INFO TNI POLRI
-->

Senin, 02 Desember 2019

Kantor BPN Kota Solok Didemo Warga

SOLOK - Ratusan warga Perumahan Griya Ampang Kualo, Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, melakukan demonstrasi ke Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Solok, Senin (2/12/2019). Ratusan warga tersebut memprotes BPN Kota Solok, karena tanah yang mereka huni saat ini, dinyatakan sebagai tanah konsolidasi. Padahal, menurut mereka, tanah yang telah mereka tempati bertahun-tahun tersebut, dibeli dengan akad jual beli yang jelas.

Koordinator aksi, Zulfebri, menyatakan para warga Griya Ampang Kualo, mengaku kecewa status sertifikat kompleks yang mereka tempati dibekukan sejak awal 2019.

"Kami kecewa dengan status sertifikat kepemilikan perumahan Griya Ampang Kualo dibekukan sejak awal tahun 2019. Pembekuan ini tanpa kami sadari sebagai pemilik rumah Griya, sejak awal tahun 2019. Hal itu baru kami ketahui ketika salah seorang pemilik rumah di Griya Ampang Kualo mengurus sertifikat tanahnya, tapi ditolak oleh pihak BPN Kota Solok," ungkapnya.

Zulfebri juga menyebutkan perumahan Griya Ampang Kualo sudah memiliki legalitas yang terstruktur, yang sesuai dengan standar kepemilikan tanah. Zulfebri juga menuturkan, hingga saat ini di Perumahan Griya Ampang kualo sudah terdata penghuni sebanyak 84 KK dengan luas tanah 2 hektare.

"Kami tidak menerima status tanah kami, yang sudah kami beli dengan hasil keringat sendiri, sekarang masuk dalam tanah konsolidasi," katanya.

Zulfebri juga mengungkapkan sebelumnya pihaknya sudah memperlihatkan surat dari KAN Kota Solok dan Pemko Solok terkait kepemilikan berupa sertifikat. Namun, hal itu tidak diindahkan oleh BPN Kota Solok.

Perkara tanah konsolidasi, yang merupakan tanah yang masih bersengketa di Kota Solok, berawal saat BPN Kota Solok mengukur tanah ini pada bulan Maret 2018. Setelah pengukuran tanah ini dan berkoordinasi dengan Pemko Solok, ternyata Griya Ampang Kualo dinyatakan termasuk dalam tanah konsolidasi.

Dalam demo ini warga perumahan Griya Ampang Kualo, menyampaikan 3 tuntutan yaitu pertama, Perumahan Griya Ampang Kualo bukan termasuk kedalam area konsolidasi, sehingga masyarakat dapat  melakukan perbuatan hukum diatas masyarakat tersebut. Kemudian, Kantor BPN Kota Solok harus meminta maaf kepada Walikota Solok dan KAN Kota Solok, karena tidak mengindahkan surat dari Walikota dan dan KAN. Jika poin 1 dan poin 2 tidak dipenuhi maka masyarakat akan menambah massa untuk melakukan demo selanjutnya.

Menanggapi aksi demo warga Perumahan Griya Ampang Kualo, Kepala BPN Kota Solok, Yerri, mengatakan, sesuai dengan saran Asisten 1 bidang Pemerintahan Kota Solok Nova Elfino, Kantor Pertanahan Kota Solok meminta legal opinion ke Aparat Penegak Hukum.

"Pihak Pemerintah daerah Kota Solok dan BPN, akan menyelesaikan permasalahan ini secepatnya melalui tim penyelesaian konsolidasi. Kantor BPN Kota Solok meminta waktu 3 minggu untuk bisa berkonsultasi ke kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumbar," kata Yerri. (IN-001)

Mutasi Perwira Bergulir di Polres Solok Kota

SOLOK - Mutasi perwira bergulir di Polres Solok Kota. Sejumlah jabatan yang terkena mutasi, sesuai dengan Surat Telegram Rahasia (STR) Kapolda Sumbar Nomor ST/1111/XI/KEP/2019, tersebut adalah jabatan Wakil Kepala Kepolisian Resor (Waka Polres), Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasat Res Narkoba), Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas), Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan (Kasat Intelkam) dan Perwira Menengah (Pama).



Waka Polres Solok Kota Kompol Budi Prayitno dimutasi menjadi Kasub Baganev Bagbinopsnal Ditres Narkoba Polda Sumbar. Jabatan Waka Polres Solok Kota diisi oleh Kompol Aksalmadi, yang sebelumnya adalah Kanit 3 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Sumbar.



Kasat Narkoba AKP Dodi Apendi dimutasi menjadi Panit 1 Unit 4 Subdit 2 Ditreskrimsus Polda Sumbar. Penggantinya adalah AKP Joko Sunarno yang sebelumnya bertugas di Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Solok.



Kasat Lantas Iptu Sugeng Riadi dimutasi menjadi Kanit 1 Sat PJR Ditlantas Polda Sumbar. Posisi Sugeng, diisi oleh Iptu Zamri Naldi, yang sebelumnya merupakan Kasubbagpers Bag Sumda Polres Sijunjung.



Kasat Intelkam Iptu Luhur Fachri Utomo, mengikuti jejak mantan Kapolres Solok Kota AKBP Dony Setiawan, yang kini menjabat Kapolres Payakumbuh. Luhur menjadi Kasat Intelkam Polres Payakumbuh, menggantikan AKP Zamzami, yang dimutasi menjadi Kasat Intelkam Polres Padang Pariaman. Jabatan Kasat Intelkam Polres Solok Kota kini dijabat AKP Milson Joni, yang sebelumnya adalah Panit 3 Subdit 1 Ditintelkam Polda Sumbar.



Sementara itu, satu Pama Polres Dharmasraya, Ipda Maihendri, dimutasi ke Polres Solok Kota. Bagi Maihendri, pindah ke Polres Solok Kota merupakan "pulang kampung". Pasalnya, Polres Solok Kota merupakan penempatan pertamanya sebagai polisi. Maihendri menjadi viral setelah dirinya membangun rumah pasangan tua, Samuni, di Nagari Indudur, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, saat menjadi Bhabin Kamtibmas Polsek Sungai Lasi. Atas kepeduliannya tersebut, Maihendri mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jendral Prof HM Tito Karnavian. (rijal islamy)

Jumat, 29 November 2019

Kapolri Soroti Efektivitas Pengelolaan Media

JAKARTA - Kapolri Jenderal Idham Azis menyoroti efektivitas pengelolaan media untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal menyampaikan dirinya diminta Idham untuk mengembangkan Divisi Humas Polri menjadi Badan Humas Polri.

"Saat commander wish Pak Kapolri, commander wish pertama, beliau menyampaikan saya diperintahkan beliau untuk mengembangkan Divisi Humas menjadi Badan Humas," ujar Iqbal di acara Focus Group Discussion (FGD) Polri di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019), dikutip detik.com.

Iqbal menuturkan Humas Polri nantinya akan dipimpin seorang jenderal bintang tiga atau komisaris jenderal (komjen). Artinya, Polri akan setara dengan Badan Intelkam, Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

"Jadi Kepala Divisi Humas menjadi Kepala Badan Humas atau Kabahumas, dipimpin bintang tiga," sambung Iqbal.

Pada FGD kali ini, Divisi Humas Polri mengambil tema 'Sinergitas Lembaga Terkait dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Menjaga Fungsi Media dalam Pilar Demokrasi'. Diskusi ini dihadiri Ketua KPI Pusat Agung Suprio, Pemimpin Redaksi detikcom Alfito Deannova, Purek I Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) dan Ketua Komisi Kompetensi Wartawan PWI Kamsul Hasan.

Masih dalam diskusi ini, Iqbal mengatakan Humas Polri saat ini tak hanya fokus pada fungsi juri bicara institusi, tetapi juga pada fungsi menjalin komunikasi dengan stakeholder dalam rangka mengelola isu untuk keamanan nasional.

"Divisi Humas beberapa tahun terakhir sudah mentransformasi tugasnya, tidak hanya fokus kepada juru bicara saja, tapi memaksimalkan menyapa masyarakat, kami sebagai PR (public relations). Kami bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat karena Polri tidak akan optimal kalau tidak ada yang membantu kami," jelas Iqbal.

Iqbal menuturkan di era kepolisian modern, polisi lebih mengedepankan langkah pencegahan ketimbang represif agar tak muncul gangguan keamanan. Salah satu hal yang berdampak luas pada gangguan keamanan adalah derasnya informasi di media, baik media sosial maupun mainstream.

"Satu batalyon pasukan, pasukan khusus sekalipun, kalah dengan satu narasi. Ketika narasi itu dikemas dengan angle yang tepat, kekuatannya sangat luar biasa. Contoh, ada campaign yang luar biasa dilakukan, mengumpulkan jutaan massa untuk penyampaian pesan, itu sudah bukan eranya lagi," ucap Iqbal.

"Sekarang eranya mengemas narasi yang tepat, itu akan mengalahkan jutaan orang yang dikumpulkan di stadion. (Mengemas narasi) baik itu melalui media sosial meskipun media mainstream," sambung Iqbal.

Menurut Iqbal, semua elemen masyarakat harus bersinergi dan sependapat bahwa keamanan, sumber daya manusia yang unggul akan membawa Indonesia menjadi negara maju.

"Ketika tidak ada strategi pengelolaan media yang baik dan bersinergi, maka potensi gangguan keamanan luar biasa besar sekali seperti waktu case di Papua, case di Surabaya, padahal tidak ada yang meninggal di case itu, tapi dikabarkan ada yang meninggal adik-adik kita di asrama Papua. Akhirnya goyang Papua," terang dia.

Iqbal mengungkapkan ada tokoh yang menyebut media sebagai pilar demokrasi paling sehat, namun Iqbal berpendapat media tak akan sehat bila tak dikelola.

"Salah satu tokoh, beberapa waktu lalu, menyebutkan saat ini yang paling sehat pilar keempat, media. Tapi kalau kita tidak kelola dengan baik, tidak akan sehat juga. Lihat saja di media sosial begitu banyak ujaran kebencian, hoax dan narasi-narasi negatif," ungkap Iqbal. (*/IN-001)

Selasa, 26 November 2019

Irjen Pol Fakhrizal Pimpin Sertijab Dirreskrimum Polda Sumbar


PADANG - Rotasi jabatan di lingkungan Polda Sumbar kembali bergulir, kali ini jabatan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) yang diserahterimakan, dari Kombes Pol Onny Trimurti Nugroho, SE, S.IK, MH kepada Kombes Pol Imam Kabut Sariadi, S.IK, MM. Selanjutnya Kombes Pol Onny akan menjabat Analis Kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri dalam rangka pendidikan Sespimti. Sedangkan Kombes Pol Imam Kabut sebelumnya menjabat Ka SPN Polda DIY.

Serah terima jabatan sesuai dengan Surat Telegram Kapolri Nomor : 3020/XI/2019 tanggal 8 November 2019 yang ditandatangani oleh Kapolri, dan upacara sertijab berlangsung di ruang Jenderal Pol Soekanto Polda Sumbar, Selasa (26/11) yang dipimpin langsung Kapolda Sumbar Irjen Pol Drs. Fakhrizal, M.Hum.

Kapolda mengatakan, serah terima jabatan dalam setiap organisasi merupakan hal penting dan strategis dalam memelihara dinamika dan meningkatkan kualitas kinerja organisasi, disamping merupakan proses regenerasi kepemimpinan dan promosi bagi personel Polri yang bersangkutan juga merupakan wujud penghargaan yang diberikan organisasi kepada personel Polri yang dinilai telah mampu melaksanakan tugasnya dengan baik atas dedikasi, kinerja dan pengabdian yang tinggi.

"Dengan amanah dan kepercayaan yang diberikan pimpinan polri kepada personel yang mendapat promosi jabatan tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal di kesatuan yang baru, menambah wawasan dan pola pikir serta dapat dijadikan sarana dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara, khususnya dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," ucap Irjen Pol Fakhrizal dalam amanatnya.

Selaku Kapolda, Irjen Pol Fakhrizal mengucapkan terimakasih kepada Kombes Pol Onny Trimurti Nugroho, atas segala dedikasi dan pengabdiannya yang telah diberikan selama bertugas sebagai Dirreskrimum Polda Sumbar, dalam kurun waktu sekitar 1 tahun 3 bulan.

Dimana, mampu membangun jajaran Reserse Kriminal Umum yang solid dan profesional, dan juga sudah memberikan kontribusi yang besar dalam menyelenggarakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana umum, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan.

"Pengorbanan, loyalitas dan kinerja yang saudara tunjukkan selama ini memberikan kesan yang positif bagi jajaran Polda Sumbar. Hendaknya hal ini terus menghiasi lembaran karier dimanapun saudara bertugas," ujar Kapolda.

"Selamat atas kelulusannya mengikuti pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-29 T.A. 2020, dan semoga sukses selalu dalam karir di kepolisian," tambah Kapolda.

Selanjutnya, kepada pejabat Dirreskrimum Polda Sumbar yang baru, Kombes Pol Imam Kabut Sariadi beserta istri, Kapolda mengucapkan selamat datang di Ranah Minang dan selamat bergabung dengan keluarga besar Polda Sumbar.

Tantangan tugas yang akan dihadapi ke depan semakin kompleks, namun Kapolda percaya dengan pengalaman, kemampuan, dan kepemimpinan serta kinerja yang dimiliki, akan dapat menjadikan Ditreskrimum Polda Sumbar lebih baik.

"Jabatan merupakan suatu amanah dan kepercayaan dari Allah SWT serta pimpinan Polri, oleh karenanya, besar harapan saya agar amanah yang telah diberikan kepada saudara, dapat dipelihara dan dijaga untuk bersama-sama berkomitmen guna membentuk team work yang solid dan baik dalam membangun Polda Sumbar beserta jajarannya," tuturnya.

Sebelum mengakhiri amanat tersebut, Irjen Pol Fakhrizal kembali menekankan kepada seluruh Pejabat Utama dan Kapolres di jajaran Polda Sumbar, untuk senantiasa menjaga kebersamaan serta kekompakan dalam setiap pelaksanaan tugas.

"Terutama dalam rangka meningkatkan profesionalisme Polri yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat," tutupnya.

Upacara sertijab dihadiri oleh Wakapolda Sumbar Irjen Pol Drs Damisnur AM, SH, MM, Pejabat Utama Polda Sumbar, para Kapolres sejajaran Polda Sumbar, para Pamen Polda Sumbar, Ketua Bhayangkari Daerah Sumbar Ny. Ade Fakhrizal beserta Pengurus Bhayangkari Daerah Sumbar dan Ketua Bhayangkari Cabang se-Sumbar. (HMS)

Senin, 25 November 2019

Tiga Warga Alahan Panjang Solok yang Hilang di Rimba Buaiyan, Akhirnya Ditemukan


SOLOK - Tiga orang warga Jorong Batang Hari, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, yang dilaporkan hilang sejak Sabtu pagi (23/11/2019) di Rimba Buaiyan saat berburu, hari Senin (25/11), berhasil ditemukan di hutan kawasan Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti. Ketiganya, Sapardi (25), Jon (39) dan Joni (18), ditemukan dalam kondisi lemas dan kehabisan bekal makanan. Mereka ditemukan oleh warga dan tim pencari, sekira pukul 11.00 WIB.

"Alhamdulillah, ketiga orang warga kita yang hilang sejak Sabtu pagi, akhirnya hari Senin ini ditemukan, meski dalam kondisi lemah," terang Walinagari Alahan Panjang, Zulkarnaini.

Sejak dilaporkan hilang, ratusan warga, sanak saudara korban dan Tim gabungan dari BPBD dan SAR, berusaha mencari dan akhirnya membuahkan hasil pada Senin pagi.

Sebelumnya, pencaharian ketiga korban difokuskan di daerah kawasan Perbukitan Silimau-limau yang masuk wilayah Kabupaten Pesisir Selatan atau perbatasan Nagari Air Dingin. Sesuai petunjuk waktu pembicaraan korban dengan salah seorang keluarga, maka ciri-ciri hutan yang disebutkan adalah di daerah Silimau-Limau. Akhirnya tim mencoba fokus mencari ke daerah itu, namun gagal menemukan korban.

Sejak Minggu malam, tim gabungan yang berkoordinasi dengan Walinagari melanjutkan pencarian dengan membagi tim sebanyak 6 kelompok. Masing-masing tim beranggotakan 15-20 orang dengan membawa perlengkapan pencarian. Sementara wargapun ikut swadaya dan sukarela menghimpun logistik untuk posko dan bekal tim pencarian. Minggu pagi, sekura jam 11.00 Wib, tim menemukan korban di hutan perbatasan Air Dingin dengan Kabupaten Pesisir Selatan. Usai ditemukan, para korban langsung dirujuk ke Puskesmas Alahan Panjang untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Salah seorang korban yang hilang, Sapardi (25), saat diwawancari mengaku tersesat di hutan saat berburu babi. Entah kenapa, pada Sabtu pagi itu mereka terus mengejar babi hingga jauh masuk ke dalam hutan.

"Kami juga tidak tahu, entah kenapa hari itu kami begitu asyik berburu hingga masuk makin jauh ke dalam hutan. Sehingga kami bingung jalan pulang. Padahal sebelumnya kami sering berburu ke daerah itu," sebut Sapardi.

Tim Pencari Ikut Tersesat

Sepuluh orang warga Jorong Batang Hari, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, tersasar saat mencari 3 orang warganya yang hilang berburu babi hutan, pada Sabtu (23/11/2019) kemarin. Sepuluh warga itu, Jumaldi (28), Suwandre (32) Edrizal, (26) Imam(38), Wirnalis (32) Edo Eka Putra (20), Iyon (28) Safrianto (23), M Zalman, (24) dan Anto (40). Rombongan itu tersasar, di Kampung Ngalau Gadang, Kenagarian Limau Gadang, Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Minggu sekitar pukul 13.30 WIB.

Berdasarkan keterangan Anto, orang tua korban Joni Eka Putra, yang ikut mencari dalam rombongan itu menyampaikan anaknya (Joni Eka Putra) berangkat berburu babi Sabtu (23/11) sekitar pukul 06.00 WIB. Kemudian sore dirinya menerima telepon dari salah seorang temannya bahwa korban dikabarkan hilang. Karena juga tak kunjung pulang warga di daerah tersebut melakukan pencarian berbagai arah terbagi dengan tiga kelompok.

Dikatakanya, rombonganya berangkat sekitar 20.30 WIB ke hutan Wayan yang direncanakan untuk mencari sampai puncak bukit dengan hanya membawa bekal nasi bungkus dan air minum. Namun, selama pencarian satu malam belum juga membuah hasil hingga sampai ke nagari Ngalau Gadang dan bertemu dengan masyarakat setempat. Disamping itu bekal yang dibawa pun telah habis membuat rombongan tersebut lapar dan juga capek.

"Kami tidak kuat lagi untuk mendaki karena medan yang kami tempuh terlalu curam. Apalagi bekal yang kami bawa sudah habis," kata Anto.

Setelah bertemu dengan masyarakat di daerah itu, rombongan tersebut langsung dibawa ke Mapolsek Bayang. Sambil menunggu keluarga dari solok yang bakal menjemputnya.

"Kami mengucapkan terima kasih banyak pada Polsek beserta anggota, dengan memberikan pelayanan yang sangat baik dan juga masyarakat di sini," ungkap ayah empat orang anak itu.

Kapolsek Bayang, Iptu Advianus membenarkan, ada sepuluh orang warga yang tersasar di Nagari Ngalau Gadang dan bertemu dengan masyarakat setempat.

"Rombongan itu merupakan warga Batang Hari, Kenagarian Batang Hari, Kenagarian Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Rombongan itu telah dijemput oleh keluarganya dan kembali ke Solok," tutup Kapolsek.

Berburu, Tiga Warga Alahan Panjang Tersesat di Rimba Buaiyan

Tiga orang warga Jorong Batang Hari, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, dilaporkan hilang di Rimba Buaiyan, sejak Sabtu (23/11/2019). Ketiganya, Sapardi (25), Jon (39) Joni (18), diduga tersesat saat pergi berburu babi. Wali Nagari Alahan Panjang, Zulkarnaini, Minggu sore (24/11/2019), menyatakan sekitar seratusan masyarakat sedang melakukan pencarian.

"Kami mendapat laporan dari pada Minggu pagi (24/11). Setelah itu langsung berkoordinasi dengan pihak keamanan dan BNPB. Dan saat ini sekitar 100 orang masyarakat ikut mencari warga yang diduga tersesat tersesat waktu pergi berburu tersebut," jelas Zulkarnaini.

Ketiga warga tersebut dilaporkan pergi berburu babi pada Sabtu pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Biasanya mereka sudah kembali ke rumah sekitar jam 10.00 WIB. Namun hingga Minggu sore ini belum juga kembali. Akibat kejadian itu, para keluarga korban menjadi panik dan sibuk melakukan pencarian, dibantu BNPB, masyarakat dan Polisi.

Minggu siang keluarga sempat kontak telepon seluler dengan salah satu korban, namun terputus dan diduga kehabisan baterai. Sebelumnya, pada Sabtu sore, keluarga korban sempat dihubungi salah seorang warga untuk memberi tahu bahwa mereka bertiga tersesat di tengah rimba. Warga yang menelpon mengarahkan agar mereka mengikuti arus sungai.
Namun dihujung telepon terdengar jawaban minta antarkan air dan menyatakan tidak kuat lagi berjalan. Setelah itu nomor korban tidak lagi bisa dihubungi.

Akhirnya para tetangga memutuskan untuk mencari secara swadaya hingga larut malam. Namun nihil, pencarian tidak membuahkan hasil.
Minggu pagi hingga sore, para keluarga dan ratusan warga, juga melakukan pencarian, namun belum membuahkan hasil.

"Waktu komunikasi dengan korban, mereka tidak kuat jalan dan istirahat dekat dua pohon bambu di tepi sungai. Tapi saat dicari belum ketemu. Bahkan sudah ada warga yang sudah sampai ke daerah Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan pergi mencari," Zulkarnaini.

Saat ini warga yang ikut melakukan pencarian sudah ada yang tembus ke Pesisir Selatan. Karena hutan tempat hilangnya korban adalah Rimbo Bukik Buaiyan yang menembus langsung ke Kabupaten Pessel.

Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Solok, Abra menjelaskan pihaknya mendapat laporan minggu pagi sekitar jam 7.30 WIB. Selanjutnya pihaknya menyiapkan tim dan langsung berkemas mempersiapkan segala sesuatu untuk turun mencari korban tersesat.

"Kita saat sampai di TKP jam 11.30 WIB. Setelah melakukan koordinasi dengan masyarakat dan pihak nagari tim langsung bergerak melakukan pencarian," ujar Abra. (IN-001/IN-017)

Korupsi, Mantan Bendahara Nagari Tanjung Alai, Solok Ditangkap di Sleman


PADANG - Tim Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat menangkap terpidana kasus korupsi keuangan Nagari Tanjung Alai Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumbar, Budi Santoso (46). Budi buron sejak September 2019.

"Terpidana ditangkap di daerah Sleman, Yogyakarta pada Jumat (22/11) sekitar pukul 18.00 WIB," kata Asisten Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Sumbar M Fatria, dalam keterangan pers di Padang sebagaimaan dilansir Antara, Minggu (24/11/2019).

Fatria mengatakan terpidana yang dulu menjabat sebagai Bendahara Nagari Tanjung Alai, ditangkap di sebuah rumah tanpa perlawanan. Setelah ditangkap, Budi Santoso diterbangkan ke Padang pada Sabtu (23/11/2019) sore untuk menjalani masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan Muaro Padang.

Kasus yang menjerat Budi Santoso adalah korupsi keuangan Nagari Tanjung Alai Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, tahun anggaran 2015 dan 2016. Dengan posisinya selaku bendahara nagari ia dinilai telah merugikan negara sebesar Rp 162,1 juta.

Dasar eksekusi terpidana adalah putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 1612 K/Pid.Sus/2019 tertanggal 15 Mei 2019. Budi Santoso dinyatakan bersalah dan dijatuhkan hukuman penjara selama empat tahun, dan denda sebesar Rp 200 juta subsider enam bulan kurungan.

Sementara itu Kepala Lapas Padang Arimin, mengatakan pada tahap awal narapidana itu akan didaftar untuk memvalidasi data, kemudian mengikuti program masa pengenalan di lingkungan Lapas.

"Tujuannya agar program pembinaan selanjutnya berjalan lancar, dan narapidana mengetahui hak serta kewajiban," katanya menjelaskan.

Penangkapan Budi Santoso adalah eksekusi kedua yang dilakukan tim kejaksaan terhadap buronan kasus korupsi di Sumbar dalam tiga hari terakhir. Karena dua hari sebelumnya pada Kamis (21/11/2019) tim eksekutor kejaksaan juga telah menangkap terpidana kasus korupsi di Padang atas nama HM Helwis yang buron sejak 2018. Terpidana tersebut ditangkap di kawasan Depok, Jawa Barat, tanpa perlawanan dan kini sudah mendekam di Lapas Padang. (*/IN-001)

Rabu, 20 November 2019

Maju di Pilkada, Kapolda Sumbar Irjen Fakhrizal Segera Diganti


PADANG - Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal, menegaskan diri maju dalam kontestasi Pilkada Sumbar 2020. Perwira polisi bintang dua asal Kamang, Agam tersebut juga telah menegaskan akan maju dari jalur independen. Walikota Pariaman, Genius Umar, akan mendampingi "Polisi Niniak Mamak" itu untuk bertarung di kontestasi BA 1. Majunya Fakhrizal, langsung membuat buncah. Tidak hanya di Sumbar, tapi hingga ke level nasional. Komisi III DPR RI mempertanyakan jenderal aktif tersebut ke Kapolri Jenderal Idham Aziz. Jawaban Kapolri, Irjen Fakhrizal segera diganti!

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan Kapolri Rabu (20/11/2019), memanas. Politisi PDI Perjuangan, Masinton menggelindingkan bola panas, mempertanyakan posisi Irjen Pol Fakhrizal. Masinton menuding Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal, sudah deklarasi maju sebagai salah Cagub Sumbar di Pilkada 2020.

"Bagaimana ini? Ada Kapolda maju Pilkada, sebut saja Kapolda Sumbar," ujar Politisi PDI Perjuangan, Masinton di ruang RDP.

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menjawab dengan to the point.

"Soal Kapolda yang ikut Pilkada, kita harus ganti. Hanya itu obatnya," ujar Idham dengan mantap.

Irjen Pol Fakhrizal saat ini masih aktif sebagai Kapolda Sumbar. Fakhrizal menegaskan dirinya tetap mengutamakan tugas Polri yang diperintahkan Kapolri kepadanya.

"Saat ini saya masih Kapolda dengan tugas yang diamanahkan pimpinan tertinggi Polri dan soal Pilkada itu bentuk aspirasi tokoh masyarakat di Sumbar yang meminta saya maju sebagai Cagub. Saya terharu, sekaligus bangga masih ada masyarakat minta anggota Polri maju Cagub," ujar Fakhrizal.

Fakhrizal yang kini disebut maju berpasangan dengan Genius Umar (Wali Kota Pariaman) tetap berprinsip sebagai Bhayangkara negara.

"Saya prajurit Bhayangkara, punya prinsip selalu patuh pada putusan pimpinan tertinggi Polri institusi saya," ujar Fakhrizal.

Sementara itu, Walikota Pariaman Genius Umar yang disebut-sebut bakal mendampingi Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal maju pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat tahun 2020 mendatang, mengaku kaget. Menurutnya, kabar untuk mendampingi Irjen Pol Fakhrizal untuk berpasangan pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur itu tercipta saat Rakor Forkopimda se-Indonesia di Bogor beberapa pekan lalu.

"Saya kaget Pak Kapolda ketemu saya dan mengenalkan ke Pak Gubernur, ini calon Wakil Gubernur saya. Saya kaget, gak bisa ngomong apa-apa. Pencalonan telah disiapkan Pak Kapolda," ujarnya.

Genius Umar menegaskan untuk memutuskan maju atau tidaknya tergantung masyarakat Kota Pariaman. Karena saat ini ia menjabat sebagai Walikota Pariaman itu adalah amanah dari masyarakat.

"Saat ini saya milik rakyat, jadi kalau rakyat meminta saya untuk maju. Kenapa tidak, kerja untuk membangun Pariaman yang lebih baik tentu juga bisa dilakukan dengan saya sebagai wakil gubernur. Untuk Sumatera Barat yang lebih baik, kita akan melakukan perjuangan ini," ucap Genius Umar. (*/IN-001)

Argo Yuwono Resmi Jabat Karo Penmas Mabes Polri


JAKARTA - Kombes Argo Yuwono resmi menjabat Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri. Argo menggantikan Brigjen Dedi Prasetyo yang dipromosikan menjadi Karobinkar SSDM Polri.

Upacara serah-terima jabatan (sertijab) itu digelar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2019). Upacara sertijab dipimpin oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal.

"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya selaku pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia bahwa saya akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan kepolisian Republik Indonesia, serta senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang, atau golongan," sumpah Argo dalam sertijab.

"Bahwa saya tidak akan melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme dan gratifikasi berupa apa saja dari atau ke siapa pun juga. Bahwa saya akan bekerja dengan jujur, disiplin, bertanggung jawab, cermat, dan semangat untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara," lanjut Argo.

Iqbal mengucapkan selamat kepada Brigjen Dedi dan Kombes Argo. Iqbal menyakini bahwa Argo dengan pengalamannya bisa mengemban jabatan baru ini dengan baik.

"Argo luar biasa mengabdi di Polda Metro Jaya, selama 3 tahun 5 bulan 3 hari. Insyaallah dengan pengalaman di Polda Metro Jaya dan sebelumnya di Jawa Timur, insyaallah Pak Argo akan siap, dan saya yakin akan juga dapat mensejajarkan dengan apa prestasi yang sudah diraih Pak Dedi sebagai Karo Penmas yang lama," kata Iqbal, seperti dikutip detik.com. (*/IN-001)

Jumat, 15 November 2019

Tiga Pencuri dengan Modus Pecah Kaca Mobil di Simpang Rumbio Solok, Ditangkap di Lubuk Linggau

SOLOK - Sebanyak tiga orang kawanan pencuri dengan modus pecah kaca mobil yang terjadi di depan Ruko Jalan Dt. Perpatih Nan Sabatang RT 01/RW 01, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, pada Kamis, 7 November 2019 lalu, ditangkap di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Rabu (13/11/2019). Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan korban Arfen Muchtar (54) dengan Laporan Polisi Nomor: LP/ 64/XI/2019/Polsek Kota Solok Kota, tanggal 7 November 2019.

Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) Polres Solok Kota bersama personel Polsek Kota Solok menangkap tiga tersangka di Lubuk Linggau, Sumsel. Ketiganya adalah Heru Handoyo (34), warga Jalan Ketitiran RT 04, Kelurahan Tanjung Indah, Kecamatan Lubuk Linggau Barat I, Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Kemudian Fitra Patriot (31), warga Jalan Cempaka Blok A No. 90 RT 06, Kelurahan Tanjung Aman, Kecamatan Lubuk Linggau Barat I, Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Serta Yufran (27), warga Dusun Kampung Jeruk, Desa Kepala Curup, Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, melalu Kasat Reskrim Iptu Defrianto dan Kapolsek Kota Solok AKP Zamri Elfino, menyatakan kronologis kejadian berawal saat Arfen Muchtar pada hari Kamis, 7 November 2019 sekira pukul 13.40 WIB, mengambil uang sebesar Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) di kantor Bank BRI Cabang Solok,  dengan maksud akan disetorkan kembali ke rekening bos korban ke Bank BNI Solok. Korban pulang ke ruko untuk mengambil slip setoran tunai Bank BNI dengan mengendarai Mobil merk Mitsubhisi L300 Pick Up warna Hitam Nopol BA 8131 PN. Sesampai di depan ruko korban memarkirkan mobil tersebut, sementara uang tunai tersebut berada di dalam mobil dengan keadaan pintu mobil terkunci.

Berselang lima menit kemudian, korban kembali lagi ke mobil tersebut. Korban mendpaati pintu kaca pintu mobil sebelah kiri telah pecah dan uang tunai sebesar Rp 200 juta yang terbungkus dalam plastik tersebut telah hilang. Atas kejadian itu, korban melaporkan ke Polsek Kota Solok.

Setelah adanya laporan tersebut, Sat Reskrim Polres Solok Kota bersama personel Polsek Kota Solok kemudian dilakukan penyelidikan. Hasil penyeldikan mengarah ke pelaku yang berada di Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Petugas kemudian berangkat ke Lubuk Linggau melakukan penangkapan terhadap tiga orang tersangka, setelah berkoordinasi dengan Polres dan Polsek setempat.

Dalam penangkapan, petugas hanya menemukan sisa uang tunai sebanyak Rp 2.350.000. Sisanya, uang Rp 200 juta sebelumnya sudah dibelikan ke sejumlah barang. Di antaranya sepeda motor merek Suzuki Satria FU warna hitam Nopol B 4677 NDM, sepeda motor merek Honda Beat Street warna hitam Nopol B 6325 VPI, 2 buah helm warna hitam, 1 unit HP merek samsung warna putih, 1 unit HP merk samsung warna hitam, 1 buah sendal warna hitam hijau merk treksta, dan 1 helai baju switer warna hitam merk LGS.

Ketiga pelaku disangkakan Pasal 363  KUHP, dengan ancaman pidana maksimal 7 tahun penjara. (IN-001) 

Kamis, 14 November 2019

Dua Pengedar Ganja Diamankan di Pasaraya Solok dan Nan Balimo

SOLOK - Satuan Reserse Narkoba Polres Solok Kota melakukan penangkapan terhadap dua pelaku tindak pidana penyalahgunaan Narkoba jenis ganja di Wilayah Hukum Polsek Kota Solok, Rabu malam (13/11/2019). Dua pelaku yang dijaring adalah Arif Subhan alias Kabuik (25), yang ditangkap di Gang Tangah Meja Besi, Los Pasaraya Kota Solok. Hasil dari pengembangan, ditangkap Rahmat Sandra (26) di Jalan Tembok Raya, Kelurahan Nan Balimo Kota Solok. Dari tangan kedua pelaku, petugas mengamankan dua paket besar ganja kering dan sejumlah paket kecil.

Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi melalui Kasat Res Narkoba AKP Dodi Apendi, mengungkapkan pennagkapan terhadap Arif alias Kabuik, berawal dari banyaknya laporan dari masyarakat bahwa di Los Pasar Raya, Kelurahan PPA Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok sering terjadi transaksi narkotika Gol I jenjs tanaman ganja kering. Tim Satres Narkoba kemudian melakukan penyelidikan dan pada hari Rabu tanggal 13 November 2019 dan sekira pukul 22.30 WIB. Petugas mengamankan seseorang yang sedang duduk di Gang Tengah Meja Besi Los Pasaraya Solok, yang kemudian diketahui bernama Arif Subhan alias Kabuik.

Saat hendak diamankan terlapor berusaha membuang 1 (satu) buah bungkusan plastik putih ke bawah kursi dan saat dilakukan pemeriksaan terhadap badan terlapor ditemukan 1 (satu) buah plastik warma hitam yang berisikan 5 (lima) paket yang diduga berisikan narkotika Gol I jenis tanaman Ganja Kering yang dibungkus dengan kertas warna putih dan 1 (satu) Paket yang diduga berisikan narkotika Gol I jenis Tanaman Ganja Kering yang dibungkus dengan kertas putih di saku celana bagian depan sebelah kanan, serta 1 (satu) paket kecil yang diduga berisikan narkotika Gol I jenis tanaman Ganja kering yang dibungkus dengan plastik biru disaku celana belakang sebelah kanan serta 1 (satu) unit handphone merk Nokia warna hitam disaku celana depan sebelah kiri.

Saat dilakukan pemeriksaan terhadap bungkusan plastik putih yang dibuang oleh terlapor berisikan yang diduga berisikan narkotika Gol I jenis Tanaman Ganja Kering yang dibungkus dengan lakban coklat. Arif kemudian digelandang ke Mapolres Solok Kota dengan Laporan Polisi Nomor : LP/274/A/XI/2019/Polres Solok Kota, tanggal 13 November 2019.

Usai mengamankan Arif, petugas kemudian melakukan pengembangan kasus. Dari hasil interigasi, Arif mengakui sudah menyerahkan sebagian paket ganja kepada Rahmat Sandra. Dari informasi itu, tim lansung menuju kediaman Rahmat di Jalan Tembok Raya RT 001/RW 003, Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.

Sekira pukul 23.30 WIB, petugas berhasil mengamankan Rahmat dan saat dilakukan pemeriksaan terhadap rumah tersebut di temukan 1 (satu) paket kecil yang diduga berisikan narkotika Gol I jenis tanaman ganja kering yang dibungkus dengan plastik hitam di celah-celah langit-langit kamar.

Rahmat juga menunjukan tempat menyimpan sisa ganja yang diserahkan oleh Arif kepadanya. Yakni di bawah lantai sebuah pondok yang berjarak lebih kurang 100 meter dari rumahnya. Petugas juga mengamankan alat komunikasi terlapor berupa 1 (satu) unit handphone merk Vivo warna gold. (IN-001)

Rabu, 13 November 2019

Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Akhirnya Terungkap

MEDAN - Identitas pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapilrestabes Mdan, Sumatera Utara, akhirnya terungkap. Pelaku seorang mahasiswa warga Jalan Nangka Medan Petisah. Pelaku berinisial RMN usia 24 tahun merupakan warga Medan asli diduga meledakkan dirinya sendiri saat memasuki komplek Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said Kota Medan, Rabu (13/11/2019).

Pelaku peledakan bom bunuh diri yang mengguncang Mapolrestabes terlihat dalam rekaman CCTV. Dalam rekaman CCTV tersebut tampak RMN sedang mengenakan setelan jaket hijau kombinasi hitam sedang berjalan mengenakan ransel.

Gambar rekaman CCTV ini beredar di grup WhatsApp, hingga akhirnya pria itu meledakkan diri dan terdengar suara ledakan yang cukup keras di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi.



Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku ledakan bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019), diketahui berjumlah satu orang.

Saat ini, tim yang terdiri atas Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Inafis, dan Pusat Laboratorium Forensik masih di lapangan untuk melakukan proses olah tempat kejadian perkara (TKP). Hal itu dilakukan guna memastikan identitas pelaku.

"Nanti dengan teknologi yang dimiliki Inafis, nanti sidik jarinya (jika) berhasil diambil dengan baik, dan pelaku juga memiliki e-KTP, nanti database tersebut akan terkoneksi dengan data Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil)," kata Dedi seperti dikutip dari Kompas TV.

"Sehingga dalam waktu yang tidak lama identitas pelaku akan diketahui," ujar dia.

Setelah identitas diketahui, ia menambahkan, nantinya Tim Densus 88 Antiteror Polri akan melakukan pengembangan. Hal ini untuk mengetahui apakah pelaku terkait jaringan teroris tertentu atau justru hanya simpatisan yang bergerak sendiri (lone wolf).

"Semuanya masih berproses. Tim Densus 88 bersama stakeholder terkait masih bekerja di lapangan," kata Dedi.

Selain itu, ia mengatakan, seluruh partikel ledakan yang berada di sekitar lokasi akan dikumpulkan untuk kemudian diuji di laboratorium forensik. Upaya itu dilakukan untuk mengetahui apakah ledakan yang terjadi berjenis low explosive atau high explosive.

"Demikian juga senyawa-senyawa yang digunakan pelaku untuk merakit bomnya," ucapnya.

Terduga pelaku bom bunuh diri RMN alias Dede (24) diketahui pernah tinggal di Jalan Jangka Gang Tentram No 89 B, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Di Gang yang memiliki lebar jalan sekitar 1,5 meter yang merupakan rumah orangtua terduga pelaku tampak bercat putih dengan cat pintu dan kosen jendela didominasi warna merah.

Sedangkan pagar rumahnya tampak cat merah yang sudah terkelupas. Salah seorang tetangga yang juga merupakan sepupu pelaku, Maya (41) mengatakan bahwa selama mengenal Dede, sewaktu lajang dia aktif di organisasi remaja masjid.

"Dia pernah jadi remaja masjid. Itu dulu dia pas masih lajang. Tapi semenjak sudah nikah enggak tahu apa kegiatannya," kata Maya di dekat rumah pelaku, Rabu (13/11/2019).

"Dia semenjak nikah ikut istrinya di Marelan. Tapi enggak tahu posisi pastinya dimana," sambungnya.

"Dijelaskan Maya bahwa dirinya cuma sekali ke rumah Dede yaitu sewaktu mereka menikah. Kami pergi ramai-ramai naik mobil. Itupun jalannya sudah enggak tanda karena jauh ke Marelan.

"Dia dipanggil Dede pindah semenjak sudah nikah. Mungkin sekitar tiga tahun yang lalu," tuturnya.

"Orangtuanya sudah tidak ada. Jadi anaknya yang sudah berumahtangga dan belum punya rumah tinggal disini," jelas Maya.

Tak lama berselang, seusai mewawancarai sepupu pelaku, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto keluar dari dalam rumah keluarga terduga pelaku mengenakan celana keper hitam dan kemeja putih.

Namun, Eko yang coba dimintai keterangan terkait kasus tersebut enggan untuk memberikan jawaban atas hasil pemeriksaan yang dilakukan dirinya bersama anggota di dalam rumah keluarga pelaku tersebut.

"Nanti saja ya, saya tidak bisa berikan keterangan sekarang," ucap Eko singkat sembari berlalu pergi menaiki mobil.

Informasi yang dihimpun kejadian terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Sekira pukul 08.00 WIB, diduga pelaku masuk ke Polrestabes Medan menggunakan jaket ojek online. Pelaku masuk melalui pintu depan menuju Bagian Operasi. Sesampai disana, pelaku meledakkan diri dan mengakibatkan korban jiwa luka-luka.

Akibat peristiwa itu beberapa orang terluka. Di antaranya Kasi Propam luka di bagian tangan. Termasuk pekerja harian lepas J Purba luka dibagian wajah, anggota Propam dan Piket Bagian Operasi.

Informasi terbaru identitas Kasi Propam adalah Kompol Abdul Mutholib. Ketiga korban langsung dibawa ke RS Bhayangkara. Pelaku dinyatakan meninggal dunia dengan tubuh hancur akibat bom bunuh diri tersebut.

Dilokasi polisi telah berjaga-jaga dan menutup jalan. Sampai saat ini sedang dilaksanakan olah TKP, pengamanan dan penyelidikan.

Sementara itu Polri memastikan ledakan yang terjadi merupakan bagian dari aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan Jalan HM Said Medan, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu pagi (13/11/2019). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Menurut Polri, ledakan itu terjadi di sekitar kantin Polrestabes Medan.

"Ya betul," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika dikonfirmasi, Rabu (13/11/2019).

Dedi mengungkapkan, petugas saat ini langsung melakukan olah Tempat Kerjadian Perkara (TKP).

"Saat ini sedang dilakukan olah TKP oleh Densus (88) dan Polda Sumatera Utara. (Kami) menunggu hasil investigasi (lebih) lanjut," kata dia.

Pasalnya, diduga terjadi bom bunuh diri, di Jalan HM Said nomor 1. Pantauan Tribun Medan di lokasi, terlihat petugas labfor tengah melakukan olah TKP. Di lokasi juga terlihat garis polisi telah terpasang di seputaran lokasi.

"Di luar lokasi, terlihat petugas tengah melakukan pengamanan ketat. Jalan HM Said di kawasan Mapolrestabes Medan untuk sementara ditutup petugas. Tolong ya bagi yang tidak berkepentingan agar meninggalkan lokasi," ujar salah seorang petugas.

Terkait peristiwa tersebut, seratusan warga masih terlihat memadati lokasi. Pecahan seperti kaca terlihat di seputaran tempat kejadian.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menyatakan bahwa pelaku yang meledakkan bom di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) diduga berjumlah satu orang. Orang yang diduga sebagai pelaku itu meninggal dunia akibat aksi bom bunuh diri.

"Diduga satu orang, berdasarkan informasi pertama," kata Iqbal saat ditemui di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).

Sementara itu korban yang jatuh terhitung saat ini berjumlah enam orang. Empat orang di antaranya adalah anggota Polri, satu orang merupakan pegawai harian lepas, dan satu orang lain merupakan masyarakat sipil.

Ia menambahkan, saat ini Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama tim Polrestabes Medan dan Polda Sumatera Utara masih mengolah TKP dan menginvestigasi secara mendalam kasus tersebut.

"Saat ini Densus 88 Antiteror dengan tim Polrestabes Medan dan Polda Sumatera Utara sedang bekerja untuk melakukan proses selanjutnya. Apakah jaringan ini masuk dalam jaringan apa dan lain-lain, tunggu saja," kata dia.

Namun manajemen Gojek tak mau mengomentari pemakaian seragam Gojek dalam aksi bom bunuh diri ini.

"Kami mengutuk aksi teror yang terjadi di Polrestabes Medan pagi ini dan berduka cita atas jatuhnya korban dari aksi teror tersebut.

Kami tidak dapat berkomentar mengenai atribut terduga pelaku," ujar Vice President of Corporate Communications Gojek, Kristy Nelwan, Rabu (13/11/2019)

Ia mengatakan Gojek telah dengan segera menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib serta siap untuk memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi. (*/IN-001)

Selasa, 12 November 2019

Bobol ATM dengan Skimmer, WN Rumania Tewas Ditembak

JAKARTA - Satu dari dua pembobol dana nasabah tewas ditembak Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Pria asal Rumania itu tewas ditembak lantaran menyerang petugas dengan merebut senjata api (senpi) saat disergap. Tersangka SV kemudian dilarikan petugas untuk mendapat pertolongan namun sesampai di RS Fatmawati Jakarta Selatan ia menghembuskan nafas terakhir. Sementara rekannya, CRR yang juga WN Rumania menyerah saat dibekuk di lokasi yang sama di kawasan Kemang Raya Jakarta Selatan.

"Mereka kami amankan di saat ingin mengambil alat Spy Cam dan Deep Skimmer yang dipasang di salah satu ATM di kawasan Kemang Raya, Jakarta Selatan. Satu tersangka melakukan perlawanan merebut senpi petugas sehingga dilakukan tindakan tegas terukur,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, dikutip poskota.com, Senin (11/11).

Dikatakan, dalam melancarkan aksinya para tersangka mencari lokasi ATM yang memungkinkan untuk dipasang alat Spy Cam dan Deep Skimmer. Setelah mendapat lokasi yang sesuai, mereka memasang kedua alat tersebut dan ditinggal dalam jangka waktu tertentu.

"Kemudian para pelaku kembali ke lokasi tersebut untuk mengambil alat yang terpasang dan selanjutnya dilakukan pencurian data milik nasabah. Data yang telah dicuri tersebut dimasukkan ke kartu ATM yang telah disiapkan. Dan kartu ATM itu digunakan untuk penarikan tunai di ATM," ujar Kombes Argo.

Laporan Bank

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto menambahkan, kasus tersebut berawal dari adanya komplin dari 17 nasabah dan salah satu bank yang menyanggah adanya penarikan tunai di ATM Jakarta pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2019. Bank pun membuat laporan modus skimming dengan kerugian Rp137 juta.

Berdasarkan laporan itu Unit 4 Subdit Resmob melakukan penyelidikan dan analisa dan menemukan lokasi pencurian data diduga berada di beberapa ATM di sekitar Jalan Wolter Mongonsidi periode sekitar tanggal 20 Oktober 2019. Pencurian data tersebut terdapat penarikan tunai pada tgl 26 – 27 Oktober 2019 di daerah Kalimalang, Otista, Jakasampurna, Cideng, Tomang, Kemang dan Suryopranoto.

Berdasarkan hasil analisa tersebut tim melakukan lidik manual di lapangan. Dan tim mendapatkan temuan bahwa terdapat pemasangan spycam dan deep skimmer di ATM Jl. Kemang Raya Jakarta Selatan. Tim lalu melakukan pengintaian di lokasi ATM yang sudah terpasang spycam dan deep skimmer.

Kemudian pada Sabtu (9/11/3019) sekitar pukul: 02.00 WIB, ATM tersebut didatangi 2 orang dengan ciri-ciri yang sama dengan orang yang diduga pelaku sesuai rekaman CCTV. Pada saat keduanya mengambil spycam dan deep skimmer di ATM tersebut, tim langsung melakukan penangkapan.

Pada saat penangkapan salah satu dari tersangka SV melakukan perlawanan dan merebut senjata api petugas, lalu diberikan tembakan peringatan dua kali namun tersangka malah petugas sehingga dilakukan tindakan tegas terukur ditubuhnya. Tersangka akhirnya tewas saat mendapat perawatan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

Dari kedua tersangka, polisi menyita Deep Insert Skimmer, Spy Cam, 2 laptop, Amperemeter merk Krisbow, 2 Battery HP untuk spy cam, 4 baterai HP yang sudah dimodifikasi, solder, kikir besi, lem tembak merk krisbow, penggaris, soldering gun, tang capit, sweater biru dan abu yang digunakan tersangka memasang alat.

Selain itu juga disita kabel lan, cutter, tang buaya, kunci inggris, guling timah, Hardware tools, obeng min dan plus, meteran, charger spy cam yang sudah di modifikasi, 2 double tip, conector, MMC 16GB, alat pencabut deep insert skimmer, lem besi, alat copy data yang sudah di modifikasi, 3 amplas halus, motor aerox merah dan 2 Paspor atas nama para tersangka. (*/IN-001)

Senin, 04 November 2019

Ikut Pilkada 2020, Anggota Dewan Tak Harus Mundur


JAKARTA - Kabar terbaru muncul terkait eskalasi Pilkada 2020 mendatang. Kepala Sekretaris Nasional Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (Seknas ADKASI), Syamsu Rizal, SE, M.Si, mengungkapkan, untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah, Anggota DPR, DPD Dan Anggota DPRD Provinsi serta Anggota DPRD Kabupaten tidak harus mundur.

"Untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan Anggota DPRD Kabupaten tidak harus mundur, cukup cuti saja," ujar Iday, sapaan akrab Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tebo ini, seperti dikutip Jambione.com.

Syamsu Rizal menjelaskan, anggota DPR, DPD dan Anggota DPRD tidak harus berhenti apabila mencalonkan diri sebagai sebagai Calon Kepala Daerah (Cakada) merupakan hasil dari revisi UU No. 10 tahun 2016 tentang persyaratan Calon Kepala Daerah.

"Revisi UU No. 10 tahun 2016 tersebut sudah disepakati oleh seluruh fraksi DPR RI dan telah disetujui oleh Presiden, tinggal ketok palu saja," kata Iday.

Ketua DPC Partai Demokrat Tebo ini juga mengatakan bahwa revisi UU No. 10 tahun 2016 tentang persyaratan Cakada tersebut merupakan tindak lanjut dari usulan ADKASI dan ADEKSI.

"Jadi Revisi UU No. 10 Tahun 2016 ini adalah salah satu hasil dari perjuangan ADKASI selama ini, dan semoga juga menjadi catatan sejarah," tambah Iday.

Kepala Seknas Asosiasi himpunan dari 415 Kabupaten ini berharap kepada seluruh pimpinan dan anggota DPRD yang maju di Pilkada bisa memenangkan kontestasi secara bermartabat.

"Semoga rekan-rekan pimpinan dan anggota DPRD yang maju di Pilkada bisa memenangkan kontestasi secara bermartabat, dan tentunya tidak melupakan teman-teman di DPRD setelah menjadi Kepala Daerah," tegasnya. (*/IN-001)

Sabtu, 02 November 2019

Enzo Allie, Taruna Keturunan Perancis Diwisuda

MAGELANG - Nama taruna satu ini Enzo Z Allie sempat viral dan bikin heboh karena dia keturunan prancis. Dia juga ramai dibicarakan karena dikaitkan dengan paham tertentu.
Namun TNI jauh hari sudah menyatakan Enzo Z Allie tak terpapar paham tertentu dan dinyatakan lolos seleksi untuk mengikuti pendidikan tiga bulan di Lembah Tidar Magelang.
Kamis (31/10/2019), 860 Prajurit Taruna dan Bhayangkara (Prabhatar) Akademi TNI dan Kepolisian diwisuda.
Para calon perwira TNI dan Kepolisian ini diwisuda secara langsung oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Akademi Militer, Magelang.
Satu diantara calon perwira TNI dan Polisi itu adalah Enzo Z Allie.

Dia ikut berdiri diantara 890 taruna dan bhayangkara yang diwisuda.
Enzo Z Allie yang merupakan prajurit taruna keturunan Prancis masih jadi sorotan para Orangtua dari para taruna dan bhayangkara.
Bahkan beberapa Orangtua dari para taruna dan bhayangkara ada yang antusias dengan Enzo.
Diantara mereka bahkan beberapa kali meminta foto bersama Enzo.
Enzo sendiri mengaku rindu, setelah tiga bulan tidak dapat bertemu dengan orangtuanya.
"Kangen, tetapi saya harus sabar. Tentunya bahagia," ujarnya.
Ibunda Enzo pun hanya terdiam dan menangis haru setelah bertemu dengan anaknya.
Kisah Enzo
Enzo Zenz Allie, seorang warga negara Indonesia keturunan Prancis, berhasil masuk sebagai calon Taruna Akademi TNI tahun 2019.
Enzo adalah keturunan Prancis. Ayahnya adalah warga negara Prancis. Sementara, ibunya dari Sumatera Utara, Indonesia.
Ia lahir di Prancis, dan sempat mengenyam Sekolah Dasar (SD) di sana.
Sang ayah bernama Jean Paul Francois Allie.
Enzo Zenz Allie, calon Taruna Akademi TNI keturunan Prancis, berbaris menuju tempat upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8). (Rendika F/Tribun Jogja)
Ibunya, Siti Hajah Tilaria. Ketika, ayahnya meninggal di tahun 2012 lalu, Ibunya membawa Enzo pulang kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Enzo bersekolah di SMP, dilanjutkan dengan pendidikan Pesantren di daerah Serang.
Seusai lulus pendidikan di sekolah, Enzo berkeinginan untuk menjadi seorang perwira.
Ia pun mengikuti seleksi Calon Taruna Akademi TNI.
Seleksi panjang dan sulit ditempuh.
Ia pun berhasil masuk dan menjadi calon Taruna Akademi TNI.
Tiga bulan ke depan, ia akan menempuh pendidikan dasar di Akademi Militer Magelang.
Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia, S Sos, M M, membenarkan ada seorang calon Taruna Akademi TNI yang merupakan warga negara Indonesia keturunan Prancis.
Ayahnya berkebangsaan Prancis, sementara Ibunya dari Sumatera Utara.
Sepeninggal ayahnya, Enzo dan ibunya kembali ke Indonesia dan menjadi WNI.
Ia pun mengenyam pendidikan di Indonesia, sempat masuk pesantren, sampai kemudian ia mengikuti seleksi calon taruna Akademi TNI, dan dinyatakan lolos
"Iya betul ada calon taruna keturunan. Bapaknya Prancis, Ibunya orang Sumatera Utara. Kemudian sejak bapaknya almarhum, dibawa oleh ibunya ke indonesia dan dimasukkan ke pesantren," ujar Laksdya TNI, Aan Kurnia, Selasa (6/8/2019) di sela upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang.
Menurut Aan, Enzo adalah seorang pemuda yang berbakat.
Ia dapat menguasai empat bahasa, baik Inggris, Prancis, Jerman hingga Jepang. Pengetahuan agama dan mengajinya pun dinilainya bagus.
Secara kemampuan fisik, Enzo sudah memenuhi standar sebagai Calon Taruna, meski dengan wajah berkulit putih atau bule.
"Itu ngajinya saja saya mungkin kalah. Ngajinya hebat. Agamanya bagus. Dia juga bisa menguasai empat bahasa, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang. Terpenting, dia sudah menjadi warga negara indonesia. Kalau bukan WNI, ga boleh dong, walaupun wajahnya bule," katanya.
"Yang jelas kita punya standar, kalau standar ga menenuhi ya jelas ga masuk. Jangankan dia, anak pejabat atau jenderal banyak yang ikut seleksi di Akademi TNI dan Kepolisian, tetapi tidak masuk. Namun banyak juga yang anak dari tukang di bengkel, buruh, dan masyarakat menengah ke bawah masuk, karena mereka bagus," tambah Aan.
VIDEO Perjuangan Enzo, Remaja Blasteran Prancis Jadi Taruna Akmil Magelang (Youtube Batalyon TV)
Aan mengatakan, penerimaan WNI keturunan ini bukan yang pertama kali. Ia sempat mengetahui dulu ada seorang Komandan Korps Marinir (Dankormar) di Angkatan Laut yang merupakan WNI keturunan Belanda.
Sama dengan Enzo, ia juga berkulit putih atau bule. Terpenting adalah ia sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
"Bukan pertama kali ada ini (Calon Taruna dari warga keturunan). Dulu pernah di AL, ada Dankormar, senior sekali tapi sudah pensiun. Beliau keturunan belanda. Wajahnya ya sama kayak Enzo juga tapi sudah WNI. Kalau sudah menenuhi WNI ya bisa," tutur Aan.
Usai lulus dalan seleksi panjang menjadi calon Taruna Akademi TNI, Enzo kini dapat berdiri tegap bersama ratusan calon taruna dari Akademi TNI dan Kepolisian, mengikuti upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang pada Selasa (6/8) ini.
Selama tiga bulan ke depan, ia dan ratusan calon Taruna Akademi TNI dan Kepolisian dididik dan digembleng mental dan fisiknya di Akademi Militer Magelang.
Pendidikan dasar ini akan dilaksanakan selama tiga bulan. Kemudian ada pendidikan lanjutan untuk para Taruna Akademi TNI baik matra darat, laut dan udara, selama tiga bulan lagi, hingga berpangkat Kopral Taruna.
Wisuda
Mereka yang diwisuda terdiri dari 596 prajurit taruna Akademi TNI dan 264 Bhayangkara Dua Taruna Akademi Kepolisian tahun 2019. Para taruna dan bhayangkara ini telah menyelesaikan pendidikan tiga bulan di Resimen Chandradimuka Akademi TNI Magelang.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menyampaikan selamat dan kebanggaannya atas para prajurit taruna dan bhayangkara yang telah lulus pendidikan selama tiga bulan di Resimen Chandradimuka, Akademi TNI, Magelang.
"Latihan tersebut tidak hanya membentuk calon Prajurit Taruna Akademi TNI yang menjiwai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta calon Bhayangkara Dua Taruna Akademi Kepolisian yang menjiwai Tri Brata dan Catur Prasetya. Ini sebagai upaya membentuk sinergitas TNI/Polri dalam melaksanakan tugasnya di tengah-tengah masyarakat,” kata Hadi, Kamis (31/10/2019).
Taruna terbaik yakni Pratar Jonathan Kevin Maulita Simanjuntak (Akmil), Pratar Evan Gerard Imanuel Boantua (AAL) dan Pratar Jakaromandan (AAU) dan Bharatar Suryo Bimantoro (Akpol). Kemudian untuk taruni yakni Pratar Rini Darma Putri (AAL), Pratar Ardila Febriyanti Rizky (AAU) dan Bharatar Maria Alin Agustin Puspasari (Akpol).
Setelah lulus tahap ini, para taruna dan bhayangkara ini akan melanjutkan pendidikan di Akademi TNI dan Akademi Kepolisian. Hadi pun berpesan kepada para taruna dan bhayangkara untuk menyiapkan kemampuan terbaiknya karena pendidikan selanjutnya akan semakin berat.
"Jadilah perwira yang profesional membawa anggota dan satuan kearah profesionalisme, sekaligus membina hubungan kerja sama yang baik dengan masyarakat sekitar,” tuturnya. (Tribunjogja.com |Rendika Ferri)

Senin, 28 Oktober 2019

Faldo Maldini Orasi Politik Sembilan "SUMangaik BARu"


PADANG - Setelah tiga jam didapuk menjadi Dewan Pemimpin Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatra Barat (Sumbar), politisi muda Faldo Maldini langsung menyampaikan orasi politik di hadapan masyarakat Sumbar yang didominasi kaum milenial di Hotel Pangeran Beach, Kota Padang, Minggu (27/10) malam. Dalam orasi politik yang disampaikan, Faldo Maldini berusaha merangkul suara masyarakat Sumbar, untuk bertarung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang. Dalam pidatonya, mantan Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menawarkan sembilan gagasan, yang termaktub dalam Sumangaik Sambilan.

Kesembilan "SUMangaik BARu" yang ditawarkan Faldo, berisi; Sumangaik Baraja, yang ditujukan tentang pendidikan untuk melahirkan cendikiawan. Kemudian, Sumangaik Mangaji, untuk membangun generasi yang agamais atau religius. Lalu, Sumangaik Raun, dalam membangun pariwisata. Kemudian, Sumangaik Manggaleh yang berisikan gagasan tentang industri dan menciptakan kewirausahaan.

Selanjutnya, Sumangaik Bakawan, untuk membangun mitra kerjasama atau jejaring sosial demi menuju kemandirian. Lalu, Sumangaik Malayani, tentang tentang pelayanan publik berbasis partisipasi masyarakat. Kemudian, Sumangaik Bajaleh, tentang transparansi APBD. Lalu, Sumangaik Badayo, yang berisikan gagasan peningkatan kesejahteraan perempuan dan anak. Kemudian, Sumangaik Basegeh, tentang inovasi berbagai sektor pembangunan.

"Kami optimis menang di MK, dan bisa maju sebagai calon termuda Pemilihan Gubernur Sumbar 2020. Kami menawarkan Sumangaik Sambilan atau Rumah Gadang Sambilan Ruang untuk membangun Sumbar lebih maju," kata Faldo.

Orasi politik yang disampaikan mantan juru bicara Capres Prabowo-Sandi Uno tersebut, juga sebagai deklarasi kesiapan politisi muda alumni Presiden Mahasiswa Universitas Indonesia, untuk maju bersama PSI dalam kontestasi Pilgub 2020 mendatang.

Diangkat Jadi Ketua DPW dan Jubir Nasional PSI

Selain diangkat menjadi Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Barat, Faldo Maldini juga ditunjuk sebagai juru bicara nasional PSI bidang pemerintahan.

Penunjukan Faldo sebagai juru bicara nasional PSI dikarenakan pria asal Pesisir Selatan, Sumbar itu memiliki pengalaman di pentas nasional.

Sebelum bergabung dengan PSI, Faldo adalah Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN. Dia juga sempat menjabat sebagai juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

"Selain jadi Ketua DPW PSI Sumbar, Faldo juga jadi juru bicara nasional PSI bidang pemerintahan," kata Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni usai jumpa pers, Minggu (27/10/2019) di Padang.

Menurut Raja Juli, kemampuan Faldo yang berkapasitas nasional itu sudah diketahui PSI sehingga Faldo diharapkan mampu menjadi pemimpin baru di Sumbar dan Indonesia.

"Faldo sudah berkaliber nasional. Jadi tidak ada salahnya diangkat jadi juru bicara nasional PSI," kata Raja Juli. (*/IN-001)

Rabu, 23 Oktober 2019

Komjen Idham Aziz Calon Tunggal Kapolri

JAKARTA - Presiden Jokowi memastikan Jenderal Pol Idham Aziz akan menggantikan Jenderal Tito Karnavian sebagai Kapolri.

"Idham Aziz. Ya, kita cuma kirim satu nama itu ke DPR sebagai calon Kapolri," kata Jokowi saat sesi wawancara dengan Wartawan, usai sesi Foto Bersama dengan Menteri Kebinet Indonesia Bersatu, di Istana Negara, Rabu (23/10)

Komjen Idham Aziz akan menggantikan Jenderal Muhammad Tito Karnavian yang secata resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kapolri pada Selasa 22 Oktober 2019.

Pria asal Kendari, Sulawesi Tenggara kelahiran 30 Januari 1963 ini sudah malang melintang di berbagai jabatan di tubuh Polri, terutama di bidang reserse. Ia adalah lulusan Akpol tahun 1988, yang juga dikenal ahli dalam bidang anti-terorisme.

Salah satu yang prestasi Idham paling dikenang publik adalah saat ia tergabung dalam tim Bareskrim yang melumpuhkan teroris kelas kakap Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur pada 2005, bersama Tito Karnavian. Di tahun yang sama, Idham juga ditugaskan ke Poso, Sulawesi Tengah untuk membantu Tito dalam upaya melawan teroris.

DPR Uji Kelayakan Pekan Depan

Pimpinan DPR telah menerima surat presiden (surpres) perihal pengangkatan Komjen Pol Idham Aziz sebagai kapolri. Selanjutnya, surat tersebut diserahkan kepada Komisi III DPR sebagai mitra kerja Polri untuk ditindaklanjuti dalam uji kelayakan dan kepatutan.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menuturkan, surat tersebut baru dikirimkan pihak istana kepada Setjen DPR sekitar pukul 09.00 WIB tadi. Dia pun membenarkan dalam supres itu nama Kabareskrim Idham Aziz menjadi pilihan presiden untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan Tito Karnavian.

"Sudah masuk, sudah masuk. Iya benar, Pak Idham Aziz," kata Dasco, saat dikonfirmasi, Rabu (23/10/2019).

Wakil ketua umum Partai Gerindra itu mengatakan, surpres tersebut nanti segera dikirim ke Komisi III setelah terbentuk untuk ditindaklanjuti dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). "Nunggu Komisi III disepakati dulu. Kan Komisi III baru minggu depan, setelah itu ya langsung kita adakan fit and proper test. Kan Komisi III nya belum dilantik," ujarnya.

Sementara, sambil menunggunya Komisi III terbentuk, Dasco menyebut sampai hari ini Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto masih akan menjadi pelaksana tugas (plt) kapolri.

Idham Aziz: Siap Terima Amanah

Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Aziz mengaku siap menjadi Kapolri. Idham mengatakan, tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti proses seleksi (fit and proper test) sebagai calon Kapolri. Dia juga mohon doa masyarakat agar bisa menjalani tugas sebagai Kapolri dengan baik.

"Ya, saya tentunya siap menjalankan amanah ini. Bismmillahi tawakkaltu," ujar Idham di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Dia mengungkapkan, sesuai jadwal proses seleksi di Komisi III DPR akan dilaksanakan pekan depan. Belum diketahui pasti, kapan waktunya.

"Saya mohon doa restu karena mungkin minggu depan akan dilakukan fit and proper test. Saya saat ini sedang menyiapkan diri, dan prinsipnya saya siapkan," katanya. (*/IN-001)

Riwayat Jabatan Komjen Idham Azis

02–12–1988: Pamapta Kepolisian Resor Bandung
15–01–1989: Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung
28–04–1991: Kepala Kepolisian Sektor Dayeuhkolot Resor Bandung
05–04–1993: Kepala Kepolisian Majalaya Resor Bandung Kepolisian Wilayah Priangan
01–07–1999: Kepala Unit VC Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya
27–08–2001: Wakil Kepala Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya
08–05–2002: Perwira Menengah Sekolah Staf & Kepemimpinan Dediklat Polri
14–12–2002: Kepala Satuan I Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya
25–02–2003: Kepala Satuan III/UM Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya
10–09–2004: Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat
14–10–2004: Inspektur Bidang Operasi Inspektorat Wilayah Daerah Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah
03–06–2005: Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror
17–01–2006: Kepala Unit IV Direktorat I/Keamanan & Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri
09–06–2008: Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polri
19–12–2008: Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat
17–10–2009: Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya
29–09–2010: Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polri
25–03–2013: Direktur Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri
03–10–2014: Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah
28–02–2016: Inspektur Wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polri
23–09–2016: Kepala Divisi Profesi & Pengamanan Polri
20–07–2017: Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya
22–01–2019: Kepala Badan Reserse Kriminal Polri

Ini Nama-Nama Menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara resmi menteri-menteri yang akan membantunya di kabinet. Kabinet ini diberi nama Kabinet Indonesia Maju. Perkenalan ini berlangsung di tangga veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Jokowi dan para calon menteri duduk lesehan.

Jokowi lalu memanggil satu persatu nama calon menteri dan mereka berdiri. Dia juga menjelaskan tugas yang akan diemban para menterinya.

Menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024:

1. Menko Polhukam: Mahfud MD
2. Menko Perekonomian: Airlangga Hartarto
3. Menko Kemaritiman dan Investasi: Luhut B Pandjaitan
4. Menko PMK: Muhadjir Effendy
5. Mensesneg: Pratikno
6. Mendagri: Jenderal Tito Karnavian
7. Menlu: Retno LP Marsudi
8. Menhan: Prabowo Subianto
9. Menkum HAM: Yasonna Laoly
10. Menkeu: Sri Mulyani
11. Menteri ESDM: Arifin Tasrif
12. Menperin: Agus Gumiwang Kartasasmita
13. Mendag: Agus Suparmanto
14. Mentan: Syahrul Yasin Limpo
15. Menteri KLHK: Siti Nurbaya Bakar
16. Menhub: Budi Karya Sumadi
17. Menteri KKP: Edhy Prabowo
18. Menaker: Ida Fauziyah
19. Mendes PDTT: Abdul Halim Iskandar
20. Menteri PUPR: Basuki Hadimuljono
21. Menkes: dr Terawan
22. Mendikbud: Nadiem Makarim
23. Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional: Bambang Brodjonegoro
24. Mensos: Juliari Batubara
25. Menteri Agama: Jenderal (Purn) Fachrul Razi
26. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama
27. Menkominfo: Johnny G Plate
28. Menkop UKM: Teten Masduki
29. Menteri PPPA: Gusti Ayu Bintang Darmavati
30. MenPAN-RB: Tjahjo Kumolo
31. Menteri PPN/Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa
32. Menteri ATR/Kepala BPN: Sofyan Djalil
33. Menteri BUMN: Erick Thohir
34. Menpora: Zainudin Amali

Jaksa Agung: ST Burhanuddin
Sekretaris Kabinet: Pramono Anung
Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko
Kepala BKPM: Bahlil Lahadalia

Selasa, 22 Oktober 2019

Penderita Kusta asal Kabupaten Solok itu, Terbaring Lemah di Gerbang Masjid Ikhwan Dharmasraya

Lagi, Warga Asal Kabupaten Solok Sakit dan Terlantar di Dharmasraya -
Tak Ada yang Peduli, Penderita Kusta Itu Terbaring Lemah di Gerbang Masjid

Tak ada yang ingin sakit, apalagi dalam kondisi miskin. Namun, ketika derita itu datang, nelangsa harus ditanggung sendiri. Dengan tabah. Hal itu dialami M Amin (32), warga asal Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok. Menderita penyakit kusta, bujangan tersebut meringkuk di gerbang Masjid Al Ikhwan, Dharmasraya. Tanpa ada satupun pihak yang peduli, termasuk keluarganya sendiri.


Sesosok laki-laki terbaring lemah di gerbang Masjid Ikhwan, Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasrya, Sumbar. Berbantalkan ransel, berselimutkan kain sarung, beralaskan karpet warna hijau seukuran badan. Tak ada yang berani mendekat, sebab dari jauh, terlihat jelas kaki pria tersebut terbungkus plastik. Diduga menderita penyakit kusta, kedua kakinya sudah terlihat membusuk.

Dengan dahi yang terus mengernyit, tampak jelas lelaki tersebut merintih menahan sakit. Tak bisa kemana-mana, lelaki tersebut "ditemani" sebotol air teh ukuran 600 mililiter dan sebotol air putih ukuran 1,5 liter.



Dari penuturan Reza, salah seorang warga Sungai Rumbai, lelaki tersebut sebelumnya diantarkan oleh salah satu mobil dinas dari Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada 9 Oktober 2019 lalu.

Dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang dimilikinya, lelaki berkulit sawo matang tersebut bernama, Muhammad Amin, warga Jorong Pasar Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, kelahiran 11 Desember 1987. Dalam KK-nya, Muhammad Amin hanya sendirian, tanpa sanak saudara dan keluarga lainnya.

Kepala Dinas Sosial P3APPKB Dharmasraya, Bobby Riza mengatakan, pihaknya telah melihat kondisi yang bersangkutan. Menurut Bobby, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Solok, sehubungan kondisi Muhammad Amin. Namun, Dinas Sosial Kabupaten Solok, menjawab bahwa Muhammad Amin bukan lagi warga Kabupaten Solok, lantaran yang bersangkutan telah mengantongi Surat Keterangan Pindah (SKP) ke Pasar Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

"Kita juga telah melaporkan persoalan ini ke Dinsos Sumatera Barat, namun sampai saat ini belum ada respons," ungkapnya.



Kepala Dinas Sosial Kabupaten Solok, Yandra Prasat, mengatakan secara administrasi negara, Muhammad Amin bukan lagi warga Kabupaten Solok, karena dia telah mengajukan surat pindah, dan sudah dikabulkan. Yakni Surat Keterangan Pindah (SKP) WNI Antar Provinsi dengan Nomor 1302/26092019/0004.

"Kejadian ini sudah yang keempat kalinya dilakukan Muhammad Amin. Secara kemanusian, kami selaku pemeritah telah melakukan yang terbaik untuk dia. Bahkan dia pernah dirawat di RSUP M Djamil Padang, dengan dibiayai oleh Pemkab Solok. Bahkan, hingga saat ini, kami masih berutang di M Djamil sebanyak Rp 16 jutaan," ungkapnya.



Yandra juga menegaskan, pihak Pemkab Solok juga telah menjumpai keluarga Muhammad Amin di Surian. Namun tak ada yang mengubris atau peduli terhadap kondisi M Amin.

"Kami selaku pemerintah sudah memberikan upaya terbaik kepada yang bersangkutan. Baik secara pemerintahan, maupun secara kemanusiaan. Namun, tentu semua itu harus sesuai aturan yang berlaku," tegasnya.

Kasus warga asal Kabupaten Solok yang terlantar di Dharmasraya ini bukan kali pertama terjadi. Bahkan, pada 8 Agustus 2019 lalu, petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Solok, di Arosuka, menolak menangani Muhammad Amin. Mirisnya, saat itu, Muhammad Amin masih tercatat sebagai warga Kabupaten Solok. Pasalnya, Surat Keterangan Pindahnya ditandatangani pada 15 Oktober lalu dengan nomor 1302/26092019/0004.



Saat ditolak RSUD Arosuka, M Amin saat itu terlantar dalam kondisi sakit parah di sebuah halte, di Sekapur Jujuhan, dekat wilayah Kabupaten Dharmasraya dan Solok Selatan. Penolakan pasien tersebut terjadi pada Kamis malam (8/8/2019) di RSUD Arosuka, yang merupakan satu-satunya rumah sakit milik daerah Kabupaten Solok.

Kabar dan kronologis penolakan pasien ini, berawal dari informasi Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Kabupaten Solok, Kenol, S.Sos, pada Jumat (9/8/2019). Menurut Kenol, dia dikabari oleh temannya, bahwa beredar di grup facebook "Solok Selatan Facebook", bahwa ada orang ber-KTP Surian, Kabupaten Solok terlantar di Sekapur Jujuhan (sekitaran Dharmasraya-red) karena sakit. Sebagai tupoksi kerjanya, Kenol segera merespons dan menindaklanjuti kabar tersebut. Melalui sejumlah teman dan kenalannya, kabar dan keberadaan warga tersebut ditelusuri. Akhirnya, RSUD Dharmasraya mengantarkan pasien tersebut ke RSUD Arosuka.

Kenol bersama Kasi dan staf Dinas Sosial Kabupaten Solok lainnya pun sudah stand by menunggu kedatangan pasien tersebut pada 20.30 WIB, di RSUD Arosuka.

"Saya dan kawan-kawan langsung menunggu warga kita (Kabupaten Solok-red) yang diantarkan langsung dengan ambulans. Namun, ternyata, setiba di RSUD Arosuka, pasien hanya tergeletak di tandu tempat tidur, dan tidak dibawa ke IGD. Pasien tersebut juga tidak ditangani secara serius, justru malah menolak kehadirannya. Saya sempat kesal. Sejatinya kan diperiksa dulu, atau dibawa ke ruangan IGD dulu, ini tidak, langsung ditolak. Padahal kita sama-sama petugas sekaligus pelayan masyarakat Kabupaten Solok. Tentu kita tidak bisa menerima jika masyarakat kita sakit, tidak ada penanganan serius. Sehingga untuk menguatkan tersebut saya minta bukti penolakannya," ujar Kenol sambil memperlihatkan surat penolakan dari RSUD Arosuka tersebut.



Akhirnya, pasien yang bernama  M Yamin tersebut dibawa ke RSUD M Natsir di Kota Solok, yang merupakan Rumah Sakit Solok milik Pemprov Sumbar.

"Sesampai di RSUD M Natsir, pasien langsung dibawa ke ruang IGD dan diperiksa. Karena sakitnya sudah parah, pasien tersebut akhirnya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang. Meski akhirnya pasien dirujuk juga ke Padang, tapi pelayanan di RSUD M Natsir Kota Solok sangat bagus. Pokoknya enaklah pelayanan mereka. Kita yang melihat saja puas. Tapi di RSUD kita sendiri, sesama pelayan buat masyarakat kita di Kabupaten Solok, sangat mengecewakan," ujarnya. (***)
© Copyright 2018 INFONEWS.CO.ID | All Right Reserved