INFO TNI POLRI
-->

Minggu, 12 Januari 2020

Inovasi Berbasis Website di Polres Payakumbuh, 2 Unit Motor yang Hilang 4 Tahun Akhirnya Kembali


PAYAKUMBUH - Inovasi terus dilakukan Polres Payakumbuh, dalam peningkatan layanan ke masyarakat. Terbaru, Polres Payakumbuh di bawah kepemimpinan Kapolres AKBP Dony Setiawan, S.IK, MH, meluncurkan inovasi baru, yakni "Hilang Temu Kendaraan Bermotor Berbasis Website". Tak lama setelah diluncurkan, inovasi ini berhasil mengembalikan dua unit sepeda motor yang hilang selama 4 tahun.

Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan didampingi Wakapolres Kompol Arie dan Kasat Lantas Iptu Andika Alfatoni mengembalikan 2 unit motor yang hilang selama 4 tahun kepada pemiliknya, pada hari Sabtu, (12/1/2020), sekira pukul 20.45 WIB. Dua orang pemilik motor tersebut adalah Okirman (42), warga Padang Tangah Payobada, Kecamatan Payakumbuh Timur, pemilik kendaraan Honda Kharisma, BA 5165 MK. Lalu, Dedi Susendra (49), warga Parit Rantang, Kecamatan Payakumbuh Barat, dengan kendaraan Honda Vario, BA 3304 MN.

Inovasi tersebut, disematkan oleh Polres Payakumbuh di website-nya dengan alamat; https://polrespayakumbuh.org/cek-kendaraan-hilang/. Inovasi Hilang Temu Ranmor berbasis Website ini memberikan akses kepada masyarakat untuk mengecek kendaraannya yang hilang dengan database kendaraan bermotor yang telah diamankan di Polres Payakumbuh.

Untuk melakukan pencarian kendaraan bermotor, kunjungi website Polres Payakumbuh di alamat; https://polrespayakumbuh.org/
Lalu klik menu "Cek Kendaraan Hilang".
Kemudian, lakukan pencarian dengan cara memasukkan identitas Kendaraan (nomor polisi, nomor rangka, atau nomor mesin) pada kolom pencarian.

Bila ada kesesuaian, atau motor yang dicari ada di Polres atau dalam database, maka data kendaraan akan muncul. Selanjutnya silahkan hubungi Call Center 110 atau Whatsapp di 081261111213.

"Kami akan memfasilitasi pengendalian kendaraan kepada pemiliknya secara gratis. Dengan syarat pemilik menunjukkan surat-surat kendaraan atau surat keterangan dari finance (leasing) bila kendaraan masih dalam proses cicilan," ungkapnya. (IN-001)

Jumat, 10 Januari 2020

Terlibat Peredaran Narkoba, Kapolsek Payung Ditangkap

MEDAN - Kapolsek Payung, Tanah Karo, Sumut, Iptu Samson Susaei Sembiring, ditangkap polisi karena diduga terlibatan dalam peredaran narkoba. Kasat Narkoba Polres Tanah Karo AKP Ras Maju Tarigan, Jumat (10/1), mengungkapkan kasus tersebut berawal dari penangkapan tiga pelaku penyalahgunaan narkoba di kawasan Kecamatan Payung.

Tiga orang yang ditangkap sebelumnya yakni Dedi Ketaren, Gemuruh Bangun, dan Jonatan Tarigan. Pada saat pengembangan, salah seorang di antara mereka mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari salah satu oknum pejabat kepolisian.

Atas pengungkapan tersebut, kata Ras Maju, pihaknya lantas melimpahkan kasus ini ke Polda Sumut. Hal tersebut dilakukan guna menjaga integritas Polres Tanah Karo. Pasalnya, jika tetap dilanjutkan pemeriksaan, menurut dia, akan menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat.

"Atas perintah pimpinan, berkas yang kami tangani langsung dilimpahkan ke Polda Sumut. Sekarang ini ditangani oleh Direktorat Narkoba Polda Sumut," ujarnya, dilansir Antara.

Kabidhumas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja membenarkan penangkapan oknum yang menjabat kapolsek tersebut.

"Ya, benar. Saat ini masih diproses di Propam Sumut," ujarnya singkat.

Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin angkat bicara terkait penangkapan oknum Kapolsek Payung, Polres Tanah Karo, Iptu Samson Susaei Sembiring (SS) karena terlibat narkotika jenis shabu-shabu. Ia mengaku saat ini anggotanya tersebut sudah dilakukan penahanan.

"Sekarang yang bersangkutan sudah kami tahan," katanya, Jumat (10/1/2020) malam.

Martuani memastikan akan memproses Iptu Samson sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Bahkan, terhadap Iptu Samson, Martuani menyebutkan akan dipidana.

"Yang bersangkutan juga akan diproses pidana," ujarnya.

Terpisah, Dirnarkoba Polda Sumut Kombes Pol Hendri Marpaung menyatakan penangkapan Iptu Samson karena diduga terlibat dalam peredaran narkotika jenis shabu.

"Benar, kasusnya masih dalam pengembangan. Oknum polisi tersebut sudah ditahan dan ditangani Ditresnarkoba dan Bidpropam Polda Sumut," ujarnya.

Hendri mengatakan pengungkapan kasus itu berawal saat polisi menangkap tiga orang pengedar narkoba yakni DK, GB, dan JT di sebuah warung di seputaran jembatan Kambing, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, pada Sabtu (28/12/2019).

"Dari penangkapan itu disita barang bukti narkoba jenis sabu sebanyak 3,1 gram, dua buah alat isap sabu atau bong, timbangan elektrik, serta uang tunai," katanya.

Kemudian, petugas langsung melakukan pengembangan dari penangkapan ketiga tersangka.

Dari hasil pemeriksaan, tersangka DK mengaku barang haram tersebut diperoleh dari Kapolsek Payung Iptu Samson.

"Tersangka mengaku sudah 5 kali bertemu dengan oknum polisi ini, 4 kali mengambil barang dan 1 kali penyerahan uang pembelian 50 gram sabu," ujarnya.

Mendapat keterangan tersebut, petugas langsung bergerak cepat dan mengamankan Kapolsek Payung, Iptu Samson di kantornya. Selanjutnya oknum polisi itu dibawa ke Polda Sumut untuk dilakukan pemeriksaan.

"Saat ditangkap, petugas juga menyita uang pembelian sabu sebesar Rp 30 juta dari oknum polisi ini. Jadi oknum polisi ini sudah kita tahan mulai 6 Januari 2020," ujarnya.

Masih dikatakan Hendri, Iptu Samson baru dua bulan menjabat sebagai Kapolsek Payung dan sempat menyangkal bahwa dirinya terlibat narkoba. Padahal, kata Hendri, hasil tes urine dari Iptu Samson dinyatakan positif menggunakan narkoba.

"Oknum polisi ini baru dua bulan melaksanakan tugas sebagai Kapolsek Payung. Saat diambil keterangannya, dia menyangkal. Ya boleh-boleh saja dia menyangkal, itu hak dia," terangnya.

Kasus ini, katanya, masih dalam pengembangan lanjut. Namun, akibat terlibat peredaran narkoba, Iptu Samson terancam dipecat atau Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PDTH).

"Menurut ketentuan UU Kepolisian bahwa anggota kepolisian jika terlibat tindak pidana dengan ancaman lebih dari 4 tahun, maka dia akan direkomendasikan tidak layak menjadi anggota Polri atau dipecat," tegasnya. (*/IN-001)

Diduga Cemburu, Wanita 20 Tahun Tewas Dicekik Suaminya Sendiri di Payakumbuh, Sumbar

PAYAKUMBUH - Tim Gabungan Polres Payakumbuh mengungkap pembunuhan terhadap Mutiara Putri (20) di rumah kontrakannya RT03, RW 01, Kelurahan Tigo Koto Diateh, Kecamatan Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh, Sumbar pada Rabu dini hari (8/1/2020). Pegawai di salah satu kafe di Kota Payakumbuh itu ditemukan meninggal dalam keadaan mengenaskan dengan kaki dan tangannya terikat tali jemuran, mulut dan hidung ditutup dengan lakban dan kain. Ternyata, pelaku pembunuhan adalah suami korban sendiri, Jali Hamid (24).

Berdasarkan laporan Riki (adik korban), di tempat kejadian perkara (TKP), pada malam nahas itu, dirinya yang tinggal satu rumah dengan korban dan pelaku, meninggalkan rumah Selasa Malam (7/1/2020) sekira pukul 21.00 WIB untuk main ke Warnet. Sedangkan korban dan suaminya sedang berada di rumah. Sekira pukul 00.30 WIB, Riki mendapat pesan WhatsApp dari kakak iparnya, Jali Hamid, yang isinya meminta Riki agar jangan pulang ke kontrakan karena Jali dan korban tidak tidur di rumah, melainkan di rumah orang tua Jali di Taram, Kabupaten Limapuluh Kota.

Namun pada pukul 02.00 WIB, Riki tetap saja pulang ke rumah dan kaget melihat kakaknya sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan kondisi tangan dan kakinya terikat serta mulut dan hidungnya ditutup dengan lakban dan kain, sedangkan Jali Hamid sudah tidak ada lagi rumah kontrakan tersebut.



Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan yang memimpin langsung olah TKP mengatakan bahwa berdasarkan hasil Visum RSU Adnan WD Payakumbuh, ditemukan tanda-tanda kekerasan pada leher dan pergelangan tangan kanan dan kiri korban berupa luka lecet.

"Berdasarkan hasil olah TKP, informasi dari saksi-saksi di sekitar TKP, rekan-rekan korban dan keluarga tersangka, dugaan kuat pelaku pembunuhan terhadap korban Mutiara adalah suaminya sendiri," ungkap Dony.

Berdasarkan informasi dan analisa tersebut, Tim Gabungan yang terdiri dari Reskrim dan Intelkam melakukan pengejaran terhadap tersangka yang diduga melarikan diri ke Pekanbaru. Pada Kamis, (9/1/2020), sekira pukul 03.30 WIB, tersangka Jali Hamid akhirnya berhasil diamankan saat sedang beristirahat di Hotel Parma, Panam, Pekanbaru.



Saat diamankan, Tim Gabungan yg dipimpin oleh Kasat Reskrim AKP Ilham Indarmawan, Kasat Intelkam Iptu Luhur Fachri Utomo dan Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ipda Fika Putri Pamungkas, menemukan bahwa Jali Hamid (24 tahun) yang merupakan warga Jorong Tanjung Pati, Nagari Harau, Kabupaten 50 Kota masih menyimpan HP milik korban yang dibawanya lari ke Pekanbaru. Jali mengakui bahwa dirinya khilaf telah menghabisi nyawa istrinya.

Dalam konferensi pers yang digelar di Polres Payakumbuh, Kamis (9/1), Kapolres Payakumbuh mengungkap bahwa Jali melakukan pembunuhan terhadap istrinya karena sakit hati diminta istrinya untuk kerja mecari uang untuk membayar motor dan mencurigai istrinya (korban) selingkuh dengan laki-laki lain.

v

"Terjadi pertengkaran pada malam kejadian, pelaku dicakar oleh korban. Sekira pukul 23.00 WIB, pelaku mencekik korban hingga korban tidak sadarkan diri, mengikat kaki dan tangan korban, menutup mulut korban dengan handuk dan menutup hidung korban dengan lakban. Sekira pukul 00.05 WIB, tersangka pergi dari rumah kontrakannya menuju Pekanbaru menggunakan mobil travel," ungkap Dony.

Sambil menangis, Jali meminta maaf kepada keluarga istrinya, keluarganya dan seluruh masyarakat atas kekhilafannya telah menghabisi nyawa istrinya. (IN-001)

Kamis, 09 Januari 2020

Di Atas Pesawat, KPK Tangkap Komisioner KPU Pusat

JAKARTA - Usai melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Sidoarjo, Saifullah, beberapa hari lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penngkapan terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) berinisial WS yang diduga sebagai Wahyu Setiawan, Rabu (8/1/2020). WS ditangkap di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang saat berada di atas pesawat Batik Air, jelang keberangkatan ke Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Babel.

Corporate Communications Strategic Lion Air Groups, Danang Mandala Prihantoro, membenarkan WS berada dalam penerbangan Batik Air.

"Benar, ada di penerbangan ID-6826 rute Soekarno-Hatta ke Tanjung Pandan," kata Danang, Kamis (8/12020).

WS ditangkap saat sudah duduk di pesawat. Dia diminta turun dari pesawat dan dibawa ke Markas Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta. Menurut seorang sumber penegak hukum OTT ini terkait pergantian anggota DPR.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan ada beberapa orang yang ditangkap dalam OTT ini termasuk seorang komisioner berinisial WS.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman tiba di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pukul 19.15 WIB pada Rabu (8/2020). Arief datang bersama komisioner KPU yaitu Ilham Saputra, Hasyim Asy'ari, dan Pramono Ubaid.

Kedatangan keempat komisioner ini menyusul adanya informasi bahwa KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap salah satu pimpinan KPU pada Rabu, 8 Januari 2020.

Komisioner KPU Ilham Saputra menolak berkomentar soal OTT ini. Ketika ditanya soal apakah yang ditangkap Wahyu Setiawan, Ilham menjawab singkat.

"Tunggu keterangan resmi KPK," kata Ilham.

Pimpinan KPK memberi sejumlah konfirmasi mengenai OTT itu.

"Iya, Komisioner KPU Pusat," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar ketika dikonfirmasi. (*/IN-001)

Rabu, 08 Januari 2020

Penyebar Larangan Natal di Dharmasraya, Sumbar Ditangkap, SETARA Institute: Ini Tindakan Kriminalisasi!

SETARA Institute menilai penangkapan terhadap aktivis Sudarto terkait isu pelarangan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, merupakan upaya kriminalisasi.

JAKARTA - Penangkapan terhadap aktivis, Sudarto, terkait isu pelarangan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, oleh aparat kepolisian dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Barat pada Selasa siang, 7 Januari 2020, menuai kritikan dari SETARA Institute. Menurut SETARA Institute, hal itu merupakan upaya kriminalisasi. Sudarto ditetapkan menjadi tersangka atas dan dugaan menyebarkan informasi yang memicu rasa kebencian dan menimbulkan permusuhan SARA.

"SETARA Institute mengutuk kriminalisasi yang dilakukan oleh Polda Sumatera Barat atas Sudarto. Tindakan kriminalisasi tersebut, nyata-nyata menunjukkan arogansi kepolisian dalam menggunakan kewenangan polisionalnya untuk membungkam kritik dan pembelaan atas kelompok minoritas," ujar Wakil Ketua SETARA Institute, Bonar Tigor Naipospos lewat keterangan tertulis pada Selasa malam, 7 Januari 2020, seperti dikutip dari tempo.co.

Kasus Sudarto bermula dari laporan yang disampaikan Ketua Pemuda Jorong Kampung Baru, Nagari Sikabau, Harry Permana kepada polisi pada 29 Desember 2019. Harry menuding Sudarto menyebarkan informasi perihal larangan perayaan Natal melalui akun Facebook yang berpotensi menyesatkan atau bohong. Status tersebut dimuat pada 14-15 Desember 2019.

Menurut pelapor, Nagari Sikabau tidak melarang ibadah Natal. Pelapor menyampaikan bahwa yang benar adalah wali nagari hanya melarang jemaah dari luar Nagari Sikabau untuk datang dan ikut melaksanakan ibadah Natal.

Bonar mengatakan polisi mestinya lebih objektif melihat fakta restriksi terhadap hak-hak minoritas di Sumatera Barat seperti yang selama ini disuarakan oleh Sudarto. Ia aktif melakukan advokasi terhadap kepentingan kelompok-kelompok minoritas di Sumatera Barat.

Dalam pandangan Setara Institute, ujar Bonar, kriminalisasi atas Sudarto merupakan serangan secara terbuka terhadap pembela hak-hak konstitusional kelompok minoritas untuk beragama dan beribadah secara merdeka, sebagaimana dijamin oleh Pasal 29 Ayat 2 dan Pasal 28E Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Advokasi dan pembelaan yang dilakukan oleh Sudarto terhadap kaum minoritas, kata Bonar, semestinya mendapat dukungan dari aparatur pemerintah. Tindakan Polda Sumbar yang menangkap Sudarto menjadi paradoks dengan spirit toleransi dan kebhinekaan.

"Tindakan kepolisian memberikan enabling environment bagi intoleransi terhadap kelompok minoritas dan konservatisme keagamaan di tengah menguatnya mayoritarianisme," ujar Bonar.

Untuk itu, Setara Institute mendesak Kapolri Jenderal Idham Aziz, untuk mengambil langkah yang memadai untuk melindungi pembela hak-hak konstitusional kelompok minoritas seperti Sudarto. "Pembebasan Sudarto merupakan langkah strategis untuk menunjukkan keberpihakan kepolisian terhadap pemajuan toleransi dan kebebasan beragama dan beribadah sebagaimana dijamin oleh UUD NRI 1945," ujarnya.

Sebelumnya, Sudarto, aktivis penyebar isu larangan perayaan Natal di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) ditangkap polisi. Penangkapan tersebut dilakukan oleh aparat Direktorat Krimsus Polda Sumbar.

Sudarto yang merupakan manager program Pusaka Foundation itu ditangkap di kediamannya, Jalan Veteran, Purus, Padang Barat, Kota Padang, Selasa (7/1), pukul 13.30 WIB.

"Penangkapannya dilakukan hari ini, pukul 13.00. Dari penangkapan itu kami amankan ponsel dan laptop yang diduga digunakan untuk menyebar isu kebencian di medsos," ujar Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto dilansir jawapos.com, Selasa (7/1).

Lebih jauh Stefanus Satake mengatakan, penangkapan atas Sudarto berdasar pada aduan masyarakat di Dharmasraya. Dari laporan masyarakat itu, Sudarto dianggap telah merusak keharmonisan dan kerukunan umat beragama di Sumbar, khususnya Dharmasraya.

Sebelumnya nama Sudarto menjadi sorotan publik. Dia menuding ada larangan natal di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung. Namun, pada kenyataannya tudingan itu tidak terbukti. Umat Nasrani dapat menjalankan ibadah Natal dengan tenang tanpa ada gangguan sedikit pun. Bahkan masyarakat setempat pun memberi perlindungan dan jaminan atas kelancaran beribadah.

Tudingan Sudarto membuat sejumlah pejabat di pemerintahan pun ikut angkat bicara. Seperti Menteri Agama Fachrul Razi, Mendagri Tito Karnavian, Menko Polhukam Mahfud MD. Mereka sempat menyayangkan atas tudingan tersebut.

Di tempat lain, Kapolda Sumbar Irjen Toni Hermanto pun sempat turun langsung ke Dharmasraya beberapa hari menjelang Natal 2019. Dari hasil pemantauan itu Toni Hermanto menyatakan Dharmasraya aman sentosa.

"Natal di Dharmasraya aman. Tidak ada larangan," ujar Toni.

Atas hasil pemantauan tersebut, Toni Hermanto kepada jawapos.com, Kamis (26/12/2019) mengatakan siap memproses pembuat gaduh di Sumbar. Apalagi isu kegaduhan itu merusak kerukunan dan toleransi umat beragama.

"Akan melaksanakan proses hukum terhadap mereka yang menyuarakan hal-hal yang menimbulkan kekawatiran, kecemasan di masyarakat. Apalagi isu yang disampaikan bertentangan dengan fakta di lapangan," ujar Irjen Toni Harmanto, Kamis (26/12). (*/IN-001)

Selasa, 07 Januari 2020

Ternyata, Otak Pembunuhan Hakim Jamaluddin adalah Istrinya Sendiri

MEDAN - Polisi menangkap tiga orang pembunuh hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin (55), yang ditemukan tewas di area kebun sawit di Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang pada Jumat (29/11/2019). Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan bahwa otak pembunuhan tersebut adalah istri Jamaluddin sendiri, ZH.

"Ada tiga pelaku, yang pertama istri korban, sama dua orang suruhannya. Istri korban inisial ZH, suruhannya JB dan R," ujar Argo di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2020).

Argo mengatakan bahwa penetapan tersangka dilakukan setelah polisi melakukan penyidikan dengan metode deduktif dan induktif.

"Setelah dilakukan penyidikan dan penyelidikan dengan metode deduktif dan induktif, induktif itu mulai dari TKP di rumah maupun tempat pembuangan mobil, kemudian dengan deduktif itu adalah berkaitan dengan pekerjaan," katanya.

Kendati demikian, Argo belum merinci lebih lanjut mengenai tempat dan waktu penangkapan serta motif pelaku. Menurut Argo, informasi lebih lengkap akan dirilis oleh Polda Sumatera Utara yang menangani kasus tersebut.

Polrestabes Medan Gelar Prarekonstruksi

Hari ini, Selasa (7/1/2019) Polrestabes Medan telah melakukan rekonstruksi di Rumah di Jalan Aswad, Perumahan Royal Monaco, Blok B No 22, Medan. Sekitar 50 personil Reskrim Polrestabes bersama Tim Inafis melakukan gelar rekonstruksi perkara dimulai pukul 08.00 WIB.

Seorang saksi pihak keamanan Perumahan Royal Monaco yang tak ingin disebutkan identitasnya menyebutkan bahwa terdapat dua tersangka yang memperagakan proses kejadian di rumah terdakwa.

"Jadi tadi jam 8 pagi dimulai, sekitar jam 12 tadi selesai ada 4 jam lah orang itu disini.

Tadi saya lihat ada dua orang tersangka yang melakukan rekonstruksi," tuturnya kepada Tribun Medan.

"Jadi tadi mereka rekonstruksi mulai dari buka gerbang sampai memasukkan mayat ke dalam mobil.

Tadi mayatnya saya lihat diganti dengan boneka. Terus mobilnya diganti jadi Pajero," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa pihak penyidik bergerak menuju Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang untuk melaksanakan rekonstruksi lanjutan di lokasi tempat Hakim Jamaluddin ditemukan tewas.

Bahkan ia juga menyebutkan bahwa Kapolrestabes Medan yang baru Kombes Johnny Eddizon Isir yang langsung memimpin jalannya rekontruski. Terlihat ada lima mobil dan beberapa sepedan motor yang parkir tepat di depan rumahnya. Beberapa orang tampak keluar masuk dari pintu gerbang rumah Hakim Jamaluddin.

Diberitakan sebelumnya, Jamaluddin (55) ditemukan tewas di area kebun sawit di Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang pada Jumat (29/11/2019). Saat ditemukan, jenazah Jamaluddin berada di kursi belakang sopir.

Ketua PN Medan Sutio Jumagi Akhirno mengatakan, pada Jumat pagi, almarhum Jamaluddin sempat datang ke kantor. Seorang anggotanya di PN Medan, menurut dia, mengaku sempat melihatnya. PN Medan bersama dengan pihak keluarga berharap agar kasus kematian hakim PN Medan itu diusut tuntas. (*/IN-001)

Sumber: tribunmedan.com

Minggu, 05 Januari 2020

DPO Curanmor di RSUD Sungai Dareh Ditangkap Dinihari Tadi

DHARMASRAYA - Tim Opsnal Sat Reskrim Polres Dharmasraya bersama Unit Reskrim Polsek Pulau Punjung, mengamankan seorang DPO (daftar pencarian orang) pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), pada Minggu dinihari (5/1/2019) sekira pukul 02.30 WIB. Petugas mengamankan SP (19), warga Jorong Kampung Surau, Nagari Gunung Selasih, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Sebelumnya, SP diduga melakukan tindak pidana pencurian terhadap sepeda motor Yamaha Mio warna kuning emas dengan BA 2551 VN milik Musri (43), warga Jorong Pasar Lama, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Tindak pidana dilakukan pada Selasa tanggal 28 Mei 2019 sekira pukul 20.30 WIB di depan Ruang Gizi, RSUD Sungai Dareh, Jorong Kubang Panjang, Nagari IV Koto Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Kapolres Dharmasraya AKBP Imran Amir, S.IK, melalui Kasat Reskrim AKP Suyanto, menyatakan dari hasil lidik anggota Opsnal, jajaran Sat Reskrim Polres Dharmasraya bersama Unit Reskrim Polsek Pulau Punjung, terhadap tersangka SP (19), DPO Curanmor tersebut ditangkap di jalan baru Kampung Surau, atau depan SMKN 2  Pulau Punjung, di Jorong Pasir putih Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, sekira pukul 02.30 WIB. Pelaku kemudian digelandang ke Polsek Pulau Punjung untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

"Pelaku diancam dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara," ungkap AKP Suyanto. (IN-001)

Selasa, 31 Desember 2019

Refleksi Akhir Tahun Polres Solok Kota, WBBM, Skimming ATM, Hinggal Illegal Mining

Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) menjadi pencapaian khusus nan prestisius bagi Polres Solok Kota, Polda Sumbar, di tahun 2019. Namun, sejumlah kasus menonjol lain, juga berhasil diungkap. Seperti Skimming (pembobolan) ATM, illegal mining (penambangan ilegal) hingga pencurian dengan modus pecah kaca mobil.

Kepolisian Resor (Polres) Solok Kota menggelar jumpa pers akhir tahun 2019 di Mapolres Solok Kota, Selasa (31/12/2019). Jumpa pers tersebut dipimpin langsung Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, S.IK, dan diikuti perwira jabatan utama (PJU). Hadir Wakapolres Kompol Aksalmadi, Kabag Ops Kompol Bresman Simanjuntak, Kabag Sumda Kompol Irwan Zani, Kabag Ren Kompol Yus Eri, Kasat Sabhara AKP Poniman, Kasat Reskrim Iptu Defrianto, Kasat Resnarkoba AKP Joko Sunarno, Kasat Lantas Iptu Zamri Naldi, Kasat Intelkam AKP Milson Joni , dan Kasat Binmas Iptu Laydi. Dari jajaran Kapolsek, hadir Kapolsek Kota Solok AKP Zamri Elfino, Kapolsek X Koto Dibawah Iptu Ahmad Ramadhan, Kapolsek X Koto Diateh Iptu Hendri, Kapolsek Junjung Siri Iptu Satrialis, Kapolsek Bukit Sundi Iptu Thamrin Chan, dan Kapolsek IX Koto Sungai Lasi Iptu Edi Yuhendra.



Prediket pelayanan publik dengan kategori sangat baik yang diraih Polres Solok Kota pada November 2019 dan prediket Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) pada 10 Desember 2019, menjadi prestasi yang sangat membanggakan bagi jajaran Polres Solok Kota. Selain "naik kelas" dari prediket Wilayah Bebas Korupsi (WBK) yang diraih pada Desember 2018, Polres Solok Kota menjadi satu-satunya Polres di Sumbar yang meraih prediket WBBM pada 2019.

Raihan WBBM ini, menjadi prestasi tersendiri bagi AKBP Ferry Suwandi, S.IK. Ibarat kata pepatah; "Mempertahankan lebih sulit dari merebut", Ferry berhasil mempertahankan, bahkan meningkatkan capaian WBK menjadi WBBM yang telah diraih Kapolres sebelumnya AKBP Dony Setiawan Dt Pandeka Rajo Mudo. Dengan gaya kepemimpinan yang "cool", mantan Kapolres Agam tersebut, membawa sejumlah perubahan di Mapolres Solok Kota. Tentu saja dengan gayanya sendiri. Ferry Suwandi dilantik menjadi Kapolres Solok Kota pada Kamis, 19 September 2019, sesuai Surat Telegram Mabes Polri nomor ST/2317/KEP/2019.

"Kita sangat bersyukur dengan raihan prediket WBBM ini. Sebagai bukti nyata bahwa tingkat layanan di Mapolres Solok Kota sudah diakui di level nasional. Ini merupakan kerja keras seluruh personel. Kita harapkan hal ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan," ungkap Ferry.



Selain prediket WBBM, jajaran Polres Solok Kota selama kepemimpinan AKBP Ferry Suwandi, juga berhasil mengungkap sejumlah kasus menonjol dan menjadi perhatian masyarakat di wilayah hukum Polres Solok Kota. Di antaranya, skimming (pembobolan) automatic teller machine (ATM), perampokan dengan modus pecah kaca mobil, hingga pengungkapan illegal mining (penambangan ilegal).

Skimming ATM terjadi di ATM Bank Mandiri, Kelurahan Pasar Pandan Air Mati (PPA) Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Rabu (3/10/2019) pukul 13.00 WIB. Empat pelaku diamankan Sat Reskrim pada pukul 14.00 WIB, atau satu jam usai kejadian. Modusnya, keempat pelaku berpura-pura "membantu" seorang nasabah yang kartu ATM-nya tersangkut di mesin ATM. Padahal, sebelumnya, lubang ATM tersebut, sudah disumbat lem oleh salah seorang pelaku.



Modusnya, satu pelaku menyarankan agar segera menghubungi nomor call center yang tertera di mesin ATM tersebut. Setelah tersambung dengan operator, yang sebenarnya adalah salah seorang pelaku, melalui nomor tersebut, korban diminta untuk menyebutkan nomor pin ATM dan sisa saldo. Namun kartu ATM korban tetap tidak bisa dikeluarkan dari mesin ATM. Dimana para pelaku sebelumnya telah mengganjal kotak ATM dengan lem.

Setelah itu tersangka mencongkel kotak ATM dengan mengunakan obeng dan mengambil kartu ATM. Kemudian, menarik uang korban dengan mengunakan kartu tersebut, di tempat ATM lainnya.

Mendapat koordinasi dari pihak Bank Mandiri, Sat Reskrim Polres Solok Kota bergerak cepat, melakukan penyelidikan dan pengejaran. Hasilnya, sekira pukul 14.00 WIB keempat pelaku ditangkap di sebuah rumah makan Lintas Sumatera, yang berada di samping Hotel Jayakarta, Kabupaten Tanah Datar. Keempat pelaku yang ditangkap berinisial ELD (29), EPA (24), MCH (24), dan DRA (29). Keempatnya, merupakan warga Desa Belambangan, Kecamatan Buay Runjung, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan.



Personel Sat Reskrim Solok Kota juga mengamankan barang bukti berupa uang tunai Rp 900.000. Kemudian 1 buah lem china, 15 lembar stiker call center BRI, 10 lembar stiker call center BNI, 15 lembar  stiker Tips keamanan ATM bersama. Lalu 1 buah obeng, 2 unit Sepeda motor, dan 2 unit Handphone.

Tindak kejahatan lain yang juga berhasil diungkap yakni, aksi pecah kaca mobil. Modusnya dengan mengintai kendaraan di masjid maupun tempat lain yang dianggap menyimpan uang di kendaraan maupun barang berharga lainnya. Aksi pecah kaca mobil itu diawali dengan survei oleh pelaku terhadap korban yang diinginkan, setelah diyakini mobil korban membawa uang dan menyimpan di kendaraan baru dilakukan aksinya dengan memecahkan kaca kendaraan.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata para pelaku bukanlah masyarakat Solok, melainkan dari luar Sumatera Barat. Tersangka pecah kaca mobil yang diringkus beberapa hari lalu berasal dari Lubuk Linggau Sumatera Selatan.



Satu kasus menonjol lainnya, adalah pengungkapan illegal mining di dua lokasi di Nagari Bukik Tandang, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok. Personel Polres Solok Kota menahan 11 tersangka, dan mengamankan sejumlah peralatan penambangan emas ilegal. Di antaranya mesin yang digunakan, pompa dan beberapa peralatan lainnya.

Penambangan emas ilegal yang dilakukan masih semi mekanis, dengan cara membuat aliran sungai baru, kemudian menampungnya dengan karpet. Setelah sejumlah pasir yang mengandung emas ditampung, kemudian disaring untuk memisahkan pasir dan emas. Sistem kerjanya memang sedikit menguras tenaga karena semi mekanis. Aktivitas tambang emas ilegal itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan belakangan ini. (rijal islamy)

Berwisata ke Puncak Mandeh, Fakhrizal Disambut Masyarakat dengan Kebanggaan

PESSEL - Mantan Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal, mengunjungi Kawasan Puncak Mandeh, Kecamatan XI Koto Tarusan, Pesisir Selatan, Minggu (29/12/2019). Sejatinya, kunjungan tersebut bagi Fakhrizal dan keluarga adalah untuk berwisata ke salah satu destinasi wisata idola bagi Sumatera Barat. Namun, kedatangan Fakhrizal disambut dengan sangat luar biasa oleh masyarakat, pengunjung dan pedagang di kawasan tersebut.

Meski tanpa berpakaian dinas, masyarakat menyambut Fakhrizal dengan antusias. Sejumlah pengunjung dan pedagang memberanikan diri untuk foto bersama dengan perwira tinggi Polri asli Sumbar tersebut. Sambil menikmati segarnya kelapa muda, Fakhrizal dan Ny. Ade Fakhrizal bercengkrama dengan pengunjung dan pedagang dengan penuh canda tawa.

Kedatangan Fakhrizal sore itu, menjadi pusat perhatian warga dan pedagang setempat  untuk berfoto bersama. Tak hanya itu, dengan tanpa membeda-bedakan asal, pekerjaan dan usia, Irjen Pol Fakhrizal bercengkerama dengan sejumlah pedagang makanan dan minuman di kawasan Puncak Mandeh tersebut.

"Tadi saya sempat foto bersama dengan pak Fakhrizal. Jarang-jarang bisa berfoto dengan pak Jendral. Apalagi jendral yang pernah menjadi Kapolda Sumbar," ucap Yayan salah seorang pedagang.

Pedagang lainnya, Lilik, yang berdagang makanan dan minuman, mengaku sangat bangga. Sebab, baru kali ini warungnya bisa didatangi seirang jenderal, apalagi mantan Kapolda Sumbar. Walaupun Fakhrizal hanya menikmati minuman di warungnya, namun bersalaman dengan Irjen Fakhrizal menjadi sebuah kebanggan pribadi baginya.

"Beliau memang Polisi Niniak Mamak. Sekali saja bertemu dengan beliau, kami merasa sudah sangat akrab. Penampilan beliau sangat ramah dan bersahabat," ujarnya.

Sementara itu, Irjen Pol Fakhrizal mengatakan dirinya sangat nyaman mengunjungi Kabupaten Pesisir Selatan. Menurutnya, Pessel adalah satu daerah di Sumbar yang memiliki potensi sektor pariwisata yang sangat menjanjikan. Menurutnya, keberadaan sektor pariwisata itu, harus terus dikembangkan. Baik itu infrastruktur, dan beragam fasilitas lainnya.

"Sektor pariwisata di Pessel, telah terbukti mampu menggerakkan perekonomian masyarakat. Potensi yang dimiliki Pessel, harus dikelola dengan tepat. Sehingga, masyarakat bisa merasakan langsung efek tersebut. Jangan sampai terjadi, pembangunan sektor pariwisata hanya dirasakan segelintir orang. Tapi harus dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat," ungkapnya.

Sebelumnya, Irjen Pol Fakhrizal telah menegaskan dirinya bakal maju sebagai Calon Gubernur Sumbar. Fakhrizal menegaskan dirinya maju di kontestasi Pilkada Sumbar 2020 dari jalur independen (perseorangan). Putra Kamang tersebut, menggandeng Genius Umar, yang kini merupakan Walikota Pariaman.

Untuk maju dari jalur independen, saat ini, Fakhrizal mengklaim sudah mengumpulkan 321.000 dukungan KTP yang sudah terentri datanya oleh Tim. Sementara yang ditetapkan KPU Sumbar untuk calon perseorangan (independen) minimal sebanyak 316.051 dukungan KTP.

"Jadi untuk persyaratan minimal pendaftaran sudah terlewati. Dan sekarang masih berproses puluhan ribu dukungan KTP yang dilakukan pengentriannya oleh tim. Dukungan itu adalah amanah, dan kami akan menjaganya, dimana tetap maju melalui jalur independen di Pilkada Sumbar 2020," sebut Fakhrizal.

Menurut rencananya, sebut Fakhrizal, di bulan Februari 2020, akan dilakukan deklarasi dan sekaligus mendaftar ke KPU Sumbar.

"Tenggat waktu dari KPU itu Maret, tapi Insyaallah, Februari 2020, kami dengan Pak Genius sudah mendaftar ke KPU Sumbar," ujarnya.

Mantan Kapolda Sumbar yang sekarang dinas di Mabes Polri itu, menyatakan maju di Pilkada Sumbar 2020, sebagai pengabdian untuk membangun Sumbar ke arah yang lebih baik, dan lebih maju lagi. Sekaligus dengan majunya melalui jalur independen, Fakhrizal-Genius, bersama-sama dengan masyarakat Sumbar, ingin menorehkan sejarah baru secara nasional, dimana bukan di Aceh saja calon gubernur dari jalur independen bisa memenangkan Pilkada, Sumbar pun Insyaallah bisa.

"Sumbar itu dari dulu merupakan gudang sejarah. Jadi saatnya sekarang sejarah itu dibuat," sambung Genius Umar, yang juga Walikota Pariaman itu, sambil menegaskan kembali bahwa tidak jadi maju di Pilkada Sumbar 2020 itu hanya isu saja. (IN-001)

Minggu, 29 Desember 2019

Natal di Sumbar, Polres Payakumbuh Tunjukkan Cara Merawat Keberagaman

PAYAKUMBUH - Sinergitas pengamanan rangkaian perayaan Natal oleh jajaran Polres Payakumbuh, stakeholder dan masyarakat mengingatkan kembali bahwa kita sebagai warga negara wajib untuk merawat kerukunan antar umat beragama dan keberagaman.

Pengamanan rangkaian perayaan Natal di Kota Payakumbuh tidak hanya dilaksanakan oleh personel Polres Payakumbuh, personel TNI (Kodim 0306/50 Kota Dan Yonif 131 BRS), Satpol PP dan Dishub Pemkot Payakumbuh, tetapi juga melibatkan pemuda gereja, Pemuda Pancasila, Linmas Kelurahan bahkan pemuda yang tinggal di sekitar gereja.



Konsep ini dibangun oleh jajaran Polres Payakumbuh untuk menunjukkan esensi dari sinergitas dalam merawat keberagaman dan kerukungan umat beragama serta kekuatan Pam Swakarsa (perlibatan masyarakat sekitar) dalam mendukung aparat penegak hukum dan pemerintah dalam mengamankan kegiatan masyarakat.

Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan mengungkapkan bahwa sebelum pengamanan dilaksanakan, dirinya bersama Kabag Ops Kompol Basrial telah berkoordinasi dengan pengurus-pengurus gereja di Kota Payakumbuh untuk menampung masukan-masukan, memberikan jaminan keamanan dan untuk membahas teknis pengamanan serta perlibatan masyarakat sekitar.

Menurutnya, personel gabungan pengamanan perayaan Natal di wilayah hukum Polres Payakumbuh sebanyak 160 orang diploting 4 tempat secara bergantian yaitu di Gereja Katholik St. Fidelis a Sigmarinda Payakumbuh, Gereja HKBP dan GPDI di Komplek Batalion 131 Braja sakti Kota Payakumbuh serta Gereja GBI Payakumbuh Kundang Kel.Parik Rantang Kec. Payakumbuh Barat.



Usai perayaan Natal di Gereja St Fidelis, Pendeta dan pengurus gereja mendatangi petugas yang melakukan pengamanan, menyampaikan ucapan terima kasih tak terhingga atas pengamanan yang telah dilangsungkan, sambil menyalami Kapolres Payakumbuh, personel gabungan dan masyarakat.

Begitu pula di Gereja HKBP kompleks Yonif 131/BRS, saat melakukan pengecekan terhadap petugas pengamanan, Kapolres menyempatkan diri menyampakan ucapan selamat merayakan Natal dan tahun baru dihadapan seluruh jemaat gereja. Kapolres juga menceritakan bagaimana jajarannya bersama-sama elemen masyarakat mengamanankan Natal dan menyuarakan kerurukan umat beragama dalam pengamanan Natal dan tahun baru di wilayah hukum Polres Payakumbuh.

Saat itu, Kapolres Payakumbuh juga sempat berinteraksi dengan 5 orang pemuda Papua yang sedang mengenyam pendidikan di Payakumbuh dan mengikuti perayaan Natal di Gereja HKBP. Kapolres sempat bertukar nomor handphone dan menanyakan kendala-kendala selama mengikuti pendidikan di Payakumbuh.



"Alhamdulillah respon dari mereka baik, selama mengenyam pendidikan di Payakumbuh tidak ada permasalahan dalam berinteraksi dengan mahasiswa dan warga Payakumbuh," ujar Dony.

Muhammad Bayu Veski tokoh muda Luak Limopuluah mengatakan Kapolres Dony adalah polisi yang dicintai masyarakat di wilayah hukumnya.

"Saat bencana dia turun, bahkan berkubang tanah. Di waktu lain, dia juga kerap menerjunkan anak buah membersihkan masjid lewat program Jum’at bersih dan baroqah. Para tokoh masyarakat mengapresiasi, pola merawat keberagaman dan kerukunan yang dilakukan Kapolres Dony Setiawan. Negara hadir, sesuai semangat bapak Presiden Jokowi, bapak Kapolri dan bapak Kapolda Sumbar," kata Bayu.



Langkah-langkah yang tempuh Polres Payakumbuh dalam menghadirkan negara dalam memfasilitasi kerukunan umat beragama mendapat apresiasi dari Kapolda Sumbar Irjen Pol Drs Toni Harmanto, M.H.

"Terimakasih, Kapolres Dony yang memberdayakan masyarakat untuk membantu pengamanan ibadah dan perayaan agama umat kristiani," puji Kapolda Irjen Toni.

Tanggapan Kapolda Sumbar disampaikan kepada Kapolres Payakumbuh usai Kapolda mengunjungi Kab Dharmasraya untuk memastikan perayaan Natal di Kab Dharmasraya aman dan lancar. Bahkan, Senin (23/12/2019), Kapolda Sumbar memfasilitasi diskusi dan pencarian solusi bersama forkompida, tokoh masyarakat agama terkait beredarnya informasi penolakan perayaan Natal di Dharmasraya.



Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol. Toni Harmanto mengemukakan, kerukunan sudah terjadi di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), yang masyarakatnya multi etnis dan multi agama. Kerukunan tersebut, disebutkan, seyogyanya tidak dirusak oleh pemberitaan yang tidak didasarkan pada kondisi lapangan

"Kasihan warga Kabupaten Dharmasraya yang demikian toleran dan multi etnis atas viralnya pemberitaan negatif tentang kabupaten mereka di tingkat nasional," sebut Kapolda, Senin (23/12/2019), terkait pemberitaan larangan ibadah umat tertentu di Dharmasraya yang sedang viral. (*/PN-001)

Kota Solok Tuan Rumah Porprov Sumbar 2024, Tanah Datar-Padang Panjang 2022, Pariaman 2026

Kota Solok Siapkan Porprov Termegah di Sumbar 2024. Tanah Datar dan Padang Panjang tuan rumah bersama di 2022 dan Kota Pariaman Tuan Rumah Porprov 2026.

PADANG - Kota Solok terpilih sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar ke-18 tahun 2024 mendatang. Hal itu terungkap dalam Rapat Kerja KONI Sumbar di Hotel Axana, Kota Padang, Sabtu malam (28/12/2019). Kota Solok akan menjadi tuan rumah perdana cabang multi iven tersebut, sejak daerah itu dimekarkan dari Kabupaten Solok pada 16 Desember 1970. Sementara, untuk Porprov 2022 akan dihelat di Tanah Datar bersama Kota Padang Panjang. Sedangkan Porprov tahun 2026 akan dilangsungkan di Kota Pariaman.

Selain tuan rumah tunggal di tahun 2024, Kota Solok akan menjadi tuan rumah bersama pada helatan Porprov 2020 ini, dengan menjadi host tiga cabang olahraga. Yakni Taekwondo, Karate dan Biliar. Hal ini akan menjadi semacam test event (helatan ujian) bagi daerah berjuluk Kota Beras Serambi Madinah ini, menunjukkan kesiapannya menjadi tuan rumah Porprov ke-18 di tahun 2024.

Ketua KONI Sumbar Syaiful, SH, M.Hum, bersama peraih medali emas SEA Games XXX-2019 Filipina, Suci Wulandari, beberapa waktu lalu.


Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumbar, Syaiful, SH, MH, mengucapkan selamat kepada Tanah Datar dan Padang Panjang yang menjadi tuan rumah Porprov 2022, serta Kota Solok dan Kota Pariaman yang menjadi tuan rumah di Porprov 2024 dan 2026. Syaiful mengharapkan daerah-daerah tersebut bisa mempersiapkan diri lebih matang lagi. Menurutnya, helatan Porprov menjadi sesuatu yang sangat penting dalam pembinaan olahraga di Sumbar. Terutama dalam memunculkan atlet-atlet dan mempersiapkan atlet untuk iven yang levelnya lebih tinggi lagi.

"Kita ucapkan selamat kepada daerah-daerah yang ditunjuk sebagai tuan rumah Porprov. Kita sangat berharap, mereka mampu melaksanakan Porprov yang lebih baik dari pelaksanaan Porprov-Porprov sebelumnya," harapnya.

Pengurus KONI Sumbar, Nofi Sastera (kiri) saat pemungutan suara calon tuan rumah Porprov Sumbar di Hotel Axana, Padang, Sabtu malam (28/12/2019).


Syaiful menegaskan, dalam penentuan tuan rumah Porprov Sumbar 2022, 2024 dan 2026 di Hotel Axana, Sabtu malam (28/12/2019), KONI Sumbar memakai sistem yang baru. Jika sebelumnya penentuan tuan rumah dilakukan dengan penunjukan oleh KONI Sumbar, namun kemarin, penentuan tuan rumah dilakukan dengan pemungutan suara oleh seluruh KONI Kabupaten/Kota se-Sumbar. Dalam pemungutan suara untuk tuan rumah Porprov 2022, Tanah Datar dan Padang Panjang memperoleh 8 suara, sedangkan Kota Solok meraih 5 suara, Kota Pariaman meraih 3 suara dan Solok Selatan 2 suara.

"Kelima daerah tersebut, melakukan pengusulan tuan rumah untuk Porprov tahun 2022, bukan untuk Porprov 2024 maupun 2026. Namun, usai pemilihan KONI Sumbar menawarkan untuk tuan rumah di tahun 2024 dan 2026. Kota Solok akhirnya ditunjuk sebagai tuan rumah di tahun 2024 dan Kota Pariaman untuk Porprov 2026, sesuai dengan urutan raihan suaranya," ungkap Syaiful.

Pengurus KONI Sumbar dan Pengurus KONI Kabupaten/Kota se-Sumbar usai pemungutan suara calon tuan rumah Porprov Sumbar di Hotel Axana, Padang, Sabtu malam (28/12/2019).


Syaiful juga menyebutkan, lima daerah yang mengusulkan diri sebagai tuan rumah Porprov telah melakukan presentasi kesiapannya dalam Raker tersebut. Sebelumnya, Tim KONI Sumbar juga telah melakukan verifikasi kesiapan ke seluruh daerah yang mengajukan diri sebagai tuan rumah.

"Karena semua daerah tersebut dinilai sangat siap, maka sejatinya mereka berhak menjadi tuan rumah," ujarnya.

Terkait Porprov pertama kali yang akan digelar di Kota Solok, Syaiful menyatakan bahwa Kota Solok terlihat sangat siap. Hal itu menurutnya terbukti dalam presentasi dan verifikasi lapangan yang dilakukan KONI Sumbar beberapa waktu lalu. Di samping itu, Kota Solok saat ini sangat getol membenahi sarana olahraga. Dengan waktu yang cukup panjang, yakni tahun 2024, Syaiful berharap Kota Solok akan lebih siap.

"Saya yakin, Kota Solok akan menjadi tuan rumah yang baik. Meski akan menjadi tuan rumah tunggal. Antusiasme pemerintah daerah, DPRD Kota Solok, KONI Kota Solok dan masyarakatnya sangat tinggi. Kita harapkan dengan waktu yang cukup panjang, mereka mampu mempersiapkan diri dengan lebih baik. Salah satunya dengan dukungan anggara multi year (tahun jamak) jelang 2024," ungkapnya.

Walikota Solok Zul Elfian, SH, M.Si Dt Tianso dan Wawako Solok Reinier, ST, MM, Dt Mangkuto Alam.


Sementara itu, Walikota Solok Zul Elfian, SH, M.Si Dt Tianso, menyatakan pihaknya sangat bersyukur Kota Solok akan menjadi tuan rumah Porprov Sumbar tahun 2024. Menurutnya, dengan menjadi tuan rumah 2024, persiapan lebih matang. Zul Elfian juga menyatakan pihaknya akan mempersiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik.

"Alhamdulillah. Sebagai satu-satunya daerah di luar daerah pemekaran, Kota Solok menjadi satu-satunya daerah yang belum pernah menjadi tuan rumah Porprov. Karena itu, kita akan membuktikan bahwa Kota Solok layak menjadi tuan rumah. Bahkan menjadi tuan rumah termegah sepanjang sejarah Porprov di Sumbar. Tentu dibutuhkan dukungan dari seluruh elemen, seperti DPRD, KONI Kota Solok, dan masyarakat Kota Solok," ujarnya. (rijal islamy)

Tegaskan Maju, Fakhrizal-Genius Sudah Kumpulkan 321.000 Dukungan KTP

PADANG - Menepis isu-isu yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Sumbar, bahwa Irjen Fakhrizal tidak jadi maju di Pilkada Sumbar 2020, terjawab saat sarapan pagi antara bakal calon Gubernur Sumbar Fakhrizal dengan beberapa tokoh masyarakat Sumbar dan media, Sabtu (28/12) di Bofet Rajawali Juanda, Padang. Fakhrizal langsung didampingi bakal calon wakil gubernur Genius Umar saat pertemuan.

Saat ini, Fakhrizal mengklaim sudah mengumpulkan 321.000 dukungan KTP yang sudah terentri datanya oleh Tim. Sementara yang ditetapkan KPU Sumbar untuk calon perseorangan (independen) minimal sebanyak 316.051 dukungan KTP.

"Jadi untuk persyaratan minimal pendaftaran sudah terlewati. Dan sekarang masih berproses puluhan ribu dukungan KTP yang dilakukan pengentriannya oleh tim," sebut Fakhrizal, yang diamini oleh tim yang mengerjakan proses tersebut yang ikut hadir.

Menurut rencananya, sebut Fakhrizal, di bulan Februari 2020, akan dilakukan deklarasi dan sekaligus mendaftar ke KPU Sumbar.

"Tenggat waktu dari KPU itu Maret, tapi Insyaallah, Februari 2020, kami dengan Pak Genius sudah mendaftar ke KPU Sumbar," ujarnya.

Masak, lanjut putra Kamang Kabupaten Agam kelahiran Bukittinggi itu, dukungan ikhlas yang telah diberikan masyarakat Sumbar dengan melampirkan fotokopi KTP, disia-siakan.

"Dukungan itu adalah amanah, dan kami akan menjaganya, dimana tetap maju melalui jalur independen di Pilkada Sumbar 2020,” tegasnya.

Bagi Fakhrizal dan Genius Umar persoalan pribadi sepertinya sudah selesai. Yang ada saat ini, sebut mantan Kapolda Sumbar yang sekarang dinas di Mabes Polri itu, maju di Pilkada Sumbar 2020, sebagai pengabdian untuk membangun Sumbar ke arah yang lebih baik, dan lebih maju lagi.

Sekaligus dengan majunya melalui jalur independen, Fakhrizal-Genius, bersama-sama dengan masyarakat Sumbar, ingin menorehkan sejarah baru secara nasional, dimana bukan di Aceh saja calon gubernur dari jalur independen bisa memenangkan Pilkada, Sumbar pun Insyaallah bisa.

"Sumbar itu dari dulu merupakan gudang sejarah. Jadi saatnya sekarang sejarah itu dibuat," sambung Genius Umar, yang juga Walikota Pariaman itu, sambil menegaskan kembali bahwa tidak jadi maju di Pilkada Sumbar 2020 itu hanya isu saja. (rel/IN-001)

Sabtu, 28 Desember 2019

Ini Wajah Dua Pelaku Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan

JAKARTA - Penyidik Polda Metro Jaya memindahkan dua tersangka penyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke sel Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Pantauan Sabtu (28/12/2019) siang, dua tersangka berinisial RM dan RB itu keluar sekitar pukul 14.30 WIB dari Kantor Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Keduanya tak mengucapkan sepatah kata pun saat akan menuju mobil yang akan membawa keduanya ke Mabes Polri.

Namun, tersangka yang berjalan di barisan depan menjawab dengan keras ketika ada wartawan yang menanyakan alasannya menyerang Novel.



"Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia pengkhianat," teriak salah satu tersangka.

Sebelumnya, polisi menangkap terduga penyerangan Novel Baswedan. Penangkapan terduga pelaku itu dilakukan pada Kamis, 26 Desember 2019 malam.

Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka. "Sudah ditetapkan tersangka. Tadi siang diperiksa sebagai tersangka," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat (27/12/2019), dikutip detik.com.

Novel Baswedan diserang menggunakan air keras oleh orang tak dikenal usai salat Subuh di masjid dekat rumahnya pada Selasa 11 April 2017.

Anggota Polri Aktif

Bareskrim Polri telah menangkap dua pelaku penyerangan menggunakan air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Dua pelaku diketahui merupakan anggota Polri aktif.

"Tadi malam kami tim teknis bekerja sama dengan Kakor Brimob telah mengamankan pelaku yang diduga menyerang saudara NB (Novel Baswedan)," ujar Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (27/12/2019).

Listyo memastikan, kedua penyerang Novel Baswedan merupakan anggota Polri aktif.

"Inisial RM dan RB. Polri aktif," tutur Listyo. (*/IN-001)

Piawainya Gusmal Menanggapi Isu Kemiskinan di "Rumah Beratap Mulsa"

Gonjang-Ganjing Rumah Ladang Beratap Mulsa di Dekat Pusat Pemerintahan Kabupaten Solok, Arosuka
* Kepiawaian Gusmal Menanggapi Isu "Rumah Beratap Mulsa" yang Viral di Jagat Maya


Satu keluarga tinggal di sebuah rumah tak layak huni (Rutilahu) di sebuah ladang di Arosuka. Pemkab Solok, menjadi "sasaran tembak" terhadap isu kemiskinan. Apalagi, lokasinya tak jauh dari kompleks Kantor Bupati Solok. Kepiawaian Bupati Solok, Gusmal, SE, MM Dt Rajo Lelo, akhirnya terbukti dalam menghadang masalah tersebut. Pemkab Solok turun tangan ke lokasi, memberikan bantuan, dan dengan sentuhan humanis, berhasil membuat satu keluarga itu pindah.

Isu kemiskinan, menjadi salah satu momok menakutkan bagi sebuah pemerintahan. Pemkab Solok, beberapa waktu lalu, dicoba untuk dihantam dengan isu sakti tersebut. Sebuah keluarga yang tinggal di sebuah ladang, dengan kondisi rumah yang tak layak huni, mendadak viral di media sosial. Penyebaraan foto-foto rumah beserta keluarga tersebut, sangat masif dilakukan. Dengan bumbu kemiskinan di dekat pusat pemerintahan Arosuka, foto-foto tersebut langsung viral dan menjadi perbincangan serius netizen, dan berkembang ke kedai-kedai kopi, dan menjadi isu yang tak terbendung.

Bupati Solok Gusmal, SE, MM, Dt Rajo Lelo bersama Desnadefi Gusmal


Pemkab Solok, di bawah kendali Gusmal Dt Rajo Lelo dan Wabup Yulfadri Nurdin, tentu saja menjadi pihak yang paling dipersalahkan. Terlebih, Gusmal berasal dari Guguk, sama dengan asal keluarga yang viral tersebut. Arah "serangan" sangat jelas. Kewibawaan dan harga diri Pemkab Solok, terlebih Gusmal secara pribadi, dipertaruhkan.

Namun, Gusmal yang menjalani periode kedua sebagai Bupati Solok (sebelumnya periode 2005-2010), menanggapi isu dan "serangan" tersebut dengan sangat cerdas. Sebagai pamong senior yang menghabiskan hidupnya sebagai birokrat di Pemkab Solok, Gusmal menjawab tudingan muring yang coba diarahkan kepadanya dengan brilian.

Berbekal pengalamannya yang sempat menjadi Kepala Dinas Sosial, Kepala Bappeda, Sekretaris Daerah, hingga menjadi Bupati Solok, Gusmal dengan taktis mengutus Yandra Prasat, Kepala Dinas Sosial Pemkab Solok turun langsung ke lokasi. Tentu saja turun dengan "oleh-oleh", dan pesan pemahaman dari sang bupati.

Kadis Sosial Pemkab Solok, Yandra, saat mengantarkan bantuan dari Pemkab Solok.


Yandra Prasat "diperintahkan" untuk menyusun tim dan langsung ke lokasi tempat tinggal keluarga penghuni rumah plastik tersebut di Nagari Koto Gaek Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Kamis (26/12/2019). Yandra yang sebelumnya sangat populer saat menjabat Kepala Dinas Pariwisata tersebut, membawa Aparatur Pemerintahan Nagari Koto Gaek Guguk, dan awak media untuk menelusuri jejak keberadaan penghuni pondok plastik bekas beserta keluarga besarnya.

Menempuh jarak berkilo-kilo dengan berjalan kaki, sambil memikul barang-barang bantuan, tim tiba di lokasi dan bertemu langsung dengan Erisman (32 th) beserta Desrika (30) istrinya. Yandra, dengan kata-kata terstruktur, menjelaskan bahwa postingan di jagat maya, terutama media sosial tersebut, telah membuat masyarakat berprasangka dan berpendapat negatif ke Pemkab Solok. Karena timbul asusmsi, Pemkab Solok melakukan pembiaran pada warga yang terlantar.

"Padahal, setelah ditelusuri, hal seperti itu tidaklah sesuai dengan yang digemborkan dan diviralkan di Medsos. Kondisi keluarga tersebut tidaklah separah yang dibayangkan sebelumnya. Gubuk atau pondok ini, adalah rumah di tengah ladang, yang digunakan untuk menunggui ladang mereka," ujarnya.

Kadis Sosial Pemkab Solok saat menyerahkan bantuan di lokasi rumah ladang beratap mulsa di Arosuka.


Orang tua keluarga tersebut yang ikut dalam rombongan tersebut, juga mengaku tidak pernah mengusir anak, menantu dan cucunya tersebut. Orang tua tersebut menyebutkan, mungkin mereka merasa tidak nyaman tinggal di rumah tersebut, dan letih bolak-balik untuk menunggui ladang.

"Padahal rumah tersebut cukup besar untuk mereka tempati. Kalau ingin hidup mandiri, di samping rumah tersebut masih bisa dibangun rumah lagi," ujar orang tuanya.

Fakta lainnya, tim juga mendapati kenyataan bahwa pasangan ini dasarnya bukan dari keluarga miskin. Hanya saja, hidup mereka tidak menetap dan berpindah-pindah untuk berladang di sejumlah tempat.

Fakta berikutnya, foto gubuk plastik sengaja diviralkan oleh kerabat dekatnya, dengan harapan, pasangan ini bisa memperoleh bantuan dari dinas terkait berupa bantuan bedah rumah.

Keluarga Aris setelah pindah ke rumah yang disiapkan warga Kotogaek Guguk.


Atas kenyataan tersebut, Kadis Sosial Yandra Prasat, menyatakan bahwa Bupati Gusmal telah menegaskan kepada dirinya, agar memprioritaskan keluarga tersebut mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) di tahun anggaran 2020 mendatang. Yakni berupa program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

"Saat ini, dari Dinsos, kami membawa bantuan darurat sosial kejadian luar biasa yang telah disiapkan tetap disalurkan. Berupa peralatan rumah dan dapur selengkapnya, sandang serta sembako, juga pakain sekolah," ujarnya.

Tak berselang lama setelah kepulangan Tim Dinsos Kabupaten Solok tersebut dari lokasi, pasangan keluarga Erisman berkemas untuk pindah ke rumah yang lebih layak yang disiapkan oleh warga setempat.

Kondisi rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Sebelumnya, beberapa hari lalu, jagat dunia maya di Kabupaten Solok, mendadak gempar, dengan beredarnya foto-foto sebuah "rumah" di sebuah peladangan. Dalam keterangan foto yang diunggah di media sosial facebook tersebut, terlihat satu keluarga dengan dua anak tinggal di "rumah" tersebut. Bahkan, disebutkan bahwa lokasi "rumah" tersebut tidak jauh dari Kompleks Kantor Bupati Solok.

Dekatnya "rumah" tersebut dengan kantor Bupati Solok, menciptakan "aroma" yang tidak sedap. Sebuah perbandingan, dengan hiperbola yang luar biasa. Sebuah gubuk tak layak, diperbandingkan dengan kantor Bupati sebagai "istana".

Kondisi di dalam rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Ternyata, saat ditelusuri ke lokasi, kepala keluarga, Aris (32), baru tinggal bersama istrinya Rika (30) dan kedua anaknya, Syafira (9) dan Syakila (10 bulan), di gubuk tersebut sejak 3 bulan terakhir. Sebelumnya, warga Nagari Kotogaek Guguak, Kecamatan Gunung Talang tersebut sebelumnya tinggal di Perumnas Kayuaro, milik seseorang tanpa membayar. Namun, karena pemilik rumah akan menghuni rumahnya, keluarga tersebut pindah ke rumah orang tuanya di Kotogaek. Diduga kurang nyaman tinggal bersama orang tuanya, dan jauh dari ladangnya, sekeluarga itu pun membangun "rumah ladang" di Arosuka.

Sebagai "rumah ladang", kondisi gubuk tersebut memang terlihat cukup miris untuk ditempati sebuah keluarga. Apalagi dengan dua anak yang masih kecil dan masih bayi. Beratapkan dan berdindingkan mulsa (plastik ladang), gubuk tersebut hanya dilengkapi dengan fasilitas seadanya. Seperti tikar, kasur lusuh, dan perabotan seadanya.

"Sebelumnya, kami tinggal menumpang di rumah Perumnas Kayuaro. Karena yang punya rumah akan tinggal di rumah itu, kami pindah ke rumah orang tua di Kotogaek. Kemudian, kami tinggal di gubuk ini, sekaligus bisa berladang di sini," ungkap Aris.

Kondisi rumah ladang Aris dan Rika yang viral di jagat maya.


Menjadi informasi yang viral di Medsos, berbagai pihak melontarkan komentar dan pendapat. Ketua DPRD Kabupaten Solok, Jon Firman Pandu, misalnya. Pria yang juga Ketua DPC Partai Gerindra tersebut menyatakan dirinya sangat miris, masih ada masyarakat Solok dengan kondisi seperti itu.

"Kita sebagai warga Kabupaten Solok merasa sangat miris mendapat laporan seperti ini. Dalam peradaban yang sudah modern ini, masih ada kondisi masyarakat yang serba kekurangan seperti itu. Ini akan menjadi tanggung jawab Pemerintahan Daerah secara bersama sama guna membenahi ekonomi masyarakat. Ke depannya kita tidak ingin hal seperti ini ada lagi di wilayah Kabupaten Solok. Selanjutnya, nanti kita akan koordinasikan dengan dinas terkait. Semoga ada jalan keluarnya dan warga tersebut mendapatkan bantuan dan memiliki tempat tinggal yang layak," ujar Jon F Pandu.

Bupati Solok, Gusmal, SE, MM, Dt Rajo Lelo


Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, menanggapi hal ini dengan sangat hati-hati. Pasalnya, bagi pemerintah sebuah daerah, kemiskinan adalah sebuah aib. Apalagi jika "dibumbui" dengan tidak adanya "kepedulian" pemerintah. Gusmal menyatakan, dari informasi yang didapatnya, keluarga tersebut, sudah tinggal di gubuk tersebut selama tiga bulan. Namun, tetap sering bolak-balik ke rumah orang tuanya di Kotogaek.

"Beliau tinggal di sana sudah 3 bulan yang lalu dan sering juga bolak balik ke rumah orang tuanya, karena KK, KTP dan surat serta barang-barang berharga  lainnya masih disimpan di tempat orang tuanya. Jadi kesimpulannya, rumah tersebut merupakan rumah ladang," kata Bupati.

Gusmal juga mengungkapkan, sejumlah usaha telah dilakukan pemerintah setempat. Di antaranya, dengan melakukan pendekatan kepada orang tuanya dan menyarankan mengajak lagi untuk tinggal di rumah orang tuanya yang lumayan besar.

"Warga tersebut sudah pernah dipanggil oleh pemerintah nagari. Akan tetapi, dengan alasan menunggui ladang, yang bersangkutan belum mau pindah ke tempat lain. Kita akan menyalurkan bantuan berupa peralatan dapur, kasur, selimut, sembako dan kebutuhan lain yang mungkin dibutuhkan," ujarnya. (rijal islamy)

Sawah Piyai Dihantam Banjir Musiman, DPRD Kota Solok Turun Tangan

Banjir Musiman di Sawah Piyai, Kota Solok, Ternyata Disebabkan oleh Kerikil

SOLOK - Banjir musiman yang menerjang Kawasan Sawah Piyai, ternyata disebabkan oleh penumpukan material kerikil yang ketebalannya sangat luar biasa. Masyarakat sekitar, sudah berkali-kali mengeluhkan kondisi tersebut. Khususnya, warga khususnya lingkungan perumahan Nusa Indah, Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok. Namun belum ada solusi. Ketebalan kerikil yang mencapai 2 meter dengan panjang kira-kira 1 kilometer dan lebar 3 meter, menyebabkan bandar yang awalnya memiliki kedalaman mencapai 2,5 meter sekarang hanya bersisa sekitar 50 cm saja. Dengan kondisi tersebut, bandar tidak mampu lagi menampung debit air yang datang dari hulunya dan berakibat terendamnya ratusan rumah penduduk. Apalagi beberapa waktu terakhir, curah hujan di Kota Solok meningkat dan cukup tinggi.

Mendengar kondisi tersebut, akhirnya Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, bersama Sekretaris Komisi II DPRD Kota Solok Rusdi Saleh, yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di Sawah Piyai Kelurahan Tanah Garam, melakukan peninjauan lapangan guna menindaklanjuti laporan masyarakat setempat, Kamis (26/12/2019).

Kunjungan lapangan yang sejatinya tidak terencana tersebut, disambut antusias oleh masyarakat. Kedatangan Boris (sapaan Yutris Can) dan Rusdi Saleh, juga turut dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Afrizal, Kabid Sungai dan Pengairan Eliyardi, Ketua RT.01 Sawah Piyai Jon Akmal, Perangkat Kelurahan Tanah Garam serta Babinsa Kodim 0309/Solok, Joni Putra.

Dalam kunjungan itu, Yutris Can menyebutkan bahwa persoalan banjir yang hampir rutin terjadi setiap musim hujan ini harusnya menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Daerah, guna mencarikan solusinya.

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan harus segera dicarikan solusinya. Kita lihat saat sekarang, kondisi bandar dengan panjang lebih kurang 2 km ini sudah penuh oleh material kerikil dan bebatuan yang ketebalannya diperkirakan mencapai hampir 2 meter dari dasar bandar. Dan sudah seharusnya Pihak Pemerintah Daerah memperhatikan dan memprioritaskan untuk penanganan dan pengerukan material dari dasar bandar, agar air bah yang datang dari hulunya bisa lancar dan tidak meluap ke rumah penduduk di sekitar kawasan Sawah Piyai," ujarnya.

Ditambahkan politisi partai Golkar itu, bahwa lembaga DPRD akan memperjuangkan dan memprioritaskan pengerukan Bandar Sawah Piyai tersebut pada tahun anggaran 2020 mendatang. Menurutnya, jika pengerukkan tidak juga dilaksanakan secepatnya, dikhawatirkan bandar akan ditutupi oleh material secara total, sehingga air bandar di saat hujan akan merendam rumah warga secara berkepanjangan.

Ketua RT.01 Sawah Piyai, Jon Akmal, menyampaikan terima kasih kepada Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can dan Sekretaris Komisi II Rusdi Saleh yang telah menanggapi keluhan masyarakat dengan langsung turun ke lapangan melihat kondisi penyebab banjir di kawasan RT.01/RW.05 Sawah Piyai. Dijelaskannya, saat ini kondisi bandar sudah dipenuhi oleh kerikil yang dibawa oleh aliran air dari hulu bandar yang memang penuh dengan bebatuan kecil.

Jon mengaku peristiwa tersebut sudah lama terjadi dan bahkan kami sudah menyampaikannya setiap kali pertemuan dengan Pihak Pemerintah Daerah, namun ia menilai kurangnya tanggapan dari Pemerintah untuk mencarikan solusinya, hingga berakibat terhadap seringnya meluap air bandar dan merendam lebih kurang 300 KK rumah penduduk di Perumahan Nusa Indah II dan Perumahan Nusa Indah V Sawah Piyai.

"Kami masyarakat tidak mampu secara manual untuk melakukan pengerukan material yang ketebalannya mencapai 2 meter dari dasar bandar pengerukan bisa dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator. Kami berharap kepada wakil rakyat untuk membantu mencarikan solusinya ke Pemerintah Daerah agar ke depannya tidak terjadi lagi banjir di kawasan ini, " pintanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Afrizal menjelaskan nyang menjadi penyebab meluapnya air di sepanjang Bandar Sawah Piyai diakibatkan oleh tingginya sendimen kerikil yang menumpuk hampir 2/3 badan bandar. Sehingga jika musim hujan datang bandar memang tidak mampu menampung air dengan jumlah besar.

"Kami akan berusaha untuk menggali sendimen material kerikil dari dalam bandar sampai ke muara Batang Gawan. Kami minta masyarakat untuk bersabar, menjelang pelaksanaannya di awal tahun 2020 nanti. Untuk teknisnya kami akan melakukan pengerukkan dari muara Batang Gawan sehingga tidak ada lagi penumpukkan di muara yang nantinya akan berakibat air kurang lancar ke hilirnya," jelasnya. (IN-001)

Rabu, 25 Desember 2019

Polres Solok Kota Amankan Perayaan Natal di Kota Solok

SOLOK - Personel Polres Solok Kota mengamankan pelaksanaan Hari Raya Natal 2019, yang dipusatkan di Belakang Sub Denpom Solok, Rabu (25/12/2019). Pengamanan bersama personel gabungan dari TNI, Sub Denpom, dan instansi lainnya, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota, AKBP Ferry Suwandi, S.IK.

Dalam kunjungan usai perayaan Natal 2019 di Kota Solok, Ferry Suwandi menyempatkan diri mengunjungi umat Kristiani di Kota Solok. Dalam arahannya, Ferry Suwandi berharap seluruh elemen masyarakat tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan. Serta menghargai masyarakat yang berbeda agama.

"Mari bersama-sama kita selalu jaga situasi kondusif," ungkapnya.



Sehari sebelumnya, Ferry Suwandi beserta Ketua Cabang Bhayangkari Solok Kota Kunjungi Pos Pengamanan Natal Dan Tahun Baru Polres Solok Kota, Selasa (24/12/2019). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk pengecekan dan kontrol kegiatan pengamanan, sekaligus memberikan arahan mengenai pengamanan terhadap masyarakat yang merayakan Natal 2019 dan menyambut malam tahun baru 2020 nanti.

Dalam menyambut malam tahun baru 2020 nanti, Polres Solok Kota, telah memberikan imbauan kepada masyarakat di wilayah hukum Polres Solok Kota. Di antaranya, tidak merayakan dengan cara berlebihan, sehingga dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemerayakan pergantian tahun dengan kegiatan positif, seperti berdoa bersama atau kegiatan sosial. Lalu, tidak menyalakan petasan atau sejenisnya, serta tidak melakukan konvoi atau ugal-ugalan di jalan. Polres Solok Kota juga mengingatkan masyarakat agar tidak menjual, menyajikan atau mengonsumsi minuman beralkohol, apalagi mengonsumsi Narkotika.

"Kita harapkan masyarakat segera melaporkan kegiatan yang berpotensi dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat ke pos polisi terdekat. Yang terpenting, marilah kita menjadi masyarakat bijak, dengan merayakan tahun baru dengan hal positif dan bermanfaat," ujar Ferry.



Sebelumnya, pada Senin (23/12/2019) Kepolisian Resor (Polres) Solok Kota menggelar Apel Pergeseran Pasukan Operasi Lilin 2019, di Halaman Mapolres Solok Kota. Apel Pergeseran Pasukan, dipimpin langsung Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, dan diikuti seluruh personel Operasi Lilin 2019. Dalam rangka antisipasi segala kerawanan Natal 2019 dan Tahun baru 2020, Polres Solok Kota mem-ploting anggotanya untuk melakukan pengamanan, dibantu TNI, dan dinas terkait.

Dalam Arahannya Kapolres Solok Kota menekankan bahwa, fokus pengamanan Operasi Lilin Singgalang 2019 ada dua, yaitu pengamanan Natal 2019 dan tahun baru 2020 dengan 2 lokasi Pos Pengamanan yaitu 1 Pos Terpadu di Taman RTH Kota Solok dan 1 Pos Pengamanan di Singkarak Kabupaten Solok.

"Operasi Lilin 2019 ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman serta masyarakat dapat merasakan dampak nyata dari pelayanan yang diberikan seluruh personel pengamanan di wilayah hukum Polres Solok Kota," ujarnya.



Pelaksanaan Operasi Lilin Singgalang 2019 ini berlangsung selama 10 hari dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif yang didukung kegiatan intelijen, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.

Ferry juga menyampaikan kepada anggota yang melaksanakan pengamanan agar meningkatkan kewaspadaan dan kesipasiagaan dalam bertugas dan lakukan pengamanan berlapis oleh personil Opsnal di tiap pos pengamanan mengingat situasi dan kondisi pada saat ini.

"Tingkatkan kewaspadaan, serta jalin komunikasi intensif dengan semua pihak di lapangan," ujarnya.

Usai melaksanakan apel pergeseran pasukan, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi didampingi PJU menyerahkan 7 (tujuh) unit kendaraan roda 2 (R2) Sabhara dan 12 (dua belas) Set Road Blocker (marka penghalang jalan) yang diterima langsung oleh Kapolsek sejajaran Polres Solok Kota. (rijal islamy)

Selasa, 24 Desember 2019

Siswa SMKN 2 Kota Solok Tewas Tenggelam di Danau Singkarak

SINGKARAK - Warga Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Yuditia (17), tenggelam di Danau Singkarak, Senin sore (23/12/2019). Yuditia tewas tenggelam saat berenang di kawasan objek wisata Katapiang, Jirong Pasie, Nagari Tikalak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Pelajar SMKN 2 Kota Solok tersebut, pergi berwisata bersama orang tua dan keluarganya ke danau terbesar di Sumbar tersebut.

Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, melalui Kapolsek X Koto Dibawah Iptu Ahmad Ramadhan menyebutkan, dari keterangan pemilik/pengelola objek wisata Katapiang Tikalak, rombongan keluarga korban sebelum kejadian, tiba dilokasi pemandian sekitar pukul 15.15 WIB. Saat tiba di lokasi, korban langsung berenang, meski masih berpakaian lengkap.

"Korban sebelum kejadian sempat dilarang oleh kedua orang tuanya berenang ke tengah danau. Tapi tidak dipedulikan korban," ujarnya.

Korban berenang bersama sepupunya, Fajrul Ihsan (17) berenang dari tepian pemandian Katapiang menuju ke tengah danau Singkarak. Namun, setiba di tengah, beberapa orang tamu pengunjung berteriak-teriak, karena melihat ada orang tenggelam. Melihat kondisi itu, salah seorang keluarga dari pemilik objek wisata bernama Anton langsung berenang ke titik korban tenggelam. Lima menit kemudian, korban ditemukan dan dibawa ke tepi.

Saat di tepi danau, korban dalam keadaan tidak sadarkan diri. Awalnya, korban sempat diberikan pertolongan darurat dengan bantuan pernafasan buatan. Namun, karena tubuh korban tidak merespons, korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Singkarak. Tindakan medis yang diberikan petugas Puskesmas Singkarak, tetap tidak mampu menyelamatkan nyawa korban.

Dari keterangan dokter Puskesmas, dr Umpi Asparingga, dari hasil visum didapatkan sejumlah data, yakni nadi sudah tidak teraba, matanya pupil dilatasi maksimal, efek cahaya tidak ada dan plat ekg jantung tidak berdetak dan nafasnya sudah tidak ada.

"Dari kesimpulan medis, nyawa korban tidak bisa tertolong dan meninggal dunia," ujarnya.

"Pada pukul 17.13 WIB, korban  diserahkan oleh pihak Puskesmas Singkarak kepada keluarga korban. Kemudian, pihak keluarga langsung membawa korban ke rumah duka di Kelurahan Nan Balimo, Kota Solok," ujarnya.

Kapolsek X Koto Dibawah, Iptu Ahmad Ramadhan mengharapkan seluruh pengunjung agar waspada dan mematuhi imbauan dari oengelola objek wisata di Singkarak.

"Saat ini, pengunjung Danau Singkarak cukup ramai karena sedang masa liburan akhir tahun. Karena itu, kami mengimbau kepada pengunjung untuk waspada dan mematuhi imbauan di objek wisata Danau Singkarak ini," harapnya. (IN-001)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved