All Posts - INFONEWS.CO.ID
-->

Selasa, 03 Maret 2020

Ponpes Darut Thalib, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias di Kota Solok

Pondok Pesantren Darut Thalib, Laing, Kota Solok, Pilihan Hidup Keluarga Mualaf Asal Nias Selatan
Boby Gustiadi: Ponpes Adalah Bengkel Manusia
Pilihan hidup mendirikan pondok pesantren, menghadirkan konsekuensi besar bagi keluarga Thalib. Sebuah keluarga mualaf asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Alih-alih "menikmati hidup", keluarga ini malah "menceburkan" diri mengurus generasi miskin, bermasalah, bahkan para calon "bandit" dari keluarga broken home. Di usia yang sangat muda, kegetiran dan kepiluan, menjadi "santapan" sehari-hari bagi warga Ponpes yang berdiri tahun 2017 ini.
Pondok pesantren Darut Thalib, berada di Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, Sumbar. Untuk mencapai Ponpes ini, tidak begitu sulit. Meski berada di sisi utara Kota Solok yang didominasi kawasan hutan dan peladangan, dibukanya jalan lingkar utara yang menghubungkan kawasan Banda Pandung, Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok, dengan Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung, dan Nagari Guguak Sarai, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, membuat Ponpes ini mudah dicapai. Berdirinya sejumlah perkantoran seperti Kantor DPRD Kota Solok, Rumah Dinas Walikota Solok, Kantor Samsat Laing, Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II.B Laing, Kota Solok, membuat Ponpes ini berada di kawasan yang cukup ramai. Ponpes ini hanya berjarak sekira belasan meter hingga 1 kilometer dari kantor-kantor tersebut.

Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumbar. 

Dari jalan lingkar utara ke arah Kantor Pengadilan Agama Kota Solok, Samsat Laing, Kantor Lingkungan Hidup Kota Solok, dan saat melewati Lapas Kelas II.B Laing Solok, Ponpes Darut Thalib sudah terlihat. Tepatnya di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Bangunannya terlihat mungil namun berdiri dengan gagah. Di samping kanan bangunan tiga lantai itu, terdapat rumah berwarna hijau milik keluarga Thalib. Keluarga pendiri dan pengurus Ponpes. Di sebelah kirinya, para tukang sedang membangun pondasi bangunan tambahan pesantren yang dananya berasal dari dana hibah APBD Kota Solok 2020.

Saat dilihat lebih detail, gagahnya bangunan yang sejatinya mirip ruko minimalis itu, berasal dari tampilan bagian depan yang penuh dengan ornamen arsitektur masjid dan simbol-simbol keagamaan. Namun ternyata, ornamen arsitektur itu, adalah podium utama pementasan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok pada Juni 2019 lalu. Ornamen-ornamen tersebut, memang diminta pihak Ponpes ke Panitia MTQ, lalu ditata pihak Ponpes dijadikan mushalla, dan dihiasi dengan nama dan logo Ponpes dari digital printing (cetakan digital).

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat. 

Ditelusuri lebih ke dalam, lantai dasar Ponpes masih berupa coran semen kasar. Namun di ruang kantor dan ruang majelis guru, dilapisi dengan karpet berwarna merah. Karpet inipun berasal dari "sisa-sisa" helatan MTQ Nasional Tingkat Sumbar di Kota Solok 2019. Dua lantai di atasnya, kondisinya juga separuh siap, dimanfaatkan sebagai asrama santri dan ruang kelas. Di bagian belakang bangunan, terdapat deretan pakaian santri yang sedang dijemur. Terbatasnya ruang, membuat sebagian pakaian santri, juga dijemur menggunakan hanger (penggantung) di sebuah pohon. Sangat miris, saat diketahui bahwa bangunan ini menjadi rumah bagi seratusan santri dan majelis guru (pengasuh pondok).

Pimpinan Ponpes Darut Thalib, Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo, menjamu Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, yang datang berkunjung pada Senin sore (2/3/2020). Jamuan yang sangat sederhana terhadap anggota dewan yang berpenampilan sederhana pula. Disuguhi air mineral gelas, buah rambutan asal Sijunjung dan duku dari Solok Selatan, percakapan berlangsung santai, namun sangat akrab. Disaksikan belasan majelis guru (pengasuh Ponpes).

Rusdi Saleh (belakang, lima dari kiri) bersama Pimpinan Ponpes Darut Thalib Ustadz Boby Gustiadi Thalib (belakang, enam dari kiri) bersama majelis guru Ponpes Darut Thalib, Senin (2/3/2020).

Boby Gustiadi dengan raut muka yang tenang, mengucapkan terima kasih kepada Pemko Solok dan DPRD Kota Solok yang telah menganggarkan dana hibah ke pesantren Darut Thalib sebesar Rp 500 juta di APBD Kota Solok 2020. Pria kelahiran 11 Agustus 1994 ini, menuturkan dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun bangunan baru di bagian kiri bangunan lama.

"Tentu saja, dana sebesar itu sangat berarti bagi kami dan para santri. Jangankan Rp 500 juta, Rp 1.000 saja sangat berarti bagi kami," ujarnya.

Rusdi Saleh
Anggota DPRD Kota Solok/Perwakilan Yayasan Darianis Yatim

Rusdi Saleh yang juga merupakan perwakilan Yayasan Darianis Yatim di Sumbar, menyatakan dirinya sangat tersentuh dengan kondisi Ponpes Darut Thalib. Menurut Rusdi Saleh, di saat Yayasan Darianis Yatim sudah membangun 20 masjid di Kota Solok dengan dana puluhan miliar rupiah, ternyata masih ada lembaga pendidikan keagamaan dengan kondisi yang sangat memiriskan seperti ini. Pria yang sebelum terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Solok 2019-2024, adalah seorang aktivis sosial kemasyarakatan ini, berjanji akan mengupayakan berbagai hal untuk membantu keberlangsungan Ponpes Darut Thalib ini. Baik sebagai anggota dewan, maupun kapasitasnya sebagai perpanjangan tangan Yenon Orsa, pemilik Yayasan Darianis Yatim.

"Saya adalah aktivis sosial melalui Yayasan Darianis Yatim milik Pak Yenon Orsa. Yayasan sosial yang membangun masjid, membantu biaya pendidikan dan membantu masyarakat yang butuh pertolongan. Ini merupakan komitmen moral kami di yayasan, dan tidak ada sangkut pautnya politik ataupun maksud-maksud lain," tegasnya.

Pembangunan Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sejak didirikan pada 1 Juli 2017, Ponpes Darut Thalib sempat viral di Kota Solok pada Agustus 2019 lalu. Saat itu, karena keterbatasan ruang belajar, para santri belajar di tenda roder, yang dipinjamkan oleh Polres Solok Kota. Karena viral, akhirnya pihak Darut Thalib dan Polres Solok Kota yang saat itu dipimpin oleh AKBP Dony Setiawan Dt Pandeka Rajo Mudo (kini Kapolres Payakumbuh), menghentikan aktivitas belajar di tenda dan kembali belajar berdesak-desakan di ruangan yang ada, meski over kapasitas.

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar bahwa para santri Ponpes Darut Thalib makan dengan lauk seadanya. Bahkan di beberapa hari, para santri makan hanya dengan kerupuk, sayur dan cabai. Pimpinan Pospes, Boby Gustiadi, dan sejumlah majelis guru mencari berbagai upaya untuk mencari dana operasional. Dalam satu bulan Ponpes Darut Thalib membutuhkan setidaknya Rp 8 juta untuk beras, Rp 5 juta untuk lauk pauk, Rp 500 ribu untuk air minum galon, ditambah biaya lainnya seperti listrik, air, buah-buahan, dan sebagainya. Hal inilah yang kemudian mempertemukan pihak Darut Thalib dengan Rusdi Saleh.

"Etalase" Ponpes Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Kabar ini, akhirnya dibenarkan Boby Gustiadi. Menurut pria lulusan Pesantren Darussalam, Aur Duri, Sumani, Kabupaten Solok tersebut, sebenarnya ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh. Yakni mencari pemasukan dana tambahan, atau mengurangi jumlah santri. Namun, Boby mengaku sangat tidak tega memulangkan sejumlah santri. Saat ini, pemasukan utama Ponpes Darut Thalib adalah usaha keluarganya memasok kebutuhan makan minum untuk tahanan, narapidana dan pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Sementara, pemasukan dari santri sebesar Rp 350 ribu perbulan tidak bisa terlalu diharap. Pasalnya, lebih dari 90 persen santri tidak sanggup membayar.

"Para santri, dengan uang Rp 350 ribu itu hanya untuk membayar biaya makannya perbulan. Mereka berasal dari latar belakang orang yang tak berada. Bahkan dari anak yatim, miskin, dan dari keluarga broken home (perceraian). Kami tidak tega memulangkan mereka. Sebab, prinsip kami, Pondok Pesantren adalah bengkelnya manusia. Mereka tidak akan kami pulangkan jika masih dalam keadaan rusak. Kami dan para santri memiliki keyakinan, akan selalu ada jalan keluar terhadap setiap permasalahan. Tapi jalan keluarnya bukan mundur atau berbalik arah. Alhamdulillah, sekarang ada pihak Yayasan Darianis Yatim yang mau membantu. Kami merasakan memiliki orang tua lagi," ungkapnya.

Boby Gustiadi Thalib Bu'ulolo
Pimpinan Pondok Pesantren Darut Thalib

Keluarga Thalib Bu'ulolo, merupakan keluarga asal Nias Selatan, Pulau Nias, Sumatera Utara. Nama Thalib, merupakan nama kakek Boby Gustiadi saat memutuskan menjadi mualaf setelah menikah dengan Nur Halimah, warga asal Sawah Sudut, Selayo, Kabupaten Solok. Sementara, Bu'ulolo, merujuk pada marga/suku keluarganya.

Pada 2017 lalu, sang Ayah, Suardi Bu'ulolo dan ibunya Witri Anita dan Boby Gustiadi berencana menunaikan ibadah umrah bersama. Saat itu, sang ayah baru pensiun sebagai pegawai di Lapas Kelas II.B Laing Solok. Namun, rencana umrah ini urung dilakukan dan menetapkan hati mendirikan pesantren. Konsepnya, pesantren yang terjangkau masyarakat kelas bawah. Padahal, dengan kondisi perekonomian keluarga yang cukup baik dengan bisnis keluarga yang berjalan lancar, Boby dan keluarganya memilih jalan pengabdian ke masyarakat. Hal itu menurutnya adalah panggilan hati dan wujud rasa syukur. Hal ini turut didukung sang istri, Dewi Septina dan dua anaknya, Mahya dan Khadijah.

Kamar mandi Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Di tahun pertama, tahun 2017, Ponpes Darut Thalib hanya menerima 7 orang santri dan semua aktivitas pembelajaran dilakukan di rumah yang kini berada di samping kanan gedung. Di tahun kedua, 2018, seiring pembangunan gedung baru, jumlah santri baru meningkat menjadi 33 orang. Di tahun 2019 lalu, jumlah santri baru kembali melonjak menjadi 108 orang. Kondisi ini, beriring dengan penambahan jumlah guru. Saat ini jumlah guru yang mengabdi di Ponpes sebanyak 21 orang. Mereka umumnya bekerja paruh waktu atau juga mengajar di tempat lain. Istilah "pengabdian" benar-benar terbukti bagi para guru disini. Sebab, mereka hanya mendapatkan gaji antara Rp 300 ribu, hingga paling tinggi Rp 1,2 juta. Padahal, kualifikasi mereka adalah sarjana (S1) dan magister (S2), serta alumnus Ponpes dari Pulau Jawa.

"Saat ini, sebelum masuk tahun ajaran baru, sudah ada sekitar 50 santri baru yang mendaftar. Padahal, kami tidak pernah membuat brosur atau pengumuman. Para calon santri yang mendaftar, umumnya beralasan melihat perubahan dari para santri kami saat pulang kampung. Juga dari guru-guru disini, yang bekerja ikhlas, meski hanya menerima pemasukan yang ala kadarnya," ujar Boby.

Bagian samping kanan Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Sementara itu, Rusdi Saleh mengharapkan Boby dan keluarganya, serta majelis guru di Ponpes Darut Thalib, senantiasa menetapkan hati dan meluruskan niat membangun pendidikan agama. Rusdi Saleh juga mengharapkan Ponpes Darut Thalib berkembang pesat, sesuai niat awal pendirian. Kemudian, menjadi pesantren modern yang mandiri dengan berbagai unit usaha.

"Komitmen Yayasan Darianis Yatim bertemu dengan komitmen Ponpes Darut Thalib. Kita siap mencarikan solusi terkait kendala dan permasalahan yang terjadi. Kita harapkan Ponpes Darut Thalib menggunakan manajemen yang jelas. Sampaikan seluruh permasalahan yang ada dan mohon terima kami sebagai keluarga di Ponpes ini," harapnya.

Maket bangunan baru Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh mengungkapkan, Yayasan Darianis Yatim selain membangun sarana ibadah seperti masjid, juga melakukan sejumlah kegiatan sosial lain di Sumatera Barat. Di antaranya bedah rumah masyarakat miskin, membantu pendidikan dari tingkat SD, SLTP, SLTA, hingga perguruan tinggi. Bahkan, saat ini, ada 4 mahasiswa yang dibantu biaya pendidikannya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

"Pak Yenon Osra hanya berharap, kiprah dan kegiatan Darianis Yatim hendaknya di-support oleh semua elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Di Kota Solok misalnya, bisa menjadi kota yang berakhlakul karimah. Salah satunya, menjadikan masjid-masjid sebagai pusat tahfidz Alquran. Sehingga, bisa menjadi daerah yang diberkahi. Demikian juga untuk daerah-daerah lainnya. Sehingga, pemahaman agama bagi generasi penerus ini bisa semakin kuat. Darianis Yatim selalu berusaha menjaga komitmen untuk syiar Islam di Sumbar," harapnya.

Mushalla Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Rusdi Saleh juga menuturkan, Yayasan Darianis Yatim merupakan sebuah yayasan yang dibentuk oleh perantau asal Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Yenon Orsa. Menurut Rusdi Saleh, yayasan yang berdiri pada tahun 2012 tersebut, bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan pendidikan.

"Tujuan utama, adalah untuk meningkatkan pemahaman agama dan keimanan. Serta mencegah dampak negatif, seperti kenakalan remaja dan penyalahgunaan Narkoba. Perlu diingat, konsep Yayasan Darianis Yatim, memberi dan berbagi, bukan untuk dipuji, tapi untuk berempati dan merasakan apa yang dirasakan orang lain," ujarnya.

Pondok Pesantren Darut Thalib di Jalan kapten Bahar Hamid, Laing Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Yenon Orsa merupakan tokoh perantau asal Nagari Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Yenon Osra sukses dalam bidang pendidikan dan Teknologi Informatika (TI). Melalui Yayasan Darianis Yatim, Yenon Orsa selama dikenal sebagai orang yang banyak membantu biaya pendidikan siswa miskin berprestasi, membangun dan memugar masjid dan mushalla, serta membangun sarana di bidang pendidikan.

Kepercayaan Yenon Orsa ke Rusdi Saleh berawal dari adik kandungnya, Yenna Roseva Boer, yang satu kelas dengan Rusdi Saleh di SMAN 1 Kota Solok. Dari berbagai pertemuan dan kegiatan, Yenon Orsa akhirnya tertarik dengan komitmen dan kejujuran Rusdi Saleh. Hingga akhirnya, Rusdi Saleh menjadi decission maker (pengambil keputusan) di Yayasan Darianis Yatim untuk mengelola seluruh proyek pembangunan masjid, pemberian beasiswa, hingga bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Sumbar. (rijal islamy)

Minggu, 01 Maret 2020

Bonus Atlet dan Pelatih Kabupaten Solok Peraih Medali di Porprov XV Segera Cair

SOLOK - Bonus atlet Kabupaten Solok yang meraih medali di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar di Padang Pariaman akhir tahun 2018 lalu segera cair. Di Porprov XV tersebut, Kabupaten Solok yang turun di 27 cabang olahraga, menempati peringkat keempat dari 19 Kabupaten/Kota se-Sumbar, dengan raihan 53 emas, 47 perak, 76 perunggu. Peraih emas perorangan telah dijanjikan Pemkab Solok diguyur bonus Rp 30 juta. Peraih perak perorangan Rp 20 juta dan perunggu perorangan Rp 10 juta. Sementara, cabang yang meraih medali di nomor ganda, berpasangan dan beregu, mendapatkan besaran bonus lebih banyak.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Solok, Rudi Horizon, menyebutkan bonus tersebut diperkirakan cair sekitar Bulan Maret atau April nanti.

"Jadi tidak benar jika bonus itu tidak cair. Namun memang baru masuk anggaran tahun 2020 ini. Kita harapkan bonus itu akan cair sekitar Bulan Maret ini atau selambatnya April. Kami mohon atlet dan pelatih bersabar," ungkapnya.

Bukan Rp 3 Miliar, Tapi Rp 5,186 Miliar

Rudi juga menegaskan bahwa bonus untuk para atlet dan pelatih yang meraih medali di Porprov Padang Pariaman 2018 sudah dianggarkan Pemkab Solok. Menurut Rudi, anggarannya bukan Rp 3 miliar, tapi hampir mencapai Rp 5,186 miliar. Dana tersebut bersumber dari dana hibah KONI Kabupaten Solok di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Solok. Surat Keputusan (SK) Dana tersebut menurut Rudi, sudah ditandatangani oleh Bupati Solok Gusmal Dt Rajo Lelo.

"Nominalnya hampir Rp 5,2 miliar, bukan sekitar Rp 3 miliar seperti yang beredar di jagat maya. Tolong, jangan dikurang. Para atlet dan pelatih kita sudah berjuang maksimal di Porprov membawa nama baik Kabupaten Solok. Sehingga, mampu meraih hasil empat besar," ungkapnya.

Rudi juga menegaskan agar para atlet, pelatih dan offisial untuk tidak ikut-ikutan menuding Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, ingkar janji. Menurut Rudi, anggaran negara yang jumlahnya sangat besar tersebut, harus melewati serangkaian proses sesuai peraturan yang berlaku. Agar tidak tersangkut hukum.

"Kita harapkan para atlet untuk bersabar dan tidak berkomentar miring. Apalagi menuding Pak Gusmal ingkar janji. Bonus untuk atlet peraih medali itu, bukan janji beliau sebagai pribadi. Tapi dalam kapasitasnya sebagai Bupati Solok. Tidak ada yang ingkar janji terkait bonus atlet ini. Porprov Sumbar 2018 di akhir tahun. Saat itu, APBD Kabupaten Solok 2019 sudah dibahas. Jadi, berapa jumlah bonus atlet belum bisa dihitung. Baru di APBD 2020 bisa dihitung dan dianggarkan, berdasarkan perolehan medali kita. Tahun 2020 ini rencananya akan dibayarkan. Tetapi itupun masih perlu proses. Sekarang tinggal menunggu proses administrasi. Karena itu, dibutuhkan kesabaran. Sebagai seorang patriot, mestinya paham soal ini, tidak langsung harus ke media, dan tanpa cross check pula, tanpa konfirmasi. Ini sudah keterlaluan. Dan mohon maaf kalau saya benar-benar merasa ditampar," ujarnya.

Terkait teknis pencairan bonus tersebut, Rudi menyatakan bonus akan disalurkan secara non tunai. Yakni ke rekening masing-masing atlet peraih medali. Karena itu, Rudi meminta atlet untuk menyiapkan nomor rekening Bank Nagari masing-masing. Jika belum memiliki rekening Bank Nagari, bisa mengurusnya ke kantor Bank Nagari terdekat. Proses administrasi tanda terima disiapkan KONI Kabupaten Solok.

"Kita harapkan atlet, pelatih, offisial bisa segera melengkapi segala administrasi yang kurang. Kemudian, untuk bisa mulai memfokuskan diri ke Porprov Sumbar 2020 mendatang," harapnya. (IN-001)

Ganefri, Syahrial Bakhtiar, Refnaldi, Kandidat Rektor UNP 2020-2024

PADANG - Rapat Senat tertutup Universitas Negeri Padang (UNP) menetapkan tiga calon Rektor UNP periode 2020-2024, di Ruang Rapat Senat, Rabu (26/2/2020). Ketiganya adalah Prof Ganefri, Ph.D dengan raihan 77 suara, Prof Dr Syahrial Bakhtiar, M.Pd meraih 17 suara, dan Dr Refnaldi, M.Litt sebanyak 1 suara. Dari 96 Anggota Senat UNP, jumlah yang memberikan suara sebanyak 95 orang, sedangkan satu anggota senat tidak hadir karena sakit. Satu orang calon lainnya, Dr. Mawardi, M.Si, tidak mendapatkan satupun suara.

Ketua Senat Prof Dr Z. Mawardi Effendi, M.Pd, didampingi oleh Ketua Panitia Drs Syahril, M.Sc, Ph.D menjelaskan tahapan selanjutnya adalah masuk tahap pemilihan calon rektor bersama dengan Mendikbud yang direncanakan akan dilaksanakan pada 12 Maret 2020.

"Jika Mendikbud RI menyetujui dan tidak melakukan perubahan jadwal pemilihan calon Rektor Universitas Negeri Padang periode 2020-2024, maka pemilihan akan dilaksanakan pada 12 Maret tersebut," jelas mantan Rektor UNP tersebut.

Prof Ganefri, Ph.D berasal dari Fakultas Teknik yang juga merupakan petahana.  Sementara, Prof Dr Syahrial Bakhtiar, M.Pd berasal dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan Dr Refnaldi, M.Litt. dari Fakultas Bahasa dan Seni.



Sebelum dilakukan penyaringan balon dengan memberikan suara, Senat UNP melakukan tahap penyaringan balon Rektor dalam rangkaian pemilihan Rektor Universitas Negeri Padang periode 2020-2024 yang didahului dengan penyajian visi dan misi bakal calon. Keempat balon rektor UNP tersebut yakni Prof Ganefri, Ph.D (Fakultas Teknik), Dr Mawardi, M.Si, (Fakultas MIPA), Dr Refnaldi, S.Pd, M.Litt. (Fakultas Bahasa dan Seni), dan Prof Dr Syahrial Bakhtiar, M.Pd (Fakultas Ilmu Keolahragaan). Kegiatan penyaringan empat balon ini menghasilkan tiga calon yang akan dipilih nantinya bersama Mendikbud RI.

Bakal calon Rektor UNP Prof Ganefri, Ph.D yang juga sebagai petahana dan yang pertama menyajikan pokok-pokok pikirannya untuk pengembangan Universitas Negeri Padang dengan menyampaikan visinya yakni menjadi universitas unggul dan bermartabat di Asia.

Dr Mawardi, M.Si bakal calon Rektor UNP yang kedua menyajikan visinya yakni menjadi salah satu universitas unggul dan bermartabat di Asia di era revolusi industri 4.0 pada tahun 2024 berdasarkan ketakwaan.

Bakal calon Rektor UNP ketiga yang menyajikan adalah Dr Refnaldi, S.Pd, M.Litt dengan mengemukakan visinya untuk pengembangan UNP yakni menjadi salah satu universitas unggul di Asia dalam bidang kependidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, olahraga, dan lokasi berbasis inovasi.

Prof Dr Syahrial Bakhtiar, M.Pd sebagai bakal calon Rektor yang keempat menyajikan visinya untuk pengembangan Universitas Negeri Padang yakni menjadi universitas unggul dan bermartabat berdasarkan ketuhanan yang maha esa. (IN-001)

PSP U-15 Juara Piala Soeratin 2020

SOLO - Persatuan Sepakbola Padang (PSP) di bawah usia 15 tahun (U-15), menjuarai turnamen Piala Soeratin U-15 tahun 2020, di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (29/2/2020). PSP U-15 mengalahkan Gabsis Sambas, Kalimantan Barat, dengan skor ketat 2-1 (1-1). Pandeka Bungsu (julukan PSP U-15), sejatinya di posisi under dog (non unggulan), sebab Gabsis Sambas melaju ke final dengan komposisi pemain terbaik. Namun, kekuatan mental dan strategi cemerlang, membuat Pandeka Bungsu mampu membalikkan semua prediksi.

Kekuatan dan komposisi Gabsis Sambas, memberi tekanan kuat bagi PSP U-15. Terbukti di menit-menit awal laga, tim asal Kalimantan Barat tersebut menjebol gawang Pandeka Bungsu di menit ke-11, melalui sontekan Krisna Sulistia Budianto. Krisna menuntaskan umpan lambung terukur dari Aqsa Aqyuba Yuarna Rabbani.

Ketinggalan satu gol, PSP U-15 tersengat. Sejumlah serangan dari berbagai sisi, dilakukan anak-anak Pandeka Bungsu. Namun, para pemain Gabsis Sambas, juga tidak mengendurkan serangan. Alhasil, hingga babak pertama berakhir, keunggulan 1-0 Gabsis tetap bertahan.

Di babak kedua, PSP U-15 langsung mengambil kendali serangan. Taktik pelatih Tri Gustian, Muhammad Jeki dan Putra Sabilul Arsyat, mampu merepotkan barisan pertahanan Gabsis Sambas. Upaya tersebut akhirnya berbuah hasil di menit ke-41. Zulkifli Yahya mencetak gol, setelah menerima umpan silang Farhan Habibi. Skor 1-1, membuat laga berjalan dengan tempo cepat. Kedua tim saling bergantian melakukan serangan.

Di menit ke-53, PSP U-15 dengan penuh gaya, membalikkan skor via sundulan Haviv Mumtaza. Proses gol tersebut berawal dari tendangan bebas Reval Adhitya. Bola liar di kotak penalti Gabsis Sambas, dituntaskan dengan sundulan Haviv Mumtaza.

Dalam keadaan tertinggal, para pemain Gabsis Sambas terus berupaya mencetak gol penyama. Namun, hingga peluit akhir dibunyikan wasit Axel Febrian Sinaga, skor tetap 2-1 untuk kemenangan PSP U-15.

Peringkat ketiga diraih oleh Persitangsel (Banten) setelah berhasil menaklukkan Jakarta Timur FC (DKI Jakarta) dengan skor tipis 2-1. Pembuktian komposisi terbaik Gabsis Sambas, terbukti dari gelar pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak (top scorer). Pemain terbaik diraih Yanari Ipung Kurniawan, dan top scorer diraih Krisna Sulistia Budianto.



Para petinggi PSP yang juga turut hadir menyaksikan pertandingan seperti, Agus Suardi (Abien) Kadispora Padang, serta Andree Algamar, Fajrin dan Effendi. Impian yang terkubur sangat lama, yang akhirnya mampu direngkuh oleh anak-anak muda Kota Padang ini, menyajikan pemandangan haru di sisi PSP U-15 dan suporter.

Pelatih kepala tim Pandeka Bungsu, Tri Gustian, mengatakan sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak. Terutama kepada para petinggi PSP, masyarakat di perantauan dan masyarakat Sumbar.

"Alhamdulillah. Akhirnya kami dapat membuktikan bahwa PSP Padang itu masih ada dan mampu berprestasi. Terima kasih atas doa dan dukungan moral seluruh masyarakat Sumbar. Baik di Sumbar maupun di perantauan," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Akademi PSP Padang Agus Suardi (Abien) yang hadir langsung bersama keluarga dan menyaksikan jalannya pertandingan, menyatakan sangat bangga dan salut atas perjuangan luar biasa para pemain PSP U-15.

"Inilah perjuangan yang sangat luar biasa dari anak-anak Pandeka Bungsu. Meski ketingalan namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk menjadi juara. Selamat untuk ananda sekalian, dan seluruh pecinta sepakbola Sumbar.  Kami akan selalu men-support ananda seklaian demi prestasi," ungkapnya. (IN-001)

70 PPK se-Kabupaten Solok Dilantik

SOLOK - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok melantik Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kabupaten Solok, di Ruang Solok Nan Indah (Solinda), Kompleks Kantor Bupati Solok, Arosuka, Sabtu (29/2/2020). Sebanyak 70 orang PPK dari 14 kecamatan di Kabupaten Solok, dilantik setelah melalui sejumlah rangkaian kegiatan seleksi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Solok. Seluruh PPK terpilih menanda tangani pakta integritas.

Ketua KPU Kabupaten Solok, Ir. Gadis, didampingi komisioner Jons Manedi dan Defil menyampaikan ada sebanyak 270 yang melaksanakan kegiatan melantik PPK di tingkat kecamatan.

"PPK yang sudah dilantik agar bekerja secara professional, independen dan menjaga integritas dan memenuhi tugas serta tanggung jawab bekerja secara maksimal dan koordinasi, komunikasi dengan muspika diwilayah kecamatan masing-masing," ujar Gadis.

Gadis mengungkapkan, seluruh Anggota PPK terpilih harus memahami segala macam bentuk peraturan dan perundang-undangan tentang Pemilu sehingga dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak melanggar peraturan.

"Dalam melaksanakan tugasnya, PPK harus bekerjasama antar anggota PPK untuk mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar serta Bupati dan Wakil Bupati Solok Tahun 2020. PPK merupakan ujung tombak suksesnya penyelenggaraan Pemilu. Sehingga mereka harus dapat bekerja semaksimal mungkin sesuai potensi dan kewajibannya," ujar Gadis.

Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, yang diwakili oleh Kabag Pemerintahan, Syahrial, menyampaikan ucapan selamat kepada PPK se-Kabupaten Solok yang barusan dilantik. Menurutnya, dalam melaksanakan tugas, PPK harus menjunjung tinggi profesionalisme. Terutama dalam memahami peraturan perundang-undangan dalam menyelengarakan setiap tahapan Pilkada 2020.

"Profesionalitas PPK dalam menyelengarakan tugas hingga terpilihnya gubernur dan wakil gubernur Sumbar serta Bupati dan Wakil Bupati Solok. Kita harapkan, PPK dapat bersinergi dengan pihak kecamatan serta unsur yang terkait. Sebab sub koordinatnya berada di kecamatan," tutur Syahrial. (PN-001)

Sabtu, 29 Februari 2020

Dinilai Inovatif, Kota Solok Dapatkan Insentif Rp 4,5 Miliar DID-KPID

SOLOK - Sebagai kota kecil dengan slogan Kota Beras Serambi Madinah, Kota Solok memilih konsep inovasi untuk membangun daerah. Keterbatasan luas wilayah dan sumber daya alam, membuat aparatur dituntut melakukan beragam terobosan. Sesuai dengan Visi dan Misi Walikota Solok 2016-2021, yakni terwujudnya masyarakat Kota Solok yang beriman, bertakwa, dan sejahtera menuju kota perdagangan, jasa, serta pendidikan yang maju dan modern, Kota kecil ini kini merupakan Labor Inovasi daerah di Sumatera Barat yang ditunjuk lansung oleh pihak LAN-RI pada tahun 2017. Sehingga, kota yang dimekarkan dari Kabupaten Solok pada 16 Desember 1970 ini menjadi salah satu salah satu destinasi pembelajaran inovasi bagi daerah lain di Sumbar dan Indonesia.

Kota Solok, kini bisa dibilang sudah menjadi acuan bagi daerah lainnya di Sumatera Barat dalam melahirkan berbagai inovasi peningkatan pelayanan publik. Selain mengharumkan nama Kota Solok ke pentas Nasional, melalui penghargaan dari pemerintah Pusat (Kementrian Dalam Negeri) yakni IGA (Inovative Goverment Award) pada tahun 2018 lalu perigkat 7 se-Indonesia, dan penghargaan Teknologi Tepat Guna Tingkat Propinsi mendapatkan peringkat III tahun 2018, dan peringkat II tahun 2019.


Predikat Laboratorium Inovasi daerah juga diharapkan mampu membawa virus perubahan dalam cara dan pola berpikir ASN. Hasil dari Penghargaan IGA dari Kementrian Dalam Negeri berbuah reward dalam bentuk Dana Intensif Daerah Kategori Inovasi Pemerintah Daerah (DID KIPD) sebesar Rp. 4.584.763.000,- pada tahun 2020. Untuk itu pada tahun ini diharapkan Pemerintah Kota Solok bisa kembali meraih Prestasi-prestasi di bidang Inovasi di kancah Nasional, supaya kembali mendapatkan reward dari Pemerintah Pusat, seperti IGA, SINOVIK, INAGARA dan TTG.

Di bawah Koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Solok, Kota Beras Serambi Madinah telah me-launching 158 Inovasi yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Solok.


Kepala Balitbang Kota Solok, Marwis, SE, MM, menyampaikan, secara umum keberhasilan Kota Solok dalam berinovasi merupakan tindak lanjut dan kerjakeras kita bersama seluruh stakeholder.

"Kita berharap untuk ke depannya Kota Solok bisa menjadi rujukan bagi Pemda lain untuk berinovasi dan pada tahun 2020 ini akan dilaksanakan kembali penilaian IGA. Mudah-mudahan kita kembali mencetak inovasi yang bisa memberikan manfaat kepada Pemerintah Kota Solok," ujarnya. (IN-001)

AKBP Ferry Irawan Pamit ke Blora

SOLOK - Waktu perpisahan itu akhirnya datang. AKBP Ferry Irawan, S.IK, akhirnya pamit ke seluruh personel Polres Solok, stake holder, dan masyarakat di wilayah hukum Polres Solok. Setelah 2 tahun 3 bulan menjadi orang nomor satu di Mapolres Solok, AKBP Ferry Irawan bakal mengemban amanah baru sebagai Kapolres Blora, Jawa Tengah. Posisinya digantikan AKBP Azhar Nugroho, S.IK, M.Si, yang sebelumnya adalah penyidik Madya II di Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Sesuai dengan Surat Telegram (ST) Kapolri nomor: ST/386/II/KEP/2020 tertanggal 3 Februari. Pisah sambut di Mapolres Solok, Sabtu (29/2/2020) berlangsung khidmat dan penuh haru. AKBP Ferry dilepas dan AKBP Azhar disambut dengan upacara farewell parade pedang pora.



"Masa 2 tahun dan 3 bulan di Polres Solok, banyak pengalaman yang saya rasakan. Semuanya luar biasa. Bahkan, di awal tugas di Polres Solok, saya dianugerahi gelar datuk di Nagari Talang. Saya sangat berterima kasih kepada Bupati dan seluruh instansi di lingkup Pemkab Solok atas kerjasama yang baik selama saya bertugas di sini. Tapi, selama bertugas, tentu kami tidak sempurna. Karena itu, kami mohon doa dari masyarakat Solok dan rekan-rekan media untuk bertugas di tempat yang baru. Mohon maaf kalau ada salah selama bertugas di Kabupaten Solok," ungkap AKBP Ferry Irawan," ujarnya.

Kapolres Solok yang baru, AKBP Azhar Nugroho, SH, S.IK, M.Si, menyatakan rasa bangga karena telah ditempatkan sebagai Kapolres Solok di Arosuka. Dirinya sekaligus berharap dapat menyesuikan diri dengan lingkungan dengan cepat dan baik.



"Saya minta dukungan dan kerjasamanya kepada seluruh pihak. Sehingga, bisa mewujudkan berbagai program yang telah ada dan yang akan direncanakan. Mari kita bergandengan tangan, bekerjasama untuk menjaga situasi Kamtibmas supaya tetap aman, damai dan terkendali," ucap Azhar.

Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo, dalam sambutannya menyambut gembira kehadiran AKBP Azhar Nugroho sebagai Kapolres Solok yang baru. Pihaknya berharap dengan Kapolres baru, dapat meneruskan berbagai program yang telah direncanakan oleh Kapolres sebelumnya.

"Kita harapkan Kapolres yang baru bisa meneruskan berbagai program yang telah direncanakan sebelumnya. Serta bisa menjaga kerja sama dan hubungan baik dengan Pemkab Solok dan instansi lainnya," ujarnya.



Dalam pisah sambut tersebut, turut hadir Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, S.IK, Kepala BNNK Solok AKBP Saifuddin Anshori, S.IK, Kapolres Sawahlunto AKBP Junaidi Nur, SH, S.IK, Kapolres Mentawai AKBP Doddy Prawiranegara, SH, S.IK, MH, Dandim 0309 yang diwakili oleh Kasdim Mayor INF Hendra Bagus Arioko, Kajari Solok Donny Haryono Setyawan, Ketua pengadilan Negeri Koto Baru Fauzi Isra, SH MH, Ketua KPU Kabupaten Solok Ir. Gadis, M.Si, Forkopimda Kab. Solok, Para Kabag, Para Kasat, Kapolsek Sejajaran Polres Solok, Ninik Mamak dan Bundo Kandung Nagari Talang, Bhayangkari Cabang Solok, seluruh Personel Polres Solok dan jajaran Polsek.



Selain Kapolres Solok, dalam Surat Telegram Kapolri nomor: ST/386/II/KEP/2020 tertanggal 3 Februari tersebut, sejumlah pejabat utama di Polda Sumbar juga terkena mutasi. Di antaranya, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus), Kombes Juda Nusa Putra, dimutasi sebagai Dirreskrimum Polda Kalbar. Pemggantinya, adalah AKBP Arly Jembar Jumhana, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadir Reskrimum) Polda Bangka Belitung. Sebelum di Babel, Arly merupakan Kapolres Kota Bukittinggi.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas), Kombes Pol Nurhandono dimutasi sebagai Kabagum Rorenmin Lemdiklat Polri. Dirlantas Polda Sumbar yang baru akan dijabat oleh Kombes Pol Yofie Girianto Putro, yang sebelumnya adalah Kabid Propam Polda Sumatra Utara.



Wakil Direktur Reserse Narkoba (Wadir Resnarkoba) AKBP Roedy Yoelianto naik jabatan menjadi Dirreskrimsus Polda Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum menjabat Wadir Resnarkoba Polda Sumbar, Roedy Yulianto, merupakan Kapolres Dharmasraya.

Kapolres Dharmasraya, AKBP Imran Amir dimutasi sebagai Kabagdalops Roops Polda Sumbar. Jabatan Kapolres Dharmasraya yang baru, akan diisi oleh AKBP Adytia Galayudha Ferdiansyah. Adytia sebelum menjabat sebagai Kasibinyan BPKB Subdit BPBK Ditregindent Korlantas Polri. (IN-001)

Ramadhani Kirana Putra, Doktor Perdana di DPRD Kota Solok

SOLOK - Anggota DPRD Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra berhasil meraih gelar doktor di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis 27/2/2020). Ramadhani dinyatakan lulus dalam ujian terbuka promosi doktor Ilmu Ekonomi di di Kampus A, Gedung D Lantai VIII Universitas Borobudur dengan Disertasinya berjudul: "Determinan Ekonomi Kreatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto serta implikasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat".


Ujian terbuka tersebut dihadiri oleh anggota Fraksi Partai Golongan Karya DPR RI, Darul Siska, Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, Anggota DPRD Kota Solok, Nasril In Dt Malintang Sutan, Sekretaris Partai Golongan Karya Kota Solok, Fauzi Rusli dan puluhan keluarga besar PB HMI Cabang Solok yang ada di Jakarta serta indangan lainnya.

Gelar Doktor ilmu ekonomi yang disandang oleh politisi muda Kota Solok ini, diraih berkat kesungguhan dan semangat di sela kesibukannya sebagai Anggota DPRD Kota Solok. Ramadhani Kirana Putra dalam ujian terbuka tersebut yang disampaikan di hadapan Tim Panitia Ujian Doktor menjelaskan, bahwa latar belakang memilih judul Determinan ekonomi kreatif terhadap produk domestik regional bruto serta implementasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat yaitu banyaknya potensi ekonomi kreatif yang belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat serta sarana dan prasarana serta pemasaran yang merupakan kendala utama yang di hadapi oleh pelaku ekonomi kreatif di Sumatera Barat saat ini.


"Ekonomi kretaif diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto sehingga berdampak pada meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan menurunnya kemiskinan. Maka melalui penelitian ini kita dapat mengkaji serta menganalisis dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi Ekonomi Kreatif di Provinsi Sumatera Barat terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Implikasinya pada penyerapan tenaga kerja dan kemiskinan. Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian yaitu Error Correction Model (ECM). Metode ini dapat membedakan hubungan variabel independent dalam jangka panjang dan jangka pendek.Berdasarkan hasil penelitian tersebut di dapat bahwa industri kecil dan mikro, industri sedang dan besar, kredit usaha rakyat,inflasi dan kunjungan wisatawan secara silmutan berpengaruh secara signifikan terhadap ekonomi kreatif di Sumatera Barat dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang," jelas Ramadhani.


Ujian terbuka atau Promosi Doktor Ilmu Ekonomi tersebut dihadiri oleh 5 (lima) orang Tim penguji yang di Ketuai oleh Prof Dr Basir Barthos (Rektor Universitas Borobudur), Sekretaris Dr Mohammad Faisal Amir (Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Borobudur), Anggota Prof Dr Yuyun Wirasasmita, MSc (Penguji dalam institusi), Prof Dr Rudi Bratamanggala, MM (Penguji dalam institusi), Prof Dr Musa Hubeis, MSc (Penguji luar institusi) dan dihadiri juga oleh Komisi Pembimbing yaitu Prof Dr Sudarsono, MSc sebagai Promotor dan Prof Dr Cicih Ratnasih, MM sebagai co-Promotor.

Setelah menjalani ujian selama lebih kurang satu jam dan setelah tim penguji melakukan penilaian, maka Tim penguji menyatakan Ramadhani Kirana Putra dinyatakan lulus dengan yudisium nilai sangat memuaskan. Sesuai dengan aturan perundang-undangan Ramadhani Kirana Putra sudah sah menyandang gelar Doktor di bidang ekonomi dan gelar Doktor tersebut merupakan yang ke-182 di Program Pasca Sarjana Universitas Borobudur.


Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, SE yang ikut hadir dalam ujian terbuka tersebut berharap, dengan raihan gelar Doktor Ilmu Ekonomi tersebut dapat membawa dampak dan manfaat kepada daerah dan masyarakat guna kemajuan terutama pada sektor ekonomi kreatif di Kota Solok khususnya.

"Kita sangat bangga. DPRD Kota Solok, dan masyarakat Kota Solok kini memiliki anggota DPRD seorang doktor. Kita harapkan gelar doktor bagi Ramadhani ini, mampu menjadi inspirasi bagi anggota DPRD lainnya, dan masyarakat pada umumnya," ungkapnya. (IN-001)

Kamis, 27 Februari 2020

Tiga Kapolsek dan Satu Kasat di Polres Solok dan Polres Solok Kota Dimutasi

SOLOK - Mutasi kembali bergulir di jajaran Polda Sumbar. Kali ini, gerbong mutasi bergulir di tingkat Wakapolres, Kepala Satuan (Kasat), Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek), Kaur Bins Opsnal (KBO), hingga Kasubag. Dengan level kepangkatan dari Inspektur Polisi Dua (Ipda), Inspektur Polisi Satu (Iptu), Ajun Komisaris Polisi (AKP), Komisaris Polisi (Kompol), hingga Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Hal ini sesuai dengan Surat Telegram (ST) Kapolda Sumbar Nomor ST/259/II/KEP/2020, yang ditandatangani Kepala Biro SDM Polda Sumbar Kombes Pol Hendra Wirawan, SH, S.IK, MH, tertanggal 21 Februari 2020.


Di Polres Solok Kota, tiga Kapolsek dan satu Kasat terjadi mutasi. Kasat Sabhara AKP Poniman, dimutasi menjadi Kanit 2 Siturjawali Subditgasum Ditsamapta Polda Sumbar. Posisi AKP Poniman diisi pejabat baru, AKP Darmansyah, yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Sabhara Polres Solok Arosuka.


Kapolsek Kota Solok, AKP Zamri Elfino, ternyata hanya sebentar "balik kandang" ke Polres Solok Kota. Mantan Kasat Reskrim Polres Solok Kota tersebut dimutasi ke Kota Padang sebagai Kapolsek Koto Tangah. Jabatan Kapolsek Kota Solok akan diisi oleh "orang lama" di Polres Solok Kota, yakni AKP Isburman, Kasubbagkum Bag Sumda Polres Solok Kota. Di Mapolres Solok Kota, AKP Isburman sempat menjabat sebagai Kasat Binmas.


Kapolsek IX Sungai Lasi, Iptu Edy Yuhendra dimutasi menjadi Kasubbaghumas Bagops Polres Solok Kota. Jabatan tersebut tentu tidak asing baginya, pasalnya Iptu Edy Yuhendra pernah menjadi Perwira Urusan (Paur) Humas. Posisi Kapolsek IX Koto Sungai Lasi akan dijabat Iptu Evi Wansri yang sebelumnya adalah Kapolsek Pantai Cermin Polres Solok Arosuka.


Kapolsek X Koto Dibawah (Singkarak) Iptu Ahmad Ramadhan, dimutasi ke Polda Sumbar menjadi Panit 2 Unit 1 Subdit 2 Ditreskrimum Polda Sumbar. Jabatan Kapolsek Singkarak akan dijabat Iptu Yasril, Kasubbagkum Bagsumda Polres Solok Arosuka.


Selain tiga Kapolsek dan Kasat, mutasi juga terjadi di jabatan lainnya di Polres Solok Kota. Kanit Dalmas 1 Sat Sabhara, Iptu Epi Apriadi, dimutasi menjadi Kasubagkum Bagsumda Polres Pasaman. Kaur Bins Opsnal (KBO) Polres Sawahlunto Iptu Mardanus, menjadi warga baru Polres Solok Kota, sebagai Kanit Lantas Polsek Kota Solok.


Di Polres Solok (Arosuka) juga terjadi pergantian satu Kasat dan tiga Kapolsek. Kasat Lantas Iptu Bayful Yendri, dimutasi menjadi Kanit 3 Sat PJR Ditlantas Polda Sumbar. Posisi Kasat Lantas Polres Solok Arosuka menjadi lowong. Jabatan tersebut, untuk sementara diisi oleh Iptu Hidayanda Rizki, Kanit Regident Sat Lantas Polres Solok Arosuka.


Jabatan Kapolsek Pantai Cermin Iptu Evi Wansri yang dimutasi sebagai Kapolsek IX Koto Sungai Lasi, akan diisi oleh pejabat sementara (PS) Iptu Haryoto, yang sebelumnya menjabat Kaur Bins Opsnal (KBO) Sat Lantas Polres Solok Arosuka.


Kepindahan AKP Darmansyah menjadi Kasat Sabhara Polres Solok Kota, membuat jabatan tersebut menjadi kosong. Posisinya akan diisi oleh Iptu Awaluddin, yang sebelumnya merupakan Kapolsek Danau Kembar Polres Solok Arosuka. Jabatan Kapolsek Danau Kembar diisi oleh pejabat sementara (PS) Iptu Sainol Saprianto, KBO Sat Sabhara Polres Solok Arosuka.


PS Kapolsek Hiliran Gumanti, Iptu Iwan Ariyadi dimutasi sebagai Panit 2 Subdit 1 Dit Intelkam Polda Sumbar. Penggantinya adalah Iptu Azirman, yang sebelumnya adalah Kanit Binpolmas Sat Binmas Polda Sumbar. (IN-001)

UNBK Mandiri, MTsN 3 Solok Bersilaturahmi dengan Orang Tua Siswa

SOLOK - Program Pemerintah dalam bidang pendidikan yang masih mewajibkan pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2019/2020 dipersiapkan dengan matang oleh MTsN 3 Solok di bawah kepemimpinan Kamsuir, S.Pd.I, M.Pd.I yang sebelumnya menjabat sebagai kepala MTsN 5 Solok. Tahun 2020 merupakan perdana bagi MTsN 3 Solok melaksanakan Ujian Nasional berbasis Komputer secara mandiri.

Meskipun pada pelaksanaan Try out  dan gladi bersih UAMBN-BK beberapa waktu yang lalu menghadapi kendala dan gangguan. Seperti pengadaan komputer yang tidak representatif sesuai dengan jumlah siswa kelas IX yang ada maupun server yang tidak memadai untuk mengoperasionalkan sejumlah perangkat PC yang digunakan. Sehingga proktor MTsN 3 Solok Ahmad Fauzi, S.Ag mengalihkan penggunaan perangkat komputer menjadi berbasis android.

Kepala MTsN 3 Solok, Kamsuir, S.Pd.I, M.Pd.I saat silaturahmi pihak MTsN 3 Solok bersama Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa terkait pelaksanaan UNBK Mandiri di MTsN 3 Solok, Kamis (26/2/2020).

Dalam sambutannya, Kepala MTsN 3 Solok, Kamsuir, S.Pd.I, M Pd.I menyampaikan jadwal pelaksanaan UNBK yang akan digelar pada April mendatang. Namun UNBK tersebut telah diawali dengan serangkaian ujian latihan seperti try out dan gladi bersih.

"Hal ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa agar fasih dan melek terhadap penggunaan IT. Sehingga pada saat pelaksanaan UNBK nanti bisa meminimalisir kesalahan dan kecerobohan yang dilakukan siswa," ujarnya.

Komite MTsN 3 Solok yang diketuai oleh H. Syamsir Khatib Sampono menghadirkan pengurus dan orangtua siswa pada Kamis (27/2/2020) di ruang pertemuan MTsN 3 Solok yang juga merupakan ruang belajar siswa kelas IX. Syamsir menyampaikan harapan dan himbauan kepada seluruh wali murid terutama kelas IX madrasah agar orangtua siswa turut berpartisipasi serta bekerja sama dengan pihak komite dan madrasah dalam menyukseskan pelaksanaan UNBK disamping bersilaturahim sebelum menutup akhir masa pendidikan siswa kelas IX tahun ini.

Ketua Komite MTsN 3 Solok, H. Syamsir, saat silaturahmi pihak MTsN 3 Solok bersama Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa terkait pelaksanaan UNBK Mandiri di MTsN 3 Solok, Kamis (26/2/2020).

Bertindak sebagai pemandu pertemuan ini, H. Syamsir juga menyampaikan harapan madrasah kepada orangtua siswa agar lebih intens melakukan pendampingan kepada anak anak untuk belajar di rumah serta berperan aktif mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak. Baik kegiatan internal madrasah maupun kegiatan diluar jam pembelajaran.

"Kepedulian orangtua dalam menyukseskan UNBK ini sangat diharapkan. Tanpa adanya campur tangan  dan peran aktif orangtua baik secara moril maupun materil  dalam melakukan pendampingan tersebut  tentu saja menciptakan kegagalan usaha untuk menghasilkan output yang baik. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kredibilitas madrasah dan orangtua itu sendiri," ujarnya.

Silaturahmi pihak MTsN 3 Solok bersama Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa terkait pelaksanaan UNBK Mandiri di MTsN 3 Solok, Kamis (26/2/2020).

Syamsir juga mengharapkan, meski UNBK dilaksanakan secara mandiri, pelaksanaannya bisa berjalan sesuai dengan rencana.

"Meskipun UNBK ini dilaksanakan secara mandiri di madrasah dengan segala keterbatasan, mari kita bersama sama menemukan solusi dari semua kendala yang ada. Sehingga cita-cita kementerian agama; Madrasah Hebat Bermartabat tidak hanya menjadi wacana saja," pungkas Syamsir. (IN-001)

Rabu, 26 Februari 2020

IGI dan PGRI Protes Penggundulan Guru, Ini Penjelasan Polisi

SLEMAN - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim menuntut Kapolri, Jenderal Idham Aziz untuk mundur dari jabatannya jika oknum polisi yang membotaki guru di Sleman, Yogyakarta, tidak dihukum berat. Hukuman berat harus diberikan kepada oknum polisi tersebut karena dianggap telah menghina profesi guru dengan cara memotong rambutnya hingga botak.

Menurut Ramli, peristiwa pemotongan rambut hingga botak terhadap guru-guru yang diduga lalai dalam menjalankan tugasnya sehingga kegiatan yang didampinginya merenggut nyawa anak-anak didiknya adalah sebuah penghinaan terhadap profesi guru. Hukuman yang berat, kata Ramli, pantas diberikan kepada oknum polisi tersebut.

"Jika Kapolri tidak memberikan hukuman tersebut, kami menuntut Kapolri untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Penghinaan terhadap profesi guru tidak boleh dibiarkan begitu saja meskipun sang guru berstatus terduga melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa siswa SMPN 1 Turi," ujar Ramli.

Muhammad Ramli Rahim

Dikatakan Ramli, peristiwa susur sungai yang telah merenggut nyawa siswa SMPN 1 Turi tentu saja menjadi persoalan serius. Ramli sangat yakin tidak ada sedikitpun unsur kesengajaan oleh pihak guru pendamping untuk secara sengaja mencelakai siswanya apalagi hingga membunuh siswanya.

"Harus kita akui bahwa ada kekeliruan dan kelalaian sehingga menimbulkan korban jiwa. Tetapi juga diyakini bahwa tidak ada unsur kesengajaan oleh guru tersebut untuk menghilangkan nyawa anak didiknya," tegas Ramli.

IGI, lanjut Ramli menyerahkan proses tersebut sepenuhnya untuk diproses secara hukum. IGI sangat menghargai dan sangat mengapresiasi kawan-kawan organisasi guru lainnya yang telah lebih awal menurunkan tim bantuan hukum untuk mendampingi kawan-kawan guru kita yang mendapatkan musibah.

"Terlepas dari kesalahan dan kelalaian mereka sesungguhnya tidak layak polisi memperlakukan mereka dengan cara menghinakan mereka dengan memotong rambutnya hingga botak. Apalagi memasarkannya ke publik. Hal ini menimbulkan persepsi seolah polisi jauh lebih menghargai koruptor yang membunuh kemanusiaan dibanding guru yang secara tidak sengaja lalai yang menimbulkan korban jiwa," tutur Ramli.


Para polisi ini lupa, ungkap Ramli, kalau mereka tidak akan pernah menjadi polisi tanpa peran guru sedikitpun. Ramli melanjutkan bahwa para polisi yang menggunduli ini seolah lupa bahwa membaca dan menulispun mereka tidak akan mampu jika tanpa dibantu oleh guru. Karena itu, terang Ketum IGI itu, seharusnya polisi tersebut bukan mempermalukan guru dengan cara-cara seperti itu tetapi seharusnya mereka memperlakukan guru dengan cara yang baik dengan tetap mengedepankan proses hukum dan asas praduga tak bersalah.

"Guru-guru ini juga memiliki keluarga dan kehormatan keluarga mereka juga harus dijaga karena mereka melakukan semua itu tanpa unsur kesengajaan tetapi murni karena kelalaian dan faktor alam. Kami dari IGI tentu saja sangat prihatin dengan jatuhnya korban dari peristiwa susur sungai ini. IGI wilayah Yogyakarta bahkan telah mengumpulkan dana dari berbagai pihak untuk disalurkan kepada keluarga korban dan juga keluarga guru yang sedang bermasalah," tutup Ramli.



Penjelasan Polisi

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto memberikan penjelasan atas protes terkait guru yang jadi tersangka kasus susur sungai di Turi Sleman digunduli.

"Menyikapi protes yang disampaikan, Propam Polda DIY dari tadi pagi sedang melakukan pemeriksaan di Polres Sleman untuk mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh anggota," kata Yuliyanto, Rabu (26/2/2020).

"Jika nanti terbukti ada pelanggaran maka akan dilakukan tindakan kepada petugas yang menyalahi aturan," tambah dia.


Sebelumnya tiga tersangka kasus susur sungai Sempor yang menewaskan 10 pelajar SMPN 1 Turi Sleman Yogyakarta dihadirkan saat jumpa pers di Polres Sleman Selasa (25/2/2020). Semua tersangka termasuk dua orang guru mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan rambut gundul. Hal itu kemudian diprotes oleh Pengurus Besar PGRI melalui akun Twitter resmi mereka.

"Pak Polisi, kami marah & guru. Tak sepatutnya para guru2 kau giring dijalanan & dibotakin seperti kriminal tak terampuni. Mrk memang salah tapi program Pramuka itu legal & jadi agenda pendidikan. Jangan ulangi lagi! Seblm semua guru turun," cuit akun Twitter resmi PGRI pada Selasa (25/2/2020) sore.

Namun sekitar pukul 22.00 WIB cuitan tersebut dihapus. Pada 22.04 WIB akun tersebut mengunggah cuitan soal klarifikasi dihapusnya cuitan sebelumnya.

"Demi menjaga silang pendapat yg lebih luas, kami hapus twitt itu. Mhn semua pihak menghormati proses hukum. Tiada seorang gurupun berniat celakakan muridnya. Kami juga amat sedih.Tolong polisi ikuti SOP, semua sama di depan hukum," cuitnya.

Polres Sleman memublikasikan tiga tersangka yang dinilai lalai saat kejadian tewasnya 10 pelajar SMPN 1 Turi, Sleman Yogyakarta pada kegiatan Pramuka: susur Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020).

Tiga tersangka merupakan pembina Pramuka yakni Isfan Yoppy Andrian (36), Riyanto (58), Danang Dewo Subroto (58). Yoppy merupakan guru Olahraga dan Riyanto adalah guru Seni Budaya di sekolah tersebut. Keduanya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sementara Danang merupakan pembina Pramuka dari luar sekolah. Ia merupakan pekerja swasta yang memiliki sertifikat kursus mahir dasar (KMD).

Di depan awak media di Polres Sleman, Selasa (25/2/2020) Yoppy mengakui karena kelalaiannya menyebabkan siswa-siswinya celaka hingga membuat 10 di antaranya meninggal dunia

"Saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada instansi saya SMPN 1 Turi karena atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini," ujar Yoppy.

"Kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban terutama kepada korban yang sudah meninggal," tambahnya.

Yoppy mengatakan sudah menjadi risiko dirinya untuk bertanggung jawab sebagai pembina Pramuka sekaligus guru.

"Jadi memang sudah menjadi risiko kami sehingga apapun yang menjadi keputusannya nanti akan kita terima. Kemudian, semoga keluarga korban bisa memaafkan kesalahan-kesalahan kami," kata dia.

Dalam pengakuannya, Yoppy yang menjadi inisiator dalam kegiatan susur sungai itu berdalih kondisi sungai saat sebelum kejadian aman. Sehingga ia yakin ratusan siswanya dapat mengikuti kegiatan itu dengan selamat.

"Karena cuaca belum seperti pas kejadian jadi pada saat itu jam 13.15 saya siapkan anak-anak kemudian 13.30 saya berangkatkan itu cuaca masih belum hujan. Kemudian saya mengikuti sampai ke sungai di atasnya di jembatan itu airnya juga tidak deras," katanya.

Saat sampai di garis mula untuk susur sungai kata dia air juga tidak deras. Sesampainya di garis mula Yoppy meninggalkan siswa, ia pergi ke bank dengan alasan mentransfer uang. Ia yakin meninggalkan anak-anak karena terdapat teman yang mendampingi siswa dan terbiasa mengurus susur Sungai Sempor.

"Sehingga saya juga yakin aja enggak akan terjadi apa-apa," katanya.

Yoppy tetap berkukuh agar susur sungai yang menurutnya bagian dari latihan pembentukan karakter tetap terlaksana. Susur sungai menurutnya penting untuk mengenalkan anak-anak pada sungai karena anak-anak saat ini dinilai banyak yang tidak lagi bermain di sungai.

Sementara tersangka Riyanto menyatakan ia tak ikut mendampingi 249 siswa terjun ke sungai karena menunggui barang-barang siswa di sekolah dan melakukan presensi terhadap anak-anak usai susur sungai.

Riyanto yang merupakan Ketua Gugus Depan Pramuka di sekolah tersebut mengatakan tak mencegah ratusan siswa untuk melaksanakan susur sungai karena cuaca dinilainya masih memungkinkan.

"Kalau nanti terjadi (sesuatu di lapangan), waktu itu berangkat dilepas dari sekolah itu yang saya amati mendungnya itu pengamatan saya itu tipis," ujarnya. (*/IN-001)

Sumber: acehsiana.com, tirto.id
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved