litbang Unggulan, dan Sarana Penelitian Industri Terapan," lanjutnya.

Perusahaan-perusahaan, termasuk Danone-AQUA, yang mendapatkan Penghargaan Industri Hijau 2019 ini membuktikan sebagai pelaku industri yang terus bertransformasi menuju industri berbasis inovasi yang tangguh dan berdaya saing tinggi, serta tetap memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian lingkungan. Hal ini membuat dunia industri dalam negeri sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi nasional terus berkembang menuju kinerja yang lebih baik.

"Seluruh pabrik AQUA di Indonesia telah memberikan upaya terbaiknya untuk menerapkan prinsip industri hijau dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, yaitu melalui efisiensi produksi dan peningkatan efektivitas serta penggunaan sumber daya alam secara bijak. Hal itu didasarkan pada visi yang diemban Danone-AQUA -- One Planet One Health -- melalui suatu pemahaman bahwa kesehatan masyarakat dan kesehatan bumi memiliki hubungan yang sangat erat untuk menjaga agar bumi sehat dan lestari," kata David Bidau, Vice President Operations Danone-AQUA.

David Bidau juga mengatakan bahwa Danone-AQUA menerapkan Planet Sirkular dalam operasionalnya, yaitu sirkular kemasan, sirkular air, dan sirkular karbon. Sirkular kemasan dijalankan melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan dan pengelolaan sampah plastik; sirkular air diimplementasikan melalui pengelolaan dan konservasi sumber daya air secara terpadu; dan sirkular karbon diwujudkan melalui kebijakan kenetralan karbon yang dicapai melalui pengurangan emisi karbon dan efisiensi energi.

Semua itu terangkum dalam konsep pabrik ramah lingkungan dengan menjalankan program Blue Operations di semua pabrik Danone-AQUA di Indonesia. Danone-AQUA lahir dan besar di Indonesia dan terus berupaya untuk tetap mengalirkan kebaikan untuk bangsa Indonesia.

"Upaya tersebut diwujudkan melalui kehadiran produk-produk berkualitas yang diolah melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijak. Selain itu Danone-AQUA pun terus menjalankan program-program pelestarian lingkungan secara berkesinambungan," ujarnya. (rel)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved